Tidak buruk juga di penjara

"Gimana kabar kamu Ra?” tanya seorang pria muda berusia tak jauh berbeda dari Khaira.

"Alhamdulillah baik, Sep,” jawab Khaira tersenyum hambar. "Kamu tahu dari mana kalau aku di sini?” tanya Khaira kepada teman semasa sekolahnya yang sampai sekarang masih setia berteman dengannya.

Baru saja pria bernama lengkap Asep Wibowo ini akan menjawab, akan tetapi Khaira sudah lebih dulu berbicara. “Ak..”

"Oh, aku tahu. Pasti dari warga kan?” Khaira mengedarkan pandangannya menatap dinding kantor polisi. "Di kampung pasti sedang heboh membicarakan tentang ku ya?”

Asep menatap Khaira kasihan, ia tidak mampu menjawab. Karena apa yang dikatakan Khaira adalah benar, bahwa para tetangga sedang bergosip ria tentang Khaira Ningrum anak dari Abah Ahmad yang telah di tangkap polisi.

"Khaira apa yang bisa aku bantu supaya bisa membuktikan kalau kamu nggak bersalah?” tanya Asep menawarkan diri untuk membantu adik kelasnya semasa SMK.

"Darimana kamu tahu kalau aku nggak bersalah?” Khaira mengalihkan atensinya yang semula menatap dinding, kini menatap Asep. Pria ganteng yang pernah membuat Khaira klepek-klepek dan pada akhirnya Khaira tahu, bahwa pria ganteng dihadapannya adalah seorang gay.

Itulah kali pertama Khaira di buat jatuh hati oleh seorang pria yang sangat lembut pembawaannya, bukan hanya itu Asep juga seorang murid yang berprestasi dan humble, jago pula main basket. Tapi kenyataanya, dalamnya zonk!

"Jelas aku tahu, kamu dagang ayam tapi kamu takut menyembelihnya. Kalau kamu aja takut menyakiti hewan, apalagi menyakiti manusia,” ucap Asep, ia tahu seperti apa gadis yang bernama lengkap Khaira Ningrum, karena ia sudah berteman dengan Khaira selama lima tahun lamanya.

“Lebay kamu Sep! Aku memang nggak menyembelih ayam, tapi aku kan mencincangnya,” jawab Khaira merunduk sambil memainkan kuku-kukunya.

Asep merasa sedih melihat Khaira yang ceria terlihat murung, “Sabar Ra,”

Khaira menghela nafas panjang, "Hahhhh... Polisi sudah menyelidiki kasus ini dan aku dibiarkan di sini. Jadi secara nggak langsung mereka menyatakan aku bersalah, Sep. Mbak Gemel juga memberikan kesaksian yang memberatkan ku,” spontan Khaira menggebrak meja yang ada di hadapannya.

Brakk!

“Anjir!” Asep terkejut melihat Khaira menggebrak meja, "Aish... Bikin kaget aja sih kamu!”

Khaira mengacak-acak hijabnya merasakan mood yang terasa semakin brutal, lantas membenarkan hijabnya kembali.

"Ah sial, Mbak Gemel awas kamu!” umpat Khaira kesal jika sudah mengingat penyanyi dangdut bohay itu.

"Aku dengar kejadiannya di warnet milik Om Bonar?” tanya Asep menatap Khaira yang tengah depresi.

Khaira mengangguk, "Iya,” lagi-lagi Khaira menghela nafas panjang menggambarkan kepasrahannya. Ia sedikit memiringkan kepala.

Asep ikut sesak nafas, melihat keadaan wanita tangguh yang sejak dulu tidak pernah berubah, tetap tangguh dan tetap menjadi Khaira yang anti patah semangat, tapi kali ini seperti bukan Khaira yang biasanya. "Bukannya warnet itu punya cctv? Apa polisi udah memeriksa cctv, disitu kan nantinya terlihat jelas kalau kamu nggak bersalah,”

Mendengar soal cctv harapan Khaira semakin terkikis, ia membenturkan jidatnya ke meja. "Bonar mengatakan sama polisi kalau cctv di sana rusak, tapi jelas-jelas aku tau kalau cctv normal,”

Asep tercengang, tapi juga merasa ganjal. "Hah kok bisa rusak?”

Khaira kembali duduk dengan tegap, lantas menggeleng. "Aku juga nggak tau!” matanya mulai berkaca-kaca, "Bagaimana supaya aku bisa membuktikan kalau aku nggak bersalah, Sep? Aku benar-benar frustasi!”

Asep menghela nafas panjang, “Aku juga buntu kalau mikirin masalah kamu Ra,”

“Paman Bonar bilang sama Abah, kalau dia bakalan cabut laporannya. Tapi ada syaratnya,” kata Khaira lemah mengingat syarat yang di ajukan Bonar.

Asep merasa senang, "Hahh apa itu syaratnya?”

Lagi-lagi Khaira membentur-benturkan jidatnya ke meja dan ia lakukan secara berulang dan menghela nafas kasar.

Khaira yang membenturkan jidatnya di meja namun Asep yang merasa sakit, wajahnya ia tekuk lalu menaruh telapak tangannya tepat di tengah kening Khaira dan meja. "Jangan lakukan ini Ra, kamu bisa membuat jidatmu macam orang-orang yang rajin sholat,”

Khaira menatap Asep, "Maksud kamu kapalan hitam yang ada di kening sini,” Khaira menunjuk keningnya dengan jari telunjuk, "dan kamu juga mau menyindir ku juga kan, kalau aku jarang sholat?” .

"Sudah jangan bahas sesuatu yang nggak penting, tadi kamu belum bilang apa syaratnya supaya kamu bisa bebas. Kan aku kangen mau beli ayam chicken mu Ra, sejak kamu memilih bekerja di warnet kakek tua itu. Aku kangen pengen makan ayam buatan mu yang nggak ada lawan,” ujar Asep panjang lebar.

"Aki-aki itu mau membebaskan ku tanpa jaminan, asal aku mau menikah dan menjadi istri mudanya, Sep. Aku harus gimana Sep?” ungkap Khaira lagi-lagi akan membenturkan jidatnya ke meja, namun di halau oleh Asep.

"Ih aku bilang jangan benturin jidat kamu di meja, kasihan mejanya!” kata Asep, menahan kening Khaira. Beberapa detik kemudian tersadar atas ucapan Khaira yang mengatakan syaratnya. "Apa? Nikah sama aki-aki tua itu, iuhh. Mending aku yang nikahin kamu aja Ra, daripada kamu nikah sama si tua bangka itu!”

"Kalau aku nikah sama kamu, nanti keturunan ku bakalan letoy kaya kamu Sep.” gumam Khaira lirih.

"Kamu bilang apa Ra, aku nggak denger?” tanya Asep, merasa tidak mendengar apa yang diucapkan Khaira.

Khaira segera menggeleng, "Enggak apa-apa, Sep,”

"Aku curiga si Om Bonar yang sengaja menghilangkan jejak rekaman cctv itu, supaya bisa menjebak kamu, Ra,” ungkap Asep dengan analisanya.

"Yah mungkin saja, andai aku bisa keluar dari sini barang sehari saja. Aku bakalan cari tuh cctv dan akan aku buktikan kalau aku nggak bersalah,” ucap Khaira berharap.

Asep menghela nafas dan berpikir untuk membantu Khaira, "Aku bakal bantuin kamu Ra, aku bakal cari tahu dimana hilangnya cctv itu. Aku yang bakalan buktiin kalau kamu nggak bersalah,”

Khaira merasakan secercah harapan indah yang di ucapkan pria ganteng di hadapannya, "Beneran Sep kamu mau bantuin aku?”

Asep mengangguk

"Makasih Sep, makasih.” ucap Khaira girang.

••

Waktu kunjungan pun usai, kini Khaira sudah kembali kedalam sel tahanan. Ia duduk termenung meratapi nasibnya, kurungan penjara selama dua tahun delapan bulan atau denda sebesar lima belas juta sudah menantinya apabila hakim menyatakan bahwa ia bersalah.

"Sudah tenang aja Khaira, kamu pasti bebas dari sini. Emak yakin.” kata Rani duduk di samping Khaira.

"Iya Ra, aku juga yakin itu. Kamu kan nggak melakukan kesalahan fatal macam kita-kita ini,” kata Ani ikut bersuara, terduga kasus pembobolan ATM ini sudah di dalam penjara selama satu bulan.

"Makasih Mak Rani, makasih Mbak Ani. Semoga kalian juga segera terbebas dari sini.” ujar Khaira, tanpa sadar ia terus menatap Meta. Ia pun beranjak dari duduknya, dan berjalan mendekati Meta, wanita yang terlihat seperti anak punk. "Mbak Meta,”

Meta tidak menyahut, ia justru memalingkan wajahnya.

Khaira bersikeras, ia tidak ingin mempunyai musuh. Tanpa menyerah, Khaira duduk di hadapan Meta tanpa rasa takut. "Maafin aku Mbak, beneran aku nggak sengaja membanting Mbak Meta, itu hanya gerakan refleks ku,”

Meta masih tetap saja diam, seraya bersandar pada dinding kusam penjara.

Rani, orang yang paling tua di antara keenam wanita di dalam sel tahanan ini pun mendekati Khaira dan Meta, "Sudahlah Met, kita memang harus membuka diri dan saling memaafkan supaya hidup kita kedepannya menjadi orang yang lebih baik lagi. Kita disini, dan kita bisa mengenal satu sama lain pun adalah sebuah pelajaran untuk berbagi pengalaman suka maupun duka,”

"Apa yang dikatakan Mak Rani benar Meta, maafkanlah Khaira, aku nggak membelanya. Tapi aku rasa dengan cara membanting mu itulah caranya melindungi dirinya sendiri.” ucap Sali ikut berbaur di antara Rani, Meta dan Khaira.

Khaira terus menatap Meta yang bersikukuh tidak mau menatapnya. Ia lantas berinisiatif memegang tangan Meta dengan lembut, "Mbak Meta, kita jangan jadi musuh yah. Kalau Mbak Meta mau, aku pengen jadi temen Mbak Meta,”

Hati keras Meta mulai luluh, matanya berkaca-kaca melihat Khaira dan langsung saja menghamburkan diri memeluk Khaira, "Adikku di perkosa, dan aku membunuh orang yang memerkosa adikku, aku tidak terima jika adikku dilecehkan. Aku sudah melaporkannya ke polisi, tapi laki-laki bejad itu mengatakan kepada polisi kalau mereka melakukannya karena sama-sama suka,”

Meta menangis tersedu-sedu, sambil mengusap air mata serta hidungnya yang mengeluarkan cairan bening berlendir. "dan polisi membebaskan laki-laki bejad itu. Aku gelap mata karena melihat adikku frustasi begitu mengetahui bahwa dia hamil dan memilih untuk mengakhiri hidup, sejak itu aku mencari laki-laki bejad yang sudah merenggut kebahagiaan hidup adikku, dan aku menikamnya secara membabi buta karena aku sangat marah dan kecewa pada laki-laki bejad itu dan juga kecewa atas hukum di negara ini,”

Meta menjelaskan mengenai perkara yang ia hadapi, sambil membayangkan saat ia menikam laki-laki bejad yang sedang tertidur lelap di pos ronda, "dan kini aku sedang menunggu keputusan pengadilan untuk memberiku hukuman mati.”

Ke-empat wanita berbeda generasi ini terdiam, terenyuh mendengar cerita Meta, wanita yang sudah tinggal di sel tahanan selama setengah bulan dan baru kali ini Meta menceritakan kisah hidupnya, tanpa terasa buliran air mata menganak sungai di pipi.

Begitu juga dengan Khaira, masalah dan kemarahannya tidak seberapa dibandingkan masalah dan kemarahan Meta.

Khaira berpikir tidak buruk juga di penjara, karena di sini ia bisa belajar banyak sebuah arti dari kehidupan. Khaira menatap satu persatu ke-lima wanita yang ada dihadapannya.

Rani wanita berusia 47 tahun adalah tersangka kasus judi togel dan menjual minuman keras. Apapun alasannya untuk bertahan hidup tidak membenarkan perjudian adalah sebuah kebenaran. Tapi itulah jalan yang Rani pilih untuk menghidupi anak-anaknya pasca suaminya meninggal dua tahun lalu.

Sali adalah pelaku penipuan dengan modus jual beli tanah.

Sedangkan Susi adalah penjambret yang ditangkap saat aksinya di dalam angkot.

"Kita berjalan di bumi yang sama, namun dengan takdir yang berbeda. Semoga takdir kita kedepannya lebih baik lagi.” ucap Khaira, seraya menghapus air matanya.

"Amin.” jawab semua wanita yang berada dalam satu sel tahanan.

•••

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejak, untuk penyemangat. Terimakasih •_•

Terpopuler

Comments

Kinay naluw

Kinay naluw

dasar si Gembel ngikut fitnah.

2022-11-26

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

masih nyimak thor

2022-11-18

1

Nike Ardila Sari

Nike Ardila Sari

Setujuu

2022-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bukan gadis nakal!
2 Di atas langit masih ada langit
3 Jangan mengingkari kodrat
4 Dua orang polisi
5 Trending topik perselingkuhan
6 Lintah darat
7 Tidak buruk juga di penjara
8 Keluarga broken home
9 Menuntut keadilan
10 Wiro sableng
11 Wah mereka lari!
12 Si muka tebal
13 Ayam chicken
14 Kamu mengusir ku?
15 Ayah, malaikat tanpa sayap
16 Apa salah putriku
17 Pergilah dari sini
18 Ini demi kebaikanmu
19 Jangan lupa berdoa
20 Mencari pengalaman
21 Inilah sebuah perjalanan
22 Siapa dia?
23 Salah paham
24 Menjatuhi hukuman
25 Memilih hukuman cambuk!
26 Hanyalah formalitas
27 Bukan takdir, hanya kebetulan!
28 Penampilan dan isi hati seseorang
29 Apakah cinta datang terlambat?
30 Pahlawan kesiangan
31 Hidup dan mati adalah kodrat
32 Kupu-kupu malam berkeliaran
33 Marak penyebar Hoax
34 Belenggu nestapa
35 Stress
36 Merinding disko
37 Rumah suram
38 Kesepian
39 Sandaran
40 Semangat pagi
41 Cemburu
42 Wedang ronde
43 Mendengar topik obrolan
44 Masih cinta
45 Lidah tak bertulang
46 Disc Jockey
47 Bintang terang
48 Lebih beruntung
49 Bukan hantu
50 Skenario Kevin
51 Duri di balik uang
52 Sungguh senang
53 Mengecek cctv
54 Kampung Rawa Dengklok
55 Salim
56 Perihal pakaian
57 List masuk surga
58 Salah paham
59 Tahun gajah
60 Seorang bertopeng
61 Rasa Rindu
62 Positif vs Negatif
63 Sang peneror
64 Teralihkan
65 Rencana
66 Sang mantan
67 Jangan egois
68 Pantaskah
69 Black Hero
70 Meminta hak
71 Sabar tak bertepi
72 Psikiater
73 Selamanya
74 Toxic
75 Tidak menyangka
76 Bukan cinta, tapi ambisi
77 Memperbaiki
78 Trauma
79 Momentum Nasional
80 Lollipop
81 Melalaikan nasehat
82 Kembange wong turu
83 Kepada hati itu
84 Jasmine greentea
85 Risalah hati
86 Syarat atau aturan?
87 Kau separuh ku
88 Lidah tak bertulang
89 Sombong
90 Gula Jawa
91 Peluit keamanan.
92 Tiada guna
93 Jadi satu-satunya
94 Gundah gulana
95 Berandalan
96 Ksatria hanya dalam legenda
97 Cinta sejati? Memangnya ada?
98 Menyepakati perjodohan
99 Untung dan Rugi
100 Masing-masing mempunyai rencana
101 Rumah sakit
102 Suatu peristiwa
103 Pebinor
104 Dasar perusuh
105 Mencintai karena Allah
106 Pacaran dulu vs pacaran sekarang
107 Kugadaikan cintaku
108 Pentingnya menjaga kesehatan
109 Falin in love
110 Menang banyak
111 Beri aku waktu
112 Terbongkar
113 Mulai ada benih-benih cinta
114 Wanita dan haknya
115 Mulai perduli
116 Jangan pisahkan
117 Sangkar emas
118 Musuh
119 Wanita misterius
120 Seperti si buruk rupa
121 Pembahasan Adam dan Hawa
122 Noda merah
123 Mawar biru
124 Kakak-adik
125 Pengakuan
126 Si junior
127 Maunya kamu
128 Meluruskan kekeliruan
129 Bertemu mantan
130 Lebih jelas
131 Berhasil
132 Menyikap tabir
133 Nggak rela melepaskan
134 Pria yang lucu
135 Wanita dan uang
136 Memupus harapan
137 Tempat apa ini
138 Kecewa dan Percaya
139 Maafkan aku
140 Kejujuran
141 Gatot
142 Jangan persulit hidup mu
143 Terpaksa Menikah Karena Jebakan
144 Kesempatan dalam kelapangan
145 Disidang
146 Menabung untuk masa depan
147 Tertunda lagi
148 Ada pertemuan pasti ada perpisahan
149 Melepaskan semua
150 Kedatangan dua pengacau
151 Sakinah mawadah warahmah
152 Jomblo kuadrat
153 Siapa pelakor?
154 Sirup merah
155 Jangan ganggu aku!
156 Singa marah
157 Lempar batu sembunyi tangan
158 Penyesalan selalu datang belakangan
159 Bukan mimpi
160 Menyambungkan silahturahmi
161 Kapan mereka menikah?
162 Cendol dawet
163 Fitnah selalu menyakitkan
164 Aku bukan Paman mu!
165 Candi Sewu
166 Ibu
167 Permisi... mohon dibaca
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bukan gadis nakal!
2
Di atas langit masih ada langit
3
Jangan mengingkari kodrat
4
Dua orang polisi
5
Trending topik perselingkuhan
6
Lintah darat
7
Tidak buruk juga di penjara
8
Keluarga broken home
9
Menuntut keadilan
10
Wiro sableng
11
Wah mereka lari!
12
Si muka tebal
13
Ayam chicken
14
Kamu mengusir ku?
15
Ayah, malaikat tanpa sayap
16
Apa salah putriku
17
Pergilah dari sini
18
Ini demi kebaikanmu
19
Jangan lupa berdoa
20
Mencari pengalaman
21
Inilah sebuah perjalanan
22
Siapa dia?
23
Salah paham
24
Menjatuhi hukuman
25
Memilih hukuman cambuk!
26
Hanyalah formalitas
27
Bukan takdir, hanya kebetulan!
28
Penampilan dan isi hati seseorang
29
Apakah cinta datang terlambat?
30
Pahlawan kesiangan
31
Hidup dan mati adalah kodrat
32
Kupu-kupu malam berkeliaran
33
Marak penyebar Hoax
34
Belenggu nestapa
35
Stress
36
Merinding disko
37
Rumah suram
38
Kesepian
39
Sandaran
40
Semangat pagi
41
Cemburu
42
Wedang ronde
43
Mendengar topik obrolan
44
Masih cinta
45
Lidah tak bertulang
46
Disc Jockey
47
Bintang terang
48
Lebih beruntung
49
Bukan hantu
50
Skenario Kevin
51
Duri di balik uang
52
Sungguh senang
53
Mengecek cctv
54
Kampung Rawa Dengklok
55
Salim
56
Perihal pakaian
57
List masuk surga
58
Salah paham
59
Tahun gajah
60
Seorang bertopeng
61
Rasa Rindu
62
Positif vs Negatif
63
Sang peneror
64
Teralihkan
65
Rencana
66
Sang mantan
67
Jangan egois
68
Pantaskah
69
Black Hero
70
Meminta hak
71
Sabar tak bertepi
72
Psikiater
73
Selamanya
74
Toxic
75
Tidak menyangka
76
Bukan cinta, tapi ambisi
77
Memperbaiki
78
Trauma
79
Momentum Nasional
80
Lollipop
81
Melalaikan nasehat
82
Kembange wong turu
83
Kepada hati itu
84
Jasmine greentea
85
Risalah hati
86
Syarat atau aturan?
87
Kau separuh ku
88
Lidah tak bertulang
89
Sombong
90
Gula Jawa
91
Peluit keamanan.
92
Tiada guna
93
Jadi satu-satunya
94
Gundah gulana
95
Berandalan
96
Ksatria hanya dalam legenda
97
Cinta sejati? Memangnya ada?
98
Menyepakati perjodohan
99
Untung dan Rugi
100
Masing-masing mempunyai rencana
101
Rumah sakit
102
Suatu peristiwa
103
Pebinor
104
Dasar perusuh
105
Mencintai karena Allah
106
Pacaran dulu vs pacaran sekarang
107
Kugadaikan cintaku
108
Pentingnya menjaga kesehatan
109
Falin in love
110
Menang banyak
111
Beri aku waktu
112
Terbongkar
113
Mulai ada benih-benih cinta
114
Wanita dan haknya
115
Mulai perduli
116
Jangan pisahkan
117
Sangkar emas
118
Musuh
119
Wanita misterius
120
Seperti si buruk rupa
121
Pembahasan Adam dan Hawa
122
Noda merah
123
Mawar biru
124
Kakak-adik
125
Pengakuan
126
Si junior
127
Maunya kamu
128
Meluruskan kekeliruan
129
Bertemu mantan
130
Lebih jelas
131
Berhasil
132
Menyikap tabir
133
Nggak rela melepaskan
134
Pria yang lucu
135
Wanita dan uang
136
Memupus harapan
137
Tempat apa ini
138
Kecewa dan Percaya
139
Maafkan aku
140
Kejujuran
141
Gatot
142
Jangan persulit hidup mu
143
Terpaksa Menikah Karena Jebakan
144
Kesempatan dalam kelapangan
145
Disidang
146
Menabung untuk masa depan
147
Tertunda lagi
148
Ada pertemuan pasti ada perpisahan
149
Melepaskan semua
150
Kedatangan dua pengacau
151
Sakinah mawadah warahmah
152
Jomblo kuadrat
153
Siapa pelakor?
154
Sirup merah
155
Jangan ganggu aku!
156
Singa marah
157
Lempar batu sembunyi tangan
158
Penyesalan selalu datang belakangan
159
Bukan mimpi
160
Menyambungkan silahturahmi
161
Kapan mereka menikah?
162
Cendol dawet
163
Fitnah selalu menyakitkan
164
Aku bukan Paman mu!
165
Candi Sewu
166
Ibu
167
Permisi... mohon dibaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!