Beberapa hari telah berlalu, dan kini Asep menagih traktiran yang Khaira janjikan. Tak perlu mewah untuk dilihat indah. Hanya di cafe kecil di pinggir jalan.
Asep mengagumi cara berpakaian Khaira yang terlihat santai, hanya dengan memakai celana panjang plisket berwarna cokelat dipadukan atasan warna hitam tak ketinggalan hijab segi empat yang dilipat menjadi segitiga warna hitam dibiarkannya melambai begitu saja tanpa di ikat ke belakang kepala, hanya peniti di bagian bawah dagu. Asep tahu bahwasanya warna hitam memang warna favorit gadis itu.
"Ra kenapa sih aku nggak boleh ke rumah kamu?” tanya Asep penasaran apa alasan Khaira, menolak Asep untuk datang kerumahnya.
"Aku takut aja,” jawab Khaira lalu menyeruput es cappucino nya.
"Hah kenapa mesti takut? Aku kan nggak makan kamu Ra,” Asep merasa ada alasan sehingga membuat Khaira tidak memperbolehkan teman laki-lakinya untuk datang ke rumah.
Khaira menunduk sambil memainkan sedotan es cappucino nya dalam hatinya berkata, "Aku takut, aku bakalan terlalu berharap lebih sama kamu Sep. Sementara kamu nggak suka sama lawan jenis.”
Merasa tidak ada jawaban membuat Asep sekilas mengusap kepala Khaira, "Kamu kenapa Ra?”
Mendapati Asep mengusap kepalanya membuat Khaira spontan saja mendongakkan wajah dan langsung bertemu pandang dengan pria ganteng yang jadi dambaannya selama ini. Khaira terpana hingga membuatnya merasakan nervous.
"Asep.” gumamnya lirih, Khaira langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menjauhi Asep.
Asep dibuat bingung akan sikap Khaira yang tiba-tiba saja berubah haluan. "Ra, kamu mau kemana? Ini belum dibayar!”
"Aku mau ke toilet!” jawab Khaira tanpa menoleh.
Asep menghela nafas panjang, "Cewek Benar-benar yah, beser!”
Sepuluh menit Asep menunggu Khaira yang tak kunjung tiba ke hadapannya. Ia mulai berprasangka buruk, jika bisa saja Khaira sedang beralasan untuk pergi ke toilet hanya untuk kabur dan tidak mau membayar makanan yang sudah di makan.
Asep memandangi piring kotor yang ada dimeja. "Tuh anak kemana lagi, udah hampir lima belas menit nggak balik-balik. Awas aja kalau sampai kabur!”
Asep merasa gerah, ia juga lupa membawa dompetnya. "Gimana cara aku bayarnya, ah tuh dompet pake acara ketinggalan. Nggak bisa punya kaki apa tuh dompet buat nyusulin aku ke sini.”
Asep berdiri, berjalan mondar-mandir sambil celingukan mencari keberadaan Khaira. Setiap wanita yang berkerudung hitam ia amat-amati. Sampai wanita yang ia tatap merasa tidak nyaman.
Lama-kelamaan tingkat kesabarannya terkikis oleh rasa penasaran, benar atau tidaknya Khaira berbuat curang. Asep berjalan menuju toilet wanita, ia celingusan saat beberapa wanita keluar masuk toilet yang tentu saja bukan tempatnya.
Sampai pada saat seorang wanita menegur Asep. "Mas-mas toilet pria ada disebelah sana Mas,”
Asep hanya sekilas menatap wanita cantik yang menegurnya, "Iya aku tahu Mbak!”
Merasa mendengar jawaban ketus dari pria yang terlihat ganteng tapi aneh, membuat si wanita cantik ini geram, "Mas, sebenarnya Mas mau ngintip kan?”
Mendengar tuduhan yang dialamatkan padanya, Asep tidak terima, "Mbak cantik jangan sembarangan bicara yah, saya cuma,”
Belum sampai Asep menjelaskan apa maksud dan tujuannya sampai ke toilet wanita.
Wanita cantik ini yang menuduh Asep sudah memanggil beberapa wanita yang akan masuk maupun keluar dari toilet.
"Mbak-mbak, sini-sini, Cowok ini rese, dia nggak sopan banget, masa masuk toilet cewek, mau apalagi coba kalau nggak ngintip!” ujar wanita cantik menunjuk pria ganteng tapi aneh, menurutnya.
Asep membulatkan matanya menatap beberapa wanita yang sudah mengerubungi nya.
"Lagi apa kamu di sini? Ngaku kamu kalau sampai kamu ngintip saya laporin kamu ke polisi!” ucap seorang wanita yang lainnya.
Asep menggeleng keras, menolak atas tuduhan yang dialamatkan padanya, "Salah Mbak, jelas salah. Aku nggak bermaksud mengintip,”
"Alah nggak usah kebanyakan alasan kamu, udah jelas-jelas kamu di toilet wanita, tapi masih ada mengelak!” kata seorang wanita berhijab ikut terprovokasi.
"Iya pergi sana!” teriak beberapa wanita.
"Mbak-mbak aku ke sini cuma mau cari temen saya,” kata Asep membela diri.
Beberapa wanita yang sedang berada di toilet tetap bersikeras bahwa pria yang salah alamat masuk toilet ini jelas seorang cabul.
“Jangan alasan kamu, dasar cabul!”
"Waduh sembarangan ngatain aku cabul!” kata Asep berang.
"Iya memang kamu cabul!”
"Heh Mbak jangan sembarangan nuduh yah, saya bisa loh melaporkan Mbak ke kantor polisi atas tuduhan pencemaran nama baik.” Asep mencoba membuat wanita wanita dihadapannya takut. Tapi hasilnya nihil, wanita-wanita dari mulai yang berhijab di lilit ke leher, hijab segiempat, wanita berambut panjang, rambut pendek dan sampai rambut palsu terlihat nampak semakin garang.
“Justru kita yang bisa melaporkan kamu ke polisi, karena kamu udah masuk ke toilet wanita. Terus juga nggak mau ngaku lagi!” Asep di ancam balik oleh beberapa wanita yang menghardiknya.
"Waduh!” Asep mulai bernyali ciut. Ia memanggil-manggil Khaira. “Khaira! Ra, Khaira!”
“Woy berisik tau! Kalau salah ya ngaku salah!” seru seorang wanita berteriak lantang.
Asep kalang kabut, ia mencoba untuk kabur. Tapi ia ditahan oleh wanita yang sedang menunggu penjaga keamanan yang sedang di panggil oleh seorang wanita lainnya.
Sementara Asep sedang mempertahankan harga dirinya, karena tidak terima dirinya disebut cabul.
Di sisi lain, Khaira yang baru saja tiba di meja tempat sebelumnya ia dan Asep duduk sedang merasa bingung, karena tidak mendapati Asep. Ia lantas mencari Asep, celingukan ke sana kemari namun tidak menjumpai pria yang mirip-mirip seperti artis Iko Uwais.
“Kemana tuh anak?” gumamnya sambil mencari-cari dimana keberadaan Asep.
Khaira bertanya kepada pelayan yang sedang membawa nampan, “Mbak lihat cowok yang duduk di sini nggak?”
“Nggak tahu.” jawab pelayan cafe.
Khaira terlebih dulu membayar makanan yang sudah ia santap bersama dengan Asep. Setelah membayar, ia segera mencari keberadaan Asep. Karena ponsel Asep pun susah untuk dihubungi.
Saat setibanya Khaira melewati toilet pria yang berdampingan dengan toilet wanita. Ia mendengar keributan membuat rasa penasarannya tergugah, ia ingin mencari tahu apa yang telah terjadi.
“Permisi-permisi Mbak, ada apa yah Mbak, kok ribut-ribut?” Khaira bertanya kepada seorang wanita yang sedang berdiri di depan pintu toilet.
“Ada seorang cowok yang secara terang-terangan mengintip di toilet wanita Mbak.” jawab seorang wanita.
Khaira mengerutkan keningnya, merasa semakin penasaran. Ia lantas mencoba lagi untuk mendekat, dan tercengang melihat seorang yang sedang ia cari sedang dikerumunin wanita yang nampak tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Sontak saja Khaira langsung memanggil Asep bersamaan dengannya melambaikan tangan, “Sep! Asep!”
Asep mendengar seseorang memanggilnya dan mencari-cari sumber suara yang ia kenali, dan melihat seorang wanita yang membuatnya masuk kedalam kawasan toilet wanita. “Khaira!”
Asep menunjukkan Khaira kepada wanita-wanita yang masih mengelilinginya, “Noh temen ku!”
Sontak saja beberapa wanita menoleh kebelakang, tepatnya ke arah wanita yang di tunjuk pria yang salah masuk toilet.
Khaira menerobos wanita-wanita yang sedang mengamuk masa Asep. “Permisi Mbak, permisi.”
Setelah berdiri di samping Asep, Khaira mencoba menjelaskan bahwa Asep adalah temannya, “Maaf Mbak-mbak, dia memang temenku,”
Namun wanita wanita ini tidak menerima alasan apapun.
“Alah bohong kalian berdua, baru aja nih cewek dari depan!”
“Iya, alasan aja!”
“Mana sih tuh satpam, enggak kesini-kesini!”
Khaira dan Asep saling tatap, bulu kuduk serasa merinding dengan aksi wanita-wanita yang semakin menjadi-jadi, seolah-olah baru saja menangkap maling.
“Kamu darimana aja sih Ra?” Asep bertanya kepada Khaira bernada suara marah.
“Udah nanti aku jelasin, sekarang gimana caranya supaya kita bisa lari dari sini.” kata Khaira berbisik-bisik. Ia nampak berpikir begitu juga dengan Asep.
“Itu satpamnya dateng!” teriak Khaira, tepat seperti dugaannya. Wanita-wanita itupun mengalihkan atensinya dan melihat kearah yang ditunjukkan Khaira.
Khaira sontak saja menggandeng tangan Asep untuk segera berlari meninggalkan kerumunan.
Beberapa saat kemudian, wanita-wanita ini tersadar bahwa pria muda cabul telah melarikan diri bersama temannya. “Wah mereka lari!”
•••
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Kinay naluw
lagian pergi ke toilet mana sih lama banget.
2022-11-26
1
Nike Ardila Sari
Aduuh
2022-10-17
0
Nike Ardila Sari
Aduuh, gimana sih Sep? Katanya kamu bakalan traktir Khaira. 😂
2022-10-17
0