Wah mereka lari!

Beberapa hari telah berlalu, dan kini Asep menagih traktiran yang Khaira janjikan. Tak perlu mewah untuk dilihat indah. Hanya di cafe kecil di pinggir jalan.

Asep mengagumi cara berpakaian Khaira yang terlihat santai, hanya dengan memakai celana panjang plisket berwarna cokelat dipadukan atasan warna hitam tak ketinggalan hijab segi empat yang dilipat menjadi segitiga warna hitam dibiarkannya melambai begitu saja tanpa di ikat ke belakang kepala, hanya peniti di bagian bawah dagu. Asep tahu bahwasanya warna hitam memang warna favorit gadis itu.

"Ra kenapa sih aku nggak boleh ke rumah kamu?” tanya Asep penasaran apa alasan Khaira, menolak Asep untuk datang kerumahnya.

"Aku takut aja,” jawab Khaira lalu menyeruput es cappucino nya.

"Hah kenapa mesti takut? Aku kan nggak makan kamu Ra,” Asep merasa ada alasan sehingga membuat Khaira tidak memperbolehkan teman laki-lakinya untuk datang ke rumah.

Khaira menunduk sambil memainkan sedotan es cappucino nya dalam hatinya berkata, "Aku takut, aku bakalan terlalu berharap lebih sama kamu Sep. Sementara kamu nggak suka sama lawan jenis.”

Merasa tidak ada jawaban membuat Asep sekilas mengusap kepala Khaira, "Kamu kenapa Ra?”

Mendapati Asep mengusap kepalanya membuat Khaira spontan saja mendongakkan wajah dan langsung bertemu pandang dengan pria ganteng yang jadi dambaannya selama ini. Khaira terpana hingga membuatnya merasakan nervous.

"Asep.” gumamnya lirih, Khaira langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menjauhi Asep.

Asep dibuat bingung akan sikap Khaira yang tiba-tiba saja berubah haluan. "Ra, kamu mau kemana? Ini belum dibayar!”

"Aku mau ke toilet!” jawab Khaira tanpa menoleh.

Asep menghela nafas panjang, "Cewek Benar-benar yah, beser!”

Sepuluh menit Asep menunggu Khaira yang tak kunjung tiba ke hadapannya. Ia mulai berprasangka buruk, jika bisa saja Khaira sedang beralasan untuk pergi ke toilet hanya untuk kabur dan tidak mau membayar makanan yang sudah di makan.

Asep memandangi piring kotor yang ada dimeja. "Tuh anak kemana lagi, udah hampir lima belas menit nggak balik-balik. Awas aja kalau sampai kabur!”

Asep merasa gerah, ia juga lupa membawa dompetnya. "Gimana cara aku bayarnya, ah tuh dompet pake acara ketinggalan. Nggak bisa punya kaki apa tuh dompet buat nyusulin aku ke sini.”

Asep berdiri, berjalan mondar-mandir sambil celingukan mencari keberadaan Khaira. Setiap wanita yang berkerudung hitam ia amat-amati. Sampai wanita yang ia tatap merasa tidak nyaman.

Lama-kelamaan tingkat kesabarannya terkikis oleh rasa penasaran, benar atau tidaknya Khaira berbuat curang. Asep berjalan menuju toilet wanita, ia celingusan saat beberapa wanita keluar masuk toilet yang tentu saja bukan tempatnya.

Sampai pada saat seorang wanita menegur Asep. "Mas-mas toilet pria ada disebelah sana Mas,”

Asep hanya sekilas menatap wanita cantik yang menegurnya, "Iya aku tahu Mbak!”

Merasa mendengar jawaban ketus dari pria yang terlihat ganteng tapi aneh, membuat si wanita cantik ini geram, "Mas, sebenarnya Mas mau ngintip kan?”

Mendengar tuduhan yang dialamatkan padanya, Asep tidak terima, "Mbak cantik jangan sembarangan bicara yah, saya cuma,”

Belum sampai Asep menjelaskan apa maksud dan tujuannya sampai ke toilet wanita.

Wanita cantik ini yang menuduh Asep sudah memanggil beberapa wanita yang akan masuk maupun keluar dari toilet.

"Mbak-mbak, sini-sini, Cowok ini rese, dia nggak sopan banget, masa masuk toilet cewek, mau apalagi coba kalau nggak ngintip!” ujar wanita cantik menunjuk pria ganteng tapi aneh, menurutnya.

Asep membulatkan matanya menatap beberapa wanita yang sudah mengerubungi nya.

"Lagi apa kamu di sini? Ngaku kamu kalau sampai kamu ngintip saya laporin kamu ke polisi!” ucap seorang wanita yang lainnya.

Asep menggeleng keras, menolak atas tuduhan yang dialamatkan padanya, "Salah Mbak, jelas salah. Aku nggak bermaksud mengintip,”

"Alah nggak usah kebanyakan alasan kamu, udah jelas-jelas kamu di toilet wanita, tapi masih ada mengelak!” kata seorang wanita berhijab ikut terprovokasi.

"Iya pergi sana!” teriak beberapa wanita.

"Mbak-mbak aku ke sini cuma mau cari temen saya,” kata Asep membela diri.

Beberapa wanita yang sedang berada di toilet tetap bersikeras bahwa pria yang salah alamat masuk toilet ini jelas seorang cabul.

“Jangan alasan kamu, dasar cabul!”

"Waduh sembarangan ngatain aku cabul!” kata Asep berang.

"Iya memang kamu cabul!”

"Heh Mbak jangan sembarangan nuduh yah, saya bisa loh melaporkan Mbak ke kantor polisi atas tuduhan pencemaran nama baik.” Asep mencoba membuat wanita wanita dihadapannya takut. Tapi hasilnya nihil, wanita-wanita dari mulai yang berhijab di lilit ke leher, hijab segiempat, wanita berambut panjang, rambut pendek dan sampai rambut palsu terlihat nampak semakin garang.

“Justru kita yang bisa melaporkan kamu ke polisi, karena kamu udah masuk ke toilet wanita. Terus juga nggak mau ngaku lagi!” Asep di ancam balik oleh beberapa wanita yang menghardiknya.

"Waduh!” Asep mulai bernyali ciut. Ia memanggil-manggil Khaira. “Khaira! Ra, Khaira!”

“Woy berisik tau! Kalau salah ya ngaku salah!” seru seorang wanita berteriak lantang.

Asep kalang kabut, ia mencoba untuk kabur. Tapi ia ditahan oleh wanita yang sedang menunggu penjaga keamanan yang sedang di panggil oleh seorang wanita lainnya.

Sementara Asep sedang mempertahankan harga dirinya, karena tidak terima dirinya disebut cabul.

Di sisi lain, Khaira yang baru saja tiba di meja tempat sebelumnya ia dan Asep duduk sedang merasa bingung, karena tidak mendapati Asep. Ia lantas mencari Asep, celingukan ke sana kemari namun tidak menjumpai pria yang mirip-mirip seperti artis Iko Uwais.

“Kemana tuh anak?” gumamnya sambil mencari-cari dimana keberadaan Asep.

Khaira bertanya kepada pelayan yang sedang membawa nampan, “Mbak lihat cowok yang duduk di sini nggak?”

“Nggak tahu.” jawab pelayan cafe.

Khaira terlebih dulu membayar makanan yang sudah ia santap bersama dengan Asep. Setelah membayar, ia segera mencari keberadaan Asep. Karena ponsel Asep pun susah untuk dihubungi.

Saat setibanya Khaira melewati toilet pria yang berdampingan dengan toilet wanita. Ia mendengar keributan membuat rasa penasarannya tergugah, ia ingin mencari tahu apa yang telah terjadi.

“Permisi-permisi Mbak, ada apa yah Mbak, kok ribut-ribut?” Khaira bertanya kepada seorang wanita yang sedang berdiri di depan pintu toilet.

“Ada seorang cowok yang secara terang-terangan mengintip di toilet wanita Mbak.” jawab seorang wanita.

Khaira mengerutkan keningnya, merasa semakin penasaran. Ia lantas mencoba lagi untuk mendekat, dan tercengang melihat seorang yang sedang ia cari sedang dikerumunin wanita yang nampak tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Sontak saja Khaira langsung memanggil Asep bersamaan dengannya melambaikan tangan, “Sep! Asep!”

Asep mendengar seseorang memanggilnya dan mencari-cari sumber suara yang ia kenali, dan melihat seorang wanita yang membuatnya masuk kedalam kawasan toilet wanita. “Khaira!”

Asep menunjukkan Khaira kepada wanita-wanita yang masih mengelilinginya, “Noh temen ku!”

Sontak saja beberapa wanita menoleh kebelakang, tepatnya ke arah wanita yang di tunjuk pria yang salah masuk toilet.

Khaira menerobos wanita-wanita yang sedang mengamuk masa Asep. “Permisi Mbak, permisi.”

Setelah berdiri di samping Asep, Khaira mencoba menjelaskan bahwa Asep adalah temannya, “Maaf Mbak-mbak, dia memang temenku,”

Namun wanita wanita ini tidak menerima alasan apapun.

“Alah bohong kalian berdua, baru aja nih cewek dari depan!”

“Iya, alasan aja!”

“Mana sih tuh satpam, enggak kesini-kesini!”

Khaira dan Asep saling tatap, bulu kuduk serasa merinding dengan aksi wanita-wanita yang semakin menjadi-jadi, seolah-olah baru saja menangkap maling.

“Kamu darimana aja sih Ra?” Asep bertanya kepada Khaira bernada suara marah.

“Udah nanti aku jelasin, sekarang gimana caranya supaya kita bisa lari dari sini.” kata Khaira berbisik-bisik. Ia nampak berpikir begitu juga dengan Asep.

“Itu satpamnya dateng!” teriak Khaira, tepat seperti dugaannya. Wanita-wanita itupun mengalihkan atensinya dan melihat kearah yang ditunjukkan Khaira.

Khaira sontak saja menggandeng tangan Asep untuk segera berlari meninggalkan kerumunan.

Beberapa saat kemudian, wanita-wanita ini tersadar bahwa pria muda cabul telah melarikan diri bersama temannya. “Wah mereka lari!”

•••

Bersambung

Terpopuler

Comments

Kinay naluw

Kinay naluw

lagian pergi ke toilet mana sih lama banget.

2022-11-26

1

Nike Ardila Sari

Nike Ardila Sari

Aduuh

2022-10-17

0

Nike Ardila Sari

Nike Ardila Sari

Aduuh, gimana sih Sep? Katanya kamu bakalan traktir Khaira. 😂

2022-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bukan gadis nakal!
2 Di atas langit masih ada langit
3 Jangan mengingkari kodrat
4 Dua orang polisi
5 Trending topik perselingkuhan
6 Lintah darat
7 Tidak buruk juga di penjara
8 Keluarga broken home
9 Menuntut keadilan
10 Wiro sableng
11 Wah mereka lari!
12 Si muka tebal
13 Ayam chicken
14 Kamu mengusir ku?
15 Ayah, malaikat tanpa sayap
16 Apa salah putriku
17 Pergilah dari sini
18 Ini demi kebaikanmu
19 Jangan lupa berdoa
20 Mencari pengalaman
21 Inilah sebuah perjalanan
22 Siapa dia?
23 Salah paham
24 Menjatuhi hukuman
25 Memilih hukuman cambuk!
26 Hanyalah formalitas
27 Bukan takdir, hanya kebetulan!
28 Penampilan dan isi hati seseorang
29 Apakah cinta datang terlambat?
30 Pahlawan kesiangan
31 Hidup dan mati adalah kodrat
32 Kupu-kupu malam berkeliaran
33 Marak penyebar Hoax
34 Belenggu nestapa
35 Stress
36 Merinding disko
37 Rumah suram
38 Kesepian
39 Sandaran
40 Semangat pagi
41 Cemburu
42 Wedang ronde
43 Mendengar topik obrolan
44 Masih cinta
45 Lidah tak bertulang
46 Disc Jockey
47 Bintang terang
48 Lebih beruntung
49 Bukan hantu
50 Skenario Kevin
51 Duri di balik uang
52 Sungguh senang
53 Mengecek cctv
54 Kampung Rawa Dengklok
55 Salim
56 Perihal pakaian
57 List masuk surga
58 Salah paham
59 Tahun gajah
60 Seorang bertopeng
61 Rasa Rindu
62 Positif vs Negatif
63 Sang peneror
64 Teralihkan
65 Rencana
66 Sang mantan
67 Jangan egois
68 Pantaskah
69 Black Hero
70 Meminta hak
71 Sabar tak bertepi
72 Psikiater
73 Selamanya
74 Toxic
75 Tidak menyangka
76 Bukan cinta, tapi ambisi
77 Memperbaiki
78 Trauma
79 Momentum Nasional
80 Lollipop
81 Melalaikan nasehat
82 Kembange wong turu
83 Kepada hati itu
84 Jasmine greentea
85 Risalah hati
86 Syarat atau aturan?
87 Kau separuh ku
88 Lidah tak bertulang
89 Sombong
90 Gula Jawa
91 Peluit keamanan.
92 Tiada guna
93 Jadi satu-satunya
94 Gundah gulana
95 Berandalan
96 Ksatria hanya dalam legenda
97 Cinta sejati? Memangnya ada?
98 Menyepakati perjodohan
99 Untung dan Rugi
100 Masing-masing mempunyai rencana
101 Rumah sakit
102 Suatu peristiwa
103 Pebinor
104 Dasar perusuh
105 Mencintai karena Allah
106 Pacaran dulu vs pacaran sekarang
107 Kugadaikan cintaku
108 Pentingnya menjaga kesehatan
109 Falin in love
110 Menang banyak
111 Beri aku waktu
112 Terbongkar
113 Mulai ada benih-benih cinta
114 Wanita dan haknya
115 Mulai perduli
116 Jangan pisahkan
117 Sangkar emas
118 Musuh
119 Wanita misterius
120 Seperti si buruk rupa
121 Pembahasan Adam dan Hawa
122 Noda merah
123 Mawar biru
124 Kakak-adik
125 Pengakuan
126 Si junior
127 Maunya kamu
128 Meluruskan kekeliruan
129 Bertemu mantan
130 Lebih jelas
131 Berhasil
132 Menyikap tabir
133 Nggak rela melepaskan
134 Pria yang lucu
135 Wanita dan uang
136 Memupus harapan
137 Tempat apa ini
138 Kecewa dan Percaya
139 Maafkan aku
140 Kejujuran
141 Gatot
142 Jangan persulit hidup mu
143 Terpaksa Menikah Karena Jebakan
144 Kesempatan dalam kelapangan
145 Disidang
146 Menabung untuk masa depan
147 Tertunda lagi
148 Ada pertemuan pasti ada perpisahan
149 Melepaskan semua
150 Kedatangan dua pengacau
151 Sakinah mawadah warahmah
152 Jomblo kuadrat
153 Siapa pelakor?
154 Sirup merah
155 Jangan ganggu aku!
156 Singa marah
157 Lempar batu sembunyi tangan
158 Penyesalan selalu datang belakangan
159 Bukan mimpi
160 Menyambungkan silahturahmi
161 Kapan mereka menikah?
162 Cendol dawet
163 Fitnah selalu menyakitkan
164 Aku bukan Paman mu!
165 Candi Sewu
166 Ibu
167 Permisi... mohon dibaca
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bukan gadis nakal!
2
Di atas langit masih ada langit
3
Jangan mengingkari kodrat
4
Dua orang polisi
5
Trending topik perselingkuhan
6
Lintah darat
7
Tidak buruk juga di penjara
8
Keluarga broken home
9
Menuntut keadilan
10
Wiro sableng
11
Wah mereka lari!
12
Si muka tebal
13
Ayam chicken
14
Kamu mengusir ku?
15
Ayah, malaikat tanpa sayap
16
Apa salah putriku
17
Pergilah dari sini
18
Ini demi kebaikanmu
19
Jangan lupa berdoa
20
Mencari pengalaman
21
Inilah sebuah perjalanan
22
Siapa dia?
23
Salah paham
24
Menjatuhi hukuman
25
Memilih hukuman cambuk!
26
Hanyalah formalitas
27
Bukan takdir, hanya kebetulan!
28
Penampilan dan isi hati seseorang
29
Apakah cinta datang terlambat?
30
Pahlawan kesiangan
31
Hidup dan mati adalah kodrat
32
Kupu-kupu malam berkeliaran
33
Marak penyebar Hoax
34
Belenggu nestapa
35
Stress
36
Merinding disko
37
Rumah suram
38
Kesepian
39
Sandaran
40
Semangat pagi
41
Cemburu
42
Wedang ronde
43
Mendengar topik obrolan
44
Masih cinta
45
Lidah tak bertulang
46
Disc Jockey
47
Bintang terang
48
Lebih beruntung
49
Bukan hantu
50
Skenario Kevin
51
Duri di balik uang
52
Sungguh senang
53
Mengecek cctv
54
Kampung Rawa Dengklok
55
Salim
56
Perihal pakaian
57
List masuk surga
58
Salah paham
59
Tahun gajah
60
Seorang bertopeng
61
Rasa Rindu
62
Positif vs Negatif
63
Sang peneror
64
Teralihkan
65
Rencana
66
Sang mantan
67
Jangan egois
68
Pantaskah
69
Black Hero
70
Meminta hak
71
Sabar tak bertepi
72
Psikiater
73
Selamanya
74
Toxic
75
Tidak menyangka
76
Bukan cinta, tapi ambisi
77
Memperbaiki
78
Trauma
79
Momentum Nasional
80
Lollipop
81
Melalaikan nasehat
82
Kembange wong turu
83
Kepada hati itu
84
Jasmine greentea
85
Risalah hati
86
Syarat atau aturan?
87
Kau separuh ku
88
Lidah tak bertulang
89
Sombong
90
Gula Jawa
91
Peluit keamanan.
92
Tiada guna
93
Jadi satu-satunya
94
Gundah gulana
95
Berandalan
96
Ksatria hanya dalam legenda
97
Cinta sejati? Memangnya ada?
98
Menyepakati perjodohan
99
Untung dan Rugi
100
Masing-masing mempunyai rencana
101
Rumah sakit
102
Suatu peristiwa
103
Pebinor
104
Dasar perusuh
105
Mencintai karena Allah
106
Pacaran dulu vs pacaran sekarang
107
Kugadaikan cintaku
108
Pentingnya menjaga kesehatan
109
Falin in love
110
Menang banyak
111
Beri aku waktu
112
Terbongkar
113
Mulai ada benih-benih cinta
114
Wanita dan haknya
115
Mulai perduli
116
Jangan pisahkan
117
Sangkar emas
118
Musuh
119
Wanita misterius
120
Seperti si buruk rupa
121
Pembahasan Adam dan Hawa
122
Noda merah
123
Mawar biru
124
Kakak-adik
125
Pengakuan
126
Si junior
127
Maunya kamu
128
Meluruskan kekeliruan
129
Bertemu mantan
130
Lebih jelas
131
Berhasil
132
Menyikap tabir
133
Nggak rela melepaskan
134
Pria yang lucu
135
Wanita dan uang
136
Memupus harapan
137
Tempat apa ini
138
Kecewa dan Percaya
139
Maafkan aku
140
Kejujuran
141
Gatot
142
Jangan persulit hidup mu
143
Terpaksa Menikah Karena Jebakan
144
Kesempatan dalam kelapangan
145
Disidang
146
Menabung untuk masa depan
147
Tertunda lagi
148
Ada pertemuan pasti ada perpisahan
149
Melepaskan semua
150
Kedatangan dua pengacau
151
Sakinah mawadah warahmah
152
Jomblo kuadrat
153
Siapa pelakor?
154
Sirup merah
155
Jangan ganggu aku!
156
Singa marah
157
Lempar batu sembunyi tangan
158
Penyesalan selalu datang belakangan
159
Bukan mimpi
160
Menyambungkan silahturahmi
161
Kapan mereka menikah?
162
Cendol dawet
163
Fitnah selalu menyakitkan
164
Aku bukan Paman mu!
165
Candi Sewu
166
Ibu
167
Permisi... mohon dibaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!