Jangan Pergi Antariksa
Terlihat sempurna bukan berarti tidak ada kekurangan, tetapi bisa jadi kesempurnaan itu hanya menutupi kekurangan yang begitu besar.
#Antariksa Rahardian
Suasana lapangan basket SMA Karya Bangsa hari itu begitu ramai oleh teriakan para pendukung yang masing-masing meneriaki idola mereka yang ada di lapangan itu.
Pertandingan persahabatan antara SMA Karya Bangsa dan SMA Bina Nusantara membuat lapangan basket pada hari itu dipenuhi oleh pendukung kedua sekolah itu.
Terlihat seorang siswa sedang mendribble bola menuju ke arah ring, hal itu sontak membuat para gadis berteriak histeris, tapi semua itu tidak membuyarkan fokus dari pria itu, tak lama kemudian bola berhasil dimasukan kedalam ring, membuat semua bersorak dan itu pertanda juga kemenangan untuk SMA Bina Nusantara.
Pertandingan pun berakhir dengan SMA Bina Nusantara sebagai pemenangnya, seketika lapangan basket SMA Karya Bangsa di penuhi oleh para pendukung dari pemenang pertandingan.
Seorang pria tampak sedang dikerumuni oleh para siswi, tapi pria itu tampak tak acuh dengan para gadis itu, sampai akhirnya seorang gadis cantik yang memakai pakaian cheers leader datang mendekat dan membubarkan siswi-siswi yang mengerumuni pria itu.
"Apaan sih kalian ini? udah tau Antariksa gak mau diganggu, masih aja kalian disini, pergi sana bubar," ucap gadis itu.
Kedatangan gadis itu sontak membuat semua siswa-siswi itu bubar, tapi hal itu tak membuat pria bernama Antariksa itu senang, malahan pria itu beranjak pergi meninggalkan lapangan basket.
"An ... mau kemana? Disamperin kok malah pergi, sih?!" teriak gadis berpakaian cheers leader itu yang di ketahui bernama Veena.
Tapi teriakan Veena tak lantas membuat Antariksa berhenti, hal itu membuat Veena merasa kesal.
Antariksa Rahardian siapa yang tak mengenal pria itu, seorang bintang lapangan yang selalu menjadi pujaan setiap gadis, baik itu yang berada disekolah yang sama dengannya, atau yang berasal dari sekolah lainnya.
Siapapun tak bisa menolak pesona seorang Antariksa, satu kata untuk menggambarkan seorang Antariksa yaitu sempurna, kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung, dan tubuhnya yang tinggi membuat daya tarik tersendiri untuk Antariksa.
Tapi dari semua yang dimiliki Antariksa, sesempurna apapun dia, sampai saat ini tak seorang gadis pun yang berhasil menjadi kekasihnya, bukan berarti dia tak laku tapi sifat dingin dan acuh tak acuh Antariksa membuat dirinya sulit didekati.
Bahkan untuk gadis most wanted seperti Veena pun tak bisa meluluhkan hati Antariksa.
"Woy ... kasihan tuh Veena, cewek secantik itu kok malah dicuekin, An." Genta yang melihat Antariksa akan pergi segera mengejar pria itu.
"Bodoh ..." seakan tak perduli dengan yang Genta katakan, Antariksa terus melangkahkan kakinya menuju ke parkiran SMA Karya Bangsa.
Sementara itu di ruang guru SMA Karya Bangsa, seorang gadis cantik sedang mendapatkan omelan dari seorang wanita paruh baya, kemungkinan itu adalah ibunya.
"Apalagi yang harus Mama lakukan sayang, kalau udah kayak gini mau gimana lagi, sekolah udah ngeluarin kamu, mau pindah ke sekolah mana lagi?" wanita itu terlihat menahan emosi kepada putrinya itu.
"Terserah Mama mau pindahin kemanapun, mau di berhentikan juga oke aja," ucap gadis itu, dan setelah itu dia pergi begitu saja meninggalkan ibunya yang masih bingung dengan kelakuan putrinya itu.
"Bintang ... kamu mau kemana?"
Bukannya berhenti, gadis bernama Bintang itu malah memasangkan headset ke telinganya dan terus berjalan.
Bintang Nazania Hazel nama gadis itu, cantik!! yah begitulah para siswa SMA Karya Bangsa menggambarkan seorang Bintang, tapi tidak seperti gadis-gadis lainnya, Bintang sering dijuluki sebagai trouble maker, meskipun dia seorang wanita.
Jauh dari kata feminim, Bintang adalah gadis tomboi, bahkan dia juga sering berkelahi, sehingga dia sering di skors dan saat ini dia malah dikeluarkan dari sekolahnya.
Walaupun seperti itu, Bintang tetap menjadi idola dari para siswa laki-laki di setiap sekolah.
"Aduh ... mata lo dimana sih? gak liat apa kalau ada orang, main tabrak aja." Bintang yang saat ini sudah terjatuh, karena tadi saat dia berjalan tak sengaja dia bertabrakan dengan seseorang.
Bukannya membantu, pria yang menabrak Bintang justru berlalu begitu saja, membuat Bintang semakin kesal dengan orang itu.
"Sialan ... sombong banget sih,"
"Maafkan teman gue, dia orangnya memang seperti itu, sini biar gue bantuin," Genta yang sedari tadi mengekor dibelakang Antariksa pun menawarkan untuk membantu Bintang berdiri.
Tapi Bintang yang sudah terlanjur kesal justru mengabaikan Genta dan langsung pergi begitu saja.
"Gila ... cantik banget tuh cewek," Genta mengagumi Bintang yang sudah berjalan menjauh dari dirinya.
"Gen ... lo mau ikut gue pulang atau mau diam melamun ditempat ini?" Panggilan Antariksa membuyarkan lamunan Genta yang sedang mengagumi Bintang.
"Ikut gue, An." Genta pun berlari menyusul Antariksa dan langsung masuk ke dalam mobil pria itu.
Keduanya pun meninggalkan sekolah SMA Karya Bangsa, sementara itu Bintang juga sudah sampai di tempat dimana mobilnya diparkiran, saat dia hendak masuk kedalam mobil, ibunya sudah ada disamping Bintang.
"Kamu itu kalau orangtua lagi ngomong didengerin, Bintang." Sarah menjewer telinga Bintang dan masih mengomeli Bintang.
"Ma ... sakit, lepasin dong," Bintang meringis kesakitan dan meminta mamanya untuk melepaskan telinganya yang sedang dijewer.
"Mama gak mau lepasin, kalau perlu sampe rumah mama akan terus menjewer telinga kamu," ucap Sarah mamanya Bintang.
"Maunya Mama apa sih?! sakit nih telinga Bintang, mana dilihatin lagi sama orang-orang, lepas dulu napa sih, Ma."
Merasa tidak tega terhadap putrinya itu akhirnya Sarah melepaskan tangannya dari telinga Bintang.
"Ayo ... cepat pulang kerumah, Mama mau bicara sama kamu dirumah." Sarah pun memasuki mobil Bintang, mau tak mau Bintang pun terpaksa menuruti keinginan ibunya.
Setiba dirumahnya Sarah langsung meminta Bintang duduk di sofa yang berada diruang keluarga dan tak lama kemudian datang papanya Bintang.
"Bintang ... apalagi yang kamu lakukan, sampai kamu harus dikeluarkan dari sekolah," papanya yang baru tiba langsung mengomeli putrinya itu.
"Mama sudah capek dengan kelakuan anak Papa ini, tak tau lagi kemana kita akan menyekolahkan dia, dan bagaimana agar dia sadar dan berhenti mengacau disekolah." Sarah mengusap wajahnya frustasi.
Sementara itu Bintang seakan-akan tak melakukan kesalahan apapun, dia hanya duduk diam dan memandangi kedua orangtuanya yang sedang pusing memikirkan dirinya.
"Tinggal ada satu sekolah terakhir yang belum Bintang datangi," ucap papanya Bintang.
"Maksud Papa, Bintang akan bersekolah di SMA Bina Nusantara? kalau dia berbuat kekacauan disekolah itu, gimana dong, Pa?" Sarah tampak khawatir.
"Lalu kita harus gimana lagi, Ma? itu satu-satunya, dan suka atau tidak, Bintang harus bersekolah disana."
"Lagipula aku selaku pemberi donasi terbesar disekolah itu, jadi tak mungkin mereka akan menghukum Bintang, kalau mereka tau Bintang adalah putriku," sambung papanya Bintang.
"Terserah Papa deh, Mama sudah capek ngurusin anak Papa ini." Sarah pun pergi meninggalkan suami dan anaknya.
Dan keputusan akhirnya Bintang akan pindah disekolah SMA Bina Nusantara, sekolah yang menjadi unggulan di kota Yogyakarta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
queenara gobel
Antariksa
2022-11-03
0
Lo ayank gue titik!
emang seluruh sekolah yg ada didunia ini udh dimasukkin ama si Bintang? sampe cuma pilihan satu-satunya
2022-09-30
0
Lo ayank gue titik!
kyaaaa tulisannya bagus banget! enak deh bacanya
2022-09-30
0