Karena sekarang hari minggu, Bintang yang tidak punya rencana untuk pergi memutuskan untuk diam dikamarnya untuk bermain game online.
Tapi apa yang Bintang rencanakan semua harus dia lupakan, karena mamanya yang tiba-tiba minta untuk ditemani pergi ke acara arisan teman-teman sosialitanya.
Tok ... tok ... tok
Mendengar ada yang mengetuk pintu Bintang pun menghentikan aktivitas main gamenya, dengan malas Bintang turun dari tempat tidur dan membukakan pintu kamarnya.
"Mama, ada apa Ma? ada yang bisa Bintang bantu?" Bintang bertanya kepada Sarah ibunya.
"Sayang hari ini kami ikut mama yah ke arisan, sekali ini saja." Sarah mencoba membujuk Bintang dan memasang wajah penuh permohonan.
"Tapi Ma, Bintang mau istirahat, Bintang lagi gak mood buat kemana-mana," ucap Bintang yang kini sudah memanyunkan bibirnya.
"Sekali ini aja, mama pengen kenalin kamu sama teman-teman mama, mau yah." Ibunya Bintang tak mau menyerah, dia tetap berusaha agar Bintang mau ikut.
"Mama, ganggu aja deh, oke deh, Bintang mau siap-siap dulu." Bintang pun menutup pintu kamarnya lagi, dan langsung bersiap-siap untuk menemani ibunya ke arisan.
"Dandan yang cantik yah, Sayang," ucap Sarah setengah teriak dari luar kamar Bintang.
Mendengar apa yang ibunya katakan, Bintang hanya bisa berdecak kesal.
Tak lama kemudian bintangi sudah siap untuk pergi, terlihat gadis cantik itu turun dari kamarnya yang memang berada dilantai dua rumah itu.
Saat ini dia memakai kemeja kotak-kotak lengan panjang berwarna nude, dipadukan dengan rok pendek, dan sneakers, tak lupa tas selempang imut untuk menyimpan handphone dan dompet, sementara rambutnya dibiarkan terurai dan ditambahkan sebuah jepitan kecil, saat ini Bintang terlihat sangat manis.
Apabila ada yang melihat penampilan Bintang saat ini, tak ada yang akan menyangka kalau Bintang itu gadis yang tomboi dan suka membuat orang babak belur.
Saat ini Bintang dan Sarah ibunya sudah sampai dirumahnya teman Sarah, melihat Bintang yang cemberut sejak tadi, membuat Sarah tersenyum.
"Ayo sayang kita masuk." Sarah menarik tangan Bintang masuk kedalam.
Saat keduanya masuk ke ruang tamu, disana sudah ada beberapa orang teman-temannya Sarah.
"Eh, Jeng Sarah, ini siapa cantik bener," Bu Astrid yang melihat Sarah dan Bintang masuk langsung berbasa-basi.
Perkataan Bu Astrid membuat ibu-ibu yang lainnya mengalihkan perhatian kepada Sarah dan Bintang.
"Ini putri saya, jeng. Namanya Bintang," Sarah memperkenalkan Bintang, sementara itu Bintang hanya menyambut dengan senyum sapaan dari teman-teman arisan ibunya.
"Silahkan Duduk Jeng Sarah dan Nak Bintang," Dinda selaku tuan rumah mempersilakan mereka untuk duduk.
Bintang hanya mengikuti ibunya, dan saat ini dia duduk di samping Sarah.
Saat ini para wanita paruh baya itu sedang asik ngegosip, Bintang yang tak paham apa yang mereka bicarakan, terpaksa menyibukkan dirinya dengan game di ponselnya.
Sesekali ada teman mamanya yang memuji kecantikan bintang, bahkan ada juga yang berkata ingin menjodohkan Bintang dengan putranya, dan semua itu semakin membuat Bintang bosan.
Akhirnya dia pun pamit kepada mereka untuk pergi ke toilet, dan dia bertanya kepada Dinda dimana letak toilet.
"Maaf Tante, Bintang kebelet nih, boleh pinjam toiletnya?" Bintang bertanya dengan lemah lembut, tak seperti Bintang yang biasa selalu jutek.
"Oh iya, Sayang. Nanti pake toilet yang ada dilantai dua aja, nanti kamu naik ke atas trus belok kiri, pintunya warna putih," Dinda menjelaskan kepada Bintang letak toilet dirumahnya.
Bintang pun buru-buru pergi meninggalkan mamanya dan teman-temannya.
Bintang menaiki tangga untuk pergi ke lantai dua, tapi sesampainya di atas Bintang lupa dengan yang Dinda katakan tadi, karena sudah kebelet, Bintang jadi tidak fokus dengan penjelasan Dinda.
Alhasil saat ini dia bingung mau belok kiri atau kanan, di kedua lorong itu ada ruangan yang pintunya berwarna putih, karena yang dia ingat hanya pintu berwarna putih.
Dan akhirnya Bintang menuju ke pintu yang ada di lorong sebelah kanan.
Bintang yang sudah kebelet, buru-buru membuka pintu ruangan itu, dan dia dikejutkan dengan pemandangan yang ada di depan matanya.
"Aaaaaaaa ..." Bintang berteriak karena kaget, dan dia langsung menutup matanya menggunakan kedua telapak tangannya.
Sementara orang yang ada didalam ruangan itu, panik melihat kedatangan Bintang.
"Gila, mau apa sih Lo, main masuk kamar orang sembarangan," omel seseorang yang ada di dalam.
"Gue mau ke toilet, udah kebelet, tapi ternyata salah tempat, maaf yah," Bintang mencoba menjelaskan, tapi tangannya masih saja menutup matanya.
Ternyata saat ini yang Bintang lihat adalah pemandangan seorang pria yang sedang berganti pakaian.
Mendengar penjelasan Bintang, pria itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Kalau udah kebelet masuk sini, pake toilet dikamar gue aja, dari pada ngompol didepan pintu," ucap pria itu kepada Bintang.
"Emang lo udahan pake bajunya?" Bintang bertanya, dan kini dia mulai mengintip dari sela-sela jarinya.
"Udah kok, cepetan sana ...."
Belum selesai pria itu berkata, Bintang sudah menerobos masuk ke toilet dikamar pria itu.
Sementara itu sang pemilik kamar hanya tersenyum melihat kelakuan Bintang.
Saat ini Bintang udah selesai dengan urusannya, saat dia keluar dari toilet, dia melihat mata pria itu sedang menatap kearahnya, dan sekarang pria itu sudah terlihat rapi dan tampan.
"Mata lo kenapa? ngeliatin gue sampe segitunya." Bintang sudah kembali ke mode juteknya.
Mendengar Bintang bertanya pria itu pun langsung memalingkan wajahnya.
"Gak kenapa-kenapa kok, hanya heran aja, kok kamu bisa ada dirumah gue." Pria itu kembali menatap Bintang penuh tanda tanya.
"Gue ikut nyokap, kan di rumah lo, lagi ada arisan," jawab Bintang santai.
"Oh ... yah udah, kamu boleh keluar, betah amat dikamar gue,"
"Ini juga udah mau pergi, lagian siapa juga yang betah disini, diam lama-lama didalam kamar ini, bisa beku gue, karena ada es kutub dalam sini." Bintang pun langsung berjalan hendak keluar dari kamar.
Tapi langkah Bintang terhenti karena seseorang menahan tangannya, Bintang pun menoleh kepada pria itu.
"Kenapa lagi sih, Kak? tadi katanya suruh keluar, lah sekarang malah ditahan." Bintang sudah kesal sekaligus panik, karena saat ini pria itu sedang menatap dirinya dengan tajam.
Pria itu tak menjawab pertanyaan Bintang, tapi dia malah perlahan maju mendekati Bintang, dan Bintang hanya bisa mundur menjauh dari pria itu.
Tapi saat ini dirinya sudah tak bisa mundur lagi, karena dibelakangnya sudah ada dinding, sementara Bintang sudah tak bisa bergerak, pria itu justru semakin maju, dan sekarang dia sudah berada sangat dekat dengan Bintang.
Bintang merinding saat dia merasakan nafas pria itu di depan wajahnya, pria itu terus mendekatkan wajahnya kepada Bintang, Bintang menutup matanya saking paniknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments