DRAMA WIFE

DRAMA WIFE

Drama 1

"Bagus,” ujar Reiki. Dia menghampiri istri pertamanya yang baru saja tiba dirumah pukul sembilan malam. “Dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang. Kelihatan lebih sibuk daripada aku.”

Liora yang ingin naik ke lantai dua, menghentikan langkahnya di anak tangga pertama.

“Jawab!” bentak suaminya.

“Ck!” Wanita bermata coklat emas itu memutar badannya menghadap suami. “Ya, dari cafe lah. Memangnya kemana lagi?”

“Oh, ya? Terus kamu sampai lupa sama suami sendiri?”

“Terus aku harus apa sih, Rei?” 

“Ya, harusnya kamu itu sudah di rumah sebelum aku pulang kerja.”

“Buat apa?”

“Kamu lupa akan tugas kamu sebagai istri?”

Liora memalingkan wajahnya ke arah lain. “Bukannya istri kamu itu ada dua? Terus Milen boleh keluyuran sedangkan aku gak?”

“Milen itu masih baru jadi istri. Dia butuh adaptasi dan kamu sebagai istri pertama harusnya bisa jadi contoh buat dia dalam menjalankan tanggung jawab seorang istri.”

Senyum miring terbit di bibir merah muda Liora. “Masih baru? Satu tahun itu bukan waktu yang sebentar, Rei. Seharusnya dia sudah bisa mengurus kamu dari hal terkecil. Ini siapin baju buat berangkat kantor aja masih gak bisa.”

“Makanya kamu ajarin.”

Liora menggeleng. “Sorry, waktuku gak banyak buat menjelaskan ini itu ke dia. Kamu suaminya dan itu tugas kamu.” Liora pun pergi meninggalkan Reiki.

Tiba di kamar dia langsung menghempaskan badan di atas kasur. Merehatkan badan yang terasa capek karena seharian begitu sibuk melayani pelanggan. Sejak suaminya menikah lagi, Liora memutuskan untuk mencari kesibukan di luar rumah. Membuka usaha resto dan cafe dengan konsep kekinian, dirinya seakan menemukan hal baru.

Pernikahan harmonis yang sudah dibina selama satu tahun lebih, mengalami goncangan ketika ibu mertua datang. Membahas permasalahan kenapa dia belum juga kunjung menimang cucu. Dengan sabar Liora mendengarkan keluh kesah mertuanya dan menerima masukkan agar ia dan sang suami segera menjalankan program hamil.

Namun, memiliki anak itu tak semudah yang dikira. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Untuk hasilnya tergantung pada sang pencipta. Dari semua program kehamilan yang dijalani tak satupun yang jadi. Hingga pernikahannya dengan Reiki menginjak usia dua tahun, ibu mertua datang kembali meminta putranya untuk menikah lagi.

Tentu saja dengan tegas Liora menolak dan mengancam akan menggugat cerai jika hal itu sampai terjadi. Tetapi, semua tak seperti yang dipikirkan. Suaminya mau menikah dengan calon pilihan ibunya demi keuntungan bisnis keluarga. Hampir setiap hari didesaknya Reiki untuk menandatangani surat cerai, tapi suaminya itu terus mengelak.

Lelah berdebat, Liora pun memutuskan untuk pasrah. Sejak saat itu dia memilih sibuk di luar rumah. Mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai istri yang selama ini selalu di jalaninya dengan hati ikhlas. Tak peduli bagaimana nanti pandangan suami atau mertua. Baginya, kini dia ingin mencari kebahagian dan kebebasan di luar sana meski kadang tali pernikahan yang masih mengikat memaksanya untuk pulang. 

...\=\=\=\=\=...

Sebelum berangkat ke cafe, pagi ini Liora menyempatkan diri untuk menyiapkan sarapan. Setelah semua makanan dan minuman tertata rapi di meja makan dia kembali ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian. 

"Ambilin bajunya Mas Reiki." Milen berkata dengan gaya angkuh di depan pintu kamarnya. 

"Ambil aja sendiri," jawab Liora. "Bagi-bagi tugas dong. Saya sudah masak sarapan dan kamu yang harusnya urus Reiki."

"Heh, kamu itu disini cuma numpang, jangan berlagak sok jadi ratu." Milen menghampiri istri pertama suaminya. "Rumah sebesar ini bisa di beli Mas Reiki sejak nikah sama saya karena perusahaan papa saya dan papanya bekerja sama. Uang yang kamu pakai buat buka cafe juga berkat kerja sama itu. Jadi, sebaiknya sekarang lakukan tugas kamu dengan benar."

Liora memejamkan mata sambil menarik nafas dalam. Tak ingin suasana pagi ini yang begitu ceria jadi rusak akibat pertengkarannya dengan sang madu lebih baik dia mengalah dan melakukan apa yang diminta. 

Bukan takut atau tak berani melawan. Liora sudah lelah beradu mulut dengan Milen sebab ujung-ujungnya dia juga yang akan disalahkan. Reiki pasti membela istri tercintanya itu dan tak segan kadang melayangkan sebuah pukulan padanya. 

Belum lagi jika ibu mertua tahu kalau dia dan menantu kesayangannya bertengkar maka akan bertambah lagi penderitaan yang diterima. Dihina, dicaci,,dimaki, dan kadang juga di aniaya. 

"Nih." Kembali dari ruang wardrobe, Liora menyerahkan satu stel pakaian suaminya ke tangan Milen. 

"Nah, kalau begini kan bagus." Milen membawa baju suaminya masuk ke kamar. 

Liora cuma bisa mengelus dada. Sejak perusahaan orang tua Milen dan Reiki bergabung, mereka menjadi satu perusahaan besar. Kini suaminya menjabat sebagai CEO di sana. Pundi-pundi rupiah pun semakin memperkaya keluarga Milen dan Reiki. 

Hal itu membuat si istri kedua bersikap semena-mena padanya. Menganggap kemewahan hidup yang dinikmati Liora adalah berkat bersatunya ia dan Reiki. Ditambah sikap mertua yang selalu mendukung tindak-tanduk menantu keduayanya di rumah, membuat Milen semakin jadi dalam menindas si istri pertama. 

Tampilannya sudah rapi, Liora keluar dari kamar. Kakinya melangkah menuju meja makan, tapi niatnya untuk menikmati sarapan di urungkan ketika melihat Reiki dan Milen sudah duduk disana sambil bermanja. 

Selera makannya hilang entah kemana dan dia pun memutuskan langsung berangkat ke cafe tanpa berpamitan. Namun, baru saja balik badan, sang suami terdengar memanggil namanya. 

"Mau kemana kamu?" tanya Reiki.

"Aku langsung berangkat ke cafe aja," jawab Liora. 

"Oh, kok gak bilang?"

"Ini tadi mau bilang tapi ada yang ketinggalan jadi balik kamar lagi deh."

"Ya, sudah sana pergi. Jangan lupa sore sudah di rumah dan masak makan malam."

"Kan ada bibik, Rei."

"Nanti malam orang tuanya Milen mau makan malam di sini," jelas Reiki. 

"Terus, apa hubungannya sama aku?"

"Ya, kamu harus bantu lah," jawab Milen. "Kalau andelin bibik yang masak kapan selesainya. Lagian tugas kamu di rumah ini ya, masak, siapin semua keperluannya Mas Reiki."

"Lalu tugas kamu apa?"

"Saya?" Milen menunjuk dirinya sendiri. "Tugas saya itu bikin Mas Reiki puas di ranjang. Katanya bagi-bagi tugas, karena sekarang kamu gak mau lagi layanin Mas Reiki soal itu jadi biar saya aja," terangnya dengan gaya manja. 

Reiki pun mengangguk tanda membenarkan ucapan istri keduanya itu. "Milen gak perlu kerja yang lain-lain biar gak capek tugas malam. Jadi kamu yang seharusnya lakukan tugas lain."

Malas meladeni, Liora memilih pergi begitu saja. 

Terpopuler

Comments

Irma Kirana

Irma Kirana

semangat Mak...nyesek banget ☹️☹️

2022-09-24

1

Zeni Supriyadi

Zeni Supriyadi

br part 1 kok udh nyesek sih thor bacanya kasian Liora. itu knpa istri pertama malah yg tertindas... knpa Liora gak pergi aja dr rumah... biar Reiki tau rasa tinggal sm istri ke 2 yg bisanya cm diranjan aja.

2022-09-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!