Drama 18

Senyum dikulum Liora. Dia tersipu malu karena jadi orang pertama yang dibonceng polisi ganteng itu.

“Untuk sementara kamu pakai helm aku aja dulu. Biar rambutnya gak rusak.” Wafi memakaikan helmnya pada calon janda itu.

“Kebesaran,” rengek Liora.

“Gak papa, kamu jadi kelihatan lucu.”

Setelah helm terpasang sempurna di kepalanya, Liora mendudukkan diri di jok belakang.

“Ready?”

“Siap.”

Wafi menancap gas menuju salah satu toko perlengkapan motor terdekat. Tiba di sana ia dan Liora memilih helm yang pas. 

“Kamu suka yang mana?” tanya Wafi.

“Sama aja kayak punya kamu, tapi yang ukuran kecil.”

Wafi memilih helm full face untuk wanita dengan model dan warna yang sama persis seperti helmnya. Setelah di bayar, mereka pun keluar dari dalam toko.

“Gimana? Nyaman gak?” Wafi bertanya setelah memasangkan helm baru pada Liora.

“Nyaman dan pas.”

“Jalan sekarang?”

“Kita kemana?”

“Kita kumpul dulu di markas. Nanti dari sana kita baru jalan bareng yang lainnya.”

“Ah, aku jadi malu ketemu teman-teman kamu.”

“Santai aja. Mereka juga pada bawa pasangan kok, nanti kamu bisa kenalan.”

“Tapi kita bukan pasangan.”

“Sekarang belum, tapi nanti.”

“Hah, maksudnya?”

“Udah lewat. Yuk, jalan.” Wafi sudah duduk di motornya menunggu Liora naik.

Wanita itu pun memonyongkan bibirnya.

“Ih, bikin gemes,” celetuk Wafi.

“Udah jalan,” kata Liora sambil menepuk bahu polisi itu.

“Emang aku tukang ojek.”

“Hahaha … Jadi tukang ojek aku aja mau gak?” Liora bertanya sambil meletakkan dagunya di bahu Wafi.

“Siap 24 jam.”

Keduanya pun tertawa.

\=\=\=\=\=\=\=\=

Tepat jam delapan pagi, rombongan club motor Wafi mulai bergerak menuju puncak. Pengalaman pertama bagi Liora membuatnya merasa senang bisa bertemu dengan orang-orang baru. Meski dirinya terus saja di goda dan disoraki para teman-teman Wafi hal itu tak jadi masalah karena artinya dia diterima dengan baik.

“Santai aja. Itu biasa kalau ada member yang bawa pasangan baru pasti di ledekin,” jelas Wafi.

“Tapi aku jadi gak enak sama kamu.”

“Kenapa?”

“Kan kita cuma temenan.”

“Untuk sekarang. Nanti siapa yang tau.”

Liora diam.

“Kenapa? Kamu gak suka? Maaf kalau aku bercandanya kelewatan.”

“Bukan gitu. Cuma rasanya gak mungkin aja. Jadi, sebaiknya kita berteman saja.”

Wafi mengangguk paham. “Mending hari ini kita nikmati waktu dan senang-senang. Lupakan apa yang sedang terjadi. Kita tinggalkan sebentar masalah di sini.”

“Oke.”

Selama di perjalanan, Liora dan Wafi membahas banyak hal. Keduanya terlibat obrolan yang mengasyikkan sambil menikmati pemandangan yang menyejukkan mata. Hamparan hijau pegunungan dan bukit kebun teh membuat otak terasa jernih. Rombongan pun berhenti di rest area untuk istirahat dan melaksanakan sholat.

Setelahnya mereka kembali melanjutkan perjalanan hingga ke tujuan. Karena udara semakin dingin. Liora pun mengeratkan pelukannya pada Wafi. Untuk sesaat keduanya sama-sama menikmati momen itu. Melupakan status yang kini masih di sandang Liora. Bagaimana hubungan mereka kedepannya itu urusan belakangan. 

Akhirnya, rombongan tiba di tujuan yaitu kawasan kebun teh. Disana semuanya pun mulai sibuk berswa foto bersama dan ada juga yang berselfie ria dengan pasangan masing-masing. Termasuk Wafi dan Liora. Keduanya bak sepasang kekasih yang baru saja menjalin cinta.

“Pepet terus,” sorak teman-teman Wafi.

Polisi gagah itu hanya tertawa. Setelah puas mengambil gambar dengan kamera ponsel, mereka pun turun untuk menikmati jagung bakar. Duduk di salah satu warung yang ada lesehannya, Liora dapat memandang hamparan luas kebun teh yang hijau. 

“Mau pesan apa?” tanya Wafi.

“Mie rebus aja.”

“Serius?”

“Iya. Memangnya kenapa?”

“Gak papa sih. Aku pikir kamu gak suka makan mie rebus.”

“Eh, jangan langsung menilai orang gitu. Mie rebus makanan yang pas di tempat kaya gini.”

“Mie rebusnya dua sama jagung bakarnya dua,” kata Wafi pada pelayan warung.

“Minumnya?”

“Teh hangat aja,” jawab Liora.

“Tehnya dua,” tambah Wafi.

Kepergian pelayan warung, Wafi menyikukan tangannya di atas meja lalu menumpu kepala di sana. Menatap Liora yang duduk di samping. 

Yang di tatapnya jadi salah tingkah dan memalingkan muka.

“Kok hadap sana?” tanya Wafi.

“Kamu ngapain lihatin aku begitu?”

“Gak boleh emang?”

“Bukan ga boleh.”

“Terus? Ada yang marah?” Wafi memperbaiki posisinya. “Iya sih, aku sadar kamu masih milik orang lain.”

“Bukan gitu. Aku cuma ngerasa waktunya gak pas aja. Kita sedang terlibat dalam satu kasus. Kamu seorang penyidik dan aku seorang saksi yang kapan saja bisa jadi tersangka. Aneh aja rasanya kita dekat kayak gini. Aku gak mau orang-orang nanti mengira kita ada main belakang kalau seandainya aku memenangkan kasus ini.”

“Aku profesional.”

“Aku tau itu, tapi bagaimana dengan tanggapan orang lain?”

“Apa kamu hidup mendengarkan tanggapan orang lain? Kalau aku sih gak peduli mau orang bilang apa. Selama kita di jalan yang benar buat apa mikirin kata orang.”

“Ya, walaupun setelah kasus ini selesai kita juga gak akan sepadan.”

“Kenapa?”

“Aku janda, Wafi. Gak akan mudah buat kamu.”

Wafi berdiri lalu sedikit menjauh dari Liora.  Menyulut sebatang rokok di tepi pagar warung sambil menikmati pemandangan. Lama pria itu menghisap tembakau gulung yang ada rasanya. Ketika pesanan mereka tiba dia segera membuang puntung rokok dan kembali duduk di bangku tadi.

“Sorry,” kata Liora.

Wafi tersenyum. “Seharusnya aku yang minta maaf karena terlalu cepat menunjukkan rasa sama kamu.”

“Gak masalah. Aku cuma mau mengingatkan saja agar nantinya perasaan kita gak terlanjur dalam.”

“Boleh aku minta sesuatu?”

“Apa?”

“Bisa kita jalani saja dulu sampai kasus kamu selesai?”

“Apa gak masalah nantinya.”

“Seperti yang aku bilang, aku profesional.”

Liora pun mengangguk. “Kok sekarang kita ngomongnya pakai aku sih? Biasanya pakai saya.”

“Profesional. Kalau lagi kerja nanti pakai saya lagi,” jelas Wafi.

Dalam hati Liora tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membuat pria di sampingnya itu percaya dan yakin padanya.

“Dimakan, nanti mie-nya keburu dingin,” ajak Wafi.

Keduanya menyantap mie rebus dan teh hangat sambil melihat kembali foto-foto mereka tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!