"Sus, bisa bantu saya?" tanya Liora.
"Apa itu, Mbak?" tanya Susi.
"Nanti sebelum kamu pulang tolong antarkan paket, ya."
"Kemana, Mbak?"
"Nanti alamatnya saya tulis. Kamu antarkan langsung ke nomor unitnya."
Susi tak mau banyak tanya. Gadis itu menganggukkan kepala. Setelah membantu membersihkan luka Liora, ia bersiap pulang. Dari cafe, wanita itu menaiki taxi online menuju alamat yang diberikan bosnya.
Tiba di gedung yang bertingkat, Susi langsung masuk. Menaiki lift menuju unit apartemen seseorang yang tak diketahui. Tugasnya cuma satu, yaitu mengantarkan kiriman sang atasan. Tiba di tujuan, bel dekat pintu di tekannya.
"Siapa?" Seseorang dari balik pintu bertanya sambil mengintip.
"Saya Susi, Mbak. Ini ada kiriman dari Mbak Liora."
"Taruh aja di dekat pintu. Nanti saya ambil."
Susi melakukan apa yang diperintahkan wanita di balik sana. "Kalau gitu saya pergi, ya, Mbak."
"Iya."
Kepergian Susi, wanita tadi membuka pintu huniannya. Sena, ya, dia mengambil paket tersebut dan langsung kembali masuk. Mengunci pintu dengan rapat.
Dibukanya kantong kresek warna hitam itu. Ternyata hanya baju seragam persis seperti yang dipakai wanita pengantar paket tadi. Namun, ada secarik kertas terselip di dalamnya yang bertuliskan
Pakai baju ini dan besok pagi kamu datang ke cafe saya.
Liora
Sena sedikit bingung, tapi dia akan melakukan apa yang dikatakan Liora.
\=\=\=\=\=
Pagi ini, Sena tiba di cafe bersamaan dengan karyawan lainnya. Ia langsung disambut oleh Liora di depan meja kasir. "Ikut saya," ajaknya.
Mereka pun tiba di lantai tiga.
"Buat apa, Mbak, minta saya pakai baju seragam karyawan ini?" tanya Sena.
"Kamu gak perlu tau. Cukup ikuti apa yang saya katakan," tegas Liora.
Sena mengangguk.
"Bagaimana kabar kamu."
"Ya, begini. Saya gak bisa kerja. Gak mungkin pemotretan dengan muka bonyok."
"Sebelum saya bicara, saya ingin memastikan apa kamu benar-benar akan ikut rencana saya?"
"Kenapa Mbak tanya begitu?"
"Saya hanya takut nanti kamu malah berubah haluan."
"Maksudnya?"
"Reiki pasti akan mendatangi kamu dan membujuk kamu dengan penawaran terbaiknya."
"Saya akan memilih berada di pihak Mbak dari pada di pihak laki-laki kurang ajar itu. Saya gak bisa terima perlakuannya."
Liora mengangguk-anggukkan kepala. "Apa kamu mau balas dendam?"
"Banget, Mbak. Kalau bisa dia kita laporkan dan tuntut supaya dihukum seberat-beratnya."
Senyum sinis terbit di sudut bibir Liora. "Kalau begitu mari kita bekerja sama. Saya akan tuliskan sebuah kisah dimana kita hanyalah korban dari seorang laki-laki bejat."
"Caranya?"
"Ada syarat!"
"Apa itu, Mbak?"
"Jangan pernah khianati saya sekalipun Reiki memberikan penawaran yang mampu membuat kamu berubah pikiran."
"Artinya saya rugi dong."
Liora menggoyangkan jari telunjuk di depan wanita itu. "Jangan salah kamu. Jika rencana saya berhasil maka saya bisa memberikan kamu lebih dari apa yang dijanjikan Reiki."
Sena berpikir sejenak.
"Kalau kamu berani berubah haluan, saya akan seret kamu kedalam penjara."
"Tapi saya gak bersalah."
"Saya bisa berikan keterangan kalau kamu dan Milen bertengkar hingga menyebabkan dia jatuh di tangga."
"Saya juga bisa bilang begitu."
"Oh, ya? Saya bisa ajak Reiki bekerja sama. Pasti dia akan memilih berada di pihak saya karena bukti perselingkuhan kalian masih saya pegang. Laki-laki itu akan memilih menutupi belangnya daripada membela kamu."
Sena jadi bimbang.
"Kalau bingung silahkan kamu pikirkan kembali tawaran saya."
"Oke. Saya akan memilih berdiri di samping, Mbak."
Senyum kemenangan terbit di bibir Liora.
"Sekarang katakan! Apa yang harus saya lakukan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments