Drama 4

"Kamu yakin mau pulang sore ini juga?" Puri bertanya pada anaknya yang sedang mengemasi barang. 

"Iya, Ma. Lagian acaranya kan udah selesai. Dari pada aku kesepian di sini, mendingan pulang," jawab Milen. 

"Kenapa gak besok pagi aja?"

"Aku udah kangen banget sama Mas Reiki, Ma."

"Ya udah. Tapi sudah kasih kabar ke suamimu belum?"

"Aku sengaja gak kasih tau Mas Reiki biar surprise. Tiba-tiba aku udah di rumah aja," jawab Milen. Membayangkan Reiki yang nanti kaget dengan kepulanganya, wajah Milen tampak berseri. 

Puri pun ikut tersenyum melihat putrinya bahagia. Meski jadi istri kedua ternyata tak membuat Milen terluka sedikit pun. "Hati-hati, ya."

"Iya. Mama sama Papa kalau masih mau main di sini gak papa."

"Kami tetap pulangnya besok siang aja. Masih mau berkumpul sama keluarga."

"Aku ngerti."

Puri membelai pipi anaknya. 

"Kalau gitu aku jalan dulu."

Sebelum pergi, Milen berpamitan dengan keluarga besarnya terlebih dahulu."

\=\=\=\=\=

Jam delapan malam, Liora baru dapat istirahat setelah pengunjung cafenya mulai sepi. Wanita berambut ikal itu menikmati secangkir kopi panas sambil bercengkrama dengan karyawan yang ada di dapur. 

"Kalau mau jalan sekarang gak papa, Mbak," kata salah satu karyawannya. 

"Bentar lagi lah. Capek banget."

"Apa Mbak berangkat setelah cafe tutup?"

"Bagusnya gimana?"

"Setengah jam lagi aja berangkatnya. Nanti cafe biar kita yang tutup."

"Tungguin aku pulang, ya."

"Iya."

Liora beranjak dari sana menuju lantai tiga. Mengambil surat gugatan cerai yang tadi di urusnya kemudian kembali turun. Merasa karyawannya bisa menangani pengunjung lain, dia pun berangkat ke rumah Reiki. 

Tiba di sana tepat pukul sembilan. Tanpa permisi dia kembali masuk dengan kunci cadangan. Naik ke lantai dua menuju kamar. Tak seperti kemarin, kali ini dia mengetuk daun pintu terlebih dahulu. 

Reiki pun keluar dengan piyama mandi. "Datang juga. Tunggu aku di ruang kerja, kita bicara di sana."

Liora mengangguk dan melangkah ke ruang kerja suaminya. Tak lama Reiki pun tiba. "Berani sekali kamu bawa dia dua hari berturut-turut ke rumah ini," kata Liora. 

"Mumpung Milen lagi gak ada. Lagian kalau ke hotel atau apartemen agak bahaya."

"Selama ini gimana?"

"Ya, sembunyi-sembunyi." Reiki duduk di meja kerjanya. "Mana surat gugatan itu?"

Liora memberikan surat yang dibungkus dengan amplop coklat. 

"Terus CCTV gimana? Milen pasti cek tuh. Dia bakalan ngira kalau aku datang ke rumah buat godain kamu."

"Aku matikan dari kemarin sampai besok pagi." Reiki mengambil pena lalu membaca surat gugatan cerai ia dan Liora. Setelahnya di bubuhkan goresan hitam di atas materai.

"REIKI!"

Kepala Reiki terangkat dan ia terkejut ketika melihat istrinya berdiri di ambang pintu bersama kekasihnya yang hanya berbalutkan selimut. Begitu juga dengan Liora. 

"Milen." Wajah Reiki langsung berubah pias. 

"Jelaskan siapa dia!" Milen membentak sambil mendorong Sena ke lantai. 

"Sayang, kok kamu pulang gak bilang-bilang?" Reiki bertanya menghampiri istrinya. 

"Kenapa? Biar kamu bisa sembunyikan dulu selingkuhan kamu ini?!"

"Kata siapa dia selingkuhan aku. Itu temannya Liora yang numpang mandi." Reiki menatap istri pertamanya. "Benarkan, Li!"

Liora tampak bingung mau menjawab apa. 

"Bohong!" sentak Milen. "Tadi ketika aku lihat Liora datang aku pikir kalian lagi berduaan di kamar. Ternyata aku menemukan dia." Ditunjukkan Sena yang terduduk di lantai. "Dia sudah katakan semuanya kalau kalian berpacaran dan semalam kalian menghabiskan waktu di sini juga."

Reiki jadi kelabakan. Dia tak tau harus beralasan apa lagi. 

"Dasar bajingan kamu, Mas!" Milen mengumpat sambil memukul dada suaminya. "Aku akan bilang ke papa soal ini. Biar kamu dipecat dari kantor. Kalau bisa perusahaan kita gak perlu bergabung lagi."

"Jangan gitu dong, sayang. Kita bisa bicarakan baik-baik masalah ini."

"Gak! Aku gak mau."

Merasa kepentingannya sudah beres, Liora memilih pergi dari sana. Namun, tangannya ditahan oleh Reiki. 

"Mau kemana kamu?" tanya Reiki. 

"Balik lah. Ngapain aku di sini? Lihat drama rumah tangga ini. Aku gak suka nonton sinetron." Liora menjawab dengan Ketus. 

"Jangan-jangan kamu yang bilang ke Milen kalau aku selingkuh?!"

"Mendingan kamu tanya sendiri sama istri tercinta kamu itu."

Milen yang merasa sakit hati melampiaskan kemarahannya pada Sena. Plak… 

Kelima jarinya mendarat dengan kasar di pipi selingkuhan Reiki. "Dasar ******! Kenapa kamu menggoda suami orang hah?"

Tak terima dituduh, Sena pun berdiri. "Heh, Mbak, seharusnya ngaca dulu kalau ngomong. Memangnya Mbak sendiri gimana? Bukannya Mbak juga nikahin suami orang?!"

Tak mau kalah, Milen menarik rambut Sena. "Berani kamu sama saya. Jangan macam-macam! Dasar murahan."

Sena melakukan hal yang sama. "Kamu juga murahan."

Liora dan Reiki yang tadi berdebat terhenti akibat perkelahian dua wanita itu. 

"Tuh, sebaiknya kamu pisahkan istri dan pacar kamu sebelum mereka sama-sama babak belur," ucap Liora. 

"Jangan harap kamu bisa pergi begitu saja." Reiki mencengkram pergelangan tangan istri pertamanya dengan kuat. 

"Lepasin gak! Aku gak mau ikut campur masalah kamu."

Di rampasnya surat gugatan cerai tadi dari tangan Liora kemudian di robek. "Karena aku sudah ketahuan jadi perjanjian kita batal."

Dahi Liora mengerut. "Gak bisa gitu dong. Milen pulang bukan karena aku."

Plak… 

Cap lima jari diberikan Reiki di pipi istrinya. 

"Aku gak percaya. Kamu pasti mengirim pesan pakai nomor lain."

"Jangan asal nuduh, ya," geram Liora. Didorongnya dada Reiki dan dia pun melangkah pergi. Namun, rambut panjangnya ditarik. Liora meringis kesakitan. "Lepasin, Rei, sakit."

Pertengkaran antara Millen dan Sena terus terjadi. Keduanya saling pukul, tampar, jambak, dan cakar. Sedangkan Reiki tak akan membiarkan Liora bebas begitu saja dari masalah ini. Dia ingin istri pertamanya itu ikut menanggung akibat. 

Liora terus berusaha agar lepas dari cengkraman suaminya. Hingga dirinya berhasil tegak sempurna, di balaskan rasa sakit yang masih terasa di pipi ke sang suami. "Cukup selama ini kamu semena-mena sama aku. Kali ini aku gak akan diam."

"Berani kamu ngelawan sekarang?"

"Oh, selama ini aku gak pernah takut. Cuma males aja buang-buang waktu dan tenaga."

Merasa ditantang oleh Liora, Reiki kembali menampar wajah istri pertamanya itu. Kali ini dengan kekuatan penuh. Plak … 

Membuat Liora terjatuh hingga kepalanya terbentur sudut meja yang tajam. "Itu akibat karena kamu berani melawan Reiki Alterio."

Kemudian dia berbalik mendekati istri dan pacarnya. Memisahkan dua wanita itu dari perseteruan. 

"Mau apa kamu?" tantang Milen. 

"Mau kasih pelajaran buat wanita bodoh ini," jawab Reiki. Di cekiknya leher Sena. Dia merasa kesal karena wanita itu sampai berkata jujur pada istrinya. 

Terpopuler

Comments

Zeni Supriyadi

Zeni Supriyadi

hehhh Reiki selingkuh ketahuan kok nyalahin istri pertama dasar laki" pecundang. Ayo Liora cepat bantu sena kasian udh jd selingkuhan pke dicekik segala gara" ketahuan🤦 buat Reiki kapok sekapok"nya...

2022-09-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!