Drama 15

Hari ini, Sena datang ke kantor polisi bersama kuasa hukumnya. Sebelum keruangan penyidik ia pun membuat laporan atas kasus penganiayaan yang dilakukan Reiki malam itu, setelahnya ia mengisi formulir untuk memberikan data-data pribadi. Kemudian barulah duduk di depan meja penyidik. 

"Apa hubungan Anda dengan korban?" tanya Wafi. 

"Saya gak kenal sama sekali," jawab Sena. 

"Kalau dengan saudara Reiki?"

"Kamu punya hubungan spesial."

"Sudah berapa lama kalian kenal?"

"Kira-kira empat bulan kurang."

"Apa, Anda tau kalau dia pria beristri?"

"Iya."

"Apa yang terjadi dimalam itu? Dimana korban meninggal?"

"Sebelum malam itu saya dibawa Reiki untuk menghabiskan waktu di rumahnya. Katanya biar lebih puas dan lama ketimbang kalau di apartemen saya. Saya setuju asalkan istrinya gak tau. Tapi ternyata istri pertamanya datang ingin mengambil pakaian. Awalnya saya sedikit takut tapi ternyata istrinya itu gak marah karena dia bilang mereka akan bercerai."

"Benar kalian saling berkenalan?"

"Iya, dia sempat menanyakan nama saya saat memasukkan baju-bajunya kedalam tas. Bahkan mengingatkan saya kalau istri kedua suaminya sedikit kasar."

"Lalu?"

"Besoknya saya diajak Reiki lagi ke rumahnya. Saya sudah ragu, tapi karena dibujuk saya pun mau. Singkat cerita Liora datang lagi, gak tau mau apa. Saya ditinggal Reiki ke ruang kerjanya. Gak lama seorang wanita masuk ke kamar. Saya tau kalau itu adalah Milen dari foto-foto pernikahan yang ada di rumah. 

"Terus?"

"Dia tanya saya siapa, kok bisa ada di sini dan tidur di ranjang Liora. Gak pakai busana lagi. Terus dia menemukan pakaian suaminya di lantai. Dia mulai marah dan menjambak rambut saya. Karena sudah ketahuan saya berkata jujur soal hubungan saya dengan suaminya."

Wafi menyimak sambil memperhatikan anak buahnya yang menulis keterangan itu. 

"Saya diseret keluar. Karena cuma pakai dalaman saya tarik sprei kasur buat nutupin badan. Tiba di ruang kerja suaminya saya di lempar ke lantai. Awalnya Reiki masih bohong, bilang kalau saya ini teman istri pertamanya. Namun, Milen gak percaya dan marah-marah. Dia bilang saya cewek murahan. Gak terima dibilang begitu saya lawan. Soalnya kami gak jauh beda. Saya dan Milen main cakar dan jambak sampai Reiki keluar dia lepasin saya."

"Reiki keluar kemana?"

"Kayaknya mau ngejar Liora. Saya gak begitu memperhatikan. Setelah lepas dari Milen saya gegas ke kamar lagi. Dari sana saya dapat melihat dia dan Reiki adu mulut sampai tampar dan pukul. Mungkin Reiki emosi, dia mendorong Milen dan jatuh di anak tangga. Karena saya takut dan panik akhirnya saya buru-buru memakai baju yang berserakan di lantai."

"Lanjutkan!"

"Baru juga saya mau keluar kamar, Reiki datang dengan muka merah padam. Dicekiknya leher saya lalu saya ditampar,dipukul, dan ditendang."

"Kenapa?"

"Dia marah karena saya terlalu bodoh langsung mengakui hubungan kami sama istrinya. Saya memang gak sepintar dia dalam mengarang cerita."

"Mengarang cerita seperti apa?"

"Ketika sama saya dia selalu ngasih alasan dimana istrinya itu bakalan percaya penuh. Bahkan saya sempat main ke kantornya waktu kami baru-baru kenal dan ketemu mertuanya. Dia hebat banget bikin cerita kalau saya ini calon model yang akan dipakai perusahaan dia. Sampai mertuanya percaya."

"Jadi kamu gak menyaksikan Reiki menganiaya istri pertamanya?"

Sena menggeleng.

"Setelah kamu di pukulnya apa yang terjadi?"

"Saya mohon dengan sangat sampai bersujud di kakinya buat lepasin saya. Tapi dia gak peduli. Setiap dipukul saya berteriak menahan rasa sakit hingga Liora datang dengan stik golf di tangan.Seingat saya dia berjalan sedikit pincang. Saat itu dalam hati saya hanya berharap semoga Reiki gak menoleh ke belakang. Kalau sampai dia tahu Liora datang, habislah kami."

"Dan?"

"Liora berhasil memukul suaminya dari belakang. Kami gegas keluar dari kamar dan turun tangga. Saat itu saya melihat punggungnya sudah penuh dengan darah. Bahkan ketika turun tangga dia meringis kesakitan memegangi kakinya."

"Kamu gak tanya?"

"Dalam situasi seperti itu saya rasa gak ada orang yang bisa berpikir jernih selain ingin melarikan diri secepatnya."

"Oke. Setelah kalian berhasil keluar dari rumah Reiki. Kemana tujuan berikutnya?"

"Saya di bawa Liora ikut bersamanya ke klinik 24 jam untuk mengobati luka-luka kami. Dari sana saya di antar ke apartemen. Dua hari setelah itu saya memutuskan untuk pulang ke rumah orang tua."

"Jadi kalian gak berkomunikasi setelah kejadian malam itu?"

"Tidak, Pak."

"Saling menanyakan kabar dan kondisi tidak juga?"

Kepala Sena menggeleng dengan penuh keyakinan. 

Wafi memeriksa catatan anak buahnya. 

"Oh, ya, Pak. Ada satu hal yang mau saya katakan," ujar Sena. 

"Apa itu?"

\=\=\=\=\=

Setelah mengumpulkan keterangan dari para saksi, Wafi memerintahkan anak buahnya untuk mencari keterangan tambahan lebih lanjut dari keluarga korban yaitu orang tua Milen. Hasil forensik dan sidik jari pun sudah keluar waktunya ia dan tim kembali berdiskusi. 

"Hasil analisa menyatakan kalau korban meninggal dunia akibat bagian kepala belakang khususnya bagian bawah mengalami benturan yang cukup keras," jelas Alfinra. "Untuk hasil DNA dari darah yang kita temukan di pecahan kaca merupakan milik saudara Liora," tambahnya. “Kami juga menemukan sedikit darah di sudut meja kerja PAk Reiki di rumahnya dan itu juga milik saudara Liora. Dari lima stik golf yang kami periksa tiga di antaranya tidak ditemukan sidik jari dan dua lainnya ditemukan sidik jari. Satu terdapat sidik jari saudara Reiki dan satu lagi kami temukan sidik jari saudara Liora dan korban."

"Menurut keterangan saksi Liora, bukannya dia memakai stik golf yang sama dengan yang dipakai saudara Reiki untuk memukulnya?!"

"Benar, Ndan."

"Seharusnya kita mendapatkan sidik jari dia dan saudara Reki, bukan dengan korban."

"Sepertinya kita butuh keterangan lebih lanjut dari saudara Liora, Ndan, terkait bukti yang kita dapat. Apakah ada yang ditutupi atau dia sengaja berbohong."

Wafi membuang nafas panjang. "Siapkan surat pemanggilan berikutnya."

"Baik, Ndan."

"Lalu bagaimana dengan hasil sidik jari di tubuh korban?" tanya Wafi. 

"Kami menemukan sidik jari saudara Reiki di bagian tangan dan wajah korban."

"Sudah dapatkan pakaian yang dikenakan korban saat kejadian itu?"

"Sudah, Ndan. Beruntung orang tua korban menyimpan baju yang dipakai putri mereka tanpa dicuci."

"Sudah lakukan pemeriksaan?"

"Dalam proses, Ndan."

"Baik, setelah semua bukti kita dapatkan segera siapkan BAP untuk pemeriksaan saksi ahli."

"Siap, Ndan," jawab Alfinra. 

"Setelah ini saya serahkan ke bagian operasi. IPTU Satya, tolong pimpin, awasi, dan beri arahan reskrim dalam menjalankan kasus ini."

"Siap, Ndan."

"Rapat malam ini selesai. Silahkan kembali ke ruangan masing-masing."

Kepergian bawahannya, Wafi mengusap kasar wajahnya hingga ke rambut. Dia merasa ada yang ganjal dalam kasus ini. Jujur hati kecilnya mulai khawatir kalau Liora terlibat dalam kematian Milen. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!