REINKARNASI KALI INI, PERMAISURI JAHAT INGIN MENJADI PENGUSAHA
Akhirnya aku sudah melahirkan anak ini, semoga kaisar menyayangi anak ini dan meneranginya seperti matahari.
Itulah harapan Aelia setelah melahirkan dan memeluk anak ketiganya, berharap kaisar akan mengeluarkannya dari hukuman dan melihat anak yang ada di dalam pelukannya.
"PERMAISURI AELIA!"
Semua pelayan dan dokter di dalam ruangan terkejut ketika melihat para ksatria kerajaan masuk dengan mendobrak pintu secara tiba-tiba.
"PERMAISURI DAN PARA PENGIKUTNYA DIHUKUM MATI ATAS PENGKHIANATAN!"
Perintah itu bersamaan dengan hukuman mati para pelayan dan dokter yang membantu kelahiran permaisuri.
Aelia menjerit sambil memeluk bayinya.
Dua ksatria datang dan berusaha menyelamatkan Aelia.
"PERMAISURI! IKUTI SAYA!" Ksatria itu mengulurkan tangan untuk membantu permaisuri bangun dari tempat tidur sementara yang lainnya melawan para ksatria kerajaan yang berjumlah puluhan.
Aelia mengikuti ksatria itu sambil menggendong anaknya, ketika melihat punggung ksatria yang memberanikan diri menolongnya, dia berhenti.
"Permaisuri?"
Aelia melihat anak yang baru dilahirkan lalu teringat dengan dosa masa lalu, dia menyerahkan anak itu. "Tolong, lindungi anak aku."
"Permaisuri?"
Aelia mengambil kalung di lehernya lalu mengalungkan di leher bayi itu, ketika sang ksatria lengah. Dia mengarahkan pedang ke ksatria itu. "Pergi! Selamatkan dia!"
Wajah ksatria itu berubah sedih sambil memeluk anak yang menangis itu.
Langkah kaki para ksatria kerajaan yang mengejar mereka mulai terdengar.
Ksatria itu mendecak kesal.
"Temanmu sudah meninggal, jadi tolong pergilah dan selamatkan nyawamu. Tidak, tolong selamatkan anak itu," kata permaisuri. "Jika kamu masuk ke dalam lukisan itu, kamu akan turun ke lantai paling bawah, ketika sudah aman situasinya baru keluar dari sini. Mungkin tempat ini juga akan dihancurkan."
"Permai-"
"Aku sudah melakukan banyak dosa di masa lalu, jadi tolong selamatkan anak ini. Kedua anakku yang lain sudah dengan ayahnya, anak ini mungkin tidak akan pernah diakui sang ayah."
Ksatria itu terdiam lalu pergi dengan terpaksa bersama sang bayi, masuk ke dalam lukisan yang hanya diketahui permaisuri dan kaisar sebelumnya.
Permaisuri menutup lukisan lalu lari ke atas menara.
Ternyata aku memang tidak bisa hidup di dunia ini,
Aku tidak minta dimaafkan,
Aku tidak minta dicintai,
Aku tidak minta dimengerti,
Tapi aku hanya minta, jangan abaikan aku.
Para ksatria kerajaan tiba di menara hukuman paling atas dan melihat permaisuri berdiri di pinggir tembok.
Permaisuri menatap langit dan terlihat cantik.
Dewa,
Jika aku bisa memutar waktu. Aku akan lebih mencintai anak-anakku, Aether dan Selena.
Jika Stefano memang tidak mencintaiku di kehidupan selanjutnya, aku sudah tidak peduli lagi.
Para ksatria terkejut melihat permaisuri nekat menjatuhkan diri dari menara atas. Permaisuri yang terkenal jahat dan egois, lebih memilih bunuh diri daripada mendapat hukuman.
Benar-benar pengecut, bagi pendapat banyak orang.
Akan aku kabulkan.
Apa?
Kembalilah.
Aelia membuka mata dengan tubuh penuh keringat dan napas tersengal, menatap langit tempat tidur yang tidak asing.
Aelia mengedipkan mata lalu mencubit pipinya. "Ah!"
Apakah itu tadi hanya mimpi? Tidak, itu bukan mimpi. Aku juga mendengar suara aneh setelah meninggal.
Dewa?
Aelia memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit, berbagai macam informasi muncul di kepalanya.
Kehidupan pertama,
Kehidupan kedua,
Dua kehidupan yang sangat menyedihkan karena ulah dirinya yang bersikeras berdiri di sisi suami sementara sang suami berkali-kali mengabaikan dia lalu pada akhirnya membuat Aelia menelantarkan kedua anak.
Meninggal karena dibunuh ambisi sendiri untuk mengejar suami?
Benar-benar menyedihkan.
"IBU!"
Aelia menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara pintu dibuka secara kasar, bersamaan dengan suara yang dikenalnya.
Selena yang menarik tangan dokter keluarga duchy Birendra, menatap cemas ibunya. "Ibu masih bangun? Ibu tidak apa-apa?"
Aelia merasa canggung. "Selena?"
Selena memeluk ibunya yang berbaring di tempat tidur. "Sudah aku bilang, kan. Ibu baik-baik saja, ibu tidak sakit, ini hanya ulah ayah yang tidak ingin melihat ibu sehingga melempar ibu ke istana timur."
Aelia ingat sekarang, karena demam tinggi yang tidak kunjung sembuh dan sudah mengundang berbagai dokter, akhirnya dia dilempar ke istana timur yang kosong, hanya ada tempat tidur, sofa untuk duduk dan menyambut tamu lalu lemari pakaian, sisanya tidak ada ornamen apapun.
Semua bangsawan dan rakyat yang membenci permaisuri karena ulah jahatnya, bersyukur dengan keputusan kaisar.
Selena teringat dengan dokter, lalu menjauh dari ibunya. "Cepat, periksa ibuku. Apakah ibu sakit? Ibu, dia adalah dokter baru di kediaman keluarga kita tapi sangat jenius, kakak menemukannya di akademi, tapi dia hanya rakyat biasa. Ibu tidak keberatan, bukan?"
Selena tahu ibunya tidak suka rakyat kelas menengah ke bawah yang hanya bisa menggantungkan hidupnya ke orang lain.
Dokter wanita yang diajak Selena pun juga gugup melihat Aelia.
Aelia terdiam sebentar lalu mengulurkan tangannya. "Tolong."
Selena dan dokter menghela napas lega.
Setelah Aelia ingat kembali, semua dokter yang memeriksanya adalah dokter bangsawan atau dokter yang hanya menangani orang kaya dan bangsawan, mereka tidak pernah menyentuh rakyat.
Jika Aelia mengingat kembali ke masa lalu saat dirinya terkena wabah, itu sebenarnya hanya flu biasa, tapi karena tidak ditangani dengan baik jadinya bertambah parah.
Awalnya hanya rakyat biasa yang kena lalu bangsawan dan anggota keluarga kekaisaran yaitu sang permaisuri.
Aelia memijat kepalanya.
Selena menjadi salah paham. "Apakah kepala ibu pusing?"
"Berikan aku vitamin biasa saja, sekarang demamku sudah menurun." Perintah Aelia yang merasa konyol.
Jika dipikir lagi, rakyat bisa cepat sembuh karena rumah mereka tidak luas dan hanya jendela saja yang terbuka lebar, sementara rumah para bangsawan sangat luas. Sehingga jika mereka merasa kepanasan karena demam tinggi, para pelayan membuka lebar pintu balkon beserta semua jendela kamar.
"Tuan putri, permaisuri kondisinya baik-baik saja. Mungkin ini hanya efek setelah sakit, saya akan memberikan resep obat yang cocok untuk permaisuri."
Ah, negara ini memang tidak mengenal vitamin rupanya. Batin Aelia.
Selena menatap senang ibunya. "Ibu, minggu depan ulang tahun kakak. Kenapa ibu tidak datang ke pesta kakak untuk memberikan kejutan?"
Aelia melirik putrinya. "Hm? Bukankah ibu mendapat hukuman? Ibu tidak boleh datang ke sana."
"Tidak apa, ada aku. Jika ayah mengusir ibu, aku akan marah besar."
Aelia tersenyum lalu mengusap kepala Selena, lalu teringat dengan sesuatu. "Dokter, apakah wabah yang beredar sama denganku?"
Dokter itu membungkuk takut. "Y- ya- para bangsawan terkena wabah yang sama tapi hanya permaisuri yang paling lama tidak sembuh tapi juga bertahan lama dari penyakit."
"Apakah rata-rata yang meninggal kena wabah ini, ada masalah dengan paru-parunya?" tanya permaisuri.
"Ba- bagaimana anda tahu Yang Mulia? Hal ini masih dirahasiakan supaya tidak menimbulkan kecemasan sementara para dokter bekerja keras mencari obatnya." Dokter menatap takjub permaisuri.
Permaisuri tersenyum licik, sekarang dia punya ide untuk keluar dari kekacauan yang dia buat di masa lalu. "Lakukan ini hanya di sekitar wilayah kita dulu, lalu jika sudah berhasil, laporkan kepada ayahku semuanya. Ayah pasti tahu apa yang bisa beliau lakukan."
"Selama itu baik untuk semua, saya akan melakukannya."
Aelia tertawa lalu menepuk kepala dokter yang terlihat kekanakan itu. "Anak pintar."
Selena dan dokter terkejut. Apakah kepala permaisuri sakit juga?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Sulati Cus
covid ternyata 😂
2023-01-10
0
♡~Yuki.nur019
MMMMMMNMMMNMMMMMMMMNMNMNMNMNMNMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMNNMMMMNMMNMMMMNMMNMNNMMNMMNNMMMMMMMNNMMMMMM
CARILAH N dan katakan jumlah nya
next
2023-01-03
1