Aelia memakai gaun serba putih bersama dengan Selena. Meskipun semua serba berwarna putih dan sederhana tapi masih terlihat mewah dan elegan.
Aelia menatap takjub dirinya yang masih terlihat cantik di depan cermin satu badan.
Gaun ini adalah gaun yang disiapkan Selena atas permintaan ibunya. Karena istana timur kosong, otomatis istana putri membantu istana timur diam-diam, tentu saja semua pelayan istana putri sangat setia dengan keturunan Birendra.
Selena menatap ibunya. "Kakak tidak ingin mengadakan pesta ulang tahun karena ibu sakit, ratu memaksa kaisar untuk tetap mengadakannya. Aku khawatir, jika di dalam pesta itu orang-orang akan menilai buruk kakak."
Ya, seorang anak yang mengadakan pesta ulang tahun mewah terlepas dia seorang pangeran mahkota atau putri, moral mereka dipertanyakan di depan publik. Sepertinya ratu dan para pendukung memanfaatkan momen dirinya sakit untuk menjatuhkan pangeran mahkota.
Jika dirinya yang dulu di kehidupan kedua, pasti akan marah dan datang memakai gaun serba merah serta perhiasan mahal untuk menantang mereka.
Lalu jika dirinya di kehidupan pertama, pasti akan menangis dan datang memakai gaun serba hitam tanpa perhiasan untuk menunjukkan betapa teraniaya dirinya.
Dan sekarang Aelia tidak mau melakukan kedua hal itu, meskipun pernah hidup angkuh di kehidupan kedua dan menderita di kehidupan pertama. Di kehidupan sekarang dirinya harus bersenang-senang, melanjutkan hidup dengan bahagia lalu mengurus kedua anaknya dengan sukses.
"Selena."
"Ya, bu?"
"Jika ibu tidak ingin Aether menjadi pangeran mahkota, apakah kamu akan marah?"
Selena terpana. Ibunya dari dulu selalu menginginkan sang kakak menjadi pengganti ayah. "Itu-"
"Lupakan saja, ibu hanya bertanya," ucap Aelia sambil lalu.
Selena mulai melupakan pertanyaan iseng ibunya. "Bu, aku sudah menyiapkan hadiah untuk kakak dan bagian ibu untuk diserahkan ke kakak. Jadi-"
"Tidak perlu."
"Apa?"
"Ibu tidak perlu repot-repot melakukan itu. Ayo."
"Tapi-"
"Nanti di sana pasti akan kacau dengan kedatangan ibu," kata Aelia.
Selena membenarkan itu di dalam hati. Bangsawan yang hadir juga ada pendukung ratu.
Begitu tiba di ballroom, penjaga pintu terkejut dengan kedatangan permaisuri Aelia dan putri Selena yang melihat kemesraan ratu berdansa dengan kaisar.
Aelia bisa mendengar kalimat memuji ratu dan kaisar sebagai pasangan serasi dari para bangsawan yang hadir.
Penjaga pintu segera mengumumkan kehadiran permaisuri dan putri dengan keras seolah peringatan datangnya musuh.
Aelia mengangkat dagu dan melihat para undangan di ballroom dengan angkuh di ujung tangga tinggi, seolah menatap hina mereka.
Para tamu undangan mau tidak mau membungkuk hormat untuk Aelia, kecuali kaisar dan ratu.
Ketika kaisar melirik tajam ratu dan mendecak, ratu buru-buru membungkuk hormat.
Aelia dan Selena menuruni tangga. Mereka datang tanpa memakai perhiasan mewah ataupun gaun berwarna, hanya memakai gaun putih, mahkota berlian lambang keluarga Birendra dan juga perhiasan turun temurun milik pribadi. Tidak ada lambang kaisar di atribut mereka yang pakai.
Aelia dan Selena membungkuk hormat ketika tiba di hadapan kaisar.
"Bangun," kata Aelia dengan dingin.
Semua bangun.
Ratu terkejut melihat penampilan permaisuri dan putri. "Permaisuri, bukankah penampilan anda terlalu sederhana untuk tampil di pesta pangeran mahkota?"
Aether yang sedari tadi bersama para bangsawan seusia dirinya, sontak lari menuju ibunya. "Ibu."
Aelia hanya menatap lurus kaisar. "Lama tidak bertemu, kaisar."
Kaisar menatap rumit sang permaisuri.
Selir Ira terkejut dan berseru nyaring. "Astaga, permaisuri. Bukankah anda masih sakit dan harus berada di istana timur?"
Sontak para bangsawan menjadi ribut. Masalah permaisuri masuk ke istana timur hanya rahasia di kalangan istana, sekarang tersebar berkat mulut seorang selir kesayangan.
Kaisar melirik penampilan Aether yang memakai bunga mawar putih di saku dada. "Apakah ini alasan kamu memakai mawar putih itu?"
Aether menutup mawar dan menatap curiga kaisar, dia memang sudah membahasnya dengan Selena. Tapi sebagai pemeran utama, sangat tidak pantas memakai pakaian serba putih jadi setidaknya dia memakai bunga mawar putih melambangkan rasa cinta suci terhadap sang ibu.
Salah satu bangsawan pengikut menjadi khawatir dan mengeluarkan keluh kesahnya. "Yang Mulia, anda sedang terkena wabah jadi tolong kembali ke istana timur. Wabah masih belum ada obatnya."
"Kalau begitu, aku juga harus mengeluarkan keluh kesah. Mengadakan pesta mewah dengan dalih ulang tahun pangeran mahkota di saat ibunya sakit, apakah itu bermoral?"
"ANDA BICARA APA? RATU SUDAH BERBAIK HATI MENGURUS PANGERAN MAHKOTA DAN PUTRI! TAPI ANDA MALAH MENGHINANYA? ANDA MEMANG BELUM BERUBAH MESKIPUN SUDAH DILEMPAR KE ISTANA DINGIN!" teriak salah satu pendukung ratu.
Permaisuri tertawa jahat. "Seingatku, aku dikirim ke istana timur karena terkena wabah. Aku dilempar ke istana timur? Berita dari mana itu? Apakah memang itu tujuan anda dari awal, Kaisar?"
Bangsawan itu terdiam dan salah tingkah, teman-temannya yang lain menatap kesal dirinya termasuk ratu yang menyembunyikan wajah di balik kipas.
Permaisuri menatap kaisar."Kaisar? Apakah anda ingin hidup bahagia selamanya dengan ratu?"
Selena memeluk tangan permaisuri dengan ketakutan, ini bukan ibu yang dia kenal. "Ibu."
Kaisar menatap bingung permaisuri. "Hari ini pesta ulang tahun pangeran mahkota, jangan membuat keributan. Permaisuri, jika ingin istirahat- kembalilah ke istana timur, aku akan membuat jadwal untukmu."
Permaisuri mengalihkan tatapannya ke Aether. "Pangeran mahkota, apakah merayakan ulang tahun mewah di saat wanita yang melahirkan anda sakit adalah hal yang pantas? Kalau begitu, jika kaisar sakit, kenapa kita tidak merayakan pesta juga?"
Kaisar menatap geram istrinya. "PERMAISURI!"
Ratu menghalangi pandangan permaisuri ke pangeran mahkota. "Pangeran mahkota adalah calon pewaris kekaisaran dan akan menggantikan kaisar di masa depan, merayakan ulang tahun sama saja berkah dan anugerah untuk kekaisaran. Anda tentu mengerti hal ini permaisuri."
"Dan ide siapa ini?" tanya Aelia ke pangeran mahkota.
Ratu menjadi bingung dengan pertanyaan Aelia. "Ya?"
'Pangeran, apakah ibu mendidik anda seperti ini? Siapa yang mengeluarkan ide untuk merayakan ulang tahun? Jika memang ini adalah ide pangeran, wanita ini yang akan menghukum anda."
"Yang Mulia, tidak peduli ide siapa. Anda tidak boleh menghancurkan pesta yang sudah direncanakan oleh ratu jauh hari," kata selir.
"Ratu? Apakah ini adalah ide anda?" tekan permaisuri.
Selena dan Aether akhirnya paham apa yang dilakukan ibu mereka sekarang. Saat ini para bangsawan kemungkinan besar sedang bergosip betapa rendah moral pangeran mahkota, merayakan pesta ulang tahun mewah di saat ibunya sakit.
Dulu Aether memaksa merayakan ulang tahun dengan ditangani permaisuri karena ingin bangsawan dan rakyat mengubah pandangan mereka dan menunjukan cinta kasih ibu kepada anak.
Ternyata permaisuri jatuh sakit di tengah persiapan acara sehingga ratu mengambil alih dan bicara ke kaisar untuk tetap meneruskan acara meskipun permaisuri sakit.
"Ini demi kebaikan bersama. Permaisuri adalah istri kaisar dan ibu dari anak-anak anda, jadi tidak mungkin menghentikan pesta. Jika kita menghentikan acara ini, mungkin permaisuri akan marah."
Begitulah saran yang dilontarkan ratu kepada kaisar.
Kaisar pun mau tidak mau meneruskan acara itu.
Kaisar, Aether dan Selena mulai merenung.
"Kita bercerai saja."
Kaisar menatap bingung Aelia, tersadar dari lamunan. Sepertinya dia mendengar sesuatu.
Aelia menatap lurus kaisar dengan tegas. "Lebih baik kita bercerai dan saya keluar dari istana, Yang Mulia."
Semua orang di dalam ballroom terkejut.
Kaisar dan Aether teriak marah bersamaan. "TIDAK BOLEH!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
♡~Yuki.nur019
jadi ceritanya gimana nih ? 🗿
2023-01-03
1