Bab 10

Tentang sebuah melupakan, tak ada orang yang benar-benar bisa melupakan, mereka hanya berpura-pura lupa agar semua terlihat baik saja.Tidak semua orang memang siap untuk mengikhlaskan, tapi memang semua orang butuh waktu untuk segera mengikhlaskan.

Yasmin tak mengharapkan Devano kembali, jika pun mereka akan balikan, perasaan Yasmin tak akan sama lagi seperti dulu pada cowok itu.

Yang namanya Dejavu pasti ada, Yasmin selalu merasakannya, mengingatnya saat bersama Devano dulu, di jalan jalan yang pernah mereka lalui berdua, di kafe dan restoran yang slalu mereka singgahi dihari libur, Yasmin masih tidak tega untuk melenyapkan semua kenangan itu.

Bahkan gadis itu masih menyimpan barang pemberian Devano, namun jika dipikir pikir lagi, Devano adalah orang yang lebih jahat memperlakukannya. Seharusnya, dia jangan fokus pada yang hilang, tapi fokuslah pada yang tuhan gantikan, karena jelas Rain jauh lebih baik dari Devano.

Dikala kesendiriannya, melamun disebuah kafe, tiba tiba ada yang memanggilnya.

"Hai, Yasmin?" sapanya.

Yasmin benar benar tak berharap lelaki itu datang, namun mengapa Tuhan menakdirkan mereka bertemu, lelaki itu datang dengan senyum manisnya dihadapan Yasmin.

'ini nyata, apa cuma khayalan gue aja sih?' Batin Yasmin.

"Sendirian?" tanyanya lagi.

Yasmin tak menjawab, gadis itu mengambil makanan dan minumannya untuk ia bawa ke tempat lain, guna menghindari Devano. Namun menyebalkannya, cowok itu semakin mengejar Yasmin.

"Ternyata kamu masih suka Tavana Chamomile ya"

Ternyata cowok itu masih mengingat minuman kesukaan Yasmin, Devano masih belum berubah, masih sama gantengnya seperti biasanya. Satu fakta yang pernah dipuja puja oleh Yasmin, meski dibandingkan dengan Rain, Devano masih jauh lebih ganteng.Tapi soal effort, Devano kalah jauh oleh Rain.

Mengapa cowok itu masih mengingat minuman yang disukai Yasmin, harusnya dia melupakannya karena itu bukanlah hal yang penting bagi Devano, sedikit mengherankan jika Devano mengingat hal itu bahkan setelah sekian lama berlalu.

Setelah hubungan mereka berakhir selama 3 setengah tahun lalu, bukanlah waktu yang singkat, namun ada sosok Rain yang selalu melengkapi hari harinya.

"Rain ngga ikut?"

'bisa ga sih, elo pergi aja, jangan ngobrol sama gue' batin Yasmin.

Yasmin hanya melirik dan tersenyum, "dia lagi ada kelas"

"Dia keliatan sayang banget ya sama kamu" Devano tertawa kecil. Semakin membuat Yasmin bingung, kenapa tiba-tiba Devano berbicara seperti itu.

“Ya kalo ga sayang kenapa dipacarin” hatinya merasa sakit setelah mengatakan hal itu, Yasmin mengingat saat menjalin hubungan dengan Devano dulu.

Dimana Devano sering berbohong, Devano sering jalan bersama perempuan lain dibelakangnya, Devano selalu membela perempuan lain selain dirinya, Devano tak pernah mengaggapnya ada, dan Devano yang selalu tidak peduli dengan keberadaan Yasmin.

"Maaf atas semua kelakuanku dulu, tapi aku ngga ada perasaan apa apa lagi sama kamu sekarang, aku cuma mau ngobrol aja"

Yasmin hanya tersenyum tipis, seharusnya Yasmin harus menghapus segala sesuatu tentang Devano.

Yasmin melihat ponselnya yang terdengar dering pesan dari Rain, ia tersenyum lalu berpamitan pada Devano. "gue duluan Dev" tersenyum tipis, lalu pergi meninggalkan Devano, menuju kampus yang memang letaknya dekat dengan Cafe.

Gadis itu tidak suka pada sikap Devano yang baik padanya, agar ia luluh kembali pada cowok itu, karena sejak awal memang cowok itu tak pernah peduli padanya. Yasmin tidak mau usahanya untuk melupakan Devano, rusak begitu saja. Sampai keluar dari kafe pun, Yasmin enggan menoleh ke belakang, kedatangan Devano membuat moodnya buruk.

"Yasmin!"

Devano terus memanggilnya, berusaha mengejar gadis itu, namun lagi lagi Yasmin enggan menoleh ke belakang.

“Yas, tunggu!” hingga akhirnya cowok itu sampai disebelahnya dengan nafas terengah-engah.

"Apa sih!" jutek Yasmin.

Devano terkekeh.“Jutek amat sih” cowok itu makin kurang ajar, dia mengusap rambut Yasmin.

"Ga usah pegang pegang gua!" Yasmin menepis tangan kotor Devano.

"Emang kenapa? elo baper ya?"

Dulu Yasmin sangat bersimpati, entah dengan sikapnya sekarang Yasmin malah membencinya setengah mati.

"Geer banget" Yasmin melanjutkan langkahnya.

Tapi Devano tetap berjalan mengejarnya, menjajarkan langkahnya disebelah Yasmin. "Aku udah putus sama Sofia"

Yasmin tertawa. "Terus? apa hubungannya sama gue"

"Dulu lo bilang, elo cinta sama Angel tapi habis itu putus terus jadian sama Sofia. Sekarang, elo putus sama Sofia karena siapa lagi? Ketrhyn? Naila? Sisil? dasar Playboy" cibir Yasmin begitu ketus.

Belum genap 2 bulan, Yasmin mendengar kabar Devano dengan Sofia, tiba tiba sekarang sudah putus.

"Yasmin" langkah Yasmin terhenti saat Devano tiba tiba menarik lengannya.Gadis itu melotot atas perlakuan Devano yang seenaknya.

Tepat di depan gerbang kampus, banyak mahasiswa yang melihat mereka berdua, mereka mungkin bertanya tanya, mengapa Yasmin dan Devano terlihat bersama setelah bertahun-tahun putus? apakah mereka balikan? dan apakah Rain dicampakkan oleh Yasmin? pastinya berita kedekatan Yasmin dan Devano di depan gerbang kampus akan tersebar luas. Entah bagaiman perasaan Rain jika mendengar kabar itu.

"Maafin aku...."

“Setelah bertahun-tahun, lo baru minta maaf sekarang? basi!!” bentak Yasmin. "Udah deh jangan ganggu gue lagi, gue ga pernah ganggu elo, gue udah bahagia sama Rain, jangan pernah ganggu gue lagi deh!!"

"Aku bener bener minta maaf, aku bodoh udah nyia nyiain orang sebaik kamu"

"Baru nyadar ya kalo bodoh? ucapan minta maaf lo udah ga berguna buat gue! jangan pikir gue bakal luluh sama ucapan maaf lo gitu aja"

"Kasih aku kesempatan sekali aja buat memperbaiki semuanya ya, aku janji ga bakal ngulang kesalahan yang sama"

"Emangnya salah lo apa?" tanya Yasmin dengan nada yang tak mengenakkan. Devano diam untuk beberapa saat, mencerna semua kesalahannya. Nyatanya, cowok itu tak pernah mau mengakui kesalahannya.

Kali ini, Yasmin tak ingin hatinya tersakiti untuk yang kedua kalinya, ia tidak akan melakukan hal bodoh itu. Yasmin menepis genggaman tangan Devano, namun semuanya sia sia, semakin kuat usaha Yasmin untuk melepaskannya, semakin erat pula Devano menahannya.

"Devano!! lepasin sakit woi!" teriak Yasmin.

"Dengerin penjelasan aku dulu"

"Apalagi yang mau lo jelasin sih! lo itu bukan dosen. Mau jelasin apa lagi? udah basi! elo itu bodoh banget ya? udah tau gue udah punya Rain-"

"Tapi kamu sama sekali ga cinta sama dia kan? aku tau semuanya Yas, kamu jadian sama dia cuma buat pelampiasan habis putus sama aku kan?"

"Gila lo ya! elo pikir hubungan gue sama Rain selama ini cuma main main gitu!" Yasmin menampar pipi Devano menggunakan tangan kirinya.

"Gapapa kamu nampar aku, tapi tolong terima perasaan aku sekali lagi, kita bisa memulai semuanya dari awal"

"Gue gak sudi balikan sama elo!!"

“Tapi aku tau, kamu masih punya perasaan sama aku, iya kan?” Devano masih belum melepaskan genggamannya.

Yasmin tergelak. "buka kuping lo lebar lebar!! perasaan gue cuma buat Rain, jadi stop mikir kalo gue masih ada rasa buat lo! harusnya elo itu sadar diri, elo itu ga pantes buat dipertahanin!" sungguh pedas sekali ucapan Yasmin.

"Aku tau semuanya Yasmin! kamu masih simpen semua barang barang dari aku kan?, kamu masih simpen chat kita dulu, bahkan foto foto kita masih kamu simpan kan? jadi, please kasih aku kes-"

BUGH!

Yasmin menganga saat melihat tubuh Devano tersungkur dijalanan, Yasmin terdiam tak tau apa yang harus ia lakukan.

~•~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!