Siapa yang tak kenal Abim sebagai playboy tersohor dikampus, segala penjuru kampus, bahkan tukang kebun, penjaga kantin, sampai satpam pun tau kalau Abim adalah playboy kelas kakap yang sangat handal dalam mematahkan hati perempuan. Namun dengan kekeh Marissa bersikeras untuk menghapus gelar yang sudah melekat pada diri Abim.
cowok itu berpacaran dengan cewek dari fakultas kedokteran yang sama sekali tidak populer, banyak yang mengatakan kalau mereka berdua adalah pasangan yang tidak cocok sama sekali, dan ada juga yang bilang kalau Marissa harus siap patah hati setelah 2 bulan menjalani hubungan dengan Abimanyu Mahendra karena memang biasanya seperti itu.
Namun, 3 bulan telah berlalu, nyatanya hubungan mereka sampai saat ini baik baik saja, dan yang lebih mengejutkannya lagi, hari ini cowok itu mengajaknya main ke rumahnya bertemu bunda dan saudara saudaranya, Marissa adalah perempuan pertama yang Abim ajak kerumahnya.
Melihat Abim yang sudah nangkring didepan rumahnya dengan motor klx barunya dan bajunya yang nampak seperti anak geng motor, menambah aura ketampanannya. Cowok itu mengatakan kalau sekarang adalah hari ulang tahun bundanya, makanya ia mengajak Marissa datang dan juga untuk memilihkan kue ulang tahun untuk bunda sebagai surprise, Marissa tentu tidak keberatan dengan ajakan Abim.
"ngga mau yang red velvet aja kak?"
Namun Marissa tetap kekeh memilih kue sederhana dengan hiasan bunga dan buah buah segar diatasnya.
Sering sekali, Abim mendengar adik adiknya mengatakan kapan akan memutuskan Marissa? namun sepertinya sang pengembara cinta akan tobat.
Sebenarnya Abim bukanlah lelaki yang melukai banyak hati yang pernah ia singgahi tetapi lebih tepatnya ia hanya berusaha mencari seseorang yang lebih tepat lagi dihatinya. Abim tidak ingin memaksakan hatinya untuk mencintai sementara dia sudah tidak nyaman lagi, lantas dengan begitu saja gelar playboy kelas kakap telah melekat pada dirinya.
Abim sih tidak peduli, ia hanya ingin bersenang senang, kita tidak bisa menutup mulut orang lain satu persatu tapi kita bisa menutup telinga kita sendiri dan teruslah berjalan dijalan yang kamu inginkan, cepat atau lambat kamu akan sampai.
Sambil menatap Marissa yang asik melihat deretan kue kue di balik etalase, Abim terus memperhatikannya dengan senyum dan rasa nyaman.
Sangat terlihat, Marissa adalah perempuan yang beda dari perempuan lainnya yang pernah ia temui, memang sih Marissa tak secantik mantan mantannya tetapi Marissa adalah Marissa yang biasa biasa saja, dengan pakaian sederhana dan wajah yang manis.
Dimata Abim, Marissa selalu cantik dengan caranya, dia memang tidak populer tetapi sesuatu yang membuatnya kagum adalah Marissa yang rajin sholat dan rendah hati.
"Heh mas Abim, kok liatinnya gitu banget" hanya Marissa yang tau tentang nama panggilannya dirumah. Marissa dan Abim terpaut usia yang berbeda, Marissa seumuran dengan Rain dan Yasmin.
"Soalnya kamu cantik banget"
"preet" Marissa terkekeh.
****
Di kuburan ayah, ada 2 pohon kamboja yang menaungi kanan dan kirinya, seminggu sekali bunda mengunjungi makam suaminya untuk membersihkannya, itulah yang ayah suka dari bunda, selain cantik, bunda juga rajin dan perhatian, sungguh istri idaman.
"Ayah itu orangnya nggak pernah ngeluh nia" ucap Reza sembari meletakkan setangkai bunga matahari yang tadi sempat ia petik dipekarangan rumah tanpa sepengetahuan Rain.
Bunga bunga matahari itu ditanam sendiri oleh Rain dan saat Reza bertanya mengapa Rain menanam bunga matahari dan jawabannya adalah "Biar rumah kita terang, kan mataharinya madep kerumah kita semua" Reza tau Rain ini ngga pintar juga ngga bodoh, tapi kadar kepintaran adiknya itu pas pasan hingga membuatnya heran kenapa bocah itu menjawab seperti itu.
Disampingnya, Tania hanya diam, setelah berdoa Tania hanya menatap batu nisan ayah, dulu ia sempat bertemu sekali dengan ayah dirumah sakit, itupun disaat ayah seminggu sebelum menghembuskan nafasnya.
"Mas ini apa? " tanya Tania.
"Jangan diambil, itu suratnya Rain" Reza mencegah tangan Tania yang hampir mengambil surat itu.
Tania hanya mengangguk dan membiarkan surat itu terselip diantara batu nisan ayah. Tania pernah mendengar kalau Rain memang sangat menyayangi ayah dan melihat bagaimana Rain meninggalkan sepucuk surat dimakam Ayah, Tania mengerti kalau raga ayah boleh mati tapi sosoknya masih abadi melekat dalam hati Rain.
"Orang yang paling terpukul atas kepergian ayah itu bunda sama Rain, buat dia, ayah itu udah kayak pahlawan, ayah itu super heronya dia. Bahkan kalau ditanya, siapa orang terkeren didunia pasti Rain jawab itu ayah"
"Aku pernah mergoki dia nangis di jam 2 malam setelah 7 harinya ayah, dia pasti kangen banget sama ayah, mau meluk ga bisa yang dia lakuin cuma bisa nangis, berdoa dan nulis surat itu"
"Mas pernah liat isi surat Rain?"
Reza menggeleng, "Sekalipun nggak pernah, surat itu cuma Rain dan ayah yang tau, dia seminggu sekali naruh surat ditempat yang sama sampai sampai surat itu udah kena sapu atau melebur kena hujan" Tania hanya mengangguk dengan senyum tipis.
"Mas Reza, waktu Tania ketemu ayah 3 tahun yang lalu dirumah sakit, ayah pernah bilang kalau Tania berhak mendapat yang lebih keren dadi mas Reza. Meskipun mas Reza itu ganteng tapi seleranya yang ga bisa digapai kata ayah, mas banget twice kan?" Tania tergelak, disusul tawa Reza.
"Tapi yah, maaf Tania udah jatuh cintanya mentok sama anak ayah ini, gapapa seleranya twice yang penting cuannya lancar"
"ohh jadi karena cuannya?"
Tania menanggapinya dengan gelak tawa, kemudian mengecup sekilas pipi Reza membuat laki laki itu membatu dan wajahnya memerah bagai udang rebus, bukan karena Tania yang tiba tiba menciumnya melainkan karena ada si kembar yang dari kejauhan mengarahkan kamera HP kearahnya sembari geleng geleng.
"Ya ampun kakak" Falina berkacak pinggang.
"Astaghfirullahaladzim kakakku terjerat pergaulan bebas, na'udzubillah" Falino geleng geleng.
"Bisa bisanya, cium ciuman di kuburan kak, di depan makam ayah lagi" timpal Lina.
'bocah bocah edan' batin Reza mencibir.
"Kalian ngapain ngikut kesini?" tanya Reza.
"Disuruh bang Rain manggil kak Reza sama mbak Tania, katanya kan mau surprise ulangtahunnya bunda, bang Abim udah dateng sama mbak Marissa bawa kuenya, tinggal nunggu kak Reza sama mbak Tania doang" jelas Falina.
"ohh gitu, yaudah yuk pulang" ajak Tania sembari menggandeng tangan Falina dan Falino.
~•~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments