Malam itu selepas adzan isya berkumandang, pemadaman listrik tiba tiba terjadi. Rencana Audrey yang hendak membaca buku terhentikan, gadis itu langsung melesat pergi kedapur untuk menyalakan lilin.
Disisi lain Abim berteriak kesal hampir membanting laptop yang tengah ia gunakan untuk membuat skripsinya, untung saja Rain datang diwaktu yang tepat menyelamatkan laptop tersebut.
Mereka berdua pun keluar dari kamar menuju ke teras rumah, melihat langit terang yang disinari oleh bulan purnama malam itu, hiasan beribu bintang bintang pun tak kalah cantik menghiasi malam.
Sepi suasana malam itu tak berarti apa apa saat tetiba Rain memainkan gitar, disebelahnya Abim rebahan bersama Falino yang ikut mendengarkan Rain memainkan gitarnya, tak hanya mendengarkan, sesekali mereka ikut bernyanyi bersama.
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang kuasa
Cinta kita didunia
Lagu ciptaan Nidji yang berjudul Laskar pelangi itu merupakan lagu favorit mereka bertiga. Suara anak anak Anggara tak diragukan lagi, mereka memiliki suara yang merdu yang diturunkan oleh ayah mereka.
Disaat lagu pertama telah habis, Rain mengganti lagu yang menggambarkan tentang kisah percintaannya saat ini.
Wes dalane dadi pelarian
Dinggo sliramu sing lagi butuh hiburan
Aku sing sayang aku sing berjuang
Bagianmu koyo biasane
Bagian sing nglarani aku wae
Melihat Rain yang begitu menghayati dalam bernyanyi, Falino melirik Abim yang tengah terkekeh melihat Rain. Tak tahan sudah rasanya, Abim tertawa terbahak bahak akibat lagu yang dinyanyikan adiknya itu, begitu pas dengan kisah cinta adiknya, apalagi saat melihat ekspresi Rain saat bernyanyi.
Mendengar tawa itu, Rain langsung menghentikan gitarnya, cowok itu langsung mengangkat gitarnya dengan tatapan tajam ke kakak keduanya itu. Abim yang tersadar, ia langsung bangkit dan berlari menghindari Rain, bisa bisa adiknya itu benar benar akan menghantamkan gitarnya.
"Abim!!! sini lo!" geram Rain tak lagi memanggil kak atau abang pada kakaknya itu.
Alih-alih memohon ampun, Abim malah tambah menggoda Rain dengan membuat ekspresi wajah menjengkelkan, di keluarga Anggara, Abim dan Rain bagai anjing dan kucing yang tak pernah akur sekalipun, Abim yang memiliki sifat jail dan Rain yang pemarah, sungguh indah suasana rumahnya jika ada mereka.
Langite peteng
Udane soyo deres klebus tekan atimu
Cedak e karo aku nanging atimu
Dinggo Devano
Lanjut semuanya!!
Suara meriah Abim yang tengah menjahili Rain, lelaki itu berdiri di atas dipan berlagak seolah ada di atas panggung dengan banyak penonton. Hellena dan si kembar tak mau ketinggalan mereka langsung menyalakan flash dari hp masing-masing dan ikut bernyanyi bersama Abim.
Wis dalane dadi pelarian dinggo sliramu
Sing lagi butuh hiburan
Aku sing sayang aku sing berjuang
Bagianmu koyo biasane,
Bagian sing nglarani wae
Rain semakin naik pitam melihat kelakuan kakaknya itu yang jelas menjahilinya, di saat Abim tengah asik bernyanyi, Rain langsung naik ke atas dipan dan menyergap kakaknya itu, namun dengan cepat Abim langsung menghindar, berujung kejar kejaran mengitari dipan.
Keduanya menjadi bahan olok olok an si kembar. Sungguh jahil juga kakak perempuan satu ini, Hellena berinisiatif menjegal langkah Abim disaat melintas dihadapannya.
Tepat sekali, tubuh besar Abim tumbang, melihat nasib kakaknya itu menjadi kesempatan besar bagi Rain, dia langsung mencengkal kedua tangan kakaknya di belakang badan dan memanyunkan bibirnya dengan mengkedipkan kedipkan matanya. Hellena dan yang lainnya tertawa terbahak bahak.
Sekarang Abim begitu memberontak, jijik sekali jika bibir Rain menyentuh pipi mulusnya, orang itu terus memberontak berusaha membebaskan diri dari cengkeraman adiknya, namun sulit baginya karena kaki Rain telah melilit dipinggangnya, Abim benci jika harus ditindas dengan cara ini.
"Aduh tayaaaang, mau kemana?" Rain masih manyun dengan mata berkedip kedip, genit.
"Lepasin!!"
"Tidak semudah itu verguso"
Abim menyembunyikan wajahnya dibalik kaus oblongnya.
"Ayo semuanya!! kita cium bang Abim bareng bareng" sorak Rain.
Hellena dan si kembar berseru, lantas berlari menghampiri Abim yang tak berdaya.
"Enggak!!! bunda!! tolong!! aku dicabuli bund!! mereka gila!" teriak Abim histeris saat bibir menjijikkan Rain mendarat dipipinya.
Mereka menguasai pipi dan jidat Abim, tapi tidak untuk Audrey, dia geli sendiri melihat tingkah saudara saudaranya, ia tak ingin mengotori mulutnya untuk mencium kakak laki-laki nya itu yang penuh bakteri dikulitnya.
Tapi dia tak bisa mengabadikan momen lucu itu untuk dikirimkannya pada kakak pertamanya, yaitu bang Reza.
Bunda dan Audrey tergelak bersama sama melihat seorang Abimanyu Mahendra Anggara yang paling tampan ditumbangkan oleh ke empat adiknya.
Audrey menaruh panci besar berisi Indomie diatas tikar teras rumah untuk dimakan bersama sama, diantara anak Anggara yang lain, Audrey memanglah yang paling rajin dan penurut.
***
Suara slurup mie yang begitu enak dikala dinginnya malam begitu kombinasi yang baik, disinari cahaya bulan dan hiasan alam berupa bintang bintang yang cantik, membuat mereka bersyukur bisa menikmati semuanya bersama sama meski kurang lengkap tanpa adanya kak Reza.
Diterangi cahaya flash dari handphone Hellena, Rain tiliti memilihi potongan bakso yang mengambang dimangkuk mie nya dan memindahkannya ke mangkuk Abim.
Bunda bersyukur melihat keduanya kembali akur setelah Audrey meletakkan panci berisi mie di atas tikar, aroma lezat mie itu langsung memanggil manusia manusia kelaparan itu kedepan untuk memakan mie yang telah dibuat Audrey dengan susah payah, mereka sangatlah mirip anak kucing yang mengantri diberi makan.
"Bunda, di antara anak anak bunda. Mana yang kelakuannya mirip ayah?" tanya Lino.
"Abim" jawab bunda.
Nyaris tak percaya, Abim menganga melihat ke arah bunda."Hah aku?"
"Masa sih bund, ayah dulu kelakuannya kaya dia" tunjuk Rain.
Bunda mengangguk, "serius, dulu waktu kuliah, disetiap jurusan pasti ada mantannya ayah kalian"
Lina tertawa terbahak bahak menatap Abim "Buah pisang jatuh dari pohonnya kak" dengan terburu-buru dan percaya diri Lina berkata.
"Salah woi" Lino menyikut adik lengan kembarnya.
"Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" jawab kakak kakaknya.
Gelak tawa mereka terdengar ramai.
~•~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments