Bab 7

Setengah 4 sore, akhirnya masalah telah terselesaikan, anak anak Anggara keluar dari ruang BK meninggalkan Sonny dan gengnya untuk diadili dengan perbuatan mereka. Apalagi disaat Abim menyarankan untuk melihat cctv dihari saat Lina memergoki mereka berempat merokok di parkiran sekolah, akhirnya endingnya adalah 4 anak laki laki itu dikeluarkan dari sekolah karena poin yang sudah teramat banyak.

"Kita pulangnya gimana?" tanya Lina.

"Boncengan berempat lah" jawab Rain tak ambil pusing.

"Ogah ah! ntar aku dikira cewek apaan, yang orang orang kira aku cewek nakal yang mau dibonceng 3 cowok, padahal kalian kakakku" Lina memanyunkan bibirnya.

"Iya juga sih" jawab ketiganya.

"Mending aku naik angkot aja deh, minta uangnya kak" pinta Lina pada Abim.

"Gini aja, Lina kan cewek. Ga baik naik angkot sendirian.... kamu bonceng kakak, trus kalian berdua naik angkot, nih uangnya!" ucap Abim pada kedua adik laki lakinya.

Rain dan Lino saling tatap, kemudian berdecak kesal, mengambil uang ditangan Abim dan menyetop angkot dipinggir jalan sedangkan Lina dan Abim telah pulang lebih dulu menaiki motor supra penuh perjuangan milik Abim.

****

Siang ini tepat pukul 12, langit terlihat begitu cerah disinari matahari yang menghangatkan badan, hari ini anak anak jurusan musik terlihat sangat sibuk menata alat alat musik yang mereka bawa dari ruang seni ke taman kampus, untuk merayakan ulang tahun universitas, kegiatan penampilan bakat akan dilaksanakan di taman kampus siang ini.

Semakin sore, taman kampus semakin dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi dari fakultas lain, didepan panggung sana, Rain terlihat begitu serius menyesuaikan nada nada lagu pada gitarnya, baginya musik adalah sebuah pesan rahasia yang bisa disampaikan untuk seseorang.

Disaat itulah, Rain menemukan kekasihnya yang melambaikan tangannya dari bawah pohon palem, duduk bersebelahan dengan Abim yang nampak tak peduli dengan kehadiran Yasmin. Bocah itu hanya duduk bersebalahan, menyumpal telinganya menggunakan earphone dan sibuk memainkan ponselnya dengan sisi miring, apalagi kalau tidak memainkan game.

Namun Rain tak lagi terkejut, memang sudah biasa Rain melihat pemandangan itu, sampai kapanpun juga Abim tidak akan pernah peduli pada Yasmin, bukan masalah Yasmin pernah menyukainya atau tidak melainkan karena Abim membencinya akibat adiknya yang selalu dibuat sakit hati oleh cewek itu.

Tak hanya Abim, saudara saudaranya yang lain juga tidak menyukai Yasmin, yang memang sudah berulang kali membuat Rain sakit secara fisik dan juga sakit hati, bunda juga tak terlalu setuju jika Rain berpacaran dengan Yasmin apalagi saat mengetahui Yasmin beda kepercayaan.

"Selamat sore semuanyaaaaa" sapa Lia dengan nada cerianya, duduk disebelah Rain yang begitu serasi dipandang.

"Lanjut nih ya!!!" teriaknya memeriahkan, hendak melanjutkan bernyanyi bersama Rain--teman duetnya.

"Request lagu apa nih?!!" teriak Lia.

"Kau tigakan aku!!" teriak salah seorang wanita, yang memang terdengar pertama kali ditelinga Lia dan Rain.

Suara petikan gitar Rain pun mulai terdengar lembut, dipetikan pertama pikirannya langsung tertuju pada Yasmin, dihari yang cerah ini sebenarnya tidak cocok menyanyikan lagu galau, namun kehadiran Yasmin dan juga lagu pilihan penonton memang sangat nyambung dalam kisah cintanya.

Apa yang membuatmu

Tak pernah mengungkapkan isi hatimu

Andaikan engkau tahu

Betapa hatiku mencintaimu

Aku tertipu

Kediamanmu yang kuanggap

Baik baik saja

Ku tak menyangka dibelakangku

Kau tigakan cintaku

Yang hanya kepadamu

Satu untukku

Huohoo hoo hooo

Sudah tak diragukan lagi suara Lia, harusnya cewek itu menjadi penyanyi terkenal dengan suaranya yang begitu luar biasa, tapi Lia lebih memilih mengejar mimpinya menjadi seorang pianis seperti cita cita Rain, padahal mereka sama sama memiliki suara emas.

Dari berbagai lagu yang ia tampilkan tadi, rata rata berhubungan dengan kisah cintanya saat ini, Rain selalu berusaha menjadi kekasih yang baik untuk Yasmin, bagaimana ia sangat sangat mencintai Yasmin sementara cewek itu masih nampak jelas mencintai mantan pacarnya.

Dulu, Rain pikir dia bisa seutuhnya memiliki cinta Yasmin seiring dengan berjalannya waktu, namun ternyata semuanya keliru, semakin dia memaksakan cintanya, semakin ia terluka.

Satu petikan lagi sebelum Rain mendekatkan bibirnya pada microphone, matanya terpejam seakan akan ia mengungkapkan semuanya yang sejujurnya pada Yasmin, bahwa Rain, terluka dengan sikapnya.

Tepuk tangan terdengar meriah seirama dengan suara merdu Rain, tetapi dari kejauhan, Yasmin yang masih duduk ditempatnya menatap Rain dengan tatapan sendu, bagaimana lagu yang pacarnya itu nyanyikan jelas menyindir dirinya. Rain memang laki laki yang baik dan tulus, dia pantas dicintai dengan tulus, tetapi Yasmin masih belum mampu menjadi seseorang yang mencintai Rain dengan tulus.

Yasmin terlalu munafik untuk mengatakan kata 'Cinta' pada Rain yang hanya sebatas dimulut tidak dihatinya juga, faktanya Devano masih tersimpan dalam hatinya, lantas tak mudah melupakan laki laki itu. Bukan berarti Yasmin tak mencoba membuka hati untuk Rain, tapi semua orang pernah merasakannya, membuka hati untuk orang baru tidak semudah itu.

Rain hanya berharap, suatu saat nanti dia menerima cinta setulus dirinya pada Yasmin, atau paling tidak, perasaannya itu bisa dihargai.

~•~

Foto Visual

Rain Winata Anggara

Yasmin Lovania Christine

Abimanyu Mahendra Anggara

Hellena Oktavia Anggara

Falino Ananda Anggara

Falina Anindya Anggara

Audrey Yaza Anggara

Reza Mahardika Anggara

Devano Wein Marcellius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!