I Love U, Mas
Kisah tersembunyi dimasa lalu........
Seorang wanita dengan rambut awut awutan tidur di kamar hotel. Matanya sembab karena kebanyakan menangis. Sekarang hilang sudah harapan harapannya. Hilang...... Sebentar lagi nyawanya juga hilang. Tidak akan ada yang tersisa. Sejak ia masuk dalam lingkungan berbahaya ini, dia tahu tak akan keluar dengan mudah. Sekarang dia tahu tak akan keluar dengan selamat.
Bahkan tak sempat berpamitan dengan dua jagoan kecilnya. Dua bocah lucu yang sebenarnya tetap ia cintai, seburuk apapun ia menjadi seorang ibu. Apalagi anaknya yang bungsu masih merah. Harusnya ia saat ini mengganti popoknya dan menyusuinya dengan ASI. Menimangnya dengan sayang. Apa anak bungsunya akan mengingatnya??? Dia ragu. Bayinya masih terlalu kecil untuk mengenali ibunya sendiri.
Pintu kamar terbuka. Beberapa orang masuk. Wajah mereka tidak menunjukkan keramahan sama sekali. Dingin..... Seketika ruang kamar ini menjadi mencekam.
"Kau harusnya berfikir sebelum menghianatiku Is," kata Nur dingin. Walaupun suaranya tercekat, namun ia tetap memerintahkan anak buahnya membunuh Is. Wanita yang sebenarnya ia cintai.
"Nur....!!!!Nurrr......!!!!" teriakan Ibu dari anaknya masih terdengar, tapi ia melangkah keluar diiringi beberapa orang. Matanya terpejam saat teriakan terakhir Is terdengar, tapi Nur tetap melangkah pergi. Dia adalah iblis. Tidak boleh lemah dengan cinta. Siapapun yang berani main main dengannya akan berakhir mati. Itu perinsipnya.
***
Masa sekarang...
Suasana sudah sepi. Tinggal aku dan segrombol anak laki laki dibarisan paling belakang. Anak laki laki bandel, preman kelas ini. Mereka akan baik pas ada maunya saja. Aku duduk di meja depan, tepat di depan papan tulis. Bukan karena ingin dianggap pintar, tapi mataku yg minus banyak ini tak bisa melihat tulisan bahkan dari barisan duduk nomer tiga. Aku merapikan alat tulis dan terakhir tentu saja novel setebal 300 halaman yang baru kubaca setengahnya.
"Belum pulang?" sapa seseorang di sampingku. Kami terpisah jalan di antara meja meja.
"Nunggu sepi.... males antri ambil sepeda," jawabku masih sibuk meraba raba laci, mungkin ada yg tertinggal karena aku lumayan ceroboh. Grombolan anak laki laki keluar kelas. Tinggal kami berdua.
"Besok mau kuantar jemput? Gak usah capek bawa sepeda," katanya santai sambil duduk lurus menatapku. Satu lengannya mengapit sandaran kursi, satunya lagi dimeja dengan jari yang diketuk ketukan berirama. Ketukan jari saja terdengar begitu bagus. Dia memang berbakat dimusik.
"Gak mau, nanti orang rumah bilang apa? Masa anak SMP antar jemput. Sama cowok lagi. Emangnya kita pacaran?" jawabku berdiri mau meninggalkannya.
"Emang kamu gak mau pacaran sama aku?" jawabnya sigap sambil menggenggam tanganku.
Tangan kami berpegangan. Aku merasa ada aliran listrik mengalir lewat tangannya. Itu pertama kalinya tanganku dipegang cowok yang bukan saudara. Dia cowok berpenampilan bersih, berbibir menarik dengan senyum manis yang khas. Aku malu....begitu malu. Apa lagi saat mata kami bertemu, senyum di bibirnya semakin mengembang...... indah. Aku kibaskan tanganku yang dia genggam. Berjalan cepat keluar kelas agar mukaku terselamatkan dari pandangannya. Entah, seperti apa mukaku saat itu. Yang jelas aku tak ingin dia melihat.
"Heeeiiiii.... kamu cantik Put," katanya sebelum Aku menghilang berbelok ke koridor sekolah. Meninggalkan ruang kelas 3E yang tiga bulan ini kutempati dengan dia dan teman temanku yang lain.
'Cantik matamu!!!! Sudah berapa cewek kamu rayu kaya gitu... udah jelas jelas punya pacar dan Aku tahu pacarnya masih berlaga sok caper dasar bajul.' Aku mengumpat sambil menuju parkiran sepeda. Menunggu lama karena masih banyak antrian untuk keluar dari gerbang. Kulihat dia sudah di gerbang dengan motor biru yang saat itu sedang bagus bagusnya. Kami bertemu mata sebentar. Senyum manis terukir di wajahnya. Dia itu tampan walau masih pakai celana pendek biru. Aku merasa berdosa memujinya. Kami masih ABG. Mens saja baru beberapa kali. Sudah memuji cowok tampan. Memalukan.
***
Sejak saat itu aku sering memperhatikannya. Cara tertawa, cara berjalan, atau cara dia menggenggam tangan cewek yang kata orang orang pacarnya. Cewek mungil dengan rok ketat dan penampilan super modis. Haaahhh aku yang tampil apa adanya dan cupu ini hanya butiran debu. Aku cuma berani memperhatikan dan mengamati dalam diam. Anehnya dia selalu tersenyum manis saat mata kami bertemu. Bodoh juga aku yang selalu ketahuan mencuri pandang.
Dia berpindah duduk di barisan nomer dua. Bukan tepat di belakangku, tapi agak nyamping. Sekali toleh aku langsung bisa melihat mukanya. Dia bukan cowok pandai dalam pelajaran, tapi cukup tenar di sekolah ini. Kemana mana bawa gitar. Dia sering memainkan lagu dengan gitarnya itu.
"Putriiiii gadis belia yang baru meleeekkk......." Lagu gabut wajibnya yang membuat telingaku risih. Sebel karena nama tokohnya Putri. Sama dengan namaku. Jadi merasa dijelek jelekkan di depan muka.
"Nyanyi lagu lain!" kataku ketus sambil melihat kearahnya.
"Kamu mau aku nyanyi apa?" tanyanya balik.
"Terserah, yang penting gak itu," kataku. Biasanya dia langsung bernyanyi lagu pop romantis. Iya biasanya, karena dia sering melakukannya saat gabut atau ada jam kosong.
Hari kelulusan tiba. Aku lulus dengan nilai memuaskan. Dia tersenyum, mendekatiku diantara uforia ratusan siswa yang dinyatakan lulus.
"Selamat ya Put, nilaimu bagus. Semoga dapat sekolah yang bagus setelah ini." Uhhhh kata katanyaaaa kenapa terdengar sangat manis. Aku hanya mengangguk. Dia kembali tersenyum dan melambai pergi. Aroma parfumnya tertinggal di hidungku. Aku bahkan tidak mengucapkan selamat lulus balik, karena terpesona oleh senyumannya. Bodoh.
Tiga bulan di SMK. Aku keluar gerbang dengan semangat. Dia menunggu di sebrang jalan dengan motor yang menarik perhatian siswi siswi di SMK. Dia melambai lambai kearahku. Aku yang masih bengong tak percaya menunjuk hidungku sendiri. Dia mengangguk angguk di balik helemnya. Aku menyebrang jalan mendekatinya.
"Hei, apa kabar? Aku antar pulang yaa. Sebagai gantinya bantuin aku PR bahasa inggris," katanya sambil melepas helem. Nampaklah wajahnya yang semakin tampan. Dengan seragam baru berlabel sekolah swasta mahal di kotaku.
"Memang gak bisa kerjain sendiri?" tanyaku.
"Kamu kan tahu aku gak suka Bahasa Inggris. Plisss tolong yaaa," katanya lagi lagi dengan senyum manis.
"Asal gak terlalu susah," jawabku luluh juga dengan senyum manisnya.
"Yesss!!! Ayo naik nanti aku jelaskan di jalan!" jatanya sambil menepuk jok belakang motornya yang terpisah dengan jok depan. Jok itu terlalu sempit menurutku.
Bersambung......
Bertahun berlalu, aku semakin dewasa. Walaupun itu mungkin hanya cinta monyet, tapi percayalah aku masih mengingat wajahnya, senyumnya, bahkan aroma parfumnya. Bagiku dia orang pertama yang bilang aku cantik, dengan penampilan cupuku. Walaupun itu hanya gombal semata hahahaha. Heiii kamu.....apa kabar?
***
Selamat menikmati kisah bagi para pembaca. Semoga menyukai karya saya. Saya Utiyem, nama yang diberikan teman teman saya waktu SMK. Masa masa sekolah dengan berbagai lika liku dan kebahagiaan.
Untuk Riyan dan Revan dalam dunia nyata sumber inspirasi saya..... Terimakasih sudah hadir memberikan warna yang begitu indah. Kisah ini bukan 100% kisah nyata, tapi beberapa bagiannya nyata terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Eva kusrini
apa lilis meninggal thor....
2024-03-13
1
Rajani
kisahny sama sama dimulai dari aku. jafi bingung kalau habus lihat yang lala. ini lala atau cewek lain?
2023-02-18
1
MAY.s
Aq datang kk...
Semangat ya... Cerita ini recomended banget klo pingin flashback ke jaman sekolah ☺
2023-01-20
1