HUT sekolah tiba. Pangung sudah berdiri megah seperti tahun lalu. Rangkaian pensi dari anak anak kelas satu mengisi acara. Sebelum band sekolah dadakan dan Simpel sebagai penutup acara. Hp ku bergetar. Pesan dari Riyan.
'Aku udah nyampe nih, gak ada cita cita kebelakang panggung gitu? Buat ngasih semangat?' ketik Riyan.
'Aku bukan panitia, gak bisa masuk belakang panggung.' balasku.
'Masa gak bisa? Atau aku yang datang ke kamu. Tapi nanti kalau acara bubar gara gara pada ngerubungi artis lokal itu salah kamu yaa...' ketik Riyan.
'Maksa deeehhh.' jawabku.
'Kamu suka dipaksa paksa tapi enak. Cepet kesini dooong!!!!!!!' perintah dari vokalis ganteng.
Aku bergegas mencari Tika, tapi sulitnya minta ampun. Suasana ramai sekali. Hpnya pun dari tadi gak diangkat. Kalau tiba tiba nyelonong ke belakang panggung yaaa malu juga. Apa lagi aku gak kenal kenal banget sama panitia selain Asna dan Tika. Tapi dua manusia itu tak kelihatan batang hidungnya. Apa lagi membalas pesan mereka.
'Gak bisa masuk beneran, aku cari Tika yang panitia gak ketemu, pesanku juga gak di bales.' ketikku pada Riyan. Aku masih mondar mandir dekat kelas belakang panggung. Bersandar pada pintu kelas terdekat yang tertutup. Sepertinya penghuninya pada ngumpul di lapangan.
Tiba tiba pintu kelas itu terbuka. Aku terjungkal ke dalam. Untung seseorang menangkapku, hingga aku tidak jatuh. Parfumnyaaa.... aku mendongak. Riyan. Lalu di belakangnya ada Tika yang langsung menerobos keramaian belakang panggung. Bahkan tanpa menoleh padaku.
"Kamu ngapain di kelas kosong bareng Tika?" tanyaku heran. Riyan bukan menjawab malah menarikku ke belakang panggung.
Kami tiba di ruangan kusus Simpel. Aku gak tahu Simpel sekarang berada di ruang kusus. Tahun lalu masih gabung sama pengisi acara lain. Riyan duduk di bangku. Aku masih berdiri tepat di depannya. Kami masih berpegangan tangan. Aku sudah mau membuka mulut saat Tika masuk memberi tahu kalau Simpel manggung 15 menit lagi. Saat itu juga Riyan menarikku duduk di pangkuannya. Aku meronta tapi tangan Riyan sangat kuat menekan pahaku. Dia berusaha menciumku dalam pangkuannya. Aku meronta menghindar. Personil Simpel yang lain pura pura gak lihat. Tika melihat kelakuan kami tapi tidak berkomentar. Aku mencubit perut Riyan.
"Malu sama Tika," kataku. Dia hanya mengaduh dan tertawa. Melepaskanku berdiri dari pangkuannya.
Seperti tahun lalu, Simpel tampil dengan meriah. Para penonton maju ke depan. Aku yang semula ingin menyaksikan Simpel dari depan jadi merasa sesak. Lebih memilih mundur agak belakang. Dia masih sama auranya ketika manggung. Mengagumkan.
Sebelum lagu terakhir ada panitia yang naik panggung membawa dua box putih.
"Aku punya bunga untuk semua gadis gadis cantik disini," kata Riyan sambil membawa beberapa bunga mawar putih yang satu satu dikemas.
"Ada yang mau?" tanyanya dengan ceria.
Teriakan histeris menggema. Sebagai balasan pertanyaan Riyan. Sejak kapan ada acara pembagian kembang?!!! Dasar buaya cap badak!!
"Ada banyak ini," kata Riyan sambil menyebar bunga bunga itu ke udara. Semua orang berebut bunganya. Aku cuma berdiri sambil cemberut. Sebel sama playboynya Riyan yang masih menempel. Ogah ikut rebutan kembang.
Setelah habis mawar putihnya, Riyan membuka box kedua. Rangkaian bunga mawar merah yang besar dan indah. Ada sekitar enam orang laki laki bertubuh kekar yang tiba tiba meringsek ke depan panggung. Musik intro lagu terakhir mengalun. Riyan mulai bernyanyi. Lagu kami. Yaa, lagu kami karena aku pencipta syairnya dan Riyan pencipta nadanya.
Biarkan kugapai bintang
Sinarnya yang paling terang
Biar kuhapus gelap
Dan air matamu habis kuusap
Cinta ini milik kita
Aku tak suka ada sendu
Yang kumau hanya rindu....
Riyan turun dari panggung dengan gayanya. Jejeritan siswi SMK ini semakin terdengar. Enam orang tadi mengamankan Riyan dan membuka jalan untuk dia semakin ke tengah penonton.
Dia terus berjalan..... kearahku????!!! Benar saja jaraku hanya satu meter dari Riyan.
"Aku tahu kamu tak akan berebut bunga putih. Karena itu kuberi bunga merah ini," katanya jelas pakai mic. Jejeritan semakin samar kudengar. Aku merasa waktu melambat. Riyan menyerahkan buket bunga mawar merah itu padaku. Ini mimpi???? Dia menarikku menuju panggung. Tapi aku malu dan menggeleng. Dia tersenyum tidak memaksa. Mencium tanganku disaksikan ratusan siswi dan guru. Jantungku berdesir tidak karuan. Riyan kembali ke panggung di iringi enam body guard tadi. Mata mata iri menoleh kearahku sekilas. Kemudian fokus pada Simpel lagi. Hatiku jedag jedug gak jelas. Mataku panas oleh air mata haru. Sampai lagu berakhir aku mendekap grombolan bunga wangi itu. Lagu berakhir.
"Terimakasih semua.... Terimakasih untuk gadis cantik yang selalu menemani aku, diam dihatiku selamanya jangan kemana mana," katanya membuat jejeritan siwi dan tepuk tangan menggema.
"Selamat ulang tahun untuk SMK xxx. Satu pesan dari saya jangan kau khianati sahabatmu. Terimakasihhh," kata Riyan lagi. Kemudian turun panggung bersama Simpel.
Aku mau beranjak. Ku gendong tas ransel coklat yang sudah setia menemaniku. Tak lupa bunga dari Riyan masih kudekap erat. Siang itu di tutup oleh penampilan Simpel. Selsai sudah acara. Tinggal MC berpamitan. Hp ku bergetar.
'Pulang bareng. Tunggu aku dimobil. Seberang jalan.' pesan dari Riyan.
'Oke.' jawabku.
Aku pun bergegas berjalan keluar gerbang. Kemudian menyebrang dan duduk di trotoar dekat mobil Riyan. Tak berapa lama Riyan berlari sambil menenteng gitar.
"Seneng banget duduk ditrotoar. Kotor itu," katanya sambil membuka pintu mobil. Aku mengikuti masuk kedalamnya.
"Lha emang mau duduk dimana? Di dalem mobil juga gak bisa wong dikunci," jawabku.
"Di kap mobil lah sambil pamer bunga dari aku," kata Riyan.
"Bunga dari kamu, tapi ngasih juga buat yang lain! Banyak lagi! Dasar suka tebar pesona!" omelku.
"Aku ngasih bunga ke yang lain biar tahu posisi kamu. Soalnya kamu gak mungkin ambil bunga putih itu. Pasti ngedumel dalam hati sambil ngatain aku buaya," katanya memberi alasan. Aku senyum senyum sambil menciumi bunga mawar merah itu. Alasannya selalu masuk akal di telingaku.
"Gak suka yaa.... sini bunganya," katanya sambil seolah akan merebut bunga itu. Kutepuk tangannya dengan sebal.
"Enak aja!! Udah dikasih kok diminta lagi. Ini miliku! Kamu juga miliku! Ingat itu!" kataku galak.
Kali ini dia yang senyum senyum gak jelas.
Aku sampai malam masih senyum senyum gak jelas di kamar. Aku terus memandangi bunga itu. Kuletakkan di atas meja rias kecil. Kakaku masuk kamar.
"Pandangi terooosss. Nanti lama lama bunganya malu trus layu semua," katanya. Aku tertawa.
"Biarin lah Mbak, lha gimana aku punya pacar romantis abissss," kataku sombong. Mbakku mencibir.
"Iya iya yang punya pacar anak band keren. Terus aja mabok kepayang. Pikir tuh sekolah. Aku yang kuliah aja masih jomblo. Anak ingusan SMK udah main pacar pacaran," kata Mbakku mupeng. Aku cuma nyekikik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
MAY.s
Mm... Modus! Cowok band mah sering gitu modusnya 🤣
2023-03-13
1