part 20

"Kamu manut ya Nduk sama Ayah, jangan ketemu Riyan lagi. Tadinya Ayahmu langsung mau ngirim kamu kerumah bulik di Bogor, tapi Ibu gak tega. Ibu percaya kamu. Kamu pasti gak akan nemuin dia lagi. Dia orang jahat," nasehat ibu padaku. Bahkan sebelum orang tuaku tahu aku sudah tahu duluan. Tapi dia tidak sejahat yang mereka fikirkan. Dia selalu manis padaku. Akan tetapi aku manggut manggut juga. Ancaman ayah kali ini nyata.

Sekarang setiap hari ayah mengantar jemputku. Aku juga tidak diberikan hp lagi. Hidupku sepi. Aku sudah biasa melihat senyumnya. Mendengar suaranya. Aku kangen aroma parfumnya. Apa dia baik baik saja? Apa Simpel berhasil di Jakarta? Apa kami benar tidak akan bertemu lagi. Hanya gelang perak ini yang tersisa darinya. Aku tak pernah bilang kalau gelang ini pemberian Riyan. Kalau bilang, pasti sudah diambil ayah duluan.

Berkali kali ibu dan ayah menjejaliku dengan nasehat. Mereka bilang sayang padaku. Tak ingin anaknya hancur karena Riyan. Mereka melakukan ini karena sayang. Mereka bilang Riyan penjahat. Aku tampak biasa saja, sebenarnya menangis dalam diam. Setiap kali mereka mewanti wanti agar tidak percaya apa yang Riyan katakan. Aku justru ingin membelanya dalam hati. Aku tahu Riyan tak seburuk itu,tapi aku takut dengan orang tuaku. Keputusannya kali ini mutlak. Tidak ada Riyan lagi dihidupku. Padahal selama ini dia seperti sumber hidupku. Huft.... aku dipaksa patah hati. Menangis dihadapan mereka saja gak berani.

***

Saat itu pelajaran olah raga. Kami terbiasa ke lapangan kota yang tak jauh dari sekolah. Hanya berjalan sekitar 5 menit melewati pinggiran jalan besar. Saat itu guru menyuruh kami melakukan sepak bola. Pernah lihat sepak bola wanita tidak profesional???? Silahkan lihat kalau butuh hiburan.

Kami tidak mengoper bola. Tapi semua orang ingin menguasai dan menendang bola dengan egoisnya. Bola jadi di kerubung banyak orang. Mirip maling kena masa. Tendang sana sini. Guru sudah teriak teriak di pinggir lapangan untuk mengoper bola, tapi kami tidak peduli. Kami terus mengerubungi bola sambil menendang. Menghalalkan segala cara agar bisa menguasai bola. Cubit pinggang, jambak, tarik baju, tarik kolor dan yang paling parah......

"Aw, su suku!! su suku!!" jerit Disa teman sekelasku. Sampai memegang pa yu da ra lawan agar dia menyingkir pun dilakukan. Untung kami sekelas perempuan semua.

Guru sudah memukul mukulkan buku absen di jidatnya. Bosen menyuruh bocah bocah wanitanya mengoper.

"Ajur!!! Ajur!!!" serunya gemas.

Separuh dari siswa yang tidak ikut tim bola tertawa ngakak. Aku juga tertawa ngakak. Kali ini aku jadi kiper. Tapi bisa lesehan duduk duduk. Bola sama sekali tak mengarah kegawang. Statik di tengah di hajar teman temanku. Sampai rupa tidak terlihat. Kiper di gawang lawan depan sana malah sudah tidak di tempat. Dia ikut gemes dan mengerubungi bola. Benar kata pak guru olah raga. AJURRR!!!!

Saat asik melihat temanku menghajar bola, aku melihat mobil Riyan datang. Menepi di ujung lapangan. Tidak terlalu yakin itu mobilnya. Akan tetapi setelah dia keluar dan duduk di depan mobil, rasanya tawaku memudar. Aku baru sadar ini pertamakalinya aku tertawa lepas, setelah 'putus' darinya. Aku langsung ingin menubruknya sangking kangen. Ku tahan sebisaku.

Guru meniup peluit panjang. Artinya kami berganti posisi. Yang tadi main sekarang duduk menonton. Aku duduk di lapangan beralaskan rumput. Permainan bola kami masih menggelikan, tapi tidak lagi menarik untukku. Kami saling bertukar pandangan. Dan diaaa... merokok. Sejak kapan dia merokok?

Perhatianku terputus saat temanku yang main berteriak.

"Pak, saya gak mau main, bo ko ng dan su su saya demek!!" kata Septy. Kami pun tertawa terbahak bahak. Si pak guru mengomel.

"Makanya di oper!!! Di oper!!! Kerjasama tim! Jangan semua mau nendang bola. Jangan dijadikan ajang ny abu li teman!!!" guru sudah gemes bener.

Tawa kembali meledak saat itu. Kulihat Riyan juga tertawa.

"Sudah sudah. Bubar! Kembali ke kelas!" perintah pak guru. Sepertinya benar benar pusing dengan sepak bola kami. Kami pun bergegas meninggalkan lapangan. Tika mendekat dan berbisik.

"Dia mau bicara sama kamu," mengarahkan pandangan pada Riyan.

Aku menepi dan menghampiri mobilnya. Tahu aku datang dia masuk mobil menungguku. Aku membuka pintu mobil dengan perasaan berdebar. Aku.....tahu artinya rindu..... Aku menubruk tubuhnya, kupeluk seerat yang aku bisa. Sepertinya dia juga sama. Kami berpelukan cukup lama.

"Olahragamu cukup menghibur. Ini pertama kali aku tertawa setelah jauh darimu," kata Riyan sambil melihat wajahku.

"Aku juga," jawabku. Airmata sudah banjir di mataku. Membuat tenggorokanku tercekat tak sanggup berkata kata. Dia mengeluarkan rokok dan menyulutnya. Membuka sedikit jendela mobil.

"Sejak kapan kamu merokok? Kamu bolos sekolah?" tanyaku. Aku menyadari dia memakai kaos oblong dongker dan celana jeans robek robek. Ada jenggot dan kumis tipis yang awut awutan. Aku baru ini melihat kumisnya. Biasanya dia tampil klimis dan wangi.

"Aku gak bisa duduk diam mendengar guru ngomong di depan kelas, sedang pikiranku kemana mana," katanya.

"Lalu kenapa merokok?..."

"Dengar Put, yang akan ku katakan ini lebih penting dari rokok," selanya.

"Aku tahu ayahmu sangat marah padaku. Aku tahu yang akan kukatakan ini jahat. Sejahat aku penjahatnya. Sebenarnya orang tua kita saling kenal. Harusnya ini mempermudah hubungan kita. Tapi aku dan ayahku bukan orang yang tepat untuk di jadikan tambahan kerabat. Yang terjadi malah seperti ini," katanya sambil menghendikkan bahu.

"Tapi... maukah kamu pergi denganku. Pergi denganku selamanya. Meninggalkan semua orang yang menentang kita. Kita akan hidup dalam perlindungan ayahku. Aku yakin sulit di capai semua orang termasuk ayahmu," lanjutnya.

Aku mengerutkan kening. Mencerna satu satu ucapannya dengan teliti.

"Kau.... ingin mengajakku kabur dari rumah? Kemudian tinggal bersamamu?" tanyaku meyakinkan semua yang kudengar. Dia mengangguk.

"Aku gak akan bikin kamu sedih," katanya mantap. Aku bengong. Bertanya pada diri sendiri apa ini yang aku mau? Tidak, tidak aku tidak mau. Kabur berarti meninggalkan orang tua, kakak kakakku, teman temanku, dan sekolahku. Akan jadi apa aku? Sekolah setingkat SMK saja tidak tamat???

"Kau hanya perlu bilang 'iya'. Biar aku yang mengatur semuanya," katanya tidak sabar melihatku bengong.

"Apa ada jalan lain?" tanyaku. Dia menggeleng.

"Jalan lain misalnya kita back street sampai lulus. Lalu kita bersama setelah dewasa. Saat kita mandiri bisa cari uang sendiri, kita bisa menentukan mau apa kita kan? Kita bisa menunggu setahun dua tahun lagi. Aku juga belum lulus. Aku janji cepat bekerja dan keluar dari rumah mengikutimu," kataku.

"Kau juga tidak harus menjadi ayahmu kan. Kau bisa berkarir dengan Simpel. Aku tahu kau akan jadi musisi yang hebat," kataku meyakinkan Riyan.

Terpopuler

Comments

MAY.s

MAY.s

Yaolo.... Murid gk ada akhlak 🤣🤣🤣

2023-03-14

1

MAY.s

MAY.s

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 part 7
8 part 8
9 part 9
10 part 10
11 part 11
12 part 12
13 part 13
14 part 14
15 part 15
16 part 16
17 part 17
18 part 18
19 part 19
20 part 20
21 part 21
22 part 22
23 part 23
24 part 24
25 part 25
26 part 26
27 part 27
28 part 28
29 part 29
30 part 30
31 part 31
32 part 32
33 part 33
34 part 34
35 part 35
36 part 36
37 part 37
38 part 38
39 part 39
40 part 40
41 part 41
42 part 42
43 part 43
44 part 44
45 part 45
46 part 46
47 part 47
48 part 48
49 part 49
50 part 50
51 part 51
52 part 52
53 part 53
54 part 54
55 part 55
56 part 56
57 part 57
58 part 58
59 part 59
60 part 60
61 part 61
62 part 62
63 part 63
64 part 64
65 part 65
66 part 66
67 part 67
68 part 68
69 part 69
70 part 70
71 part 71
72 part 72
73 part 73
74 part 74
75 part 75
76 part 76
77 part 77
78 part 78
79 part 79
80 part 80
81 part 81
82 part 82
83 part 83
84 part 84
85 part 85
86 part 86
87 part 87
88 part 88
89 part 89
90 part 90
91 part 91
92 part 92
93 part 93
94 part 94
95 part 95
96 part 96
97 part 97
98 part 98
99 part 99
100 part 100
101 part 101
102 part 102
103 part 103
104 part 104
105 part 105
106 part 106
107 part 107
108 part 108
109 part 109
110 part 110
111 part 111
112 part 112
113 part 113
114 part 114
115 part 115
116 part 116
117 part 117
118 part 118
119 part 119
120 Ucapan terimakasih
121 Raden
122 Berita gembira
123 gadis bermata coklat
124 Gadis yang mudah diajak 'berteman'
125 promo novel baru
126 Aku melepasmu
127 Gadis cantik yang cuwek
128 Ciumannya yang handal
129 Promo novel baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
part 7
8
part 8
9
part 9
10
part 10
11
part 11
12
part 12
13
part 13
14
part 14
15
part 15
16
part 16
17
part 17
18
part 18
19
part 19
20
part 20
21
part 21
22
part 22
23
part 23
24
part 24
25
part 25
26
part 26
27
part 27
28
part 28
29
part 29
30
part 30
31
part 31
32
part 32
33
part 33
34
part 34
35
part 35
36
part 36
37
part 37
38
part 38
39
part 39
40
part 40
41
part 41
42
part 42
43
part 43
44
part 44
45
part 45
46
part 46
47
part 47
48
part 48
49
part 49
50
part 50
51
part 51
52
part 52
53
part 53
54
part 54
55
part 55
56
part 56
57
part 57
58
part 58
59
part 59
60
part 60
61
part 61
62
part 62
63
part 63
64
part 64
65
part 65
66
part 66
67
part 67
68
part 68
69
part 69
70
part 70
71
part 71
72
part 72
73
part 73
74
part 74
75
part 75
76
part 76
77
part 77
78
part 78
79
part 79
80
part 80
81
part 81
82
part 82
83
part 83
84
part 84
85
part 85
86
part 86
87
part 87
88
part 88
89
part 89
90
part 90
91
part 91
92
part 92
93
part 93
94
part 94
95
part 95
96
part 96
97
part 97
98
part 98
99
part 99
100
part 100
101
part 101
102
part 102
103
part 103
104
part 104
105
part 105
106
part 106
107
part 107
108
part 108
109
part 109
110
part 110
111
part 111
112
part 112
113
part 113
114
part 114
115
part 115
116
part 116
117
part 117
118
part 118
119
part 119
120
Ucapan terimakasih
121
Raden
122
Berita gembira
123
gadis bermata coklat
124
Gadis yang mudah diajak 'berteman'
125
promo novel baru
126
Aku melepasmu
127
Gadis cantik yang cuwek
128
Ciumannya yang handal
129
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!