part 6

Beberapa kali Riyan menjemputku pulang sekolah. Kami mampir ke studio musik milik Simpel. Studio musik yang sebenarnya garasi mobil. Rumah milik orang tua salah satu personel. Andi namanya, pembetot bass sekaligus backing vokal Simpel. Garasi rumah yang disulap cukup epic. Nuansa hitam kelabu dominan. Beberapa alat musik tertata di dalamnya. Juga kursi dan bangku berserak bersama efek gitar dan kabel. Bukan studio megah. Bahkan suara alat musik masih sayup terdengar dari luar garasi.

Aku jadi sedikit mengenal personel Simpel. Yang jelas mereka bukan pelajar biasa. Dompet mereka dipastikan tebal dari lahir. Bukan bermodal uang warna coklat sebagai uang saku. Dua dari lima anak Simpel sudah mahasiswa. Cleo, drumer dan Andi. Tiga yang lain masih anak SMA. Riyan dan Feri, keyboard satu sekolah meskipun beda kelas. Feri kakak kelas Riyan. Satu lagi bernama Renan, melody. Siswa SMA terkenal dikota ini. Walaupun negeri tapi terhitung favorit. Peminatnya kebanyakan anak anak berkantong tebal. Setahuku dia sudah kelas dua. Personil Simpel adalah cowok cowok yang asik. Mereka sangat solid dan rame.

"Ini cewek yang kemarin diSMK xxx kan?" tanya Cleo saat pertama aku dikenalkan. Aku mengangguk dan menyalami mereka satu satu.

"Dia dulu satu SMP denganku. Cewek cantik yang selalu juara kelas," kata Riyan membuatku malu. Mereka manggut manggut.

"Hebat, belum kenal jauh tapi kurasa kamu hebat Put. Riyan tidak pernah bertahan setengah tahun dengan cewek, tapi kamu diingat bahkan sejak dia ingusan," kata Re sambil bercanda. Riyan melempar jaketnya ke muka Re. Semua orang tertawa.

Kami di studio kadang beramai ramai. Kadang berdua berdiskusi puisi yang kubuat sebelumnya.

"Apa kata ganti untuk 'melayang'?" tanyanya, karena kata 'melayang' tak sesuai dengan nada. Aku berfikir sejenak.

"Terbang, tak napak atau ringan mungkin," jawabku. dia mencoba mengganti kata kata itu. Gumaman keluar dari mulutnya dengan nada. Tampan, dia tampan kalau sedang berfikir keras seperti ini.

***

Kami siang itu hanya berdua lagi. Riyan menjemputku dari sekolah. Personil yang lain tak nampak batang hidungnya.

"Kemana yang lain?" tanyaku.

"Mungkin sebentar lagi. kami sudah janji latihan," kata Riyan. Aku manggut manggut duduk di bangku panjang. Dia duduk di sebelahku memangku gitar mulai menyanyi.

Entah karena terbawa suasana syahdu atau apa. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Sambil terus membaca novel yang kupegang. Sejak kejadian di kebun teh, Riyan sama sekali tak melakukan hal kurang ajar lagi padaku. Hanya sesekali memegang tangan. Itupun jarang. Ini kontak fisik kami yang lain selain berpegangan tangan. Riyan membenarkan letak kepalaku sambil mengusap pelan. Kurasakan tangannya menyentuh rambutku. Merambat hingga pipiku mengusapnya dengan sayang. Kemudian kembali sibuk dengan gitarnya. Tanpa ada sepatah katapun terucap.

Posisi seperti itu berlangung cukup lama. Bagiku sangat nyaman. Bersandar di bahunya yang hangat. Meniknati aroma parfumnya yang serasa begitu dekat dihidungku. Menikmati petikan gitarnya sambil membaca novel dan tenggelam dalam kisahnya.

"Ehem, eh ada yang lagi mesum nih," Re mengagetkan. Aku langsung menjauh dari tubuh Riyan.

"Mesum apanya? Matamu gak lihat kami masih pakai baju lengkap?" elak Riyan. Re tertawa bermunculan dibelakang Re personil yang lain. Latihan dimulai.

***

Pelan tapi pasti aku semakin dekat mengenal Riyan. Hidupnya tak seindah wajahnya.

"Aku gak tahu wajah ibuku. Gak ingat. Yang kutahu ibuku meninggal waktu aku kecil. Berpindah dari satu penitipan anak kepenitipan anak yang lain. Sore dijemput pembantu yang ganti ganti juga orangnya," kata Riyan mengawali cerita dirinya. Aku manggut manggut mendengarkan.

"Aku juga lebih tua tiga tahun darimu. Karena tiga kali tinggal kelas di SD," katanya lagi. Kali ini aku ngakak. Dia mencubit pipiku.

"Apa yang kau lakukan sampai tinggal kelas tiga kali?" tanyaku.

"Banyak. Bolos, berantem, gak mau nurut. Gitar membuatku anteng. Aku seperti menemukan diriku," katanya.

Masa kanak kanak yang kacau tanpa cinta walau bergelimang harta. Apapun yang dia minta tinggal sebut. Pasti terkabulkan beberapa hari kedepan, namun begitu sepi. Karena barang barang mewah sekalipun tidak bisa menggantikan perhatian tulus seseorang padanya.

Ayahnya membawa perempuan lain untuk tinggal dirumah saat dia memasuki SMP. Riyan dan Mami Bella hidup seatap tanpa saling mengganggu.

"Tapi Mamiku masih mau mengambilkanku rapot. Sedikit repot juga saat aku demam. Aku senang diperhatikan," kata Riyan.

Aku memegang tangannya saat ia mengakhiri kisahnya.

"Aku hanya bercerita, tidak mau dikasihani," katanya menepis tanganku. Studio saat itu lagi lagi hanya ada kami berdua.

"Aku gak kasihan sama kamu. Aku cuma berterimakasih karena kisahmu akan jadi cerpen yang indah nanti," hiburku. padahal air mata sudah mengembun dimataku. Kutahan untuk tidak menetes di depannya. Aku merasa bersyukur meski hidup dalam keluarga pas pasan. Ada ayah, ibu, dan dua kakak perempuan yang menjagaku. Menyayangiku dengan sepenuh hati.

"Heh, jadi ide cerpenmu yaa...." dia tersenyum miring. Berdiri dari duduknya meletakkan gitar listrik yang dia bawa pada dudukan gitar.

"Sudah sore, ayo pulang," katanya sambil merentangkan tangan. Aku menyambut tangannya. Dia menarik tanganku membantuku berdiri.

"Kamu gak pernah olah raga ya? atau jarang minum susu? Tinggimu gak berubah dari SMP," ejeknya saat kami berdiri berhadapan. Benar juga, dia terlihat lebih jangkung. Walaupun sebenarnya aku tidak terlalu pendek untuk ukuran anak perempuan.

"Aku ini ideal, kamu yang kepanjangan," jawabku seenaknya. Dia tertawa..... seperti biasa tawanya manis sekali. Kenapa dia makin hari makin tanpan? Dia menatap mataku sambil tersenyum.

"Jangan lupa bernafas. Aku gak mau ya ketampanku membuatmu pingsan karena lupa nafas," katanya mengajek lagi sambil senyum maut lagi. Aku kepergok mengamati wajahnya........ MALU......... kupukul dadanya dengan tanganku.

"Dasar sok ganteng!!!! Emang siapa yang lupa bernafas?!!! Emang kamu ganteng banget gitu sampai aku lupa nafas gegara lihat waj......." kalimatku menggantung diudara. Tanganku ditangkap dengan dua tangannya. Sapuan bibir lembut membungkam mulutku. Hanya sekilas. Mungkin sedetik. Hanya bibir nempel bibir, tapi rasanya duniaku berputar melambat....Dia berjalan menjauh membuka pintu.

"Aku harap kamu gak pingsan di tempat atau berencana jadi patung Put. Ini sudah sore," katanya santai didepan pintu. Aku tergagap seolah baru saja terhempas dari ketinggian. Dia berjalan lagi menuju motor besarnya. Aku ikut keluar dari studio Simpel sambil mengatur nafas.

Di jalan aku ingin memukul kepalanya. Atau meremas pundaknya. Setidaknya memaki maki dengan kata kata kasar. Tapi nyatanya tubuhku erat memeluk pinggangnya. Kepalaku bersandar di punggungnya dengan nyaman. Helem yang biasanya kupakai tertinggal di studio. Enak juga pose seperti ini. Bersandar dipunggung tanpa helem.

Seperti biasa dia mengantarku didepan gang.

"Helemnya ketinggalan," kataku saat turun. Dia mengangguk.

"Gak papa. Kalau perlu gak pakai helem terus aja. Aku suka dipeluk seperti itu," katanya.

"Tapi rambutmu jadi berantakan," katanya lagi sambil merapikan rambutku. Meremas ujung rambutku yang mengeriting.

"Sampai jumpa lagi," kataku dan berbalik meninggalkannya. Dia mengangguk sambil tersenyum.

Aku berjalan menuju rumahku sambil senyum senyum meraba bibirku. Bibirnya tadi kenyal dan lembut. Seperti ini rasanya ciuman?? Aaaaaa ini ciuman pertamaku.

Terpopuler

Comments

MAY.s

MAY.s

Oh my god😳
Gimana jantung, aman kan?

2023-03-02

1

MAY.s

MAY.s

🤣🤣🤣🤣🤣

2023-03-02

1

MAY.s

MAY.s

Ngakak 🤣 gini nih klo cerita sama novelis. Apapun bisa jadi inspirasi

2023-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 part 7
8 part 8
9 part 9
10 part 10
11 part 11
12 part 12
13 part 13
14 part 14
15 part 15
16 part 16
17 part 17
18 part 18
19 part 19
20 part 20
21 part 21
22 part 22
23 part 23
24 part 24
25 part 25
26 part 26
27 part 27
28 part 28
29 part 29
30 part 30
31 part 31
32 part 32
33 part 33
34 part 34
35 part 35
36 part 36
37 part 37
38 part 38
39 part 39
40 part 40
41 part 41
42 part 42
43 part 43
44 part 44
45 part 45
46 part 46
47 part 47
48 part 48
49 part 49
50 part 50
51 part 51
52 part 52
53 part 53
54 part 54
55 part 55
56 part 56
57 part 57
58 part 58
59 part 59
60 part 60
61 part 61
62 part 62
63 part 63
64 part 64
65 part 65
66 part 66
67 part 67
68 part 68
69 part 69
70 part 70
71 part 71
72 part 72
73 part 73
74 part 74
75 part 75
76 part 76
77 part 77
78 part 78
79 part 79
80 part 80
81 part 81
82 part 82
83 part 83
84 part 84
85 part 85
86 part 86
87 part 87
88 part 88
89 part 89
90 part 90
91 part 91
92 part 92
93 part 93
94 part 94
95 part 95
96 part 96
97 part 97
98 part 98
99 part 99
100 part 100
101 part 101
102 part 102
103 part 103
104 part 104
105 part 105
106 part 106
107 part 107
108 part 108
109 part 109
110 part 110
111 part 111
112 part 112
113 part 113
114 part 114
115 part 115
116 part 116
117 part 117
118 part 118
119 part 119
120 Ucapan terimakasih
121 Raden
122 Berita gembira
123 gadis bermata coklat
124 Gadis yang mudah diajak 'berteman'
125 promo novel baru
126 Aku melepasmu
127 Gadis cantik yang cuwek
128 Ciumannya yang handal
129 Promo novel baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
part 7
8
part 8
9
part 9
10
part 10
11
part 11
12
part 12
13
part 13
14
part 14
15
part 15
16
part 16
17
part 17
18
part 18
19
part 19
20
part 20
21
part 21
22
part 22
23
part 23
24
part 24
25
part 25
26
part 26
27
part 27
28
part 28
29
part 29
30
part 30
31
part 31
32
part 32
33
part 33
34
part 34
35
part 35
36
part 36
37
part 37
38
part 38
39
part 39
40
part 40
41
part 41
42
part 42
43
part 43
44
part 44
45
part 45
46
part 46
47
part 47
48
part 48
49
part 49
50
part 50
51
part 51
52
part 52
53
part 53
54
part 54
55
part 55
56
part 56
57
part 57
58
part 58
59
part 59
60
part 60
61
part 61
62
part 62
63
part 63
64
part 64
65
part 65
66
part 66
67
part 67
68
part 68
69
part 69
70
part 70
71
part 71
72
part 72
73
part 73
74
part 74
75
part 75
76
part 76
77
part 77
78
part 78
79
part 79
80
part 80
81
part 81
82
part 82
83
part 83
84
part 84
85
part 85
86
part 86
87
part 87
88
part 88
89
part 89
90
part 90
91
part 91
92
part 92
93
part 93
94
part 94
95
part 95
96
part 96
97
part 97
98
part 98
99
part 99
100
part 100
101
part 101
102
part 102
103
part 103
104
part 104
105
part 105
106
part 106
107
part 107
108
part 108
109
part 109
110
part 110
111
part 111
112
part 112
113
part 113
114
part 114
115
part 115
116
part 116
117
part 117
118
part 118
119
part 119
120
Ucapan terimakasih
121
Raden
122
Berita gembira
123
gadis bermata coklat
124
Gadis yang mudah diajak 'berteman'
125
promo novel baru
126
Aku melepasmu
127
Gadis cantik yang cuwek
128
Ciumannya yang handal
129
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!