part 19

Dua minggu setelah sweet seventeen yang berkesan, aku masih seperti orang gila kalau memikirkannya. Senyam senyum gak jelas. Gelangnya kini manis di tanganku. Entah kenapa membuatku semangat menjalani hari hariku.

Aku dikirim lomba mewakili sekolah. Dua lomba sekaligus. Rumpun bahasa yang artinya aku akan mengerjakan tiga soal berbeda dari tiga bahasa berbeda. Indonesia, inggris, dan bahasa jawa. Yang kedua mendongeng, mirip lomba sinopsis yang pernah ku ikuti waktu SMP. Tapi yang ini lebih mudah karena hanya beberapa lembar yang harus di hafal. Bukan satu buku full.

Teman temanku memberiku semangat. Aku berlatih sebelan sebelum hari H. Benar benar melelahkan. Ratusan soal menjadi try out untuk lomba rumpun bahasa. Kemudian minimal dua jam aku harus menghafalkan dongeng yang aku pilih. Memperbaiki kata yang salah, intonasi yang kurang, dan masih banyak lagi. Riyan juga mendukung, meski hanya lewat pesan. Karena Simpel juga mulai berkembang. Mereka akan ke Jakarta untuk rekaman lagu pertamanya. Good jobs!! Kami sama sama berjuang di bidang kami masing masing.

Hari perlombaan pun tiba. Seperti biasa tanganku tak berhenti bergetar. Aku menenangkannya dengan memegangi ujung jas berlogo sekolahku. Satu mobil itu ada dua guru, aku, dan band kecil anak kelas satu. Mereka akan memusikalisasi puisi milik Chairil Anwar. Menantang juga. Kami sempat latihan bersama. Mirip aku dan Riyan. Aku membuat puisinya, Riyan membuat nadanya.

Ternyata tempat perlombaan disekolah Re, tapi aku tak berhasil menemukannya. Lagi pula aku sibuk persiapan dan terlalu gugup untuk mencari dimana Re.

Perlombaan berlangsung. Aku mengerjakan soal rumpun bahasa dulu. Baru lomba mendongeng. Pengumuman pemenang lomba tiba. Aku kalah dirumpun bahasa, tapi juara dua untuk lomba mendongeng. Penyerahan piala pun terjadi di aula sekolah itu. Aku melompat gembira karena dua hal. Aku juara dan anak kelas satu mendapat juara pertama lomba musikalisasi puisi. Waaaaa membahagiakan. Kami pulang beriringan. Membopong piala kami masing masing.

Tiba tiba ada yang nyeletuk.

"Maaf mbak mbak juara, boleh minta foto?" rombongan kami menoleh. Ternyata Re yang sudah siap dengan hp di tangannya.

"Waah sepertinya kalian dapat fans anak anak," kata guru kami. Kami berfoto sambil mengangkat piala kami tinggi tinggi. Kemudian Re memoto anak kelas satu. Dia juga memfoto aku dengan pialaku.

"Aku akan mencetak ini untuk Riyan, dia pasti akan senang. Good job princess," kata Re sebelum kami berpisah.

Selebrasi kecil dilakukan oleh teman temanku. Mereka minta traktir. Aku dapat beberapa lembar uang merah hasil juara. Oke, gak masalah kalau buat nraktir mereka di kantin sekolah. Hahaha. Aku juga menraktir keluargaku. Itu pertama kali aku menraktir keluargaku bukan uang hasil pemberian. Seperti hasil dari kerja kerasku. Rasanya membanggakan, dan aku ingin melakukannya lagi nanti.

Akhri pekan tiba. Kata Riyan ia sudah tiba di Jakarta. Saatnya dia yang berjuang. Aku yakin Simpel akan sukses. Mereka latihan hampir tiap hari. Ada atau tidak jadwal manggung. Apalagi didukung finasial dari semua personel yang berkantong tebal. Modal ada, kemauan ada, kerja keras ada. Tinggal menunggu ketentuan Tuhan yang disebut keberuntungan untuk nasib baik.

'Aku akan membawa fotomu dari sekolah Re.'

Pesan dari Riyan

'Untuk apa?' balasku.

'Untuk semangatku. Aku yakin tidak akan membuat malu gadis juara mendongeng' pesannya. Aku tertawa. Ada ada saja.

***

Seminggu berlalu. Riyan jarang memberiku kabar. Dia sibuk dengan kegiatannya di Jakarta. Minggu kugunakan untuk bersantai, menonton kartun favorit dari Sinchan sampai Doraemon. Itu saja sudah cukup mengusir kebosanan harus belajar terus selama seminggu. Ayahku katanya ada janji dengan temannya. Dia berangkat sendiri walau dengan omelan Ibu. Ibuku tidak pernah suka ayahku pergi sendiri. Dimana pun kapanpun dia ingin ikut.

Ayah pulang siang saat aku tidur siang. Aku mendengar suara motornya. Aku tidur di ruang tamu. Kemudian dia bicara agak serius dengan ibu. Nadanya agak meninggi. Tapi aku kurang jelas mereka bicara apa, mereka bicara di kamar hanya berdua. Tapi itu membuatku penasaran dan tidak melanjutkan tidur siang.

Mereka keluar kamar dan melihatku terjaga.

"Kamu sudah bangun?" tanya Ibu. Aku mengangguk ibu duduk di sampingku.

"Boleh Ayah pinjam hpmu?" tanya ayah. Tangannya sudah menggantung diudara. Aku menyerahkan hpku yang ada disofa.

"Dengar nak, apa kamu pernah melakukan hal tidak baik bersama Riyan?" tanya Ibu. Hal tidak baik? Apa? Aku justru teringat ciuman kami. Tapi aku menggeleng. Sambil memegang gelang pemberian Riyan. Ada yang salah dengan Riyan??

"Kami hanya berteman Bu, mengantar jemput aku pulang kan. Lalu waktu PKL juga," kataku.

"Bukan hal seperti itu! Hal tidak baik misalnya minum obat, menghisap bubuk yang dipanaskan dengan botol, atau merokok gan ja," kata Ayah gusar.

"Atau mungkin kau pernah diminta mengirim paket yang kamu sendiri tidak tahu isinya.... si al an!!!! Kenapa dia yang jadi pacarmu nak!!!!! Kenapa harus dia!!!!" ayah membanting hpku dan berkata dengan penuh penyesalan. Hpku buyar. Sim cardnya terlepas dari hp. Aku kaget dan berusaha mengambilnya. Tapi kalah cepat dari gerakan Ayah. Beliau mengambil dan mematahkannya.

"Mulai sekarang jangan pernah berhubungan atau pergi dengan Riyan. Bertemu muka saja tidak boleh!! Mengerti? Kalau kamu berani melawan Ayah akan kirim kamu ketempat yang jauh. Mengerti!!!" ayah pergi kekamarnya. Aku menangis. Ibu memelukku.

"Kenapa Bu, ada apa dengan Riyan? Bukankah dia baik?" tanyaku sesenggukan.

"Tidak nak, dia tidak baik........"

Ibu menceritakan kalau tadi Ayah bertemu teman lamanya. Teman saat Ayah muda. Teman Ayah saat Beliau jadi anak nakal. Temannya itu kaya raya sekarang, tapi bukan dari bisnis yang halal. Dia menjadi bandar narkoba dan obat obat terlarang. Itu Ayah dengar sendiri dari mulutnya....

Flash back on......

"Kau kerja apa sekarang Har? Berapa anakmu sekarang?" tanya seorang teman dengan penampilan mewah.

"Jadi PNS. Anakku tiga perempuan semua. Yang paling kecil baru saja dapat piala saat lomba bahasa kemarin," jawab Har.

"Tiga perempuan semua? Kenapa tidak punya anak laki laki?" tanya sang teman.

"Aku justru suka. Aku gak mau punya anak laki laki kalau nakalnya sama kaya kita dulu. Hahahaha pusing, pusing orang tuanya," kata Har. Teman Har pun ikut tertawa. Saat itu datang mendekat seorang bocah laki laki yang sangat dikenal oleh Har. Mereka sama terkejutnya.

"Naaahhh ini anak laki lakiku satu satunya. Dia yang akan meneruskan bisnis kecil kecilanku. Dia sudah ku didik kuat sejak kecil. Riyan namanya. Sana salim sama pakde Har," kata teman sambil menepuk nepuk punggung anaknya dengan bangga. Si anak menuruti keinginan ayahnya. Ia mencium tangan Har dengan sopan.

"Kau akan kesulitan mencari mantu Har kalau anakmu tiga perempuan semua," kata teman Har

"Tentu, tentu aku akan kesulitan. Aku akan mencari mantu yang baik. Bahkan pacar yang baik," kata Har menyembunyikan geram dalam suaranya.

"Jangan ambil dari orang orang seperti kita. Nanti anakmu patah hati. Hahahaha," si teman sangat senang ketemu sohibnya di masa muda. Tidak menyadari kalau dua orang yang duduk bersamanya saling pandang dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Tentu tidak, aku tidak akan membiarkan orang seperti kita dekat dengan anak perempuanku... Melihatnya pun tidak," kata Har sambil menatap lurus ke arah bocah laki laki disamping temannya. Bocah laki laki itu juga menatap lurus kearahnya. Har mengambil rokok yang ada dimeja. Api dinyalakan oleh temannya. Asap putih mengepul diantara mereka.

"Kau tahu Yan. Dulu kami sering terlibat kejahatan jalanan. Ayah pakde Har ini seorang polisi. Beliau yang selalu membereskan masalah kami. Apa kabar beliau Har?" tanya Sang Teman.

"Sudah meninggal. Saat anak ragilku SD," jawab Har sambil terus menatap Riyan. Yang ditatap seperti tak gentar. Ia mengambil rokok dan menyalakannya sendiri.

"Sekarang kalau keluargamu ada masalah panggil aku atau anakku Har. Kami memang bukan polisi, tapi ada beberapa polisi yang sanggup kami beli," kata teman Har.

Har mengangguk angguk sambil terus menghisap rokoknya. Riyan juga sama. Mereka berdua sedang pusing memikirkan gadis yang sama.

flash back off

Terpopuler

Comments

MAY.s

MAY.s

Jan bilang bapaknya Ryan temennya bosambo😁

2023-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 part 7
8 part 8
9 part 9
10 part 10
11 part 11
12 part 12
13 part 13
14 part 14
15 part 15
16 part 16
17 part 17
18 part 18
19 part 19
20 part 20
21 part 21
22 part 22
23 part 23
24 part 24
25 part 25
26 part 26
27 part 27
28 part 28
29 part 29
30 part 30
31 part 31
32 part 32
33 part 33
34 part 34
35 part 35
36 part 36
37 part 37
38 part 38
39 part 39
40 part 40
41 part 41
42 part 42
43 part 43
44 part 44
45 part 45
46 part 46
47 part 47
48 part 48
49 part 49
50 part 50
51 part 51
52 part 52
53 part 53
54 part 54
55 part 55
56 part 56
57 part 57
58 part 58
59 part 59
60 part 60
61 part 61
62 part 62
63 part 63
64 part 64
65 part 65
66 part 66
67 part 67
68 part 68
69 part 69
70 part 70
71 part 71
72 part 72
73 part 73
74 part 74
75 part 75
76 part 76
77 part 77
78 part 78
79 part 79
80 part 80
81 part 81
82 part 82
83 part 83
84 part 84
85 part 85
86 part 86
87 part 87
88 part 88
89 part 89
90 part 90
91 part 91
92 part 92
93 part 93
94 part 94
95 part 95
96 part 96
97 part 97
98 part 98
99 part 99
100 part 100
101 part 101
102 part 102
103 part 103
104 part 104
105 part 105
106 part 106
107 part 107
108 part 108
109 part 109
110 part 110
111 part 111
112 part 112
113 part 113
114 part 114
115 part 115
116 part 116
117 part 117
118 part 118
119 part 119
120 Ucapan terimakasih
121 Raden
122 Berita gembira
123 gadis bermata coklat
124 Gadis yang mudah diajak 'berteman'
125 promo novel baru
126 Aku melepasmu
127 Gadis cantik yang cuwek
128 Ciumannya yang handal
129 Promo novel baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
part 7
8
part 8
9
part 9
10
part 10
11
part 11
12
part 12
13
part 13
14
part 14
15
part 15
16
part 16
17
part 17
18
part 18
19
part 19
20
part 20
21
part 21
22
part 22
23
part 23
24
part 24
25
part 25
26
part 26
27
part 27
28
part 28
29
part 29
30
part 30
31
part 31
32
part 32
33
part 33
34
part 34
35
part 35
36
part 36
37
part 37
38
part 38
39
part 39
40
part 40
41
part 41
42
part 42
43
part 43
44
part 44
45
part 45
46
part 46
47
part 47
48
part 48
49
part 49
50
part 50
51
part 51
52
part 52
53
part 53
54
part 54
55
part 55
56
part 56
57
part 57
58
part 58
59
part 59
60
part 60
61
part 61
62
part 62
63
part 63
64
part 64
65
part 65
66
part 66
67
part 67
68
part 68
69
part 69
70
part 70
71
part 71
72
part 72
73
part 73
74
part 74
75
part 75
76
part 76
77
part 77
78
part 78
79
part 79
80
part 80
81
part 81
82
part 82
83
part 83
84
part 84
85
part 85
86
part 86
87
part 87
88
part 88
89
part 89
90
part 90
91
part 91
92
part 92
93
part 93
94
part 94
95
part 95
96
part 96
97
part 97
98
part 98
99
part 99
100
part 100
101
part 101
102
part 102
103
part 103
104
part 104
105
part 105
106
part 106
107
part 107
108
part 108
109
part 109
110
part 110
111
part 111
112
part 112
113
part 113
114
part 114
115
part 115
116
part 116
117
part 117
118
part 118
119
part 119
120
Ucapan terimakasih
121
Raden
122
Berita gembira
123
gadis bermata coklat
124
Gadis yang mudah diajak 'berteman'
125
promo novel baru
126
Aku melepasmu
127
Gadis cantik yang cuwek
128
Ciumannya yang handal
129
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!