Hari Jum'at tiba, hari yang melelahkan untuku. Seluruh siswa kelas satu wajib mengikuti ekstrakulikuler pramuka. Haaahhh mungkin benar kata Tika, novel novel itu meracuniku. Membuat aku introvert dan tidak menyukai segala bentuk ekstrakulikuler dan kumpul kumpul. Aku menjepit poniku dengan jepitan lidi hitam. Menguncir rambutku tanpa ada sehelai pun yang jatuh. Merapikan hasduk merah putih. Mengangkat kaos kaki hitam tinggi di kaki. Harus rapi tanpa cela. Rapi pun kami pasti kena semprot kakak kelas dua, apa lagi berantakan sedikit saja. Tidak lupa memakan bekal dari ibu sampai habis. Buat tenaga.
Disekolah ini senioritas dalam eskul begitu kental. Bentakan memekakan telinga sering kami dapat. Mungkin sebagian besar dari kami lebih takut gak ikut ekskul daripada gak ikut pelajaran. Ahhh melelahkan menurutku. Aku mau cepet naik kelas dua biar bebas dari eskul eskul wajib ini.
Pramuka dimulai. Kami berbaris menurut kelas masing masing diaula sekolah. Para senior dengan angker mengelilingi kami. Tiba tiba salah seorang diantara mereka berteriak didepan wajahku.
"Dek!!!! Bisa gak pandangannya di teduhkan. Gak usah melotot sama kami!!!!" teriaknya. Sialnya air liurnya muncrat kewajahku dan aku gak berani menghapusnya.
"Siap Kak," jawabku sambil menurunkan pandangan. Sebenarnya menurutku gak melotot sih. Lha namanya baris berbaris ya lihat depan. Salah dia kenapa tepat di depan wajahku.
"Ngapain nunduk!!!! Mau nyari uang jatuh kamu!!!" bentak yang lain di sampingku. Beberapa senior mengerubungiku saat itu. Aku kembali mengarahkan pandangan kedepan. Seteduh mungkin.
"Kenapa gak jawab!!!! Udah mulai bisu!!!!" kata senior pertama.
UUUAaaaasssyuuuu!!! batinku.
"Siap Kak!" jawabku lantang.
"Gak teriak teriak kali!!!! Nantangin kita kamu!!!!" teriak senior yang pertama. Owalah ini orang orang senior maunya apaaa!!!!! Gemetar gemetar kesal aku dibuatnya.
"Keluar dari barisan!! Ikut saya!!" lanjutnya lagi.
Aku dibawa keruang pramuka sendirian. Bersama dengan senior pertama tadi. Ruang pramuka itu ada di pojok aula ini. Dia menutup pintu ruang pramuka.
"Ada hubungan apa kamu sama Riyan Simpel!!" tanyanya dengan nada ngajak ribut.
"Gak ada Kak, kami hanya teman SMP dulu. Dia sering minta tolong ngerjain tugas dan bikin puisi buat lagu Simpel," jawabku.
"Lihat ini!!" dia menyodorkan hpnya. Aku menerima hp itu. Berisi foto foto dia dengan Riyan. Berbagai pose panas.
Mataku membelalak kemudian memanas. Foto yang tergolong vulgar dan seronok juga ada. Saat bibir mereka menempel dan sengaja menjepret foto. Foto berpelukan dan saat Riyan mencium lehernya. Foto saat mereka tidur seranjang walaupun masih pakai baju lengkap.
"Kami lebih dari foto itu. Riyan itu pacar aku. Jangan coba mendekat atau ganggu dia. Ngerti!!" katanya.
"Ngerti Kak," jawabku setenang mungkin. Bukankah haram bagiku meneteskan air mata untuk cowok yang memang brengsek dari sananya? Aku sudah tahu dari SMP kelakuannya. Bodohnya aku terjebak juga.
"Lagian kalau dipikir pikir Riyan kenapa tertarik denganmu? Kamu gak modis sama sekali," katanya merendahkan.
"Kami memang hanya berteman Kak. Kami berteman dari SMP. Sudah itu saja," jawabku.
"Oke, mulai sekarang jangan berteman lagi. Aku gak suka!!" jawabnya ketus. Jangankan berteman Kak, melihat nomornya di hp saja aku malas. Batinku.
Aku kecewa, menyesal, bodoh dan sakit hati dalam waktu bersamaan. Kecewa karena Riyan ternyata hanya Riyan. Yang tak berubah meski seragam kami sudah berubah. Menyesal karena jatuh juga dalam pesonanya. Bodoh karena mempercayainya. Sakit hati karena dengan semua yang kita lalui. Ternyata hanya aku yang baper. Mungkin adegan itu berkali kali ia lakukan untuk mengesankan cewek. Tidak berbekas sama sekali. Bodoh bodoh BODOH........
Mau atau tidak hatiku patah, suka atau tidak hatiku hancur. Ciumannya yang sekilas. Bahunya yang selalu nyaman kusandari. Tangannya yang hangat menggenggam. Parfumnya yang sampai ku hafal. Semuanya hanya permainan buaya tengik. Tidak ada yang sungguhan dari hatinya. Dia hanya cowok kurang kasih sayang yang mau semua cewek!!! Apalagi pose posenya dengan kakak senior pramuka itu. Menjijikkan.....
Sore sepulang pramuka aku block nomornya dari hpku. Pesannya ingin ku hapus juga. Tapi sebagian diri ini belum rela. Biar pesan pesan ini sebagai pengingat dan pelepas rindu. Ahhhhh dasar BODOH....!!!!! Aku sama sekali gak ada tenaga memencet tombol delete.
Hari hariku sepi. Dia tidak mencoba menghubungiku atau menemuiku. Mungkin benar kata senior, aku terlalu gak pantas dengannya. Makanya ketika aku lepaskan, tak ada usaha dari Riyan untuk mencariku. Aku yang berharap terlalu tinggi, aku yang remuk karena jatuh hati.
Tika berkali kali menanyakan kenapa aku ke ruang pramuka sendirian. Aku haya menjawab cengengesan. Tapi dia terlalu peka dengan kemurunganku sore dan hari hari berikutnya. Berkali kali dia menanyakan aku hanya menggeleng dan beralasan belum sanggup bercerita.
Hingga suatu siang saat jam pulang sekolah. Tika berjalan beriringan dengaku menuju gerbang.
"Put, Put!!!!.... iii..... itu bukannya kakak senior yang bentak bentak kamu?" tanyanya menunjuk nunjuk arah. Aku melihat kearah yang dia tunjuk. Sepasang sejoli sedang bercanda. Si cewek kemudian melompat keboncengan si cowok. Memeluk erat pinggang cowoknya sambil melihat kearahku. Sepasang sejoli itu melihat kearahku. Si cowok kemudian menancap gas dan pergi berlalu begitu saja. Tanpa ekspresi apapun melihatku. Atau mungkin aku transparan sekarang?
"Mereka boncengan Put. Peluk peluk lagi," kata Tika seperti takjub.
"Iya mereka pacaran!!" suaraku tak bisa berbohong meski sudah kutenang tenangkan.
"Riyan? Pacaran sama Kak Dena?" tika malah memperjelas.
"Iya, kenapa?" tanyaku.
"Cocok sih, Riyan ganteng, kaya, anak band. Kak Dena cantik, montok, modis lagi," kata Tika terlalu jujur. Halah anak ini bukan bikin situasi adem malah diperjelas. Dasar teman pilon. Batinku kesal.
"Tapi bukannya beberapa kali Riyan jemput kamu ya? Tak kirain kalian jadian?" tanyanya. Ngobrol sama Tika semakin membuat tensi dan hatiku tak stabil.
Aku duduk di trotoar dekat sekolah menunggu angkutan umum. Dia ikut duduk disampingku.
"Kok kamu sedih Put? ....Oh megot!! Oh megott!!! Jangan jangan kamu ribut di ruang pramuka gara gara Riyan. Trus Riyan pilih kak Dena gitu?" spekulasinya muncul.
"Keseringan nyontek PR bikin kamu jadi lemot Tik!!" Aku buka suara setelah gak tahan lagi.
"Ya Allah kasihan temenku," kata Tika sambil memelukku.
Ingin rasanya aku menangis saat itu juga. Hatiku remuk melihat mereka. Bahkan Riyan terlihat tak memperdulikanku. Kenangan manis itu sepertinya hanya berbekas padaku. Tidak dengan Riyan. Padahal semuanya terasa begitu manis. Begitu indah.
Tak apa lah, aku pasti bisa menghadapinya. Bukankah aku baik baik saja dulu saat belum kenal Riyan? Ada Tika yang tak berhenti mengusap punggungku saat tahu kenyataannya. Yaa setidaknya ada Tika. Teman terdekatku di sekolah ini. Dia mengerti aku dan memahamiku. Lanjutkan saja hidup seperti tidak mengenalnya..... kalau bisa.... aku gak yakin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
MAY.s
Ya ampun... padahal masih SMA kan? Kok sudah begitu 😣
2023-03-02
1