part 17

Aku menangis juga. Tak menyangka Tika seburuk itu. Bukankah dia selalu niat banget jodoh jodohin aku sama Riyan? Kenapa sekarang malah dia seperti makan pacar teman. Apa mungkin karena aku juga yang selalu bungkam. Seolah olah aku gak suka sama Riyan dan Riyan masih mengejar ngejar aku? Tapi.... harusnya dia hafal aku. Harusnya dia juga tau aku suka cowok berengsek ini.

Aku memukul dada Riyan. Dia diam saja. Malah mengeratkan pelukannya. Aku mendongak menatap dia.

"Trus tadi ngapain?" tanyaku masih sesenggukan. Aku mau melepaskan pelukan, tapi dia mengunci tubuhku.

"Yakin mau tahu?" tanyanya setengah berbisik. Aku mengangguk. Dia kembali meletakkan kepalaku di dadanya.

"Dia minta ketemu. Aku juga ada perlu dengannya. Saat pulang dia....... Eh.... Maaf.... merogohi kem alu anku dari belakang. Aku sudah hampir meninggalkan dia di jalan. Kalau saja aku gak ingat dia itu temanmu. Aku sempat memakinya tadi. Be re ng sek!!! balasannya dia tidak lagi menghide kamu di wall fbnya."

"Dia masih meng hide kok. Aku tahu dari fbnya Septy," kataku sambil mendongak menatap matanya. Mencari kebohongan dari semua penjelasannya. Kami bertatapan sangat dekat.

"Apa aku bisa mempercayaimu?" lanjutku

"Aku mau bersumpah atas nama apapun," katanya sambil melihat mataku. Kemudian dia menciumku. Awalnya lembut. Lama lama semakin menuntut. Lidahnya lincah menari di rongga mulutku. Kami berhenti saat aku kehabisan nafas.

"Bernafas sayang, bernafas. Belum ada sejarahnya mati karena ciuman. Kau tidak ingin mengukir sejarah itu kan?" katanya sambil nyengingis. Kucubit perutnya agar dia semakin meringis.

Aku ingat percakapan kami dulu. Dia ingin mengambil Riyan dariku, kalau aku tak segera berpacaran dengannya. Yaaa benar juga, dia kira kami hanya saling kejar tidak seperti ini. Dia memang agak nekat masalah cinta. Dulu waktu SMP aku ingat dia pernah membuat geger di sekolah gara gara di putusin pacarnya. Mau lompat dari jendela sekolah dan bawa silet untuk rautan pensil kalau gak salah. Dulu aku gak terlalu dekat dengannya di SMP.

Riyan masih memelukku. Dia kini bersandar di pundakku. Satu tangannya menggelayut di pinggang. Satu tangannya menyibak rambutku yang jatuh kedepan. Tiba tiba dia mengecup leherku. Kecupan keras seperti dengan gigitan atau sejenisnya. Aku berteriak tapi yang keluar erangan. Dia melepaskan pelukannya. Meminum air dari kulkas kecilnya. Menghabiskan satu botol penuh. Mukanya merah padam aneh. Kemudian permisi ketoilet.

Aku rasa benar Riyan tidak tertarik dengannya. Toh kalau tertarik mau apa? Bukankah berkali kali aku diselingkuhi? Di selingkuhi? Memang apa hubungan kami? Cuma temankan? Yaaa selama ini kami memproklamirkan hubungan hanya teman. Yang salah bukan hanya Tika, tapi hubungan yang tidak jelas ini juga. Lagi pulaaaa.... dengan pede masih bisa kukatakan aku berani bersaing secara fisik dengan Tika. Kalau Riyan memilih Tika, mungkin ada yang salah dengan matanya.

Lama aku bermonolog, tapi Riyan tak kunjung keluar dari kamar mandi. Apa dia sakit perut? Aku berjalan mengitari kamar, berhenti di meja rias mini. Ada parfum, pelembab wajah, deodorant, hand body, minyak rambut dalam bentuk gel, dan masih banyak lagi botol botol perawatan kulit. Pantas saja dia selalu tampil klimis dan wangi. Perawatannya saja melebihi perwatan kulitku. Ternyata dia pakai parfum mahal. Pantas saja harumnya tahan lama. Aku membuka parfum itu. Kusemprotkan sedikit ke tanganku. Wanginya....... sudah melekat menjadi ciri khas Riyan. Seperti wangi yang cocok menggambarkan dia. Bebas, buaya, cerdik, lembut. Ahhh, atau mungkin aku yang lebay karena suka padanya.

Aku melihat ke cermin. Ada bekas merah di leherku. Seperti baru di gigit serangga. Tiba tiba ada rasa yang aneh memenuhi tubuhku. Merinding disko gak jelas, saat mengingat Riyan melakukannya. Aku menutup krah bajuku. Tanda itu ada di samping agak depan. Sepertinya tidak akan terlihat jika tidak di perhatikan dengan seksama.

Pintu kamar mandi terbuka. Rupanya dia mandi sekalian. Ada tetesan air dari rambutnya. Dia juga menganti seluruh baju dan celananya.

"Apa kau sakit perut dan e ek di celana? Sampai mandi dan lama sekali?" tanyaku. Dia melihatku dan tertawa.

"Percayalah kau tak akan ingin tahu apa yang kulakukan di kamar mandi," katanya.

"Memangnya kenapa? Kau benar e ek dicelana?" tanyaku sedikit heran. Dia tertawa saja.

"Apa perut mu sakit?" lanjutku sedikit khawatir.

"Tidak, tidak, ada yang sakit tapi bukan perutku. Ayo pulang. Untung orang rumahmu percaya padaku jadi tak masalah mengantarkanmu sedikit terlambat," katanya sambil merangkul pundakku. Kami berjalan dengan berangkulan menuju garasi.

Rumahnya benar sepi. Aku hanya melihat satu pembantu di dekat tangga. Juga satpam depan.

"Kemana Mami?" tanyaku

"Entahlah. Dia menghilang dan datang dengan cepat," katanya santai.

"Lalu ayahmu?"

"Dia lebih sering ke luar kota. Sesekali mampir kesini. Kenapa? Kau ingin lebih akrab dengan calon mertua?" tanyanya. Aku tertawa mendengarnya.

"Mertua yaa, kita masih anak anak Yan, jalan kita masih panjang. Lulus juga belum. Memang kau yakin mau memperistri aku?" kataku sambil tertawa.

"Kalau aku boleh memilih aku ingin bersamamu selamanya. Hanya kamu yang membuatku berdebar. Hanya kamu yang ingin aku lindungi selamanya. Meski dengan tanganku yang kotor," ktanya sambil membuka pintu mobil dan masuk. Aku tersentuh dengan kata katanya.

"Aku agak trauma dengan pencabulan diatas motor. Jadi sementara pakai mobil dulu," katanya saat aku ikut masuk dan duduk di kursi penumpang depan. Aku tertawa.

"Memang bisa ya pegang pegang itu diatas motor?" tanyaku.

"Bisa lah, malah sering orang ngelakuin. Tapi ya atas dasar suka sama suka. Bukan atas dasar kegatelan yang maksa. Kamu mau praktek? Tapi kalau mau praktek denganku, aku gak janji bisa berhenti sampai disitu," katanya. Aku geleng geleng kepala mantap.

"Ciuman saja sudah cukup buat saat ini. Aku gak mau nge rusak apa pun. Belum waktunya," kataku.

"Bagus, aku juga gak mau nge rusak kamu. Biar aku yang bobrok, kamu jangan."

"Kamu pernah tidur dengan berapa cewek?" tanyaku.

"Yakin mau tahu? Nanti cemburu," jawabnya. Aku diam. Ada sisi buruk Riyan yang tak ingin sama sekali aku mengetahuinya. Terserahlah yang penting dia baik padaku.

"Kau akan minta kejelasan sama Tika?" tanya Riyan setelah hening lama.

"Tidak, biarkan saja. Asal kau tidak menanggapinya. Lagi pula kalau kau menanggapinya, ada yang salah dengan matamu. Aku lebih baik dari segi wajah, body, dan otak. Dia hanya suka dengan apa yang aku sukai. Nasib foto copy dan aslinya," kataku.

Riyan menepuk pahanya dengan tangan kiri sebagai ganti tepuk tangan.

"Wooo that's my girl Aku suka cara berpikirmu. Kenapa harus meributkan manusia receh yang setingkat di bawah kita. Dia hanya mendongak, mengomentari kita sambil meneteskan air liur. Berkhayal untuk jadi kita. That's my girl. You are my girl," katanya sambil mencium tanganku.

Perjalanan berikutnya diisi dengan canda tawa kami. Riyan berhenti disebuah mini market dan memesan kerak telor, kebab, martabak dan terang bulan bersamaan.

"Kau mau apa dengan makanan makanan ini?" tanyaku bingung.

"Aku butuh alasan karena mengantarmu pulang terlambat. Mereka jadi alasan dan sekaligus membikin orang tua mu shok, jadi tidak bertanya macam macam lagi," katanya santai.

"Dasar picik," kataku spontan. Dia tertawa

"Ku anggap itu pujian."

Benar saja. Sampai rumah ayah ibuku shock dengan bermacam oleh oleh yang di bawa Riyan. "Saya bingung mau cari oleh oleh apa. Jadi saya beli semuanya ternyata beli semuanya butuh waktu yang lama. Maaf terlambat mengantar Putri pulang," katanya santai. Orang tuaku tertawa dan memakluminya. Buaya...... buaya susah dilawan.

Terpopuler

Comments

MAY.s

MAY.s

Permisi ke toilet untuk bersolo karier, Put🤭

2023-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 part 7
8 part 8
9 part 9
10 part 10
11 part 11
12 part 12
13 part 13
14 part 14
15 part 15
16 part 16
17 part 17
18 part 18
19 part 19
20 part 20
21 part 21
22 part 22
23 part 23
24 part 24
25 part 25
26 part 26
27 part 27
28 part 28
29 part 29
30 part 30
31 part 31
32 part 32
33 part 33
34 part 34
35 part 35
36 part 36
37 part 37
38 part 38
39 part 39
40 part 40
41 part 41
42 part 42
43 part 43
44 part 44
45 part 45
46 part 46
47 part 47
48 part 48
49 part 49
50 part 50
51 part 51
52 part 52
53 part 53
54 part 54
55 part 55
56 part 56
57 part 57
58 part 58
59 part 59
60 part 60
61 part 61
62 part 62
63 part 63
64 part 64
65 part 65
66 part 66
67 part 67
68 part 68
69 part 69
70 part 70
71 part 71
72 part 72
73 part 73
74 part 74
75 part 75
76 part 76
77 part 77
78 part 78
79 part 79
80 part 80
81 part 81
82 part 82
83 part 83
84 part 84
85 part 85
86 part 86
87 part 87
88 part 88
89 part 89
90 part 90
91 part 91
92 part 92
93 part 93
94 part 94
95 part 95
96 part 96
97 part 97
98 part 98
99 part 99
100 part 100
101 part 101
102 part 102
103 part 103
104 part 104
105 part 105
106 part 106
107 part 107
108 part 108
109 part 109
110 part 110
111 part 111
112 part 112
113 part 113
114 part 114
115 part 115
116 part 116
117 part 117
118 part 118
119 part 119
120 Ucapan terimakasih
121 Raden
122 Berita gembira
123 gadis bermata coklat
124 Gadis yang mudah diajak 'berteman'
125 promo novel baru
126 Aku melepasmu
127 Gadis cantik yang cuwek
128 Ciumannya yang handal
129 Promo novel baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
part 7
8
part 8
9
part 9
10
part 10
11
part 11
12
part 12
13
part 13
14
part 14
15
part 15
16
part 16
17
part 17
18
part 18
19
part 19
20
part 20
21
part 21
22
part 22
23
part 23
24
part 24
25
part 25
26
part 26
27
part 27
28
part 28
29
part 29
30
part 30
31
part 31
32
part 32
33
part 33
34
part 34
35
part 35
36
part 36
37
part 37
38
part 38
39
part 39
40
part 40
41
part 41
42
part 42
43
part 43
44
part 44
45
part 45
46
part 46
47
part 47
48
part 48
49
part 49
50
part 50
51
part 51
52
part 52
53
part 53
54
part 54
55
part 55
56
part 56
57
part 57
58
part 58
59
part 59
60
part 60
61
part 61
62
part 62
63
part 63
64
part 64
65
part 65
66
part 66
67
part 67
68
part 68
69
part 69
70
part 70
71
part 71
72
part 72
73
part 73
74
part 74
75
part 75
76
part 76
77
part 77
78
part 78
79
part 79
80
part 80
81
part 81
82
part 82
83
part 83
84
part 84
85
part 85
86
part 86
87
part 87
88
part 88
89
part 89
90
part 90
91
part 91
92
part 92
93
part 93
94
part 94
95
part 95
96
part 96
97
part 97
98
part 98
99
part 99
100
part 100
101
part 101
102
part 102
103
part 103
104
part 104
105
part 105
106
part 106
107
part 107
108
part 108
109
part 109
110
part 110
111
part 111
112
part 112
113
part 113
114
part 114
115
part 115
116
part 116
117
part 117
118
part 118
119
part 119
120
Ucapan terimakasih
121
Raden
122
Berita gembira
123
gadis bermata coklat
124
Gadis yang mudah diajak 'berteman'
125
promo novel baru
126
Aku melepasmu
127
Gadis cantik yang cuwek
128
Ciumannya yang handal
129
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!