“ayo deh kita jalan kaki”, kata-kata Mo membuyarkan pikiran ku Mo, Fadil, dan Ragol berjalan mendahuluiku, aku pun menyusul. Aku tidak tahu ke mana hutan ini membawa kami, apakah bahaya lagi atau tiga orang teman kami.
Kami berempat terus berjalan. melewati arah mobil saat Fadil membelokan setir sebelum akhirnya menabrak pohon. Kami kembali ke arah awal yang kami lewati, mengikuti bekas roda mobil kami yang membekas di tanah. kami terus berjalan di tengah hutan yang bahaya dan di bawah terik matahari yang berada di puncak siang hari.
“krsek-krsek!..”, ada suara aneh di balik pepohonan. “suara apa itu?”, tanya Ragol ketakutan. “jalan terus, gak usah lihat sekeliling!”, Fadil menenangkan. Kami pun kembali berjalan. Aku melihat ke belakang ke arah suara tadi berasal. Tidak tampak aneh. “krsek-krsek!..”, suara itu lagi dan kali ini terdengar mendekat.
“waduh perasanku gak enak nih" Ragol mulai ketakutan terlihat dia mendekati Fadil. “halah gol ga ada apa apa, cuman perasaan mu aja" jawab Fadil sambil menyingkirkan tangan Ragol yang memegang pundaknya.
Aku mulai setuju dengan Ragol, perasaanku mengatakan ada hal yang bahaya di sini. “krsek-krsek!...”, suara itu mulai mendekat dan terdengar melewati kami dari balik pepohonan di arah kiri kami.
“duh kan,ayo deh mending kita lari aja jangan jalan begini”, bilang Ragol. Fadil dan Mo terdiam, Ragol benar lebih baik lari. “oi, siapa itu?!”, teriak Fadil ke arah pepohonan di mana suara itu berasal.
“woi dil, ngapain goblok? nanti kita malah di datangin " , ujar Ragol sambil menutup mulut Fadil. Aku dan Mo juga menenangkan Fadil agar tidak bertindak bodoh.
“krsek-kresek-kresek!...”, suara itu muncul lagi dan terdengar jelas tepat di balik pohon di depan kami.
Kami berempat terdiam dan menahan nafas. Apa di balik pohon itu? zombie lagi?. Fadil mengambil batu di tanah. “ oi siapa itu? !”, bilangnya sambil mengangkat tangan hendak melempar batu ke arah pepohonan yang di baliknya ada suara aneh.
“Ragol dan Mo mencegah Fadil dari melempar batu. “dil, ga usah sok berani, kalau zombie lagi gimana? ”, bilang Mo sambil memegang tangan Fadil. “iya dil diam aja kita lari! ", ujar Ragol.
" Ah aku gak takut tadi aku bisa melawan kok" Sahut Fadil. Ketika mereka bertiga ribut, aku melihat ke balik pepohonan. Suara itu tambah dekat dan jelas. tiba-tiba muncul sesuatu yang aneh, meloncat dari pepohonan.
“GROWWWLLL! !”, sesosok makhluk menyeramkan, bukan manusia zombie, tapi anjing jenis herder!. Tubuhnya aneh, bulunya tampak rontok, kulitnya bersisik, matanya merah giginya tampak tajam dan basah penuh lendir yang menjijikan.
Aku terdiam terpaku, aku melihat matanya yang merah menyeramkan dan giginya yang tajam menyeringai. “la.. lariii!!!”, suara Fadil menghentakku. Spontan aku lari ke pepohonan di seberangnya. Lari sekencang mungkin.
Aku tidak berani melihat ke belakang. Tapi tunggu, sepintas pada saat sebelum aku lari aku melihat anjing itu lari ke arah Fadil dan Ragol dan Mo.
Aku berhenti dan melihat ke belakang tidak ada mereka bertiga!. aku hendak kembali ke tempat di mana Fadil dan Ragol berada. Aku berteriak agar memastikan Fadil dan Ragol juga lari ke arah sini. “woiii ”. teriakku.
Ku lari dan kembali ke tengah-tengah jalan setapak di mana anjing itu muncul. Tidak ada!, Fadil dan Ragol tidak ada. Ku lihat ke sekeliling, mulai mencari.
“graaaaawkll!”, terdengar suara tepat ke arah depanku. Anjing itu muncul dengan mata menyala seakan bersiap menyambar tubuhku. Aku tidak dapat bergerak, kakiku gemetaran, pandanganku terpaku melihat gigi taring berlendir. “groowwwwl!!!”, anjing itu melompat ke arahku!.
“aaaaargh!”, aku teriak sambil melindungi kepalaku dengan tangan, mataku terpejam aku tidak berani melihat
Tiba-tiba aku merasakan keheningan , aku masih menutupi kepalaku dan memejamkam mata. Apa yang terjadi? Apakah anjing itu kabur? Apakah nyawaku masih terselamatkan?. Dengan sedikit ketakutan kupaksa diriku untuk membuka mata dan melihat situasi.
Sesosok pemuda berdiri di depanku. Membawa obor yang membara, dia menggerak-gerakkan obornya. Aku mulai memfokuskan pandanganku dan ternyata sosok pemuda dengan obor itu ucup, orang yang bertemu dengan kami waktu awal kami memasuki hutan. Di depannya anjing itu masih ada.
Sambil menggeram,ucup dengan obornya siap siaga , tampaknya anjing itu takut pada api yang menyala di obor yang di bawa ucup.
“haaaaargh!”, teriakan ucup menggema, sembari memukul-mukulkan api obor ke anjing zombie itu. berkali-kali ucup melawan, sambil menyuruhku lari untuk bersembunyi.
Aku masih mencoba mengatur nafas, tak lama kemudian Ucup menyusulku dia berhasil mengalihkan perhatian anjing itu. tak lama kemudian kami berhasil lolos dari anjing zombie itu. aku melihat ucup dengan bahu kanan terluka di balut dengan sobekan kain, sambil menahan luka memegang obor yang membara.
“kau tidak apa-apa?”, ucup bertanya sambil melihatku. “ya..a..aku baik-baik saja, cuman sedikit shock aja..”, jawabku sambil mengatur nafas. “bagaimana kau bisa muncul di sini?, tadi kamu lari meninggalkan kami sebelumnya”, tanyaku.
Ucup tersenyum sedikit dan berkata, “aku hanya merasa kasihan kepadamu dan teman-temanmu, kalian terjebak di sini dan merasa salah kalau meninggalkan kalian, oh iya, aku menemukan temanmu yang bersama denganmu sebelumya”, bilang Ucup.
“oh ya? Di mana mereka? Apakah kau juga menemukan teman-temanku yang lain?”. Si Ucup menggelengkan kepala, tandanya dia hanya bertemu dengan Fadil, Mo, dan Ragol.
Kemudian dia menunjukanku tempat Fadil, Mo, dan Ragol bersembunyi. Tak jauh dari lokasi ketika aku nyaris di lahap anjing zombie tadi.
Masuk menuju semak-semak belukar, tampak berdiri pohon yang menjulang tinggi, entah pohon apa itu. di atas pohon itu, ada semacam bangunan rakitan berbentuk pondok kecil, ya, rumah pohon.
Aku dan Ucup memanjat pohon itu melalui tangga dari bambu yang mengarah ke rumah pohon. “Rif!”, teriak ketiga kawanku dengan ekspresi mereka yang setengah bingung dan ketakutan.
“tadi kau kemana?”, tanya Fadil. “malah aku mau cari kalian”, jawabku. “ah mungkin kau berlari kurang cepet rif”, celetuk Ragol. “ padahal jelas tadi Rif, Ragol teriak lari aja ga usah pedulika Syarif”, sahut Mo. “ iya nih, malah dia lari paling cepet”, sahut Fadil.
“hewan apa sih tadi itu?”, bilang Mo. “aku rasa feelingku benar, ini tentang virus , kalian lihat sendiri kan?, zombie yang menyerangku sebelumnya dan anjing itu, memiliki ciri yang sama”, bilangku.
“udah kiamat kayaknya, jujur aku khawatir kalau ini gara-gara virus itu, bagaimana keadaan di Boyo city?” ujar Ragol. “santai gol, yakin aja mudah mudah an semua baik-baik saja”, bilang Fadil sambil menepuk pundak Ragol"
“ya, ini emang akibat virus, hutan ini tercemar”, sahut Ucup. “makanya aku merasa bersalah ketika meninggalkan kalian sendirian di hutan ini ,virus itu sudah menyebar ke mana-mana, dan tidak dapat di hentikan”, bilangnya.
“cup, kenapa warga di sini tidak di evakuasi? di parang tepat berbatasan di hutan ini ada evakuasi yang di pimpin militer, beberapa warga sekitar di tahan di sana, kami juga sempat di tahan di sana tapi kami berhasil kabur, nah aku pikir warga di sini juga ikutan di evakuasi, apa pemerintah tidak tahu hutan ini?”, tanyaku.
“pemerintah sudah menjangkau hutan ini, para warga sudah di beri pasokan makanan bersih dan juga obat, namun warga di sini menolak untuk di evakuasi dan di bawa ke pusat karantina, yah memang watak orang sini keras kepala, mereka malah memilih tetap di sini, walaupun ada bahaya virus yang menyebar”, jawabnya.
“lalu bagaimana dengan keluargamu cup?, di mana mereka?”, Mo bertanya. Ucup menghela nafas dan dia tidak menjawab, dia mengalihkan pandangan dan melihat keluar, menatap langit yang mulai sedikit mendung dengan pandangan kosong. mungkin dia sedih atau ada sesuatu yang di sembunyikannya.
“bagaimana dengan tanganmu? Kenapa kau bisa mendapatkan luka itu?”, tanya Fadil ke Ucup. “ini, ini akibat berburu, dan terjadi kecelakaan, aku di serang beruang dan seperti inilah”, jawabnya. “beruang?, di hutan ini ada beruang?”, sahut Mo. “ya, kau tidak akan tahu kecuali kau hidup di hutan”, jawab Ucup sambil tersenyum. “yah yang penting kan dia tidak di gigit zombie hahaha”, celetuk Ragol..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments