CHAPTER 5 : A REAL LIFE ZOMBIE

Sekitar 15 menit kami melewati jalanan yang rusak dan memasuki jalanan yang lebih baik. kami melihat suatu kejanggalan, ada seseorang tergeletak di tanah. Mendadak kami berhenti. “Astagaaa..ma... mayat!”, teriak Mo.

Tubuhku merinding, tiba-tiba aku di liputi perasaan takut yang sebelumnya juga ku rasakan saat berada di kamp karantina. " Pindahkan mayat nya tuh, biar mobil kita bisa lewat" bilang Fadil.

Mayat itu menghalangi jalan kami, kami tidak bisa lewat kecuali memindahkan mayat itu. aku turun dari mobil, “gol, bantuin”, bilangku. Dia hanya diam dan menatapku, dari tatapannya aku bisa membaca kalau dia ketakutan, kemudian aku melirik Mo, ekspresi yang sama dengan Ragol, takut.

“ayo guys kita cuman mindahin, kita ga bisa lewat nih", aku berusaha membujuk. Fadil kemudian mematikan mesin mobil dan turun sambil mencoba mengangkat kaki mayat, aku di arah berlawanan mengangkat tangan mayat itu.

“1,2,3, angkat!”, aku memberi aba-aba, mayat itu tidak berpostur terlalu besar, jadi aku dan Fadil cukup untuk mengangkatnya, setelah kami angkat kami pindahkan ke pinggir dekat pohon, “dah, ayo lanjut”, bilang Fadil. Seketika aku memperhatikan mayat itu, luka yang sama dengan Ucup, luka bekas gigitan di leher dan badan, bekas gigitan binatang apa ini?.

Tiba-tiba terlintas pikiran buruk di kepalaku, apa ini mayat temanku? Tentu aku tidak berharap hal sepert ini, entah kenapa aku memikirkan hal ini. aku perhatikan wajah mayat yang samar akibat darah dan kotor terkena tanah. Aku bersihkan wajahnya, dengan tissue yang kebetulan selalu aku bawa.

ini adalah hal teraneh dan terngeri dalam hidupku, membersihkan wajah mayat, dan berpikir kalau mayat ini adalah mayat temanku.

“phewww..”, aku menghela nafas tanda lega ketika wajah mayat yang kubersihkan itu bukan wajah temanku. “woi Rif ngapain? Ayo naik!”, panggil Fadil. Ketika aku akan kembali naik mobil, aku melihat hal yang aneh pada mayat itu. kepalanya!, kepalanya bergerak!.

“aaah!”, aku tersungkur karena kaget dan takut, tatapan mataku masih mengarah ke mayat itu. “kenapa Rif?!”, teriak Fadil, Mo, dan Ragol dari mobil.

Aku berusaha untuk berdiri tapi tak bisa aku terduduk dengan mulut ternganga, sekujur tubuhku merinding dan gemetaran. Mayat itu bergerak!, dengan perlahan dia mengangkat tangannya!, sambil mengeluarkan suara mendesis yang bengis dan seram.

“aaaaaaark, waaaaark, waaaark”, suara yang di keluarkan mayat itu, oh!, pemandangan paling menyeramkan dalam hidupku, aku pernah melihat penampakan makhluk halus, tapi ini, ini lebih horror!.

“Aaaah..!”, aku bisa mendengar suara Mo, Fadil, dan Ragol yang sama takutnya sepertiku, aku bisa membayangkan wajah mereka yang pucat ketakutan. Aku masih tidak dapat bergerak, tubuhku kaku. Mulutku menganga dan tak dapat bersuara tenggorokanku seperti tersedak sesuatu yang keras.

Mayat itu berdiri!, “oooooooork!, oooorrrk!”, mayat itu terus bersuara, kali ini lebih keras. Aku terpaku melihatnya, melihat wajah seram, kulitnya membiru, lehernya bekas kena gigitan, bajunya robek dan penuh darah. Mayat itu berjalan!, dengan kaki di seret, lambat tapi berjalan ke arahku!.

Aku tidak bisa bergerak, aku tak tahu harus berbuat apa. Pergelangan kakiku di cengkram dengan keras oleh mayat itu.

“la..lari Rif!!!”, aku tidak bisa, bergerak saja susah, apa lagi lari. Kakiku seperti mati rasa. Aku tidak dapat melawan. Mayat itu menarik kakiku, aku terseret, mayat itu mencengkram wajahku, tangannya kasar, aku masih tidak bisa bergerak, entah karena shock atau takut.

Leherku tercekik, mayat itu mencekik leherku dengan keras, mulutnya menganga lebar kulihat air liur yang menjijikan menetes dari mulutnya, “waaaaaaaaark!”, mayat itu mendekatkan mulutnya ke leherku.

Aku memejamkan mata, aku seakan pasrah, terlintas di kepalaku segelintir bayangan-bayangan kehidupanku akhir-akhir ini, terlintas bayanganku ketika masih di villa bersama teman-teman, saat aku meminum kopi dan menikmati pemandangan di Pondoan.

di tengah situasi yang menyeramkan dan bahaya, aku ingin melawan tapi badanku seakan tidak bisa di gerakkan.

“waaaaaaaaark, waaaaaaark!”, suara mayat itu terdengar jelas di telingaku, mataku masih terpejam, aku mulai bisa membayangkan rasa sakit gigitannya, tapi aku merasa masih baik-baik saja, mayat itu tidak menggigitku, kemudian pikiranku mulai jernih. aku pun membuka mata.

“bugg!!, cratt!”, wajahku terkena cipratan sesuatu, darah.

Ku usap mataku agar cipratan darah yang menempel di wajahku tidak menutupi pandanganku, kulihat mayat itu terkapar di sebelahku, tangannya masih terkait di leherku, segera mungkin aku banting tangannya, dan aku menggeser tubuhku menjauh dari mayat itu.

Di depanku berdiri Fadil dengan tatapan tajam dan tegang, matanya melotot, kedua tangannya mengangkat batu yang cukup besar. Dia bersiap memukul mayat yang menyerangku. “aaaaark, aaaark”, mayat hidup itu masih bergerak, berusaha berdiri. “praaak!”, Fadil memukul kepala mayat itu dengan batu cukup keras, darah muncrat dari kepala mayat itu. mayat terkapar di tanah, badannya kejang.

“ayo rif!”, bilang Ragol sambil membantuku berdiri. aku selamat berkat aksi heroik Fadil. “kau enggak apa apa rif?”, tanya Mo, aku masih tegang, jantungku berdegup kencang, aku tenangkan diriku sebentar, butuh beberapa detik untuk menjawab, “iya enggak apa apa”.

kami berempat kembali ke mobil. Aku masih belum bisa sepenuhnya berpikir positif, mayat hidup? Apa-apaan ini?, waktu kami menemukan tubuh seseorang itu aku sudah yakin kalau tubuh itu sudah tak bernyawa.

Apa mungkin waktu kami temukan belum sepenuhnya mati?, tapi aneh gerak-geriknya, suara yang juga tidak seperti suara manusia, wajah yang biru dan pucat.

Mata merah, bibir penuh dengan air liur, tunggu..

aku pernah melihat yang seperti ini, waktu di kamp karantina, di bunker di ruangan isolasi bagi warga yang terinfeksi yang sempat kuintip dalamnya aku melihat orang yang aneh seperti ini.

apa ini akibat dari virus COIT 20. Efek tahap akhirnya seperti ini. “ya Tuhan..apa itu tadi? .”, kata Ragol. " bisa jadi itu efek dari virus COIT 20, semalam aku melihat mirip seperti mayat tadi, suara aneh dan mata merah, bibir pecah dan berlendir”, aku memberi penjelasan.

Kami semua masih shock, kami semua sudah berada di mobil untuk melanjutkan perjalan, tapi mesin mobil masih belum nyala.Fadil terdiam melihat tubuh mayat yang baru dia lumpuhkan . tidak hanya Fadil, aku, Mo, dan Ragol juga terdiam terpaku.

Biasanya hanya dalam fantasi, tapi sekarang muncul di depan kami dan mencoba melukai kami. aku tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan di boyo city yang rumornya sudah sepenuhnya terinfeksi. mudah mudahan hanya dugaanku saja.

" ayo dil lanjut berangkat”, bilang Ragol sambil menepuk pundak Fadil yang terdiam. Tak lama kemudian, dia menyalakan mesin mobil dan kami pun melanjutkan perjalanan.

Pikiran-pikiran buruk berkecamuk di kepalaku setelah kejadian tadi. Bagaimana nasib Boyo city kalau semua orang di sana jadi mayat hidup layaknya zombie? bagaimana nasib keluargaku?

Bagaimana jika ketiga temanku yang masih kami cari terinfeksi virus? Ah tidak!, aku harus membuang jauh-jauh pikiran seperti ini, aku harus tetap berpikir positif, aku yakin tidak apa-apa. Keluargaku baik-baik saja, dan juga teman-temanku aku yakin mereka bisa jaga diri.

Mobil kami melaju dengan pelan. Kami masih dalam kawasan hutan. Kami berempat masih diam tidak berkata kata.

“dil, ngebut dikit”, aku menyuruh Fadil. Dia hanya diam tidak menggubrisku. “dil, aku tahu tadi aneh banget, tapi kita gak bisa jalan pelan begini, kita harus ngebut secepatnya keluar dari hutan ini”, lanjutku.

Lagi, dia cuman diam kali ini dengan tambahan helaan nafas. “iya dil, mending ngebut aja ini hutan bener bener aneh dan gak aman”, bilang Ragol sambil memegang pundak Fadil. Fadil menoleh ke arahku dan Ragol, “aku tau, aku gak perduli tentang isi hutan ini atau bahaya yang mengancam, aku cuman mau secepatnya keluar tapi a...”, BRAAAAK!!!”.

Tubuh seseorang jatuh menimpa kap mobil kami. tubuh itu bergerak kaku dan bersuara aneh, “ngaaaaaark!”. zombie lagi!.

Mobil kami jadi oleng. Fadil menjadi panik dan arah kemudi menjadi goyang karena zombie yang berada di depannya. Mobil jeep tidak ada atapnya Zombie itu berusaha memegang wajah Fadil. “dil, tekan gas!!" seruku. Spontan Fadil menginjak gas. Mobil melaju cepat. Zombie itu tetap berada di kap mobil, berpegangan dengan kaca depan.

Mo berusaha melepasakan pegangan tangan zombie dari kaca depan. Namun pegangan zombie itu terlalu kuat, zombie itu menatap ke mo dan meraung.

“aaaah jangan aaah! ”, Mo ketakutan. Fadil berusaha memukul wajah zombie itu. tapi entah pukulannya lemah atau zombie itu memang kebal, zombie itu tetap kuat berpegangan di kap mobil kami.

Karena panik, Fadil membanting stir kemudi ke arah kanan, mobil kami melaju cepat. Di depan kami ada pohon besar. “BRAAAG!”. Dengan kerasnya kami menabrak pohon. Aku melihat sebelahku, Ragol tidak apa-apa, begitu juga dengan Fadil dan Mo.

Zombie yang berada di kap mobil kami, dia masih “hidup”. Tapi dia tidak bisa bergerak karena badannya tergencet.

Asap keluar dari kap mesin mobil yang remuk akibat tertabrak, mobil mati dan tidak tidak bisa di kendarai lagi. Tapi syukurlah kami semua selamat. Kami berempat langsung turun dari mobil. “ udah gak kuat lagi aku, aku pengen keluar dari hutan terkutuk ini! " keluh Ragol. Dia sangat shock dan terlihat mau menangis.

"Hei, tenang, kita harus tetep bersama dan hati hati" bilangku sambil menepuk pundak Ragol berusaha menenangkannya, di situasi seperti ini aku menenangkannya walaupun dalam diriku di liputi perasaan cemas dan takut yang luar biasa.

Fadil, Mo, dan Ragol terdiam melihat zombie yang tubuhnya tergencet mobil ,mengerang dan menggeliat. Pemandangan yang menyeramkan, tapi bagi mereka mungkin tidak seberapa di bandingkan kejadian yang tadi ku alami, hampir saja aku di “santap” oleh zombie.

"coba lihat wajahnya" Ujar Fadil, "ini orang loh? Tapi kenapa begini ? " Sahut Ragol. Kami semua memperhatikan wajah zombie itu, seorang pria yang berubah menjadi buruk rupa, mata merah mulut menganga air liur menetes banyak.

Aku membayangkan pria ini pasti sebelum nya memiliki kehidupan normal, biasa saja dalam waktu singkat berubah menjadi monster. apa iya ini efek virus? Oh Tuhan selamatkanlah aku teman teman ku dan semua keluarga kami di boyo city..

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

like👍 ae thor.

2023-08-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!