“dug-dug!”, tiba tiba pintu di dorong dari dalam, tapi pintu terkunci dari luar.
“siapa? Pintu di kunci dari luar, siapa di dalam?”, tanya Fadil. “dug-dug!”, seseorang terus mendorong pintu, dan tidak menjawab kami. “dug-dug-dug!”, orang di dalam terus mendobrak pintu.
“kayaknya orang ini terkunci, apa kita bantu saja?”, ujar Mo. aku memegang tubuh Ragol yg masih belum sadar ketika Fadil mendatangi pintu. “siapa di dalam?”, tanyanya.
“braak-braak!”, dobrakannya tambah keras.
“hei, siapa? Di dalam? Kami bantu anda keluar, tunggu sebentar kami cari cara untuk buka pintunya”, ujar Fadil. “braak-braak!”, orang itu terus mendobrak pintu. “Mo, cari sesuatu untuk buka pintu ini, cari benda keras buat ku patahkan gagang pintunya”, teriak Fadil.
Mo pun mencari cari di sekitar. “hei, tunggu, aku akan buka pintunya!”, ujar Fadil. “dil, gak ada, kita dobrak aja dari luar”, ujar Mo. “oke, ayo Mo bantu aku”, sahut Fadil. si Fadil dan Mo mencoba mendobrak pintu dari luar. “hei, diam aja di dalam, kami dobrak dari luar!”, teriak Fadil.
“ satu.. dua.. tiga..!”, Fadil memberi aba- aba ke MO untuk mendobrak pintu. “braak!-braak!-BRAAAKKKK!!”, dobrakannya membuat pintu yang berbahan kayu itu bolong di tengahnya. “aaaaarh...”, Mo menjerit ketakutan. Ternyata pintu jebol bukan akibat dari dobrakan Fadil dan Mo.
Sebuah tangan muncul dari tengah pintu yang bolong, tangan itu mencengkram leher Mo. “aaaaah.. toloong”, Mo merintih.
Fadil menarik tubuh Mo, dan memukul tangan yang mencengkram Mo. mereka pun mundur beberapa langkah dari pintu. “BRRAAAK!!”, sosok itu terus berusaha keluar dengan menghancurkan sisa sisa pintu yang bolong.
Sampai sosok itu menyeruak keluar dan berdiri di depan kami. lolongan suara yang mengganggu dan tidak enak di dengar, paras wajah yang jelek dan seram seakan familiar melihatnya. Makhluk seperti ini yang kami temui di hutan parang village sebelumnya.
Belum sempat aku teriak untuk lari, dari arah kanan muncul lagi beberapa makhluk jelek itu. kami pun lari ke arah lift untuk menaiki tangga di sebelahnya. Tangga itu di tutup namun tetap kami naiki . Ku lihat ke bawah tiga zombie mengejar kami.
"Mo, pegang ragol dan jalan terus!, Rif ayo kita tendang!" Teriak fadil. Aku dan Fadil menendang zombie yang berkerumun merangkak naik. Zombie yang di depan terjatuh dan menabrak dua zombie di bawahnya.
Saat aku dan Fadil lanjut untuk berjalan terus naik, terdengar suara yang berdesis dan banyak. "Rrrrrrrk... Rrrrrrkkk.... Rrrrkk.. Rrrrkkkkk.... ".
"Naik terus rif", Fadil terus berjalan naik. Mo yang membopong ragol terus berjalan menaiki tangga di depan Fadil.
Ketika aku akan menaiki tangga, suara desis terdengar lagi, kali ini terdengar banyak. "Rrrrkk... Rrrrkk... Rrroaaarkk.. !!" ****! , zombie nya muncul lagi dengan jumlah banyak, mereka bergerak dengan cepat.
"La.. Larii.. Cepat, di.. Di belakang semakin banyak! ", ku teriak dan bergegas berjalan naik dengan cepat. Fadil di depan ku berlari.
Sampai di atas suasana tidak terlalu jelas terlihat karena sinar lampu nya yang kuning cenderung redup dan remang remang . Ada dua arah di tembok bertuliskan " KAMAR OPERASI I
KAMAR OPERAS II " .
"Woi sebelah sini! " Mo memanggil dari ujung lorong kanan. Aku dan Fadil mendatanginya, di depan terdapat pintu besi yang cukup modern yang kelihatan nya memakai sistem kunci otomatis.
"rrrooaaarrkkk.. Roaaaarrrkkk...!! " , beberapa zombie muncul dan mulai bergerak mendatangi kami. "Ah sialan gimana nih, pintunya terkunci! ", bilang mo. , zombie zombie itu semakin mendekat. " Gi.. Gimana nih?.. Zombienya terlalu banyak! ", ujarku, aku tak tahu harus bagaimana, jumlah zombie nya tidak sedikit dan terus bergerak mendatangi kami.
" PYARR!! " , Fadil memecahkan laci kaca emergency yang berisi kapak kecil dan gas pemadam api di samping pintu. Fadil mengambil kapak, "Rif, ambil gas nya semprot! Kita lawan! " Ujar Fadil.
Aku mengambil gas dan ku semprot kan ke beberapa zombie yang mulai mendekat ke arah kami. Ada zombie yang terus berjalan dan terjatuh namun tetap merangkak ke arah kami dan , "CROOOT!! " Fadil menancapkan kapak ke kepala zombie itu. Fadil semakin terlihat "terbiasa" Melawan zombie, sebelumnya di hutan dia dua kali melumpuhkan zombie, salah satunya ucup.
"Jangan berhenti Rif!, terus semprot tahan zombie itu, kalau mendekat aku pukul dengan kapak!" Seru Fadil. Ku lanjutkan menyemprot gas ke arah zombie. Zombie itu terlihat tertahan dengan semprotan gas, namun masih berusaha mendekati.
" Gak.. Gak bisa nih zombie nya terlalu banyak, gas habis dan zombie nya mendekat! " Kataku.
"TITTT.. Siapa itu? ",
tiba tiba muncul suara. Suara itu muncul dari alat interkom di atas langit langit dari alat speaker.
" Hei ada orang!, dari mana suaranya? " Ujar mo.
"TITTT.. Jawab lewat interkom di depan pintu". Mo memencet tombol interkom di samping pintu. " Tolong kami!, biarkan kami masuk! " Ujar mo.
"TITT.. aku tidak bisa membawa masuk orang sembarangan!.. ', sahut suara itu.
" CKLAAAK! " Fadil mengayun kan kapak nya ke zombie yang lolos dari gas yang aku semprotkan, "sialan orang ini!, kita gak bisa bertahan lama!" Ujar Fadil.
"Tolong kami terdesak! , tolong biarkan kami masuk! ", mo kembali berbicara lewat interkom. Namun tidak di sahuti. " Sial!, gas nya ga bisa bertahan lama, zombie nya banyak! Kita harus masuk! ", kataku.
Zombie zombie yang banyak jumlahnya terus maju mendekati walaupun ku tahan dengan semprotan gas. Fadil pun tak kuat kalau terus menerus mengayunkan kapak kecil ke arah zombie.
" Woi tolong, kalau km masih punya perasaan biarkan kami masuk! " , mo kembali berbicara. Lagi lagi tidak di sahuti. " gak bisa kita ngelawan gini terus! " Kata Fadil sembari terus berjaga dengan kapaknya kalau ada zombie yang lolos dari semprotan gas terus mendekati . "Gas nya mau habis, gak bisa lama lama! " Kataku.
"Woi sialan!, tolong kami!, buka pintunya! , kamu mau kami mati?, buka biadab! ", ujar mo
Orang itu tidak menyahuti. Fadil terus memukul dengan kapak ketika ada zombie yang mendekati. Aku terus menyemprot gas ke arah zombie zombie yang terlihat terus bergerak mendekati. tapi tidak bisa begini terus..
" Tolong!, kami terjebak, buka pintunya!, kami ke sini cuma butuh bantuan medis!, tolong kami! Woi! Tolong!", mo terus meronta memohon orang di dalam membukakan pintu.
Namun tidak di gubris. Pintu tidak di buka dan dia tidak menyahuti lagi lewat speaker suara.
"Rrraarrrk... Rrarrkkk.. ", zombie zombie itu terus bergerak, tabung gas yang aku semprot kan mulai terasa ringan. " Duh, gas nya... Gasnya mau habis".. Aku sudah mulai tak tahu harus apa jika tabung gas habis.
"Hhaaaah! ", Fadil masih melawan zombie itu, masih mengayunkan kapak kecil, ayunannya terlihat mulai melemah, ia tampak kelelahan.
" Woiii!!, tolong!, kau mau membiarkan kami mati?, tolong..! ", mo terus memohon kepada orang yang berada di balik kamar operasi yang sebelumnya berkomunikasi melalui speaker.
Dia tidak merespons lagi, entah bagaimana. Kami tidak bisa bertahan dan melawan lebih lama. Zombie zombie ini begitu banyak dan tetap bergerak, walaupun Fadil melawan dengan kapak tetap saja zombie itu cuman terluka tidak mati, masih saja bergerak.
"PSHHH... "," Ah.. Gas nya mulai habis... ", aku tak tahu harus apa. Semprotan gas lumayan menahan gerakan zombie untuk mendekati kami. Tapi gas nya mulai habis. " Heiii.. !! Tolong! Buka pintunya!! ", mo terus memohon sampai berbicara melalui alat interkom di pintu, sambil menggedor gedor pintunya. " Lawan!, lawan Rif! Kalau gas habis gunakan tanganmu pukul sebisanya", ujar Fadil.
Ya bisa saja memukul zombie ini, tapi itu tidak cukup, tidak cukup untuk melumpuhkannya. "Pshh", dan gas nya akhirnya habis. Ku lempar tabung gas yang habis ke arah zombie zombie itu. Beberapa zombie berlari ke arahku, " ROARRKK!!. ", wajahnya yang buruk rupa dengan mulut menganga dan berlendir mendekat ke arahku seakan ingin menerkam.
" CKLAKKK! , Fadil memukul kepala zombie yang akan menerkamku dengan kapaknya. "Jangan diam Rif!, lawan! Gunakan tangan dan kakimu! "seru Fadil.
" Dug! Dug! Dug!, to.. Tolong tolong...! ", mo terus memohon menggedor pintu sambil terus memohon untuk bisa masuk. Aku dan Fadil melawan zombie zombie itu, kugunakan kepalan tangan ku dan tendangan kakiku, aku tidak ahli dalam bertarung dan aku tidak pernah berkelahi sebelumnya, namun ku kerahkan seluruh tenagaku, aku tak mau mati di lahap makhluk menjijikkan ini.
"Lawan Rif.. Lawan..! " Fadil terus menyeru untuk tetap melawan. "Ting! ". Sitem kunci otomatis di pintu kamar operasi itu mengeluarkan kedipan lampu hijau. " TITT.. MASUKLAH", suara orang itu muncul lagi dan menyuruh kami masuk. Pintu nya yang bermodel geser terbuka secara otomatis
" Akhirnya.. ", ujar mo sembari masuk dengan membopong ragol. " Cepat, masuk! ", ujar mo. Aku dan Fadil masih kewalahan melawan zombie zombie ini, jumlahnya kira kira 5 atau 6. " Dil, gimana nih.. " Ujarku. " Terus lawan.. Kalau ada kesempatan masuk, kita masuk.. ", suara Fadil sudah mulai melemah berirama dengan ******* nafas yang tersengal sengal.
" MINGGIR DASAR MAKHLUK SIALAN! ", mo dari belakang melempar sebuah meja kecil ke arah zombie. Dan zombie yang bergelut dengan kami terjatuh akibat lemparan mo. Ada celah untuk ku dan Fadil lari dan masuk melewati pintu. " Cepat lari!, masuk! ", ujar mo.
Aku dan Fadil secepat kilat menuju pintu dan masuk , mo masuk duluan, Fadil di depanku. Ketika setengah tubuh ku memasuki kamar, kaki kiriku di tahan di pegang dari belakang.
" Ah.. Sial, dil tolong.. " , ujarku, zombie masih mengejar dan mencengkram kakiku. "Ckalkkk!!! ", Fadil melempar kapak ke kepala zombie yang memegang kakiku, dan membuatnya terjatuh, kakiku terlepas dan aku bisa masuk ke dalam. " CKLEK"! , pintu tertutup.
"Hoshh..!, hoshh..! Hoshh..! " Aku duduk mengatur nafas, masih menenangkan diri dan mengistirahatkan tubuh ku yang lelah menahan zombie zombie itu.
tak lama aku, mo, dan fadil lanjut jalan. di ujung lorong ada ruangan. Kami memasuki ruangan bertuliskan kamar operasi II, Fadil yang menggendong ragol membaringkannya di kasur.
Ruangan ini kamar operasi yang cukup luas. Terbagi dua dengan sekat tirai panjang, ada Beberapa alat alat medis dan terlihat seperti alat radiologi dan sebagainya.
Dari balik sekat tirai, seseorang membuka nya. "Hmm... Duh aku gak nyangka kedatangan tamu begini.. ", bilang orang itu, seorang pria berumur kira kira sekitar 40an bertubuh gemuk. Memakai jas putih dan kaos hitam lusuh...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments