Angel!!

Angel!!

Bab 1. Gendis

Gendis atau lebih akrab dipanggil Ndis tiba di rumahnya. Gadis berwajah manis ini baru saja mengantar kue buatan ibu untuk uti dan kung nya.

"Assalamualaikum pak," Gendis langsung menuju bengkel. Melihat bapaknya yang sangat dia sayangi sedang bersibuk ria dengan rutinitas yang beliau lakukan membuat Ndis tergerak untuk membantu.

"Waalaikumsalam, baru pulang nduk? Kok malah ke sini, awas itu ada air sabun licin.." Kata bapak Parto sambil menunjuk genangan air di depan Ndis. Dengan sigap Ndis melompat untuk menghindari genangan air sabun agar tidak jatuh terpeleset. Dia mengambil sapu lidi, membantu bapak membersihkan genangan air yang bisa saja membuat dirinya atau orang lain jatuh kalau masih dibiarkan saja.

"Pak dapet salam dari uti sama kung, bapak nanti sore disuruh ke sana." Gendis menaruh sapu di pojokan bengkel.

"Iya, nanti tak ke sana sama ibumu." Parto menjawab sekenanya.

"Pak, Ndis dimintai tolong sama bu lurah bantu mengajar di paud yang baru di bangun itu. Boleh pak?" Gendis mendekati bapaknya, ikut berjongkok melihat apa yang bapaknya lakukan.

"Moso to? Bukannya udah ada guru khusus yang ngajar di sana? Tapi nek kamu suka ya monggo aja nduk. Bantu orang kan baik, enggak ada salahnya kalau kamu mau coba hal baru." Parto tersenyum ke arah putrinya.

Anak sulungnya ini memang sangat aktif, enggak mau berdiam diri. Sering membantu bapaknya di bengkel dan juga membantu ibunya membuat kue. Semua yang dia bisa lakukan, akan dia kerjakan. Meski perempuan, dia enggak mau manja berpangku tangan dan menjadi kaum rebahan aja.

"Cuma bantu aja pak, guru yang ditunjuk sama sekolah kan mau lahiran. Jadi bu lurah minta Ndis bantu-bantu aja," Ndis memijit pundak bapaknya. Penat. Pasti itulah yang Parto rasakan, beberapa hari ini bengkelnya selalu ramai. Meski sudah ada tiga orang yang membantu pekerjaan Parto, lelah tetap saja dia rasakan.

Terdengar suara motor mendekat menuju bengkel Parto. Dua lelaki itu turun, yang satu langsung tersenyum enggak jelas, satunya lagi entah apa yang dia pikirkan. Raut mukanya tak terbaca.

"Kulo nuwun... Assalamualaikum," Ucap Jo memberi salam.

Jo? Siapa Jo?

Namanya ke bule-bulean ya, apa mungkin dia blesteran dari negeri seberang? Oowh jelas tidak! Bukan seperti itu, Jo adalah nama yang dia singkat sendiri agar lebih keren saat orang-orang memanggilnya.

Nama panjangnya adalah Joko Jatmiko Abdi Kusumo. Waaah panjang rek! Iya, emang panjang. Maka dari itu dia memilih menyingkatnya jadi Jo aja. Lebih praktis, efisien, mudah dan bisa dibawa kemana-mana! Maaf ini tadi bahas apa?!

"Waalaikumsalam, ngapain cengengesan? gigimu itu lho ketempelan kulit cabe! Gilani!" Ndis melirik saja ke arah dua temannya yang hampir tiap hari dia lihat.

"Nduk bapak ke dalam dulu," Parto tersenyum melewati Jo dan Fajar. Kedua teman anak gadisnya itu langsung membalas dengan senyuman juga.

Saking akrabnya dengan keluarga Ndis, Jo dan Fajar kadang tak sungkan memanggil Parto dengan panggilan bapak, sama seperti Ndis memanggil bapaknya.

"Ndis.." Panggil Jo sambil duduk tanpa dipersilahkan.

"Opo?" Gendis mengikat rambutnya ke atas, memperlihatkan leher putihnya yang jenjang.

"Jar kamu ngomong sendiri lah, aku enggak ikut-ikutan pokok'e!" Jo melihat ke arah Fajar yang sedari tadi masih diam membisu.

"Opo to? Ngomong tinggal ngomong, kalau enggak mau ngomong, takut bau mulutmu nyebar bikin orang keracunan, mending nulis aja. Nih buku sama pen! Ribet amat!" Ndis mulai ngomel. Sama seperti ibunya. Fajar menatap malas mendengar omelan Ndis.

"Aku hitung sampai seribu kalau enggak mau ngomong mending pulang aja sana!" Hedeh ini bocah apa dah!

"Heeh ini lagi, kelamaan Jubaedah! Kamu ini...!" Jo ikutan kesal.

"Ada apa sih?" Ndis bertanya untuk kesekian kalinya. "Kamu hamilin orang? Makanya punya burung itu dijaga! Dikandangin biar enggak lepas, enggak merugikan orang lain! Pusing sendiri kan jadinya!!" Asal mangap dia.

"Heeeh mbak,, yang sopan! Enggak usah bawa-bawa onderdil bawahku dalam obrolan kita ini, dia itu sensitif! Mudah tersinggung, aku yang pemiliknya aja bingung bikin dia tenang kalau dia udah tegang!" Ucapan Fajar langsung diiringi gelak tawa Jo. Ndis memutar bola matanya malas, ini orang apa lho!

"Terus apa?" Ndis berucap sambil keluar dari bengkel bapaknya, memilih duduk di bawah pohon rambutan. Lebih adem, enggak tercium bau oli atau bau apapun itu khas bengkel. Kedua pemuda itu mengikuti langkah Ndis seperti ajudan yang mengiringi tuan putrinya.

"Ndis sebelumnya aku minta maaf ya, aku ambil keputusan ini karena.. Ah gimana ngomongnya. Intinya, aku jadian sama Neta." Fajar berucap tanpa berani melihat sorot mata Indah.

Ndis langsung melotot. Matanya hampir keluar! Wajahnya yang putih bersih langsung berubah kemerahan karena menahan emosi,

"Mbuh ah.. Aku enggak melu-melu!" Jo pura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Kamu enggak waras? Kamu tahu kan Neta itu musuh ku? Dari orok dia suka bikin masalah sama aku! Dari dulu dia nguber-nguber kamu, kenapa baru sekarang kamu terima dia? Baru jadian sama dia? Jadi tujuan mu ke sini mau pamer status? Gila ya?! Enggak habis pikir aku! Aku tahu lah Neta semok, montok, bamper depan belakangnya maju semua. Semua kelebihan ada sama dia, enggak ada orang di desa sini yang menonjol seperti Neta! Jadi kamu mulai melirik ke arah sana?" Asli ngos-ngosan ini yang nulis!

Jo menutupi senyumnya, nyaris mau tertawa karena kalimat panjang lebar yang Ndis sampaikan.

"Kalau ke sini cuma bikin aku emosi mending pulang aja, pulang sana pulaaaang!! Tahu gitu aku tadi enggak tanya, bikin orang kesel aja!" Tahap dua, tenang ngomelnya belum selesai. Silahkan yang haus ambil minum dulu!

"Dari ujung rambut nyampe ujung kaki, lihat cara dia jalan atau denger cara dia bicara aja udah bikin aku emosi! Dan kamu tahu itu Jar, kamu tahu!!! Tiap hari ada aja ulah si Medusa itu yang buat aku pengen nyekik dia, kamu juga tahu itu Jar! Apa tiap aku cerita, kamu alih fungsikan kuping mu jadi centelan wajan hah? Kamu udah kena pelet dia apa gimana hah? Ngomong Jar!! Diem aja ku tabok pakai sandal juga nih!!" Ngomel tahap tiga. Selesai? Belum!

"Gimana aku mau ngomong Ndis.. Kamunya enggak mau kasih aku kesempatan ngomong," Fajar berusaha setenang mungkin menghadapi nini kunti part dua ini. Padahal jantungnya udah dag dig dug pyaar!

"Jadi di sini aku yang salah hah? Aku yang salah gitu??? Aku-" Sebelum Ndis mulai mencak-mencak lagi, Jo menempelkan botol air mineral yang dia ambil dari jok motornya tadi ke bibir Ndis.

"Lucknut!" Ucap Ndis merampas botol itu dari tangan Jo, Jo hanya tertawa. Dia tahu kalau bakal seperti ini jadinya. Kenekatan Fajar memacari Neta akan membuat Ndis murka, bisa jadi persahabatan mereka dipertaruhkan di sini.

"Dengerin dulu alasan tomcat ini Ndis, hati kan enggak bisa dikontrol saat dia memilih seseorang untuk dicintai. Coba tenang dulu," Jo berusaha menjadi penengah diantara mereka berdua.

"Makan tuh cinta! Bener kata orang, cinta itu buta! Aku baru lihat sendiri kalau peribahasa itu benar adanya, dia jadi buta sekarang! Juling, enggak bisa bedain mana teman mana lawan!" Ndis mendengus kesal.

"Ndis.. Aku terima dia karena enggak pengen kamu ribut mulu sama dia, seenggaknya kalau aku sama dia bisa nyetirin dia biar enggak ganggu kamu terus. Ndis aku lakuin ini demi kamu, aku enggak bisa lihat tiap hari kamu sewot karena dibikin emosi sama Neta." Fajar mulai bicara.

"Ooowh jadi kamu mengorbankan diri untuk aku nih ceritanya? Tapi, maaf aku enggak terharu! Kalau mau berkorban nanti aja pas Idhul Adha, beli kambing atau sapi sekalian! Jangan pakai hatimu buat dikorbanin, basi tahu enggak!!"

Jo bingung, mau ngomong apa. Fajar kembali diam, merangkai kata yang tepat agar Ndis mau ngerti dengan keputusannya ini.

"Jo, kamu tahu kan aku benci banget sama Neta? Dan dia pernah bilang, apapun yang aku punya bakal dia dapetin juga! Terbukti Jo, sekarang terbukti! Satu persatu apa yang aku miliki dia ambil.. Kamu juga mau pergi ninggalin aku Jo?" Mata itu berkaca-kaca. Lelehan bening jatuh membasahi pipi mulus Ndis.

"Kamu kenapa berpikir sejauh itu Ndis? Aku enggak akan ninggalin kamu! Aku udah pikirin ini jauh hari Ndis, Neta ganggu kamu terus karena aku. Aku enggak mau kamu selalu uring-uringan karena dia, sebisaku aku bakal cegah dia lakuin hal-hal absurd lagi kalau ketemu kamu. Aku jamin dia enggak bakal ganggu kamu lagi," Fajar mendekati Ndis, dia mengusap air mata Ndis tapi, langsung ditepis gadis itu.

"Wes wes.. Angel.." Kata Jo geleng kepala.

Angel dibaca angel dalam bahasa Jawa memiliki arti susah. Jadi judul novel ini bukan Angel is enjel atau malaikat ya gaess🙏🤣😌

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Ayu Sari

Ayu Sari

tiwas q mocone sok sokan inggris hedeh

2024-08-05

0

novita setya

novita setya

angel = sulit. susah tiwasan q mocone sok2an enggres2an😄😄

2024-07-20

0

Riaaimutt

Riaaimutt

dari awal bc judul nya ANGEL(ENJEL)
pas baca sinopsis nya gendis joko sama fajar... mana ANGEL nya dan ternyata...

2024-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Gendis
2 Bab 2. Terserah!
3 Bab 3. Tanda Apa?
4 Bab 4. Guru Jutek
5 Bab 5. Kang Drama
6 Bab 6. Tak Mau Pisah
7 Bab 7. Aku Yang Salah?
8 Bab 8. Bukan Jodohnya
9 Bab 9. Kejutan
10 Bab 10. Pendekatan
11 Bab 11. Siap Menunggu
12 Bab 12. Jawaban
13 Bab 13. Bertemu Lagi
14 Bab 14. Kamu Cemburu?
15 Bab 15. Kamu Cemburu? (Lagi)
16 Bab 16. Bimbang
17 Bab 17. Saran Teman
18 Bab 18. Bukan Menjauhi
19 Bab 19. Cuitan Neta
20 Bab 20. Minta Maaf
21 Bab 21. Usaha Mengambil Hati
22 Bab 22. Tersulut Emosi
23 Bab 23. Belajar Dari Suhu
24 Bab 24. Reuni Somvlak
25 Bab 25. Membaik
26 Bab 26. Penampilan yang sia-sia
27 Bab 27. Siapa Rama?
28 Bab 28. Kehangatan Keluarga
29 Bab 29. Maunya Kamu
30 Bab 30. Bukan Meninggalkan
31 Bab 31. Pergi Untuk Kembali
32 Bab 32. Kekesalan Neta
33 Bab 33. Antara Calon Dokter dan Guru
34 Bab 34. Kiblat Hati
35 Bab 35. Kecelakaan
36 Bab 36. Detektif Bagas dan Lintang
37 Bab 37. Curhat
38 Bab 38. Duo Gaje
39 Bab 39. Ceritaku
40 Bab 40. Hujan
41 Bab 41. Hujan 2
42 Bab 42. Terungkap
43 Bab 43. Kemesraan
44 Bab 44. Kangen?
45 Bab 45. Salah Info
46 Bab 46. Semua Orang Menyebalkan!
47 Bab 47. Kagum
48 Bab 48. Sakit
49 Bab 49. Sakit 2
50 Bab 50. Gegana
51 Bab 51. Obrolan Pagi
52 Bab 52. Keributan
53 Bab 53. Curhat
54 Bab 54. Menemui Fajar
55 Bab 55. Pembuktian
56 Bab 56. Gagal Karena Dia
57 Bab 57. Belum Dijawab
58 Bab 58. Rintik Hujan
59 Bab 59. Patah
60 Bab 60. Rahasia Dewa
61 Bab 61. Jawaban
62 Bab 62. Mangats Jar!
63 Bab 63. Part Neta
64 Bab 64. Part Neta Lagi
65 Bab 65. Ngedate
66 Bab 66. Bukan Bucin
67 Bab 67. Kepulangan Meica
68 Bab 68. Ras Terkuat Di Muka Bumi
69 Bab 69. Bertemu Mantan
70 Bab 70. Dibela Pacar?
71 Bab 71. Aku salah?
72 Bab 72. Bantu Aku Melupakannya
73 Bab 73. Gelisah
74 Bab 74. Bertemu Jo
75 Bab 75. Kedatangan Lampir
76 Bab 76. Neta Lagi!
77 Bab 77. Udah Punya Pacar?
78 Bab 78. Bertemu Dia Lagi
79 Bab 79. Gejolak Rasa
80 Bab 80. Kunjungan Pertama Kali
81 Bab 81. Kapel Bucin
82 Bab 82. Keluarga Jo
83 Bab 83. Resmi Jadi Dokter
84 Bab 84. Kejutan Untukmu
85 Bab 85. Ngambek
86 Bab 86. Masih Kapel Bucin
87 Bab 87. Ngumpul
88 Bab 88. Cerita Rama
89 Bab 89. Menuju Halal
90 Bab 90. Terjebak Hujan
91 Bab 91. Kecelakaan
92 Bab 92. Kritis
93 Bab 93. Berselimut Kesedihan
94 Bab 94. Duka
95 Bab 95. Sedih
96 Bab 96. Putus?
97 Bab 97. Pendapat Sahabat
98 Bab 98. Kesal
99 Bab 99. Berakhir?
100 Bab 100. Usaha Fajar
101 Bab 101. Awal Kejutan
102 Bab 102. Proses Perubahan
103 Bab 103. Ulang tahun
104 Bab 104. Ujian Untuk Neta
105 Bab 105. Rencana Fajar
106 Bab 106. Harinya Jo
107 Bab 107. Pertemuan
108 108. Tunangan
109 109. Kebenaran
110 Bab 110. Sehari bersama Rama
111 Bab 111. Hari Istimewa
112 Bab 112. Menuju Akhir
113 Bab 113. Malamnya Mereka
114 Bab 114. Angel!! Selesai
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab 1. Gendis
2
Bab 2. Terserah!
3
Bab 3. Tanda Apa?
4
Bab 4. Guru Jutek
5
Bab 5. Kang Drama
6
Bab 6. Tak Mau Pisah
7
Bab 7. Aku Yang Salah?
8
Bab 8. Bukan Jodohnya
9
Bab 9. Kejutan
10
Bab 10. Pendekatan
11
Bab 11. Siap Menunggu
12
Bab 12. Jawaban
13
Bab 13. Bertemu Lagi
14
Bab 14. Kamu Cemburu?
15
Bab 15. Kamu Cemburu? (Lagi)
16
Bab 16. Bimbang
17
Bab 17. Saran Teman
18
Bab 18. Bukan Menjauhi
19
Bab 19. Cuitan Neta
20
Bab 20. Minta Maaf
21
Bab 21. Usaha Mengambil Hati
22
Bab 22. Tersulut Emosi
23
Bab 23. Belajar Dari Suhu
24
Bab 24. Reuni Somvlak
25
Bab 25. Membaik
26
Bab 26. Penampilan yang sia-sia
27
Bab 27. Siapa Rama?
28
Bab 28. Kehangatan Keluarga
29
Bab 29. Maunya Kamu
30
Bab 30. Bukan Meninggalkan
31
Bab 31. Pergi Untuk Kembali
32
Bab 32. Kekesalan Neta
33
Bab 33. Antara Calon Dokter dan Guru
34
Bab 34. Kiblat Hati
35
Bab 35. Kecelakaan
36
Bab 36. Detektif Bagas dan Lintang
37
Bab 37. Curhat
38
Bab 38. Duo Gaje
39
Bab 39. Ceritaku
40
Bab 40. Hujan
41
Bab 41. Hujan 2
42
Bab 42. Terungkap
43
Bab 43. Kemesraan
44
Bab 44. Kangen?
45
Bab 45. Salah Info
46
Bab 46. Semua Orang Menyebalkan!
47
Bab 47. Kagum
48
Bab 48. Sakit
49
Bab 49. Sakit 2
50
Bab 50. Gegana
51
Bab 51. Obrolan Pagi
52
Bab 52. Keributan
53
Bab 53. Curhat
54
Bab 54. Menemui Fajar
55
Bab 55. Pembuktian
56
Bab 56. Gagal Karena Dia
57
Bab 57. Belum Dijawab
58
Bab 58. Rintik Hujan
59
Bab 59. Patah
60
Bab 60. Rahasia Dewa
61
Bab 61. Jawaban
62
Bab 62. Mangats Jar!
63
Bab 63. Part Neta
64
Bab 64. Part Neta Lagi
65
Bab 65. Ngedate
66
Bab 66. Bukan Bucin
67
Bab 67. Kepulangan Meica
68
Bab 68. Ras Terkuat Di Muka Bumi
69
Bab 69. Bertemu Mantan
70
Bab 70. Dibela Pacar?
71
Bab 71. Aku salah?
72
Bab 72. Bantu Aku Melupakannya
73
Bab 73. Gelisah
74
Bab 74. Bertemu Jo
75
Bab 75. Kedatangan Lampir
76
Bab 76. Neta Lagi!
77
Bab 77. Udah Punya Pacar?
78
Bab 78. Bertemu Dia Lagi
79
Bab 79. Gejolak Rasa
80
Bab 80. Kunjungan Pertama Kali
81
Bab 81. Kapel Bucin
82
Bab 82. Keluarga Jo
83
Bab 83. Resmi Jadi Dokter
84
Bab 84. Kejutan Untukmu
85
Bab 85. Ngambek
86
Bab 86. Masih Kapel Bucin
87
Bab 87. Ngumpul
88
Bab 88. Cerita Rama
89
Bab 89. Menuju Halal
90
Bab 90. Terjebak Hujan
91
Bab 91. Kecelakaan
92
Bab 92. Kritis
93
Bab 93. Berselimut Kesedihan
94
Bab 94. Duka
95
Bab 95. Sedih
96
Bab 96. Putus?
97
Bab 97. Pendapat Sahabat
98
Bab 98. Kesal
99
Bab 99. Berakhir?
100
Bab 100. Usaha Fajar
101
Bab 101. Awal Kejutan
102
Bab 102. Proses Perubahan
103
Bab 103. Ulang tahun
104
Bab 104. Ujian Untuk Neta
105
Bab 105. Rencana Fajar
106
Bab 106. Harinya Jo
107
Bab 107. Pertemuan
108
108. Tunangan
109
109. Kebenaran
110
Bab 110. Sehari bersama Rama
111
Bab 111. Hari Istimewa
112
Bab 112. Menuju Akhir
113
Bab 113. Malamnya Mereka
114
Bab 114. Angel!! Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!