"Ndis kamu bisa enggak jangan muncul tiba-tiba kayak Lampir gitu!" Menggerutu. Itulah yang dilakukan Jo untuk menutupi kegugupannya.
"Enggak usah pura-pura. Aku dari tadi ada di sini tapi kelian enggak nyadar? Malah sibuk main drama bucin. Kok pengen muntah dengernya, untung masih bisa aku tahan agar enggak muntahin kelian!" Cuek. Malah sibuk ngupil.
"Joroknya ya Allah. Jangan deket-deket aku Ndis, bisa kena biri-biri aku nanti kalau kena upilmu." Jo agak menjauh jaga jarak.
"Biri-biri? Kamu termasuk dalam spesies kambing Jo?" Lintang sudah tertawa karena kekonyolan kakaknya dan Jo.
"Itu lho, yang kekurangan vitamin B. Apa itu namanya?"
"Oowh itu black berry!" Ucap Ndis asal. Jo manyun. Lintang ngakak makin kencang.
"Lin, kamu mau sama dia?" Menunjuk ke arah Jo. Lintang tersenyum. Makin manis aja deh bocah satu ini.
"Enggak usah dijawab Lin, aku belum siap krek sekarang." Jo menunduk sok menderita.
"Aku enggak tahu mbak, aku belum pernah pacaran. Belum kepikiran buat pacaran juga, kenapa mbak?" Lintang balik bertanya.
"Ya Allah ditolak di depan mata itu pedih, akhiri sakit ini ya Allah..." Drama ikan teri terjadi di sini.
Sekali lagi, mereka hanya tertawa mendengar ucapan Jo. Akhirnya obrolan ringan terjadi, tanpa membahas lagi acara tembak-menembak yang baru saja terjadi.
"Lin, aku mau ke rumah tante Indah. Kamu ikut enggak?" Lintang berpikir sejenak, akhirnya mengangguk.
"Lah.. Aku gimana? Masa aku ditinggal?" Jo belum rela berpisah dari Lintang.
"Mas Jo ikut aja, lagian mas Jo kan juga udah biasa ke rumah tanteku." Ajak Lintang.
Ndis menatap dengan sorot mata tajam ke arah Jo. Iya tahuuu... aku enggak ikut iyaa. Jo tahu dia harus apa dengan sorot mata Ndis yang seperti itu tertuju padanya.
"Enggak lah Lin, aku mau pulang aja. Hmm soal tadi enggak usah dipikirin ya. Ndis bapak di dalem? Ibu juga? Aku mau pamit pulang." Jo berjalan ke dalam rumah Ndis. Tanpa menunggu jawaban Ndis maupun Lintang.
"Bapak? Ibu? Makin ngaco aja tuh orang." Ndis menggelengkan kepala. Lintang hanya tersenyum aja tanpa berkomentar apa dia pun bingung.
Setelah ijin kepada bapak Parto dan ibu Shela, Ndis berkendara dengan Lintang menuju rumah tante Indahnya. Jo sudah terlebih dahulu meninggalkan kediaman mereka setelah berpamitan kepada orang tua Ndis tadi.
"Lin.." Panggil Ndis pada adiknya saat mereka sudah ada di jalan.
"Dalem. Iya mbak." Membuka penutup helmnya agar lebih jelas mendengar apa yang kakaknya sampaikan.
"Sekolah yang bener." Hanya tiga kata itu saja yang keluar dari bibir Ndis.
Lintang ber'iya-iya saja. Lagi pula, tanpa mbak nya cakap seperti itu, dia juga belum memikirkan tentang pacaran. Ya, Lintang tahu kemana arah pembicaraan kakaknya. Pasti dia belum memperbolehkan Lintang berpacaran, meski dengan Jo sekalipun yang sudah sangat akrab dengannya.
Bukan karena dia takut didului adiknya, tapi Ndis memikirkan pendidikan Lintang. Jika nanti Lintang punya pacar, secara otomatis pendidikannya terganggu dengan acara bucin-bucinan setiap hari. Males belajar, sudah pasti. Memang tidak setiap hubungan memberi dampak buruk tapi, Ndis tidak mau adiknya menomer duakan sekolahnya hanya karena status baru menjadi pacar Jo.
"Lin, beli buah dulu ya. Tante kan suka banget sama mangga." Ajak Ndis yang lalu menghentikan motornya di kios buah pinggir jalan.
"Mbak aja yang beli ya, aku mau beli es. Haus banget." Berucap demikian setelah turun dari motor. Lintang berjalan menuju penjual es kelapa muda di dekat kios buah tempat Ndis akan membeli buah tangan untuk tantenya.
Segera Ndis memilih buah mangga yang akan dia berikan untuk tante kesayangan setelah tiba di kios buah, seseorang mengagetkan Ndis. Masih dengan tangan memegang mangga, Ndis mencari asal suara tersebut berasal. Tepat di belakangnya. Seseorang itu tersenyum saat Ndis menoleh ke arahnya.
"Ketemu lagi, apa mungkin ini yang namanya jodoh?" Dewa memulai percakapan.
Jodoh? Yang benar saja. Mau melawak pak guru?
Ndis terdiam tanpa menanggapi omongan Dewa.
"Kamu mau beli mangga?" Pantang menyerah. Masih berusaha membuka obrolan.
"Iya." Ndis menanggapi singkat saja, dia lebih fokus pada buah yang dia pilih untuk tantenya.
"Apa semua orang kamu cueki seperti ini? Aku ingat terakhir kali kita ketemu kamu setuju untuk menjadikanku temanmu. Kenapa berbincang dengan teman saja kamu bisa secuek ini mbak Gendis?"
"Panggil Ndis aja pak guru. Aku enggak suka basa-basi. Lagipula ini bukan waktu yang tepat untuk mengobrol, terus terang aku buru-buru."
"Ndis? Oke, aku mau panggil kamu Ndis aja. Dan aku minta, kamu enggak usah panggil aku pak guru. Kamu bukan murid ku, dan lagi kita sedang di luar area sekolah. Panggil mas aja, aku lebih tua dari kamu. Enggak sopan kalau kamu manggil aku cuma nama aja." Wah wah wah... Dewa langsung melakukan manuver untuk mengambil hati Ndis.
Ndis yang awalnya malas meladeni pria berbadan tinggi, berkulit putih bersih ini jadi langsung mengalihkan pandangannya pada Dewa.
"Mas?" Ndis mengulang kata mas, panggilan yang Dewa usulkan untuknya.
"Dalem dek," Dewa berhasil membuat Ndis tersenyum dengan caranya.
"Aku bukan lagi manggil kamu.." Ucap Ndis agak sungkan. Belum pernah dia memanggil mas kepada siapapun.
"Enggak apa-apa. Latihan aja dulu. Enggak usah buru-buru. Nanti juga terbiasa." Dewa tersenyum sambil menyerahkan uang dua ratus ribu kepada pemilik kios buah.
"Belanjaan dia, aku yang bayar bulek. Kembaliannya kasih adek manis ini aja." Ucap Dewa kepada si pedagang buah.
"Eh.. Kok gitu, enggak usah pak.. maksudku.. mas, aku bisa bayar sendiri kok." Ndis bingung sendiri jadinya.
Tapi, Dewa hanya tersenyum saja menjawab omongan Ndis. Sambil memakai helmnya lagi, dia tunggangi motor deye miliknya.
"Anggap saja itu traktiran pertamaku untuk kamu.. teman baruku! Jangan lupa pesanku tadi. Biasakan manggil aku mas, karena setelah ini kita pasti akan sering ketemu. Assalamualaikum"
Bersamaan dengan itu, motor Kawasaki hijau milik Dewa melesat membelah jalanan. Meninggalkan Ndis yang menjawab salamnya pelan nyaris tanpa suara.
"Waalaikumsalam."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
🍊 NUuyz Leonal
udah tiga kali kn ketemu nya harusnya dapet hadiah piring cantik 🤭🤭🤭
2023-12-01
1
❣️ JɄⱠłɆ ❣️
ketemu lagi 🤗
2022-11-10
0
⏤͟͟͞R ve
Duhh kangen sama tantenya Ndis dan Lintang...kira dah punya anak berapa nihh tantenya 💜
2022-10-06
0