Keesokan harinya meski dengan perasaan tak karuan, Ndis berangkat ke paud yang ada di desanya. Baru ada satu paud yang berdiri di sana. Kemarin udah dibahas jika Ndis diminta bu lurah untuk membantu mengajar beberapa bocah yang menjadi murid paud.
"Jadi nanti dek Gendis cuma bantu bu Asri waktu kegiatan mengajar di luar kelas ya. Tahu sendiri kan bocah seumuran mereka ini aktif sekali." Ucap bu lurah yang ternyata sedang meninjau kegiatan belajar mengajar di paud. Ndis diajak menemui anak-anak di dalam ruang kelas.
Lucu, polos, dengan canda tawa yang menghiasi wajah-wajah lugu mereka. Anak-anak kecil di sana menyambut Ndis dengan antusias, mereka yang berjumlah sebelas orang sangat senang saat melihat Ndis pertama kali. Perkenalan dilakukan untuk mengakrabkan diri.
Waktu istirahat tiba, yang namanya anak paud sekolah pasti ditunggui orang tua mereka. Sama, di sana pun seperti itu. Anak-anak berlarian saat waktu istirahat tiba. Ndis tersenyum melihat anak-anak yang aktif seperti itu.
"Bu guru.. Bu guru dicari temennya.." Ucap seorang bocah berlari ke arah Ndis. Belum sempat Ndis bertanya siapa gerangan yang mencarinya, bocah tadi udah ngilang aja.
Ndis melihat ke sekeliling taman pendidikan anak usia dini itu, dia temukan sosok yang dia kenal dengan senyum yang bikin dia malah mual jadinya.
"Mukanya jutek banget bu.. Gimana hari pertama ngajar? Seneng enggak?" Fajar, siapa lagi. Jo juga di sana tapi Jo asik antri cilor di depan gerbang sekolah. Jo antri bersama beberapa anak dan ibu-ibu yang membelikan anaknya jajanan itu. Bocah sekali kelakuan Jo ini.
"Ngapain ke sini?!" Mukanya makin bete saat Fajar mendekatinya.
"Kenapa emang, jangan marah-marah mulu lah Ndis. Meski aku udah sama Neta kan tetep kumpulnya sama kamu dan biji salak satu itu. Enggak ada yang berubah Ndis." Mencoba membujuk Ndis agar enggak uring-uringan terus.
"Jangan nyebut nama dia di depanku! Makin benci aku dengernya! Apanya yang enggak berubah?? Apa?? Kamu udah punya pacar mok ya nempelin pacarmu aja, ngapain ke sini! Suka banget cari penyakit! Nanti cewekmu ngamuk, nuduh aku godain kamu lah, rayu kamu lah, mepetin kamu!! Udah kebaca semua tuduhan itu bakal belatung nangka tujuin ke aku kalau kamu masih di sini!!" Ndis merenggut.
Jo berlari kecil menghampiri Ndis dan Fajar, membawa dua bungkus cilor di tangannya. Satu bungkus cilor langsung diberikan pada Ndis. Ndis mengambilnya tanpa berterimakasih.
"Punyaku mana Jo?" Fajar melihat Jo yang mulai memasukan makanan ringan berbahan dasar aci ke dalam mulutnya, tanpa memperdulikan Fajar yang protes karena dia memang sengaja tidak membelikan makanan serupa untuk Fajar.
"Jangan manja, beli sendiri kan bisa!" Jo berucap setelah menelan cilor tadi.
"Kamu lama-lama bikin aku naik harga tahu enggak! Moga aja tusuknya enggak ikut mok telen!" Fajar ngomel, ketularan Ndis.
"Naik darah tomcat!! Apaan naik harga? Mau jual diri kamu hah? Hahahaha.." Jo ngakak.
"Iya. Kenapa mau beli? Masih perjaka ini." Asal mangap. Pembicaraan gaje terjadi di sana.
"Enggak yakin aku kalau kamu masih perjaka, kemarin aja aku lihat sendiri ada noda neraka di dadamu hahaha." Jo Jo.. kamu ini enggak bisa jaga rahasia sekali.
Fajar melotot, Ndis menunjukan muka bingung, dan Jo makin ngakak.
"Noda apa?" Ndis bertanya dengan muka bingung.
"Jangan dengerin Ndis, lucknut ancen menungso siji iki. (lucknut emang manusia satu ini.)"
"Masih mending Jo dari pada kamu! Temen rasa penghianat tahu enggak kamu ini! Jo suwun jajannya, aku masuk kelas lagi yo." Ndis enggak menunggu Jo atau Fajar menjawab perkataannya, dia nyelonong pergi.
Fajar menghembuskan nafas kasar. Jo ikutan melakukan hal yang sama.
"Opo sih melok-melok ae!" (Apa sih ikut-ikutan aja!)
Saat ingin berucap, Jo dipanggil oleh penjual cilor yang masih mangkal di depan sekolah.
"Mas.. Mas.. Mas baju biru! Tadi cilormu belum mok bayar Mas." Pedagang itu menagih haknya.
"Jo.. Jo.. Kamu ngasih jajan Ndis dari hasil malak tukang cilor?! Astaghfirullah.. berdosa sekali kamu nak!" Fajar geleng kepala tak habis pikir sama kelakuan absurd Jo.
"Tomcat.. pencitraan itu penting, mau hasil utang, mau hasil malak, yang penting kan aku kelihatan keren di mata Ndis hahaha. Masalah cilor kamu yang bayar ya.. aku enggak bawa duit hehehe" Harus diapakan teman model begini?
"Ora sudi! Ikut makan juga enggak, ngapain repot-repot bayarin?" Fajar merogoh kantong celananya, dia keluarkan uang lima puluh ribu, langsung diserobot oleh Jo. Meski mulut bilang enggak sudi tapi, kenyataan dia tetep bayarin jajan yang dimakan kedua temannya.
"Maturnuwun Jar.. aduduuuh makin cinta aku sama kamu! Semoga hubunganmu sama Neta awet sampai Neta bosen sendiri sama kamu ya,, aaah aku kok bahagia punya sahabat kayak kamu. Tipook ciniii!" Fajar sedang di mode males debat dan ngomong. Dia diam aja mendengar ocehan Jo.
Jo kembali ke tempat kerjanya, kebetulan dia bekerja sebagai wakil owner pengisian ulang air mineral. Keren ya? Bukan dia yang keren, tapi bapaknya! Belum tahu ya? Jo ini anaknya artis legend yang lain yaitu Beben dan Virza.
Sifat slengean Jo pastilah menurun dari sang bapak yang juga seperti itu, dari mereka bertiga Jo yang paling muda diantara Ndis dan Fajar. Dan Fajar adalah sesepuh yang biasanya paling dewasa dalam bersikap, tapi semenjak Fajar memutuskan berpacaran dengan Neta, Ndis mulai hilang respect pada Fajar.
Jam 10.00, waktunya anak-anak paud pulang, begitu juga dengan guru-gurunya. Ndis yang hanya guru bantu di sana enggak banyak tugas yang diberikan pihak sekolah kepada dirinya, makanya dia bisa langsung tancap gas setelah sekolah dibubarkan.
Tapi, saat akan menuju motornya, Ndis agak kaget karena Fajar masih setia duduk di salah satu ayunan yang ada di sana. Tersenyum manis saat pandangan mata mereka bertemu.
"Ndis.." Fajar mengejar Ndis yang masa bodoh dengan keberadaannya.
"Bu guru kok jutek banget sih.. Jangan kek gini terus lah Ndis, aku minta maaf.. Aku harus gimana biar kamu maafin aku?" Fajar menunjukan muka paling memelas agar Ndis mau memaafkannya.
"Enggak usah lakuin apapun. Aku benci dia dan kamu tahu itu, kamu ambil keputusan itu tanpa minta pendapatku. Aku sadar satu hal di sini, aku enggak penting buat kamu jika dibandingkan dengan belatung nangka kesayanganmu itu. Segitu cintanya kamu sama dia, sampai mengesampingkan apapun yang aku keluhkan setiap hari," Ndis menyampaikan unek-uneknya.
"Ndis enggak gitu-" Fajar diam saat jari telunjuk Ndis memberi kode agar dia diam.
"Kamu nikmati aja hubungan barumu dengan dia, dan aku akan menikmati apapun mulai hari ini tanpa kamu. Aku hargai keputusanmu, dan tolong hargai juga keputusanku. Ngerti?!" Ndis hampir meninggalkan Fajar, tapi Fajar menghentikan langkah Ndis. Dia menghadang Ndis, berada di depan motor yang akan Ndis nyalakan saat ini.
"Aku enggak mau kamu giniin aku Ndis.."
"Aku giniin kamu gimana Jar?"
Kedua mata mereka bertemu. Yang satu merasa bersalah, satunya lagi merasa sangat marah.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Sesuai janji, yuk kita kepoin bareng-bareng Ndis, Jo dan Fajar kek apa.
Gendis.. Piye gaess wes pas durung sama bayangan kelian?
Jo, kalem ya? Belum tahu aja dia kek apa pecicilannya 🤣
Fajar
Udah nilai sendiri ketiganya cocok enggak sama anuan kelian😌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
liesae
galfok sama noda neraka🤣🤣
2024-10-24
0
🍊 NUuyz Leonal
wkwkwkwk gak kira kira si Jo 🤣🤣
2023-12-01
1
🦋 Jack and Jill 🦋
sebentar---sebentar, aku lagi bayangin baby sama angga yunanda lagi pada ngomong bahasa jawa dulu 🤔
2023-01-13
1