Lintang terdiam beberapa saat. Matanya masih menatap serius pada wajah Jo, mencari kebenaran dari ucapan yang baru saja Jo lontarkan untuknya.
Pernyataan cinta yang dia sendiri enggak nyangka bisa Jo ucapkan untuknya. Karena selama ini, menurut pengamatannya Jo lebih dekat dengan Ndis, kakaknya. Jarang mereka bisa ngobrol berdua seperti ini.
Dengan wajah imut dan senyum manisnya, Lintang bertanya kepada Jo.
"Mas Jo nembak aku?" Beberapa kata itu langsung disambar dengan cepat dengan jawaban 'iya' oleh Jo.
"Kenapa? Aku kira mas Jo deketnya sama mbak Ndis. Kok malah nembak aku? Pasti ada sesuatu ya.. Mau jadiin aku batu loncatan ya?" Ini bocah apa lho!
"Mikir mu kejauhan! Mana ada batu loncatan, dari dulu aku sukanya sama kamu. Kalau Ndis, aku cuma anggep dia sahabat aja. Berhubung kamu masih kecil, belum cukup umur, makanya aku enggak berani menebar benih anu ku ke kamu. Takut kamunya kebrangas! Dewasa sebelum waktunya. Tapi, setelah aku pikir lagi, kamu harus tahu.. Kalau aku sayang kamu. Bukan sayang sebagai kakak ke adiknya, tapi rasa sayang dari lelaki ke perempuan yang beda getarannya." Jo mantap menjelaskan isi hatinya kepada Lintang.
"Hahahaha.. Apa itu menebar benih anu? Mas Jo bikin aku gagal fokus sama kata-kata yang mas buat tahu enggak. Lagi kan tadi udah bilang sendiri aku belum cukup umur, mok kiro saiki umurku udah cukup untuk diajak pacaran hmm? Nanti nek ketahuan mbak Ndis bisa di sate kamu mas," Lagi-lagi tawa renyah Lintang selalu bisa membuat Jo klepek-klepek.
"Maksudnya benih cinta Lin, ya masa bocah yang belum genep lima belas tahun mau aku pepetin, bisa dikira pedo_fil aku! Dan tadi aku udah bilang alasannya kenapa aku ngomong sekarang, ngomong tentang isi hatiku ke kamu... Karena aku pikir kamu berhak tahu, kalau ada aku yang melihatmu dengan kagum, menyimpan namamu cukup lama di hati, dan berharap rasa ini bisa kamu terima."
"Kalau enggak diterima juga enggak apa-apa, aku enggak bakal maksa. Aku tahu di umur kamu ini lebih baik fokus belajar aja, toh masih banyak waktu. Aku udah bilang dari awal.. Aku siap nunggu kamu. Seenggaknya kamu udah tahu isi hatiku." Panjang lebar Jo berbicara, Lintang masih mencerna apakah yang Jo katakan adalah kejujuran atau hanya prank aja.
"Ini mas Jo enggak guyonan?" Tanya Lintang lagi.
"Ya enggak, aku serius. Kenapa harus bercanda soal hati. Aku enggak akan mainin hati cewek, apalagi kamu.. cewek yang aku sayang. Masa kamu enggak bisa bedain aku serius atau guyon Lin?" Pepet terus Ndan!!!
"Ya enggak bisa, karena kan mas Jo emang sering bercanda." Masih belum percaya kalau saat ini dia ditembak sahabat kakaknya sendiri.
"Aku serius Lin." Berucap dengan mata tajam menatap langsung ke netra Lintang.
"Hmmmm.." Lintang mengalihkan pandangan, tiba-tiba dia merasa grogi dilihat seperti itu oleh Jo.
"Kalau kita jadian, emang bedanya apa? Tiap hari juga mas Jo ke sini, sering ajak jalan aku sama mbak Ndis juga, suka traktir aku jajan, sering ngajarin aku belajar. Terus bedanya kalau aku sama mas Jo pacaran apa?" Pertanyaan polos bocah yang belum pernah pacaran.
Jo tersenyum, bingung juga dia mau jawab apa. Ya kali mau jawab, diajarin pelajaran yang lain, misal pegangan tangan, pelukan, bahkan silaturahmi fisik yang lain.
"Masih sama kayak gitu, bedanya statusnya aja. Kalau kamu terima aku ya artinya aku jadi pacar kamu, tiap hari aku pastiin aku yang antar jemput kamu ke sekolah. Enggak perlu kamu bilang kangen, aku pastikan saat kamu ingat aku, aku langsung ada di depanmu!" Jo berucap mantap.
"Kayak setan dong hahaha. Baru dipikirin udah muncul, lagi kalau tiap pagi sama siang antar jemput aku terus kerjaan sama kuliah mas Jo gimana? Kok malah terkesan aku makin repotin mas Jo." Berpikir tapi belum memberi jawaban.
"Enggak seperti itu konsepnya Lin, intinya saat kamu butuh aku. Aku selalu ada di barisan terdepan buat kamu." Masih berharap mendapat jawaban dari ungkapan rasanya.
"Kayak upacara aja pakai barisan terdepan segala hahaha." Ancen nyeleneh bocah siji iki!
Jo hanya tersenyum aja, enggak tahu mau ngomong apa. Ngomong panjang lebar juga dianggap guyonan oleh Lintang, lebih baik diam aja.
"Mas Jo.." Panggil Lintang saat Lintang tahu Jo tiba-tiba jadi diam.
"Dalem," Melihat ke arah Lintang, dia udah yakin kalau pasti di tolak. Kenapa begitu?
"Nunggu mbak Ndis punya pacar dulu ya, biar mbak Ndis rasain juga yang namanya disayang pacar. Aku enggak nolak mas Jo, juga enggak bisa terima hubungan ini sekarang. Hanya waktunya yang belum tepat. Bukan karena umurku, aku tahu lah pacaran itu apa dan ngapain aja. Temen-temenku dari SMP udah banyak yang punya pacar, jadi aku tahu. Ya kangen-kangenan, ya sayang-sayangan, sering diajak jalan kalau malam minggu, kayak gitu kan? Tapi, jangan sekarang... Mbak Ndis aja belum punya pacar, belum pernah pacaran juga. Masa aku mau duluin dia,"
Lega. Mendengar jawaban Lintang, bukan kekecewaan yang timbul di hati Jo.. tapi, lebih ke perasaan lega. Dia senang bisa jujur pada hati dan pada gadis yang dia sayangi. Meski jawaban yang diberikan ngambang, itu udah lebih dari cukup bagi Jo. Kan bilangnya Lintang enggak nolak dia tadi, yeeeeeee... beri tepukan yang gemuruh!!!
"Makasih ya Lin, aku boleh manggil kamu Beb enggak?" Ngelunjak!
"Hahaha.. Ojo,, nanti dikira aku bebek lagi, kayak biasanya aja mas." Tawa itu muncul kembali.
"Kalau dek?" Masih minta nego ini si Jo.
"Hmm iya deh enggak apa-apa kan emang tua'an mas Jo dari pada aku." Ya salam dikata tua.
"Udah selesai belum kelian dramanya?" Suara lampir yang keluar dari gua Selarong membuat Jo dan Lintang kaget. Lintang sih langsung tertawa cuek. Emang bocah banget! Yang paling kaget adalah Jo tentunya, dia berpikir.. 'sejak kapan lampir ini ada di situ??' bener-bener merusak momen!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
🍊 NUuyz Leonal
Kalau mode serius gini keren banget ya joko
2023-12-01
1
❣️ JɄⱠłɆ ❣️
menunggu pekerjaan yg pling membosankan y thor 🤗
2022-11-10
0
VE SPA kesayangan Walid ⏤͟͟͞R
Gak di tolak tapi gak diterima juga... lalu apa mau mu Lintang 😂
#Sabar Jok...
2022-10-03
0