Fajar diam tanpa memperdulikan omongan Neta. Kesabaran yang Neta bangun sejak kemunculannya tadi nyaris hancur karena sifat cuek yang ditunjukkan Fajar.
"Dari tadi liatin hape mulu, aku kan ada di sini enggak usah kamu wa juga." Pede sekali kamu Net.
"Net, aku mau tanya sama kamu." Ucap Fajar yang langsung membuat Neta berbinar.
"Iya tanya aja, tanya yang banyak juga boleh.. Aku tahu banyak hal kok. Aku pinter, aku-"
"Net." Kicauan Neta terhenti oleh Fajar yang memanggil namanya.
"Iya yank.." Neta mendekati Fajar, sedangkan Fajar langsung menggeser duduknya agar tidak bersentuhan dengan Neta.
"Kamu enggak minat cari cowok lain?" Tanya Fajar dengan tatapan serius.
"Untuk apa? Buang-buang waktu, semua yang ada pada kamu adalah tipeku." Jawab Neta mantap.
"Bukannya lebih buang-buang waktu lagi saat kamu ingin mendapatkan sesuatu tapi, semua itu enggak ada hasilnya sama sekali?" Sambil memiringkan kepalanya. Seperti mencari tahu kejujuran di balik semua ucapan Neta.
"Aku enggak pernah berpikir sejauh itu. Kalau aku suka ya harus aku dapatkan! Aku kejar, meski kadang aku jatuh, meski rasanya terlalu sakit, meski selalu dapat pandangan sinis dari orang-orang di luar sana, aku enggak peduli!! Aku enggak malu, sekalipun orang lain menganggap aku enggak tahu malu, karena semua perasaan ini ada di hatiku! Hanya aku yang rasain, mereka hanya bisa mencibir. Mereka hanya bisa mentertawakan, tanpa tahu seperti apa rasa yang aku pendam." Sekali lagi, ucapan Neta seperti menamparnya.
Bayangkan saja, Neta aja segetol itu ngejar cintanya, meski di sini banyak yang enggak suka dengan Neta tapi, sikapnya keukeuh pada satu titik sedikit membuat Fajar kagum. Bandingkan dengan dirinya sendiri, yang maju mundur banyak mikir. Bukannya kepastian dari rasanya untuk Ndis yang dia dapat tapi, malah jarak yang melebar karena dia yang tidak tegas dalam mengambil sikap.
"Sayang kagum ya sama aku? Hehehe enggak sia-sia deh aku hafalin dialog dari drakor yang aku tonton semalem.. Pasti sayang makin cinta ya sama aku??" Perasaan tadi waras banget, kok sekarang jadi gesrek lagi. Para penonton ngelus dada nyampe rata.
"Aku lagi enggak bercanda Neta!" Terasa sangat ingin Fajar mencekik Neta saat ini juga.
"Aku juga enggak bercanda sayang... Kenapa? Kita mau balikan kah? Iya ya? Ya kan yang??" Maksa banget sih ini orang.
"Satu lagi pertanyaan ku, apa yang kamu lakuin saat tahu semua usahamu nantinya menjadi sia-sia belaka, saat orang lain yang justru mendapatkan cinta dari orang yang kamu sayang itu?" Menaruh ponselnya di saku celana.
"Apa ya? Aku belum pernah kepikiran bakal gagal sih yang, aku selalu optimis! Siapa yang bisa nyaingin aku emangnya? Enggak ada! Tapi..." Neta menggenggam tangan Fajar, Fajar berusaha menariknya tapi Neta menggeleng pelan.
"No yang.." Ucap Neta. Fajar mengalah. Lagi-lagi dia enggak bisa tegas dengan sikapnya.
"Tapi apa?" Fajar bertanya.
"Tapi, saat aku nanti benar-benar kehilangan kamu.. Seenggaknya aku udah ngukir kenangan di hati kamu. Secara enggak langsung, suatu saat nanti kamu akan ingat aku sebagai orang yang pernah berjuang dapatin kamu. Meski endingnya enggak sesuai harapanku. Tapi, balik lagi yang... Aku optimis bisa dapetin kamu hihihi!" Aslinya udah mau terbawa suasana tapi, senyum cekikikan Neta membuyarkan semuanya.
Fajar mengantar Neta sampai depan rumah setelah dia ijin mau pergi. Neta yang ngeyel mau ikut hanya bisa menghentakkan kakinya ke tanah karena Fajar sedikit membentaknya tadi.
"Iieh sayang teganya kebangetan!" Neta terpaksa pulang dari rumah Fajar sebelum misinya untuk kembali jadian dengan Fajar terealisasikan.
"Enggak apa-apa deh, seenggaknya tadi aku kelihatan smart di depan dia hihihi. Emang aku ini cerdas banget deh! Neta gitu lho, apa sih yang enggak aku bisa, semua yang aku inginin harus aku dapetin! Apapun itu, termasuk ayang Fajar dong." Ketawanya nyaris menyerupai wewe gombel.
Hah? Kenapa wewe gombel, bukan nini kunti aja? karena gelar nini kunti udah disandang oleh legend di novel sebelumnya, yaitu Shela. Yang sekarang dia turunkan untuk Ndis. Jadi ini novel horor atau apa sih kok banyak mahluk tak kasat mata di sini? Entahlah sodara, aku pun tak tahu kenapa di karyaku banyak mahluk modelan begini.
Sudah malam, Fajar masih berada di tongkrongan tempat biasa dia berkumpul dengan Jo dan Ndis. Tapi, dia tidak menemukan kedua sahabatnya itu ada di sana setelah berdiam diri beberapa waktu seperti tugu selamat datang.
Bukan bertanya atau bergerak kemana gitu untuk mencari Ndis, Fajar lebih memilih diam di tempat itu. Sebuah pesan mengagetkan lamunannya, pesan dari Ndis. Matanya agak tak percaya dengan apa yang dia baca, Ndis mengirimkan pesan. Hanya beberapa kata, tapi mampu membuat dirinya tersenyum sumringah.
'Masih hidup kan? Ke sini, aku tunggu.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
novita setya
waaaaa...taman bunga kalah meriah kalah sumringah😂pokomen aiyem kaming ndis..
2024-08-03
0
Riaaimutt
ok otw
2024-06-06
1
🍊 NUuyz Leonal
gak gitu juga thor 😂😂😂
2023-12-02
1