Beberapa hari setelah kejadian yang membuat geger sekolah paud di desa Wekaweka, Ndis mencoba berdamai dengan hatinya untuk memaafkan Fajar. Kembali menjadi akrab seperti dulu. Nongkrong bareng, bercanda bareng, ngebully Jo dan melakukan hal-hal absurd lainnya.
Lalu Neta? Gadis begajulan ini belum menampakan batang anunya lagi, batang hidung maksudnya. Masih getol deketin Fajar, hanya enggak sebar-bar kemarin-kemarin.
Sore ini Ndis menyiapkan surpres (surprise) untuk adiknya. Ya, Ndis punya adik cewek yang tak kalah cantik dari dirinya. Lintang, adik Ndis genap berusia lima belas tahun hari ini, acara sederhana yang hanya mengumpulkan keluarga selalu dilakukan saat momen khusus seperti ini.
Shela selalu terlihat cantik, ratu di rumah dan hati Parto saat ini meletakan kue ulangtahun di meja. Dia tersenyum manis, saat suaminya memeluknya dari samping. Sangat romantis ya?
"Ehmm.. Bapak sama ibu selalu deh,, selaluuuu.. Bisa ndak kayak gitu di kamar bapak ibu aja." Ndis protes saat acara peluk memeluk berujung kecupan manja pada bibir masing-masing. Seperti enggak lihat sikon, bucin mereka seakan tak kenal tempat.
"Bapak itu lho Ndis.. Ibu kan hanya mengimbangi," Jawab Shela mendapat tepukan jidat oleh Ndis.
Dan Parto hanya tertawa saja. "Lintang belum pulang dek?" Tanya Parto menutupi salting yang dia ciptakan sendiri karena perbuatannya tadi kepada Shela.
"Belum mas, bentar lagi mungkin." Shela berucap sambil berlalu pergi. Meninggalkan Suami dan anak sulungnya yang diam dengan pikiran masing-masing.
Waktu menunjukan pukul 15.15, Lintang pulang. Memberi salam terlebih dahulu, itu hal wajib yang harus mereka lakukan sebelum memasuki rumah. Dia langsung melebarkan senyumnya saat melihat isi rumahnya dihiasi balon warna-warni. Ada kue ulangtahun yang dia yakin ibunya yang membuat khusus untuknya.
"Selamat ulangtahun dek!" Makin lebar lah senyum Lintang mendapat kejutan dari keluarga dan teman-teman dekatnya. Ada beberapa orang yang memang diundang saat ini. Fajar dan Jo selalu masuk dalam daftar tamu utama karena selain dekat dengan Ndis, Fajar dan Jo juga sangat akrab dengan keluarga bapak Parto sejak mereka masih kecil.
Tapi, ada yang beda di sini.. Lintang pulang sekolah diantar lelaki yang menurut Parto sudah cukup umur. Lelaki itu berjalan memasuki ruangan sambil mengucapkan salam. Setelah itu berbasa-basi memperkenalkan diri.
"Saya guru Syahira pak, tadi saya melihat Syahira lama menunggu jemputan. Karena sudah cukup sore dan khawatir jika nanti Syahira pulang terlambat jadi saya memaksa untuk mengantarkan pulang." Ucap pak guru yang tadi mengantar Syahira. Hah siapa? Siapa itu Syahira? Nama panjang Lintang adalah Lintang Nur Syahira. Jadi sudah tahu ya siapa itu Syahira, ya Lintang itu sendiri.
"Maturnuwun pak guru.. Mari silahkan ikut gabung, kebetulan hari ini Lintang ulangtahun. Dan sekali lagi terimakasih sudah mengantar anak saya pulang ke rumah," Ucap Parto ramah.
Merasa tidak enak karena terus ditawarkan agar singgah sebentar, akhirnya guru Lintang juga ikut merayakan ulangtahun Lintang di sana.
Suasana bahagia sudah pasti mendominasi di rumah Parto, apalagi Indah dan Seno juga hadir di pesta kecil-kecilan ala keluarga Parto. Setelah berbagai acara seru, tiup lilin, potong kue, serta makan bersama, pak guru Lintang ijin pamit pulang.
"Ini kok kita belum tahu, namanya pak guru ini siapa njih?" Lagi-lagi Parto yang bertanya.
"Dewa pak, nama saya Dewa." Sambil tersenyum menyalami Parto.
Ini pak Dewa versi othor. Mau suka mau enggak sih monggo kerso ya hahaha.
Lintang melihat gurunya yang akan pulang langsung mengucapkan terimakasih karena sudah diantar sampai rumah. Melihat hal itu Jo bersungut-sungut.
"Aku yakin dia bapak-bapak anak lima!" Ucap Jo yang masih memperhatikan Lintang mengobrol dengan gurunya.
"Ngopo kowe?" Fajar tersenyum, tahu apa yang ada dalam pikiran Jo saat ini.
"Itu... Asli sok keren banget, sadar diri harusnya dia udah tua. Main godain gebetan orang aja!" Menatap malas kepada Dewa.
"Namanya keren Jo, Dewa!" Fajar tertawa melihat temannya makin kesal saat Lintang terlihat sangat akrab dengan gurunya.
Sesaat Ndis memperhatikan Dewa, mata mereka saling bertemu. Dewa terdiam beberapa saat lalu tersenyum ke arah Ndis, Ndis hanya membalasnya dengan mengangguk saja tanpa membalas senyuman pak Dewa.
"Iya lho.. Nyebelin ternyata itu orang. Kenapa tadi enggak kamu aja sih Jo yang jemput Lintang pulang. Kan enggak ikut ke sini itu si pak tua!"Berkomentar setelah melihat Dewa mencuri pandang pada Ndis meski sedang berbincang dengan Lintang.
"Nah kan aku bilang juga apa.. Nyebelin itu pak tua!!" Membenarkan ucapan Fajar.
Untuk kedua kalinya, Dewa berpamitan kepada Parto dan Shela juga Indah, Seno serta beberapa orang di sana. Mengendarai motor deye (othor sebut motor Kawasaki ijo sebagai motor deye. Mau protes? Perasaan kok protes Mulu lho kelian ini.) Dewa langsung melesat membelah jalanan.
"Mbak.. Pak Dewa nitip salam buat mbak. Eaaa kayaknya telah terjadi cinta pada pandangan pertama nih, aseeek.." Lintang menoel pundak Ndis yang tetap datar menanggapi ucapan adiknya.
"Bocah, bilang sama gurumu Ndis enggak terima salam salaman! Apaan..!" Fajar menolak salam dari Dewa untuk Ndis.
"Lah masalahnya sama mas Fajar apa ya? Guruku ganteng, keren, banyak yang naksir, dan yang paling penting... dia masih single!" Lintang manyun membela gurunya.
"Setua itu masih single? Dia kelamaan main di goa ya?" Giliran Jo yang berkomentar pedas.
"Diieh mas Jo, tua apanya?? pak Dewa baru mau dua sembilan! Cocok lah kalau sama mbak Ndis!" Lintang makin kesal karena gurunya dikata tua.
"Asli ya Lin, ini kamu yang ulangtahun tapi aku yang terkejut. Jangan bergaul sama bapak-bapak modelan gitu Lin, bahaya!" Jo membuat larangan untuk Lintang.
"Mas Jo siapanya aku kok larang-larang aku deket sama pak Dewa? Pak Dewa itu baik mas! Udah ah aku males ngomong sama mas Jo, nyebelin!!" Lintang bergerak pergi. Memilih ngobrol bersama tante Indah dan om Senonya.
Fajar yang melihat hal itu tersenyum sambil mengusap punggung Jo, 'Sing sabar brother' ucap Fajar pelan.
Ndis cuek matanya melihat ke arah Fajar. Sesaat pandangan mata mereka bertemu,
"Ngopo terpesona mbi aku?" Kata Fajar asal.
"Enggak. Cuma mau tanya.. Kamu kapan pulang? Ini udah malem, mau ngapain lagi hmmmm?" Jleb banget deh. Jo yang tadinya uring-uringan langsung ngakak.
"Mau bantuin nyuci piring Ndis, ah kamu enggak peka banget sih hahaha." Jo ngakak.
Bersamaan dengan itu, Fajar benar-benar pamit kepada orang tua Ndis. Bukan baper, cuma dia juga tahu waktu kapan harus datang, kapan harus pulang, dan kapan harus berjuang!
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Up lagi biar makin familiar sama Ndis.
Lintang Nur Syahira, anak bungsu Parto dan Shela. Manis ya gaess?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
liesae
aduh aduhh pak gurune lintang itu keny austin ,, jodohnya siapa yak kira2
2024-10-25
1
Riaaimutt
alah alah.. guru koyo ngene yo murid e kejang2 😄😄
2024-06-04
0
🍊 NUuyz Leonal
hahaha kalian ini bikin bengek 🤣🤣🤣
2023-12-01
1