"Jar... Akhir-akhir ini kita jarang kumpul. Ke tongkrongan yuk, kamu kok sekarang sok sibuk banget to." Jo menyomot pisang goreng di meja.
Fajar ingat terakhir kali pertemuannya dengan Ndis, hanya air mata dan pertengkaran yang menyesakkan sampai sekarang. Setelah hari itu, Fajar sengaja tidak menampakkan batang hidungnya. Dia berusaha menekan egonya dengan tidak menemui Ndis. Bahkan dia sengaja menghapus aplikasi wa untuk menahan hatinya agar tidak menggangu atau menghubungi Ndis dulu.
Kenapa Fajar malah seperti menjauhi Ndis? Karena Fajar berpikir, dia selalu membuat Ndis kecewa beberapa waktu terakhir ini. Dimulai dari tindakan konyolnya memacari Neta, lalu ditambah saat dia jujur tentang perasaannya pada Ndis.. Bukan diterima atau ditolak yang membuat Fajar lebih memilih nepi seperti ini tapi, sorot mata Ndis menunjukan dia kecewa kepadanya.
Entah itu hanya asumsinya saja atau memang saat ini Ndis sudah benar-benar kecewa padanya, dia enggak tahu. Yang dia tahu saat ini, dia hanya ingin memberi waktu pada Ndis menentukan sikap. Menentukan sikap untuk apa?
Untuk menentukan pilihan, antara dia atau Dewa. Dan dengan Fajar berdiam diri apa enggak justru menguntungkan pihak lawan yang getol deketin Ndis?
"Jangan buat hubungan kita ini makin retak atau malah hancur Jar. Kamu udah terlanjur ungkapin perasaanmu ke dia, lha kenapa enggak sekalian nyemplung aja. Pepetin dia! Jangan sampai keduluan orang. Jar segala sesuatu itu enggak datang sendiri. Harus dicari, diperjuangkan, dan setelah semua proses itu baru bisa kita dapatkan apa yang kita inginkan!"
"Kamu tahu kan, Ndis juga disukai sama pak tua itu. Lah kalo kamu diem santuy gini ya otomatis disalip sama pak tua! Jangan nyesel kalau semua yang udah kamu dapatkan malah hilang menguap sia-sia karena tindakan leda-ledemu! Aku tahu aku sendiri juga minim pengalaman soal cinta-cintaan, tapi seenggaknya aku bergerak buat dapetin Lintang. Aku enggak rela Lintang dikekep wong liyo! (dipeluk orang lain)."
Fajar mengerti kenapa Jo berkata panjang lebar seperti itu. Apa mungkin tindakan dia yang seperti ini malah menguntungkan Dewa sebagai rivalnya? Dia makin mumet mikirin kebahagiaan Ndis ternyata ada pada Dewa, bukan sama dia.
"Terakhir aku wa dia tanya kabar aja enggak ditanggapi Jo, dibaca aja. Besoknya aku pengen ke sekolah dia, minta maaf dengan semua rasa enggak nyaman yang aku ciptain dan membuat jarak antara aku dan dia.. tapi, kerjaanku enggak bisa aku tinggalin. Aku udah sering cuti pagi, sebagai gantinya aku lembur nyampe malem buat gantiin jam kerjaku yang mawut karena masalah ini."
"Aku tahu segala sesuatu harus diperjuangkan, enggak ada hal yang mudah dan instan jika itu tentang kebahagiaan." Fajar diam sesaat, melempar botol air mineral kepada Jo.
"Ada Jar, yang mudah, instan, dan pasti enak itu ya mie instan!" Hilih si kampret ini merusak suasana aja.
"Jadi aku simpulin ya, dari masalah kamu yang enggak seberapa rumit ini. Kamu mau kasih waktu untuk Ndis meraba, menimbang, memilih, antara kamu atau Dewa. Begitu?" Dijawab anggukan oleh Fajar.
"Nah selama kamu kasih tempo agar Ndis memikirkan semua itu, kamu mau ngapain? Diem aja kayak gapura depan desa kita?"
"Kalau iya sih itu artinya kamu goblok maksimal. Udah relain aja Ndis sama pak tua, kamu sama Neta aja. Itu udah akhir yang bahagia untuk kelian berdua!" Ucap Jo seperti sebuah tamparan untuknya.
"Berpikir sebelum bertindak itu harus banget kawan! Tapi kelamaan berpikir juga akan merugikan diri sendiri, kamu mikir mulu, lawan mu udah nerobos masuk ke hati Ndis buat geser posisi mu. Nek wes ngono kui, kowe mung iso ngowoh men! ( Kalau udah seperti itu, kamu cuma bisa melongo man!)".
Jo memutuskan pulang dari rumah Fajar, cukup hari ini memberi suplai kewarasan pada temannya yang kewarasannya terkikis oleh ombak patah hati yang sebenarnya belum terjadi. Saatnya Jo, berjuang untuk mendapatkan Lintang. Jo mengarahkan motornya berbelok ke rumah Lintang, enggak pulang seperti pamitnya tadi pada Fajar sebelum dia pergi meninggalkan Fajar dengan segepok kebimbangan di hati.
Saat kesadaran dan kewarasan Fajar sedikit kembali ke dalam otaknya, dia berniat menemui Ndis. Aaah tomcat kenapa enggak kemarin-kemarin kamu lakuin??!
Tapi, dia terhenti oleh sosok yang selalu menghantuinya. Neta berjalan dengan senyum mengembang di wajahnya.
Ingat Neta, keep kalem, slow aja, tunjukin kalau kamu mahal!!!
Bisikan entah dari mana itu menghentikan Neta untuk berteriak 'sayaaaaaaaang' kepada Fajar saat melihat Fajar ada di depan rumahnya.
"Hai.. Mau ke mana?" Tanya Neta sambil merapikan poninya ke samping.
"Mau pergi." Singkat.
"Kok pergi, aku baru nyampe sini. Aku bawain ini buat kamu, enggak nyuruh aku masuk dulu nih?" Neta menyodorkan bingkisan yang sejak tadi dia bawa bersamanya.
Fajar mengalah, dia persilahkan Neta masuk ke dalam rumah. Di sana ada Damar yang asik dengan ponselnya, mungkin sedang main game.
"Hai calon kakak ipar, wah makin cantik aja... Lama enggak ke sini, kirain kelian udah putus." Ucapan spontan Damar membuat Fajar melotot. Apaan dia manggil Neta dengan sebutan calon kakak ipar, diieh mimpi mempersunting Neta aja enggak pernah! Jika pernah itu adalah mimpi paling buruk yang dia alami.
"Hahaha.. kamu ini lucu banget deh, aku enggak ke sini kan karena mas kamu enggak pernah jemput aku. Kamu apa kabar Dam?" Basa-basi sekali.
"Baik. Aku ke kamar aja deh, enggak mau jadi orang ketiga. Apalagi jadi setan diantara kelian, hehehe" Cekikikan lagi. Adik lucknut! Minggat aja sana. Pikir Fajar mendengus kesal.
"Ada apa?" Tanya Fajar tanpa memandang ke arah Neta. Fokusnya lebih ke ponsel, dia sedang mendownload aplikasi wa kembali ke ponselnya.
"Hmmmm Aku cuma kangen kamu.." Ucap Neta masih terus menahan diri agar tidak menerkam cowok di hadapannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
🍊 NUuyz Leonal
pak guru gak tua Jo dia tuh Mateng cakep keren manis pula
2023-12-02
1
𝐓𝐄𝐓𝐄𝐇 𝐇𝐈𝐍𝐘𝐀𝐈☝🏿🌚
napsu banget Neta🤣
2022-10-24
0
⏤͟͟͞R ve
Bagus Jo...temanmu harus di didorong tuhh buat jujur ke pujaan hatinya... sebelum dia nyesel keduluan Dewa 😂😂
#Lope-Lope Jo 💜
2022-10-06
0