"Jangan ngawur Net, servis apa maksud kamu? Net bisa enggak sehari aja jadi waras kayak orang-orang pada umumnya!?" Fajar memandang Neta dengan tatapan mengintimidasi. Tapi, ya Neta malah menganggap itu sebagai tatapan memuja. Baginya, Fajar meliriknya saja sudah suatu berkah.
"Kamu lupa yang, kemarin aku udah ngasih tanda apa di dada kamu. Tanda cinta kita sayang!" Pede sekali dia berucap seperti ini.
Ndis melebarkan matanya, Jo pura-pura tidak mendengar dengan apa yang Neta sampaikan. Dan Fajar, dia makin enggak percaya bahwa dirinya pernah mengambil keputusan memacari gadis minus rasa malu di depannya ini.
"Jangan bikin ini semua makin rumit Net." Fajar menarik tangan Neta untuk menjauh dari Jo dan Ndis.
"Kenapa mereka?" Pertanyaan singkat yang Ndis lontarkan untuk Jo.
"Kenapa tadi enggak tanya sendiri aja?" Jo membalas dengan bertanya. Ndis berjalan menuju motornya, menyalakan mesin motor bermaksud meninggalkan tempat itu.
"Mau pulang?" Tanya Jo dari kejauhan. Ndis hanya mengangguk, sebelum dia membawa motornya meninggalkan tempat itu, Ndis melihat ke arah Fajar yang masih berdebat dengan Neta. Drama! Itu yang dipikirkan Ndis.
"Aku anterin, sekalian mau beli bolu gulung di tempat ibu mertua. Sapa tahu dapet gratisan hahahaha." Jenis manusia kurang sajen selanjutnya!
"Bilang aja tujuanmu mau minta roti Jo!" Menatap malas ke arah Jo, Jo malah nyengir kuda.
"Basa-basi itu penting Ndis hahaha!"
Ndis dan Jo bergerak meninggalkan tempat tongkrongan mereka, saat tahu kedua sahabatnya sudah pergi dari situ, Fajar berniat menyusul mereka. Tapi, Neta menarik tangan Fajar.
"Sayang.. Meski kamu bilang kita udahan, tapi buatku kita masih sepasang kekasih! Kamu tetep punyaku. Kamu setuju atau enggak, bagiku kamu tetep pacar aku titik." Berucap dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.
"Bangun! Jangan terus-terusan bermimpi!" Fajar menghempaskan tangan Neta.
Neta mendekap tubuh Fajar dari belakang, seakan ketakutan jika Fajar meninggalkannya, Fajar melepas paksa tautan erat tangan Neta yang melingkar di pinggangnya.
"Jangan gini Net!" Ucap Fajar setelah tangan Neta berhasil terlepas dari pinggangnya. Dia malah membuat kekonyolan baru, dia mencium pipi Fajar dengan kilat. Mata Fajar membulat sempurna. Gadis model apa yang sedang ada di hadapanku sekarang ini ya Allah?
Neta bertingkah seperti seorang gadis yang malu-malu setelah sekilas nyosorin pipi Fajar tadi, padahal di mata Fajar Neta sekarang berubah jadi cewek tak tahu malu.
"Aku pernah dengar, cewek itu punya harga diri tinggi. Enggak mau di cap cewek murahan, akan bertindak setelah memikirkan sebab akibatnya dulu tapi, ternyata.. ada cewek yang beda. Kamu! Cewek bar-bar, entah hilang kemana semua rasa malumu, seakan kamu enggak takut jika ada yang memandang negatif sama kamu." Fajar lepas kontrol. Dia sampai mengatakan hal yang membuat Neta meloloskan air mata di pipinya.
"Lalu salah siapa aku sampai seperti ini? Salah siapa? Kamu pikir dengan semua lelaki aku lakuin hal itu? Karena kamu aku melakukan semua kegilaan ini!! Kamu punya mata, kamu punya hati tapi enggak kamu pakai! Kamu enggak pernah mau lihat aku, lalu semua masih salah ku? Aku yang salah? Jika aku bisa memilih jatuhnya hati ini kepada siapa, aku enggak akan milih kamu!! Cowok yang jelas-jelas enggak pernah peduli dengan apapun yang aku lakuin untuk kamu. Kamu kira enggak sakit jadi aku?? Semua cewek punya harga diri, tapi aku buang itu semua demi kamu.. Hanya kamu.. Tapi tetap saja aku yang salah! Aku yang salah di matamu..."
Neta histeris dengan semua ungkapan rasa yang dia sampaikan kepada Fajar. Fajar diam.
"Maaf.. Aku hanya enggak suka kamu main fisik kayak tadi Net. Mencium, memeluk atau.. memberi tanda seperti kemarin.. Aku enggak suka itu." Fajar berucap pelan. Memberi pengertian jika perbuatan Neta justru membuat Fajar ilfeel.
"Aku enggak akan kayak gitu lagi.. Aku janji, asal kamu enggak ninggalin aku.. Aku mau kamu yang.. Aku butuh kamu." Oh my....
Sekali lagi, Fajar diam. Otaknya mencerna apa yang Neta inginkan,
"Aku enggak yakin Net.. Di sini enggak ada kamu. Aku minta maaf." Fajar menunjukan dada kirinya.
"Kita bisa memulai dari awal yang.. Aku akan jadi apapun yang kamu mau, aku akan lakuin apapun yang kamu minta, kita bisa mulai dari awal.. Aku sayang kamu yang." Berusaha membuat Fajar goyah dengan keputusan yang baru dibuat.
"Net.." Fajar memejamkan mata. Rasa kasihan itu ada, tapi saat dia hirup nafas dalam sekilas bayangan Ndis ada di sana.
"Maaf Net.. Aku enggak bisa.. Kita bisa jadi teman, sahabat atau hubungan apapun sebutannya. Tapi enggak dengan pacar."
Mantap mengatakan hal itu, Fajar langsung meninggalkan Neta dengan segudang nestapa. Neta menatap kepergian cowok pujaan hatinya dengan mata memerah, sudah dipastikan dia emosi saat ini.
Sial_an!! Udah jadi cewek baik pun kamu enggak mau lirik aku!! Jangan salahin aku jika temenmu merasakan berkali-kali lipat rasa malu ini!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
🍊 NUuyz Leonal
kan kan dendam nih pasti si Neta yang bakal jadi sasaran nya pasti gendis
2023-12-01
1
ᵃᵏᵃⁿᵍ ˢᵘᵈᵃʳᵗᵃ 𝐙⃝🦜
pikiran mu sblum macarin si neta dmn hadeh ksian psti si ndis lg yg jd korbannya 🤦🏾♂
2022-11-15
3
Iriin alf
dada kiri jantung, dada kanan hati
2022-10-14
1