Bab 5. Kang Drama

Fajar tahu ini akan sulit untuk mereka berdua. Tapi, mau bagaimana lagi, semua sudah terlanjur. Apa yang dia ucapkan enggak mungkin dia tarik lagi. Lelaki itu anunya yang dipegang! Bukan begitu pemirsa?

"Kamu sih cari penyakit, udah dibilangin cari jalan lain bikin Neta enggak ganggu Ndis lagi, eh kamu malah pilih jalur kilat, macarin sidat sawah itu. Ish ish ish... tak patut!" Jo sok tua.

"Mbuh lah Jo, kamu bikin aku makin mumet!" Fajar mengambil ponselnya yang bergetar tiada henti.

"Huuuft.." Jo melirik ke arah Fajar yang tanpa memperdulikan ponselnya malah langsung mematikannya lagi.

"Siapa?" Jo bertanya meski tahu siapa yang menghubungi Fajar.

"Titisan Medusa!" Mendengar Fajar mengatai pacarnya sendiri dengan sebutan Medusa, Jo malah ngakak. Ini hiburan banget sih.

Jo bukannya prihatin sama perselisihan antara kedua sahabatnya malah seperti menikmati hiburan baru yang dia dapat dari status Fajar dan Neta saat ini.

"Kenapa dimatiin teleponnya? Kan asik punya ayang bau hahaha!" Masih saja asyik menggoda Fajar.

"Enggak penting Jo, biarin aja."

"Jo.. Kamu tahu kan aku sekarang sama Neta, mungkin bakal jarang ngumpul sama kamu dan Ndis. Jo, jangan bikin Ndis kecewa kayak yang aku lakukan sekarang ini ya. Aku coba bujuk Ndis, coba jelasin ke dia, kalau aku lakuin ini enggak bawa-bawa hati. Tapi, dia enggak mau tahu. Jadi, dari pada setiap ketemu bikin dia marah dan makin sakit hati sama aku, aku putusin menjauh aja." Lanjut Fajar.

Jo mengerutkan keningnya, menangkap apa yang Fajar ucapkan barusan.

"Ini nih kebodohan keduamu! Makanya kalau pagi biasain sarapan! Biar otakmu itu berfungsi, bodoh ya bodoh tapi jangan dikembang biakan gitu! Nemen reti ra kowe ki! (parah tahu enggak kamu itu!)"

"Kita sama-sama dari kecil, enggak tahu kamu anggep aku sama Ndis ini apamu tapi bagi ku, bagi Ndis juga.. kamu adalah kakak buat kami. Meski kadang otakmu sama kelakuanmu enggak mencerminkan figur kakak ya! Masalah sepele kamu jadiin gede kayak gini karena kamu yang malas berbagi cerita sama kita. Apa ya.. Mungkin kamu mikir semua bisa kamu atasi sendiri, tapi nyatanya apa?"

"Gini ya.. Ini aku mau komentar soal kamu mau menjauh tadi, apa itu solusi? Apa dengan menjauh Ndis bakal terima keputusanmu macarin Neta? Atau sebaliknya, dia bakal mikir kamu lebih milih Neta dibandingkan dia! Come on brother, waraslah! Apa tonjolan dada dan bokong sidat sawah udah butain matamu hmm?" Panjang lebar Jo berpidato. Berusaha membuka mata Fajar jika sebenarnya keputusan macarin Neta itu fix udah salah kaprah!

"Aku kudu piye Jo?" Pertanyaan orang-orang frustasi.

"Ya kamu biasa aja.. Kamu milih pacaran sama Neta, ya jalanin statusmu sebagai pacar dia. Inget Jar.. Jangan main-main sama hati, nanti kamu kualat! Enggak perlu menjauh dari aku sama Ndis, tunjukin sikap biasa aja waktu kita ngumpul. Enggak usah bahas Neta di depan dia, selalu ajak Ndis ngobrol, asal jangan nyinggung soal statusmu! Cewek itu punya insting kepekaan tinggi Jar, kamu harus tahu itu!" Entah suhu mana yang menularkan kepintaran untuk Jo. Dia bisa bikin Fajar diam tanpa kata saat ini.

"Aku mau tanya Jar, kamu sadar enggak waktu ambil keputusan macarin Neta, bakal ada dua hati yang terluka nantinya! Yang pertama pasti Ndis, yang kedua ya si sidat. Sejahat-jahatnya sidat dia tetep perempuan, ajur rek kamu mainin gitu. Aku mending jomblo dari pada bikin anak orang nangis karena aku" Kembali membuat Fajar diam.

Semua omongan Jo benar, dia terlalu naif saat mengambil keputusan ini. Baru dua hari jadian aja udah bikin geger kayak gini.

"Hidupmu kebanyakan mikir hal yang enggak perlu tahu enggak! Semakin kamu mikir semakin kamu pusing dan bingung mau ngapain, mending slow aja! Itulah sebabnya otak manusia diletakan di kepala, punya tempat paling tinggi Jar, agar anak cucu nabi Adam itu mikir dulu sebelum bertindak! Mata dan telinga diposisikan lebih dahulu dari pada mulut agar kamu bisa melihat dan mendengar apa yang terjadi di sekitarmu baru bicara untuk mengomentari apa yang terjadi! Aaah udah lah.. Kamu pasti tahu apa maksudku brother." Sambil menepuk pundak Fajar.

Fajar mengangguk. Tetap diam tanpa bicara, barulah dia memutuskan untuk meninggalkan rumah Jo, dia berniat menemui Neta. Mau ngapain kira-kira? Entahlah.. Hanya dia dan yang nulis aja yang tahu!

Cukup lama dia mengendarai motor, sampai akhirnya dia tiba di sebuah taman yang sudah mulai ramai karena udah memasuki waktu sore. Banyak yang menjadikan tempat itu untuk ngumpul bersama pasangan, keluarga, atau teman karena emang enggak punya pasangan untuk diajak ke sana.

"Sayaaaaang... Sayaaang aku kangen!" Teriak Neta menyambut Fajar dengan senyum mengembang. Enggak peduli banyak pasang mata yang memperhatikan kehebohan yang baru saja Neta ciptakan. Asal dia bisa mengekspresikan apa yang dia rasakan pada kekasihnya, dia enggak perlu memperdulikan apa kata orang!

"Net aku mau ngomong," Fajar melihat Neta dengan pandangan mata elangnya.

"Ngomong apa? Mau bilang kangen sama aku juga? Iya kan yang.. Iya kan?? Kamu manis banget,," Tangan Neta menyentuh pipi Fajar gemas. Tapi, langsung ditepis oleh Fajar. Meski agak kaget tapi, senyum tetap terpasang di wajah Neta. Ingin menunjukan pada semua orang kalau dia bahagia!

"Kita udahan aja. Aku enggak bisa nipu perasaanku sendiri, aku enggak ada rasa sama sekali sama kamu Net." Ucapan tegas Fajar langsung menghilangkan senyum di wajah Neta.

"Apa? Enggak aku enggak denger... Aku enggak denger apapun! Sayang kamu tadi minta aku ke sini karena kangen sama aku kan? Iya kan sayang?" Neta dengar. Apapun yang Fajar omongin tadi dia jelas-jelas mendengarnya tapi, hatinya menolak pemutusan hubungan yang baru terjalin dua hari itu. Enggak.. Neta jelas enggak terima!

Sekian lama Neta nguber-nguber Fajar, kemanapun Fajar pergi, apapun kegiatan Fajar, Neta selalu ingin terlihat di mata cowok itu. Meski dia harus selalu cari masalah dengan Ndis yang sebenarnya alasan dari itu semua karena Neta iri dengan keakraban yang terjalin bertahun-tahun antara Ndis dan Fajar. Dia tetap enggak peduli! Asal bisa bertemu, menyapa, atau minimal mendapat balasan senyum dari Fajar itu udah bikin dia jingkrak-jingkrak kegirangan.

Dan setelah semuanya, apa dia mau begitu aja membiarkan Fajar lepas dari tangannya? Enggak! Tentu aja enggak, Neta enggak mau semua ini berakhir begitu cepat.

"Net.. Kita bisa jadi temen aja, atau kalau kamu mau kita bisa jalin hubungan kakak adik.. Net, aku enggak bisa maksain hati." Membujuk agar Neta mau mengerti.

"Sayang tahu enggak.. Udah lama aku suka sama kamu, bertahun-tahun.. Apa yang kurang dari aku? Aku enggak mau kamu pergi, aku harus apa biar kamu enggak ninggalin aku? Aku harus apa?" Neta mengeluarkan rayuannya, ingin menarik simpati Fajar agar tetap bersama dengannya. Trik cewek lemah yang teraniaya dia lakukan di sini, dia menangis terisak sekarang.

"Kamu enggak harus lakuin apapun, karena ujungnya kita memang enggak bisa sama-sama." Ucapan Fajar membuat tangisan Neta makin menjadi. Orang-orang di sekitar taman makin menjadikan Neta dan Fajar obyek tontonan mereka. Itulah yang Neta inginkan, mencari simpati publik!

"Aku enggak mau yang.. Aku enggak mau pisah sama kamu, lalu gimana nanti sama aku ke depannya? Aku udah ngasih apa yang kamu minta.. Semua! Aku udah ngasih semua yang aku punya buat kamu yang.. Kamu enggak boleh ninggalin aku!" Makin enggak waras ternyata gadis ini. Mungkin selain pandai membuat orang lain murka, keahlian Neta yang lain adalah bermain drama. Jelas di sini orang-orang langsung memandang dengan pandangan simpati kepada dirinya.

Terpopuler

Comments

🍊 NUuyz Leonal

🍊 NUuyz Leonal

aku kira cuma Vera sama Selvi yang suka bikin kesel ternyata di sini juga masih ada satu ya

2023-12-01

1

🍊 NUuyz Leonal

🍊 NUuyz Leonal

wah Jo kamu dapet wangsit dari mana langsung berubah cerdas dn bijak seperti ini

2023-12-01

1

🍊 NUuyz Leonal

🍊 NUuyz Leonal

anunya apa ini 🤔🤔

2023-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Gendis
2 Bab 2. Terserah!
3 Bab 3. Tanda Apa?
4 Bab 4. Guru Jutek
5 Bab 5. Kang Drama
6 Bab 6. Tak Mau Pisah
7 Bab 7. Aku Yang Salah?
8 Bab 8. Bukan Jodohnya
9 Bab 9. Kejutan
10 Bab 10. Pendekatan
11 Bab 11. Siap Menunggu
12 Bab 12. Jawaban
13 Bab 13. Bertemu Lagi
14 Bab 14. Kamu Cemburu?
15 Bab 15. Kamu Cemburu? (Lagi)
16 Bab 16. Bimbang
17 Bab 17. Saran Teman
18 Bab 18. Bukan Menjauhi
19 Bab 19. Cuitan Neta
20 Bab 20. Minta Maaf
21 Bab 21. Usaha Mengambil Hati
22 Bab 22. Tersulut Emosi
23 Bab 23. Belajar Dari Suhu
24 Bab 24. Reuni Somvlak
25 Bab 25. Membaik
26 Bab 26. Penampilan yang sia-sia
27 Bab 27. Siapa Rama?
28 Bab 28. Kehangatan Keluarga
29 Bab 29. Maunya Kamu
30 Bab 30. Bukan Meninggalkan
31 Bab 31. Pergi Untuk Kembali
32 Bab 32. Kekesalan Neta
33 Bab 33. Antara Calon Dokter dan Guru
34 Bab 34. Kiblat Hati
35 Bab 35. Kecelakaan
36 Bab 36. Detektif Bagas dan Lintang
37 Bab 37. Curhat
38 Bab 38. Duo Gaje
39 Bab 39. Ceritaku
40 Bab 40. Hujan
41 Bab 41. Hujan 2
42 Bab 42. Terungkap
43 Bab 43. Kemesraan
44 Bab 44. Kangen?
45 Bab 45. Salah Info
46 Bab 46. Semua Orang Menyebalkan!
47 Bab 47. Kagum
48 Bab 48. Sakit
49 Bab 49. Sakit 2
50 Bab 50. Gegana
51 Bab 51. Obrolan Pagi
52 Bab 52. Keributan
53 Bab 53. Curhat
54 Bab 54. Menemui Fajar
55 Bab 55. Pembuktian
56 Bab 56. Gagal Karena Dia
57 Bab 57. Belum Dijawab
58 Bab 58. Rintik Hujan
59 Bab 59. Patah
60 Bab 60. Rahasia Dewa
61 Bab 61. Jawaban
62 Bab 62. Mangats Jar!
63 Bab 63. Part Neta
64 Bab 64. Part Neta Lagi
65 Bab 65. Ngedate
66 Bab 66. Bukan Bucin
67 Bab 67. Kepulangan Meica
68 Bab 68. Ras Terkuat Di Muka Bumi
69 Bab 69. Bertemu Mantan
70 Bab 70. Dibela Pacar?
71 Bab 71. Aku salah?
72 Bab 72. Bantu Aku Melupakannya
73 Bab 73. Gelisah
74 Bab 74. Bertemu Jo
75 Bab 75. Kedatangan Lampir
76 Bab 76. Neta Lagi!
77 Bab 77. Udah Punya Pacar?
78 Bab 78. Bertemu Dia Lagi
79 Bab 79. Gejolak Rasa
80 Bab 80. Kunjungan Pertama Kali
81 Bab 81. Kapel Bucin
82 Bab 82. Keluarga Jo
83 Bab 83. Resmi Jadi Dokter
84 Bab 84. Kejutan Untukmu
85 Bab 85. Ngambek
86 Bab 86. Masih Kapel Bucin
87 Bab 87. Ngumpul
88 Bab 88. Cerita Rama
89 Bab 89. Menuju Halal
90 Bab 90. Terjebak Hujan
91 Bab 91. Kecelakaan
92 Bab 92. Kritis
93 Bab 93. Berselimut Kesedihan
94 Bab 94. Duka
95 Bab 95. Sedih
96 Bab 96. Putus?
97 Bab 97. Pendapat Sahabat
98 Bab 98. Kesal
99 Bab 99. Berakhir?
100 Bab 100. Usaha Fajar
101 Bab 101. Awal Kejutan
102 Bab 102. Proses Perubahan
103 Bab 103. Ulang tahun
104 Bab 104. Ujian Untuk Neta
105 Bab 105. Rencana Fajar
106 Bab 106. Harinya Jo
107 Bab 107. Pertemuan
108 108. Tunangan
109 109. Kebenaran
110 Bab 110. Sehari bersama Rama
111 Bab 111. Hari Istimewa
112 Bab 112. Menuju Akhir
113 Bab 113. Malamnya Mereka
114 Bab 114. Angel!! Selesai
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab 1. Gendis
2
Bab 2. Terserah!
3
Bab 3. Tanda Apa?
4
Bab 4. Guru Jutek
5
Bab 5. Kang Drama
6
Bab 6. Tak Mau Pisah
7
Bab 7. Aku Yang Salah?
8
Bab 8. Bukan Jodohnya
9
Bab 9. Kejutan
10
Bab 10. Pendekatan
11
Bab 11. Siap Menunggu
12
Bab 12. Jawaban
13
Bab 13. Bertemu Lagi
14
Bab 14. Kamu Cemburu?
15
Bab 15. Kamu Cemburu? (Lagi)
16
Bab 16. Bimbang
17
Bab 17. Saran Teman
18
Bab 18. Bukan Menjauhi
19
Bab 19. Cuitan Neta
20
Bab 20. Minta Maaf
21
Bab 21. Usaha Mengambil Hati
22
Bab 22. Tersulut Emosi
23
Bab 23. Belajar Dari Suhu
24
Bab 24. Reuni Somvlak
25
Bab 25. Membaik
26
Bab 26. Penampilan yang sia-sia
27
Bab 27. Siapa Rama?
28
Bab 28. Kehangatan Keluarga
29
Bab 29. Maunya Kamu
30
Bab 30. Bukan Meninggalkan
31
Bab 31. Pergi Untuk Kembali
32
Bab 32. Kekesalan Neta
33
Bab 33. Antara Calon Dokter dan Guru
34
Bab 34. Kiblat Hati
35
Bab 35. Kecelakaan
36
Bab 36. Detektif Bagas dan Lintang
37
Bab 37. Curhat
38
Bab 38. Duo Gaje
39
Bab 39. Ceritaku
40
Bab 40. Hujan
41
Bab 41. Hujan 2
42
Bab 42. Terungkap
43
Bab 43. Kemesraan
44
Bab 44. Kangen?
45
Bab 45. Salah Info
46
Bab 46. Semua Orang Menyebalkan!
47
Bab 47. Kagum
48
Bab 48. Sakit
49
Bab 49. Sakit 2
50
Bab 50. Gegana
51
Bab 51. Obrolan Pagi
52
Bab 52. Keributan
53
Bab 53. Curhat
54
Bab 54. Menemui Fajar
55
Bab 55. Pembuktian
56
Bab 56. Gagal Karena Dia
57
Bab 57. Belum Dijawab
58
Bab 58. Rintik Hujan
59
Bab 59. Patah
60
Bab 60. Rahasia Dewa
61
Bab 61. Jawaban
62
Bab 62. Mangats Jar!
63
Bab 63. Part Neta
64
Bab 64. Part Neta Lagi
65
Bab 65. Ngedate
66
Bab 66. Bukan Bucin
67
Bab 67. Kepulangan Meica
68
Bab 68. Ras Terkuat Di Muka Bumi
69
Bab 69. Bertemu Mantan
70
Bab 70. Dibela Pacar?
71
Bab 71. Aku salah?
72
Bab 72. Bantu Aku Melupakannya
73
Bab 73. Gelisah
74
Bab 74. Bertemu Jo
75
Bab 75. Kedatangan Lampir
76
Bab 76. Neta Lagi!
77
Bab 77. Udah Punya Pacar?
78
Bab 78. Bertemu Dia Lagi
79
Bab 79. Gejolak Rasa
80
Bab 80. Kunjungan Pertama Kali
81
Bab 81. Kapel Bucin
82
Bab 82. Keluarga Jo
83
Bab 83. Resmi Jadi Dokter
84
Bab 84. Kejutan Untukmu
85
Bab 85. Ngambek
86
Bab 86. Masih Kapel Bucin
87
Bab 87. Ngumpul
88
Bab 88. Cerita Rama
89
Bab 89. Menuju Halal
90
Bab 90. Terjebak Hujan
91
Bab 91. Kecelakaan
92
Bab 92. Kritis
93
Bab 93. Berselimut Kesedihan
94
Bab 94. Duka
95
Bab 95. Sedih
96
Bab 96. Putus?
97
Bab 97. Pendapat Sahabat
98
Bab 98. Kesal
99
Bab 99. Berakhir?
100
Bab 100. Usaha Fajar
101
Bab 101. Awal Kejutan
102
Bab 102. Proses Perubahan
103
Bab 103. Ulang tahun
104
Bab 104. Ujian Untuk Neta
105
Bab 105. Rencana Fajar
106
Bab 106. Harinya Jo
107
Bab 107. Pertemuan
108
108. Tunangan
109
109. Kebenaran
110
Bab 110. Sehari bersama Rama
111
Bab 111. Hari Istimewa
112
Bab 112. Menuju Akhir
113
Bab 113. Malamnya Mereka
114
Bab 114. Angel!! Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!