Pembalasan Sang Pelakor

Pembalasan Sang Pelakor

Asal Mula

Napas seorang wanita muda tercekat kala mendengar sepasang lelaki dan perempuan tengah merencanakan sebuah rencana pembunuhan terhadap dirinya. Tubuh wanita itu gemetar hebat disertai bulir keringat yang menetes di kening dan pelipis. Telapak tangannya terasa dingin dan lembab, ditambah degup jantung yang memompa lebih cepat dari biasanya.

"Mereka ... merencanakan pembunuhan terhadapku?" gumamnya lirih. Ia menutup mulutnya menggunakan telapak tangan. Tak percaya dengan apa yang didengar olehnya barusan.

Tanpa sadar, mengulurkan tangan ke udara dan mengusap permukaan perut yang terlihat masih rata. "Tidak ... mereka tidak boleh membunuhku dan bayi ini. Ya ... aku harus kabur sebelum mereka berhasil membunuhku," ucapnya lagi setelah sadar dari keterkejutannya. Bertekad melarikan diri agar kedua orang itu tak berhasil menjalankan rencana busuk yang telah disusunya secara apik.

Wanita itu mundur secara perlahan, mengatur agar suara langkah tak menggema memenuhi penjuru ruangan dan menyebabkan kedua orang di depan sana menyadari kehadirannya. Akan tetapi, usahanya itu tetap sia-sia ketika tanpa sengaja ujung sikunya menyenggol vas bunga yang ada di atas meja.

Prang!

"Kurasa ada seseorang yang tengah menguping. Ayo, kita cari tahu siapa orang itu! Jangan sampai dia membocorkan rahasia ini sebelum tujuan kita berhasil." Tanpa membuang waktu, wanita berambut sebahu keluar dari ruangan yang pintunya tak tertutup rapat disusul kekasihnya mengekori di belakang.

"Sial! Pantas saja orang itu bisa menguping, rupanya pintu ini tidak tertutup rapat!" gerutunya kala menyadari daun pintu berwarna coklat itu tak tertutup rapat.

Terus berlari mengejar seseorang yang telah menguping pembicaraan rahasia antara dirinya dan sang kekasih. Melewati setiap lorong gedung perkantoran hingga netra wanita itu dapat melihat seorang wanita muda berlari menuju pintu lift. Mengerahkan segala kemampuan untuk mengejar, tetapi sayang benda persegi terbuat dari besi itu terlanjut tertutup dan mulai membawa seseorang itu turun menuju lantai parkiran basement.

Suasana gedung perkantoran yang sepi, karena para karyawan telah selesai bekerja sehingga tak ada satu orang pun tahu jika nyawa seorang wanita muda tengah terancam.

"Sialan! Sebaiknya kita gunakan tangga darurat, sebelum dia kabur!" seru sang lelaki berpenampilan keren dengan tubuh kekar dan berparas tampan seperti Dewa Yunani saat tangannya terus menekan tombol lift tetapi pintu lift tak mau terbuka.

"Baby, tunggu!" Sang lelaki berteriak, meminta wanita muda itu untuk berhenti. Namun, wanita itu terus berlari menuju parkiran basement.

Terjadi aksi kejar-kejaran antara dua mobil mewah itu di jalanan yang terlihat lenggang. Beberapa kali bunyi klakson terdengar saat mobil yang dikendarai si wanita muda itu menyalip kendaraan roda empat di depannya tanpa memberikan sinyal terlebih dulu.

"Cepat, kejar! Jangan sampai dia kabur!" pekik seorang wanita yang duduk di sebelah kursi kemudi.

Lelaki itu menganggukan kepala sebagai respon atas perintah kekasihnya. Lantas, ia menginjak pedal gas sehingga kendaraan mewah yang dibanderol berharga ratusan juta rupiah memecah jalanan tol ibu kota.

Saat tiba di sebuah jalanan sepi terletak di pinggiran kota Bandung, wanita muda itu turun dari mobil karena bahan bakar kendaraan miliknya habis akibat terus melaju, menghindari kejaran orang-orang jahat itu. Dengan sangat terpaksa, ia berlari menyusuri keheningan hutan belantara yang jarang terjamah oleh siapa pun.

"Baby, berhenti! Sebaiknya kamu kembali, kita bicarakan masalah ini baik-baik." Lelaki itu berteriak kencang sambil mengejar wanita muda yang tak lain adalah istrinya.

"Tidak mau! Sampai kapan pun, aku tidak akan mau kembali padamu!" balas wanita muda itu. Napasnya tersengal-sengal, merasakan dadanya terasa sesak.

Ia hampir kehabisan oksigen karena terus berlari tanpa henti. Ditambah kondisi tengah berbadan dua, membuatnya mudah terasa lelah. Berharap terlepas dari kejaran suami dan kekasih gelap sang suami, meski tahu harapan itu minim. Tapi setidaknya ia sudah berusaha terlepas dari orang-orang jahat itu.

"Dasar wanita sinting! Usahamu hanya sia-sia, karena pada akhirnya kamu pun akan mati ditangan kami. Jadi, sebaiknya kamu kembali. Kita bicarakan baik-baik. Siapa tahu kamu bisa bebas setelah ada kesepakatan di antara kita berdua." Kekasih gelas dari suami wanita itu ikut membuka suara, membujuk agar aksi kejar-kejaran ini terhenti.

Sejujurnya ia sudah kelelahan karena terus memburu wanita muda itu. Cuaca semakin gelap, ditambah suasana sepi mencekam membuatnya sedikit ketakutan berada di dalam hutan yang jarang terjamah oleh siapa pun.

"Omong kosong! Aku tahu isi kepalamu apa! Kamu itu wanita licik yang tidak mempunyai hati nurani!"

Tidak terima dikatai licik, wanita berambut sebahu itu berkata. "Jal*ng! Awas kamu ya, aku beri pelajaran kalau sudah tertangkap!"

Wanita muda yang dipanggil baby, oleh sang suami menghentikan langkah kala melihat di depan sana sebuah sungai dengan aliran deras menghambat langkahnya untuk bisa melarikan diri dari sepasang kekasih jahat itu. Ia membalikan badan, namun rupanya di hadapan wanita itu sudah berdiri dua sosok manusia berhati iblis yang berniat mencelakainya.

"Kemarilah, Baby. Ayo sini, ikut pulang bersamaku. Kasihan anak kita bila kamu terus berlari menghindariku."

Wanita muda itu menggelengkan kepala dengan cepat seraya berkata, "Tidak mau, Mas! Aku sudah tidak percaya lagi padamu. Kamu dan wanita itu bekerjasama ingin melenyapkanku dari muka bumi ini. Padahal aku ini istrimu, tetapi mengapa kamu tega melakukan itu padaku?" Bibirnya gemetar ketika mengucapkan kalimat itu. Jantungnya terasa seperti ditikam oleh sebilah pisau, menancap hingga menembus ke sumsung tulang yang terdalam.

Lelaki yang sangat dicintai oleh wanita muda itu dengan segenap jiwa dan raga, tega mengkhianatinya. Bermain api dengan sang sekretaris dan berencana melakukan pembunuhan demi merampas harta kekayaan keluarga Wijaya. Ia tak pernah mengira jikalau lelaki yang dinilainya baik, setia dan penuh kasih sayang ternyata menyimpan sebuah rahasia besar dalam hidupnya.

"Heh, seharusnya kamu itu sadar diri, siapa dirimu yang sebenarnya! Tampang pas-pasan, mana selevel jika dibandingkan dengan suamimu ini." Tersenyum mengejek ke arah wanita muda itu. "Kamu dan dia bagai langit dan bumi, sangat jauh berbeda. Suamimu itu tampan, sedangkan kamu?" Tubuh wanita berambut panjang sebahu bergidik, merasa jijik melihat penampilan wanita di hadapannya.

"Kamu itu tidak cantik, bahkan bisa dikatakan sangat jauh dari kesan cantik. Kamu cuma itik buruk rupa, yang bersembunyi di balik semua harta kekayaan milik keluargamu. Jadi, jangan harap suamimu dapat jatuh cinta pada wanita jelek seperti kamu!"

"Asal kamu tahu, suamimu itu menikahimu hanya karena mengincar harta kekayaan keluarga Wijaya bukan karena dia benar-benar tulus mencintaimu. Jadi ... berhentilah merasa kalau dirimu itu sangat berarti di dalam hati kekasihku, karena selamanya dia hanya mencintaiku seorang." Merangkul lengan pria di sebelahnya sambil bergelayut manja, seakan ingin menunjukkan pada wanita muda itu jikalau dirinya lebih segalanya di banding nona muda Wijaya.

"Tidak! Itu tidak mungkin. Suamiku tulus mencintaiku!" pekik histeris nona muda Wijaya. Tak percaya akan semua kata-kata yang terucap dari lidahnya yang tajam setajam silet.

Seringai wanita itu semakin lebar karena sukses membuat nona muda Wijaya terprovokasi. Satu rencananya berjalan lancar, tinggal menjalankan rencana selanjutnya. "Bukan cuma tampang jelek, rupanya otakmu pun tumpul hingga tak dapat melihat bagaimana dirimu di mata kekasihku ini. Kamu ... cuma digunakan sebagai mesin ATM yang 'kan dikeruk uangnya setiap hari hingga seluruh harta kekayaan keluargamu habis tak bersisa."

"Tidak, kamu pasti bohong! Suamiku tulus mencintaiku. Kamu ... cuma ingin mengadu domba antara aku dan suamiku saja, 'kan?"

"Dasar iblis! Pelakor! Tidak tahu malu!" terus memaki kekasih gelap sang suami.

Suara tawa melengking menggema ke sekitar hingga membuat beberapa burung terbang, mencari tempat persembunyian lain. Insting mereka mengatakan kalau tempat ini bukanlah tempat peristirahatan yang cocok bagi mereka kawanan hewan bersayup tersebut.

"Bodoh! Benar-benar, bodoh!" Wanita berambut pendek itu melepaskan rangkulan tangan dari sang kekasih. Melangkah maju secara perlahan, sambil menatap tajam ke arah depan. "Kamu pikir, ucapanku ini hanya isapan jempol biasa. Begitu?"

Menggerakan jari telunjuk ke depan sambil berkata, "No ... no ... no ... aku berkata serius, Nona. Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku. Aku ... bersungguh-sungguh. Suamimu itu ... tidak pernah mencintaimu."

Melihat wanita berambut panjang itu melangkah maju, maka di saat bersamaan, nona muda Wijaya mundur ke belakang. Perasaan cemas bercampur takut karena wanita gila itu terus mendekatinya. Ia takut jikalau malam ini dirinya akan pergi menyusul mendiang ayahnya yang baru saja meninggal dua bulan lalu.

Kalau itu terjadi, bagaimana dengan nasib dirinya dan juga bayi dalam kandungannya? Mungkinkah ia masih dapat membesarkan anaknya setelah kejadian hari ini? Ataukah ia harus kehilangan bayi itu untuk selama-lamanya?

.

.

.

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

lhah .. kan tadi udah denger sendiri kalo suami dan pelakor itu punya rencana ngebunuh ... koq masih bilang tulus mencintai ????? 🤔🤔🤔

2023-02-10

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

dedemit dj4l4ng !! jadi pelakor koq bangga .... 🤮

2023-02-10

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

owalaaa ... ini suami pengkhianat dan pelakor dj4l4ng yg lagi ngejar2 dan punya rencana mau bunuh istri sah ? 😡😡😡

biar tampan dan cantik tapi kalo satu pengkhianat dan satu dj4l4ng ... tetep aja bau busuk ...

2023-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 Asal Mula
2 Let's Enjoy The Show!
3 Dasar Pelakor!
4 Pasangan Tukang Selingkuh
5 Kedatangan Alvin Smith
6 Rencana Balas Dendam dan Kedatangan Target
7 Sean Anderson
8 Mengunjungi Kantor Anderson Grup
9 Pertemuan Pertama
10 Beberapa Point Penting
11 Ancaman Karin
12 Mommy, Help Me!
13 Bunga Tidur
14 Hanya Sebatas Rekan Kerja
15 Kejutan untuk Sean
16 Xena Humaira Anderson
17 Gadis Kecil Bermata Hazel
18 Tamu Penting Sang CEO
19 Satu Langkah Menuju Kemenangan
20 Please Touch Me, Sean!
21 Lupakan Sabrina, dan Terima Aku Sebagai Istrimu
22 Maafkan Aku, Clarissa
23 Peluang Emas
24 Kedatangan Clarissa di Kediaman Anderson
25 Seperti Keluarga Bahagia
26 Who Is The Winner?
27 Selamat Malam, Tuan
28 Godaan Sang Sekretaris
29 Hanya Sebatas Rekan Kerja
30 Bukit Panorama, Kota M
31 Menjadi Ibu di Usia Muda
32 Permainan Seru Segera Dimulai
33 Pentas Seni Kasih Ibu Kindergarden School
34 Buket Snack Warna Merah Jambu
35 Akeno Japanase Restauran
36 Memilih Gaun untuk Clarissa
37 Wedding Anniversary
38 Jebakan Karin
39 Jangan Kecewakan Saya
40 Dua Hati Melebur Menjadi Satu
41 Rencana Pernikahan
42 Thank You My Wife
43 Pengantin Baru
44 Sayang Daddy dan Mommy
45 Kecemburuan Sean
46 Aroma Parfum Seseorang
47 Everthing Is Gonna Be Okay!
48 Mulai Terungkap
49 Persiapan Menyerang Karin
50 Berita Kehamilan Clarissa
51 Sumpah Clarissa
52 Sudah Terbongkar
53 Keputusan Anita
54 Restu untuk Clarissa
55 Mengurus Surat Perceraian
56 Mengorek Informasi Tentang Clarissa
57 Mbul Yang Penurut
58 Bukan Wanita Murahan
59 Keputusan Sidang
60 Cobaan dalam Pernikahan Sean dan Clarissa
61 Rencana Press Conference
62 Suamiku Lebih Tampan dari Siapa pun!
63 Press Conference
64 Menantu Idaman
65 Siapa Sebenarnya Clarissa?
66 Berlayar Menuju Pulau Cinta
67 Senjata Baru untuk Menyerang Clarissa
68 Kedatangan Karin
69 Kisruh Rumah Tangga Sean dan Clarissa
70 Sebuah Kebenaran yang Terungkap
71 Breaking News
72 Membesuk Karin di Penjara
73 Kartu AS Mister White
74 Mengubur Masa Lalu dan Memulai Lembaran Baru
75 Happy Ending
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Asal Mula
2
Let's Enjoy The Show!
3
Dasar Pelakor!
4
Pasangan Tukang Selingkuh
5
Kedatangan Alvin Smith
6
Rencana Balas Dendam dan Kedatangan Target
7
Sean Anderson
8
Mengunjungi Kantor Anderson Grup
9
Pertemuan Pertama
10
Beberapa Point Penting
11
Ancaman Karin
12
Mommy, Help Me!
13
Bunga Tidur
14
Hanya Sebatas Rekan Kerja
15
Kejutan untuk Sean
16
Xena Humaira Anderson
17
Gadis Kecil Bermata Hazel
18
Tamu Penting Sang CEO
19
Satu Langkah Menuju Kemenangan
20
Please Touch Me, Sean!
21
Lupakan Sabrina, dan Terima Aku Sebagai Istrimu
22
Maafkan Aku, Clarissa
23
Peluang Emas
24
Kedatangan Clarissa di Kediaman Anderson
25
Seperti Keluarga Bahagia
26
Who Is The Winner?
27
Selamat Malam, Tuan
28
Godaan Sang Sekretaris
29
Hanya Sebatas Rekan Kerja
30
Bukit Panorama, Kota M
31
Menjadi Ibu di Usia Muda
32
Permainan Seru Segera Dimulai
33
Pentas Seni Kasih Ibu Kindergarden School
34
Buket Snack Warna Merah Jambu
35
Akeno Japanase Restauran
36
Memilih Gaun untuk Clarissa
37
Wedding Anniversary
38
Jebakan Karin
39
Jangan Kecewakan Saya
40
Dua Hati Melebur Menjadi Satu
41
Rencana Pernikahan
42
Thank You My Wife
43
Pengantin Baru
44
Sayang Daddy dan Mommy
45
Kecemburuan Sean
46
Aroma Parfum Seseorang
47
Everthing Is Gonna Be Okay!
48
Mulai Terungkap
49
Persiapan Menyerang Karin
50
Berita Kehamilan Clarissa
51
Sumpah Clarissa
52
Sudah Terbongkar
53
Keputusan Anita
54
Restu untuk Clarissa
55
Mengurus Surat Perceraian
56
Mengorek Informasi Tentang Clarissa
57
Mbul Yang Penurut
58
Bukan Wanita Murahan
59
Keputusan Sidang
60
Cobaan dalam Pernikahan Sean dan Clarissa
61
Rencana Press Conference
62
Suamiku Lebih Tampan dari Siapa pun!
63
Press Conference
64
Menantu Idaman
65
Siapa Sebenarnya Clarissa?
66
Berlayar Menuju Pulau Cinta
67
Senjata Baru untuk Menyerang Clarissa
68
Kedatangan Karin
69
Kisruh Rumah Tangga Sean dan Clarissa
70
Sebuah Kebenaran yang Terungkap
71
Breaking News
72
Membesuk Karin di Penjara
73
Kartu AS Mister White
74
Mengubur Masa Lalu dan Memulai Lembaran Baru
75
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!