Satu minggu kemudian, akhirnya Clarissa sudah mulai bekerja di perusahaan Anderson Grup. Berkat kecerdasan serta attitude yang dimiliki, David Anderson, selaku pemilik perusahaan langsung tertarik saat melihat curriculum vitae milik sang wanita. Terlebih paras yang dimiliki Clarissa begitu menarik perhatian, seakan ada sesuatu di wajah itu hingga membuat tuan besar Anderson menggunakan haknya untuk memilih nona muda Smith untuk bergabung dengan perusahaan. Oleh karena itu, tanpa harus susah payah mengikuti serangkaian tes lainnya, akhirnya Clarissa terpilih 'tuk menjadi sekretaris pribadi Sean, anak kesayangannya.
Tepat pukul tujuh lebih tiga puluh menit, Clarissa sudah tiba di kantor. Ia mengendarai si Merah, mobil sederhana di bawah harga Rp. 200 juta yang dibelikan oleh Alvin Smith demi mempermulus rencana balas dendam kepada sang target utama. Mengenakan blouse warna coklat susu dengan bagian kerah berbentuk V neck dipadu rok span berwarna hitam serta high heels warna senada, menjadikan wanita itu terlihat cantik mempesona. Riasan make up flawless serta rambut yang dimodel braid bun memberikan kesan natural, pekerja keras dan disiplin.
"Permisi, Mbak. Nama saya, Clarissa. Kemarin siang saya diminta HRD untuk datang ke sini dan mulai bekerja sebagai sekretaris dari Tuan Sean Andreson. Kalau boleh tahu, ruangan beliau, ada di mana?" tanya Clarissa pada salah satu resepsionis yang bekerja di balik meja kerja.
Dengan lembut, resepsionis itu menjawab. "Bisa tolong tunjukan bukti email dan kartu identitasnya? Hanya untuk formalitas saja."
Tanpa membantah, Clarissa menyodorkan email serta mengeluarkan KTP dari dalam dompet dan meletakkan kedua benda itu di atas meja. "Silakan Mbak periksa dulu. Itu email balasan dari pihak HRD dan nomor identitas kependudukan saya."
Hanya membutuhkan waktu lima menit, akhirnya Clarissa sudah diperbolehkan naik ke lantai tujuh. Namun, sebelum itu, resepsionis itu memberikan kartu pengenal yang membuktikan bahwa nona muda Smith merupakan salah satu bagian dari Anderson Grup.
"Kamu yang bernama Clarissa?" tanya kepala HRD yang saat itu berada di lantai tujuh. Sengaja menunggu kedatangan Clarissa seraya memperkenalkannya kepada pemimpin perusahaan baru.
"Benar, Nona. Saya Clarissa," jawabnya sopan. Tak lupa ia tersenyum lebar hingga terlihat jelas lesung pipit di kedua sudut bibir.
"Perkenalkan, nama saya, Alana. Ketua HRD, yang memintamu kemarin datang ke sini." Wanita berusia tiga puluh lima tahun mengulurkan tangan ke depan, dan Clarissa menerima uluran tangan itu. "Saya harap, kamu bisa betah bekerja di sini."
"Semoga saja, Nona. Terima kasih karena sudah memberikan kesempatan pada saya untuk bisa bergabung dengan salah satu perusahaan sukses dan sedang menjadi tranding topic di seluruh tanah air."
Alana terkekeh pelan. Dalam hati merasa tersanjung dipuji sedemikian rupa oleh pegawai baru perusahaan. "Ya sudah. Ayo, saya ajak kamu menuju meja kerjamu! Setelah itu, saya perkenalkan kamu dengan asisten dan CEO baru perusahaan."
Sementara itu, di dalam ruangan CEO, Sean baru saja selesai melakukan video call dengan Xena, putrinya dari hasil pernikahan pertama. Untuk pernikahan kedua, ia belum dikaruniai momongan atau mungkin lebih tepatnya pria itu memang tak berniat menambah jumlah anggota baru di keluarga Anderson. Entah kenapa ia masih ragu jikalau Karin adalah istri yang pantas untuk mengandung benih miliknya. Oleh karena itu, ia sengaja tidur terpisah dengan istinya itu.
"Tuan Sean, hari ini akan ada sekretaris baru yang bertugas membantu Anda mengurusi seluruh pekerjaan kantor. Saya sudah meminta bantuan kepala HRD, untuk membawanya datang ke sini," papar Ibrahim, sang asisten.
Sean kembali memasukan telepon genggam miliknya ke dalam laci meja kerja. Tidak ingin konsentrasinya terganggu oleh urusan selain pekerjaan, ia memilih men-silent-kan benda pipih itu dan menyembunyikannya di sebuah tempat yang tak terlihat.
"Saat dia datang, tolong jelaskan padanya apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh saya. Jangan biarkan dia melakukan kesalahan, setelah kamu membeberkan semua aturan yang berlaku saat berada di dekat saya!"
"Bila itu terjadi, segera pecat dia! Karena saya tidak suka bekerjasama dengan orang lalai yang bersembunyi di balik kedok khilaf hanya untuk menutupi kesalahannya. Mengerti?"
Ibrahim menganggukan kepala cepat sambil berkata. "Baik, Tuan. Saya pastikan memberikan penjelasan sejelas-jelasnya kepada wanita itu agar di kemudian hari tak melakukan kesalahan saat sedang bertugas."
Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu yang menandakan bahwa ada seseorang di luar sana. Sean yakin, kalau orang di seberang sana adalah kepala HRD yang membawa pegawai baru untuk dijadikan sekretarisnya selama menjabat sebagai CEO di perusahaan itu.
Dengan suara tegas dan lantang, Sean berkata. "Masuk!"
Wanita di seberang sana meraih handle pintu, kemudian mendorongnya hingga pintu itu terbuka lebar. Berdiri di ambang pintu sambil menundukan wajah.
"Permisi, Tuan. Kedatangan saya ke sini ingin memperkenalkan pegawai baru yang kelak menjadi sekretaris Anda." Lalu, Alana memberikan kode kepada Clarissa untuk ikut masuk ke dalam ruangan.
Ibrahim tersenyum ramah kala melihat wanita cantik yang beberapa hari lalu sempat ia bantu. Merapikan tebaran kertas putih yang berterbangan di lantai. Setelah berhari-hari, akhirnya ia dipertemukan lagi dengan si demplon, Clarissa.
"Selamat pagi, Tuan. Perkenalkan, nama saya, Clarissa Dianti Jenia. Anda bisa memanggil saya dengan nama, Clarissa. Semoga ke depannya kita dapat bekerjasama dengan baik," ucap Clarissa memperkenalkan diri. Tidak ada rasa gugup sedikit pun di dalam hati wanita itu.
Sean yang sedang fokus menatap layar monitor, memutar kursi kebanggannya sehingga kini posisinya berhadapan dengan sang sekretaris. Tampak sedang berpikir, berusaha keras mengingat di mana ia pernah bertemu dengan Clarissa.
Di saat Sean sedang berpikir, suara lembut nan mendayu terdengar memenuhi ruangan. "Kita sudah pernah bertemu sebelumnya, Tuan. Saat tanpa sengaja kita bertabrakan di dekat ruang Raflesia." Clarissa berucap, seakan ia tahu isi kepala bos-nya itu.
Menghunuskan tatapan tajam, sebab Sean kesal pada Clarissa. Kesal karena wanita itu tahu apa yang ada di kepalanya saat ini. Alih-alih menundukan kepala, nona muda Smith malah semakin tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretam gigi putih dan rapi serta tidak lupa, lesung pipinya yang membuat wajah wanita itu semakin cantik
Sean mengalihkan pandangan ke arah lain, tak ingin terlalu menatap pemilik mata almond yang berdiri di seberang sana. "Alana, kamu bisa kembali ke tempat!" titahnya pada kepala HRD. "Ibrahim, tolong kamu jelaskan kepadanya apa saja yang harus dihindari saat dia bekerja di sini."
"Baik, Tuan Sean!" ucap Alana dan Ibrahim hampir bersamaan. Lalu, ketiga orang itu melangkah keluar ruangan secara bersama-sama.
"Nona Clarissa, ada beberapa point penting yang harus saya katakan selama Anda bekerja sebagai sekretaris Tuan Sean. Pertama, dilarang keras mengenakan pakaian, rok, celana ataupun membawa barang berwarna ungu, sebab Bos kita tidak menyukai warna tersebut. Kedua, tidak boleh memainkan telepon genggam saat sedang bekerja, kecuali memang ada keadaan darurat baru diperbolehkan memainkannya. Setiap pukul sebelas siang, Tuan Sean minta dibuatkan avocado coffee dan diantarkan ke ruangannya tepat di angka sebelas tepat."
"Bagaimana, apakah Nona Clarissa keberatan dengan point yang saya katakan tadi?" Ibrahim melirik sekilas ke arah Clarissa, wanita yang sedang berdiri di sebelahnya.
Clarissa menggelengkan kepala sambil menjawab, "Tidak keberatan sama sekali, Tuan. Saya pasti mengingat semua point yang sudah Tuan katakan barusan."
Ibrahim tersenyum lebar, merasa puas dengan jawaban Clarissa. "Baiklah. Mulai hari ini, kita resmi bekerjasama." Mengulurkan tangan ke depan. Uluran tangan itu disambut oleh Clarissa. "Selamat datang dan selamat bergabung dengan Anderson Grup."
"Terima kasih, Tuan Ibrahim. Semoga kita bisa menjadi rekan kerja yang solid," balas Clarissa.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ungu ? ada apa dgn warna ungu ? 🤔
mengingatkan Sean dgn seseorang ?
apakah dgn Neng Gemoy .. yg suka dgn ungu ? 🎵🎶 💜💜 🎶🎵🎶
🤭🤭😁😁
2023-02-11
0
Iyusnia Muhtadin
Apakah Cla istri pertamanya Sean, tapi wajahnya sudah berubah? hmmmn🤔
makiin penasaran
2022-09-14
2
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😊👍🏻
2022-09-13
1