"Aaw!" Tubuh wanita itu oleng. Tumpukan kertas berhamburan di udara.
Sean terkejut melihat seorang wanita tanpa sengaja ditabrak olehnya. Refleks, ia menangkap tubuh sintal sang wanita. Tangan kanan menahan punggung, sementara tangan kiri merengkuh pinggang.
Tak ingin tubuhnya menyentuh lantai, si wanita mengalungkan kedua tangan di leher Sean. Kemudian, bola mata almond memandang dengan tatapan intens pada pemilik mata hazel. Kedua mata saling memandang satu sama lain.
Hamburan kertas putih berjatuhan ke lantai. Namun, sebelum jatuh, kertas-kertas itu menerpa tubuh sepasang pria dan wanita. Seakan ada tangan tak kasat mata menaburkan kertas tersebut layaknya kelopak bunga yang ditaburkan kepada pasangan pengantin baru.
Adengan romantis itu sukses membuat Sean dan si wanita, yang tak lain adalah Clarissa Dianti Jenia menjadi pusat perhatian seluruh orang di dalam perusahaan tersebut. Sebagian orang menatap penuh iri kepada Clarissa karena wanita itu sukses mengalungkan jemari lentiknya di leher solid sang CEO. Namun, ada juga orang yang merasa terhibur karena disuguhkan adegan romantis ala drama Korea. Bedanya, mereka dapat menyaksikan adegan itu secara live.
"Tuan Sean! Tuan, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Ibrahim setelah menyadari kalau calon Bos-nya tengah menjadi menjadi pusat perhatian semua orang.
Sean tampak sedikit linglung. Lantas, ia mengerjapkan mata berkali-kali seraya berdehem guna mengembalikan kembali kesadarannya.
Clarissa celingukan, lalu mengedarkan pandangan ke sekitar tanpa melepaskan jemari tangan yang masih melingkar di pundak Sean. Sadar bahwa semua orang sedang menatapnya, ia menegakkan tubuhnya kembali. Berdiri dengan tegap sambil merapikan setelan kerja berwarna merah muda dengan inner pakaian berwarna hitam.
"Tuan, apakah Anda baik-baik saja? Perlukah kita pergi ke rumah sakit sekarang?" Ibrahim kembali bertanya. Pria itu berdiri tegap di samping badan atasannya.
"Saya baik-baik saja, Pak Ibrahim," sahut Sean singkat.
Kembali teringat akan ucapan David yang meminta dirinya segera datang ke ruang rapat untuk menerima tanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan, menggantikan sang papa meneruskan tongkat kesuksesan Anderson Grup. Bibir Sean yang seksi terbuka, lalu berkata. "Pak Ibrahim, tolong bantu wanita itu mengumpulkan tumpukan kertas yang berserakan. Setelah itu, kamu menyusul ke ruang rapat!"
Mendapat titah dari Sean, Ibrahim menjawab, "Siap, Tuan. Akan saya laksanakan!"
Sebelum meninggalkan tempat, Sean melirik tajam pada sosok wanita yang sedang sibuk mengumpulkan lembaran kertas putih menjadi satu. Memperhatikan Clarissa dengan tatapan yang sulit diartikan. Kemudian, ia mengayunkan kaki menuju ruang Raflesia.
"Nona, maafkan Bos saya ya. Dia tidak sengaja menabrak Anda." Pak Ibrahim menjalankan perintah yang diberikan oleh Sean sebelum pria bermata hazel itu masuk ke dalam ruangan.
Wanita cantik dalam balutan setelan kerja berwarna merah muda mendongakan kepala, kemudian melanjutkan kembali kegiatannya.
"Sudahlah, Pak, tidak perlu dibahas lagi. Toh, saya juga bersalah karena berjalan tidak hati-hati. Saya sibuk mengecek kelengkapan persyaratan untuk melamar pekerjaan hingga tak memperhatikan jalanan di depan," ucap Clarissa. Mengulum senyum di wajah, dan bersikap ramah terhadap Ibrahim. Meskipun ia tak tahu jikalau kelak pria itu 'kan menjadi rekan kerjanya, tetapi wanita muda itu tetap tersenyum dengan tulus saat bertemu dengan orang lain.
Secara perlahan, Clarissa bangkit. Ibrahim menyodorkan sisa kertas yang sempat ia pungut barusan. "Kalau boleh tahu, memangnya Nona melamar pekerjaan di bagian apa?"
"Melamar menjadi sekretaris, Pak. Kebetulan, saya melihat ada lowongan pekerjaan di perusahaan ini. Berhubung sesuai dengan ilmu yang saya kuasai, akhirnya saya mencoba memasukan lamaran. Eh ... tidak tahunya perusahaan menerima lamaran saya dan besok sudah diperbolehkan bekerja," cerita Clarissa panjang lebar.
Ibrahim tersenyum lebar mendengar cerita Clarissa. Hatinya tengah berbahagia, kelak ia dan wanita cantik itu dapat bekerjasama membantu Sean mengurusi pekerjaan.
"Oh begitu. Saya senang kalau Nona akhirnya terpilih menjadi sekretaris di perusahaan ini." Mengulurkan tangan ke depan, mencoba menjabat tangan nona muda Smith yang menyamar sebagai sekretaris di perusahaan milik keluarga Anderson.
Alis Clarissa saling tertaut, menatap bingung ke arah Ibrahim. Namun, ia tetap menerima uluran tangan itu.
"Selamat bergabung dengan Anderson Grup, Nona. Semoga ke depannya kita dapat bekerjasama dengan baik," ucap Ibrahim setelah telapak tangan halus Clarissa menyentuh permukaan tangan miliknya.
Dengan terbata-bata, Clarissa bertanya. "Maksud, Tuan, apa?"
"Saya adalah asisten dari pemimpin perusahaan ini. Kelak Nona dan saya akan bahu membahu membantu atasan kita menyelesaikan urusan pekerjaan." Sang asisten memberikan penjelasan kepada Clarissa mengapa dirinya memberikan ucapan selamat kepada wanita cantik itu.
Senyuman kembali terlukis di wajah Clarissa yang cantik. Hari pertama datang ke perusahaan langsung bertemu dengan seorang pria baik yang kelak menjadi rekan kerjanya selama bekerja di Anderson Grup. Ia merasa beruntung karena Tuhan memberikan kenikmatan yang tak terduga bagi wanita kelahiran dua puluh tiga tahun lalu.
"Terima kasih banyak, Tuan, dan mohon kerjasamanya."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Sean gak gentle ah .... maen tinggal aja ... minimal minta maaf kek ... kan dia yg nabrak ... 🤨
2023-02-11
0
🍭ͪ ͩ📴🍀⃟🐍
nah Clarissa sekarang waktunya kau mencairkan gunung es itu...
Dingin banget kek kutub utara sih Sean...
2022-09-13
1
Lydia
Lanjut Author.... terima kasih 😀👍🏻
2022-09-12
1