Sejenak, dua makhluk cantik itu tertegun saat beradu pandang satu sama lain. Meskipun ini bukan kali pertama bagi Clarissa melihat sosok gadis kecil berambut pirang kecoklatan dengan mata hazel seperti milik Sean, jernih dan indah namun tetap saja membuat hatinya berdesir lembut. Sedangkan Xena, nona muda Anderson terus memandangi iris coklat milik sang sekretaris.
"Mommy!"
Suara itu begitu lembut terdengar. Mata hazel Xena mengerjap dan berkaca-kaca. Jemari mungil itu terlepas dari gandengan Imelda, dan dengan gerakan cepat tubuhnya telah memeluk bagian bawah tubuh Clarissa.
"I really miss you, Mommy!" Gadis itu kembali berucap tanpa melepaskan tangan mungil yang melingkar di pinggang Clarissa. Tinggi badannya hanya sebatas pinggang sehingga ia tak mampu memeluk bagian atas tubuh sang sekretaris.
Clarissa terkesiap beberapa saat ketika Xena memeluknya dengan begitu erat seakan ia takut wanita di hadapannya menghilang begitu saja. Begitu pun dengan Imelda. Baby sitter Xena tampak membulatkan bola mata ketika menyaksikan anak asuhnya segera memeluk wanita asing yang belum pernah ia jumpai sebelumnya.
Akan tetapi, ia segera tersadar setelah mendengar suara bernada ancaman seakan membisiki telinganya. Lantas, ia membawa tubuh Xena dan mundur beberapa langkah ke belakang. "Maafkan kelancangan majikan saya, Nona. Tadi, Nona Xena tidak sengaja melakukan Anda."
Clarissa masih membeku di tempat. Suara lembut itu kembali terngiang di telinganya. Mommy! Satu kata namun mampu membuat perasaan wanita itu campur aduk antara sedih dan bahagia dalam waktu bersamaan. Seandainya saja dulu .... Ah sudahlah. Tidak baik jika terus mengingat masa lalu. Ia tak ingin terlihat lemah dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh orang-orang jahat untuk mencelakainya kedua kali.
Clarissa mendongakan kepala ke atas menghalau agar bulir kristal tak membasahi pipi. Tak lupa ia menarik napas dalam guna mengendalikan diri agar tak terbawa suasana.
Setelah emosi dalam diri dapat dikenalikan, barulah wanita itu berucap. "Tidak masalah, Nona. Saya bisa memakluminya."
Clarissa maju beberapa langkah ke depan. Kemudian berlutut, mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi Xena. "Hai, Sayang!" ucapnya lembut. "Siapa namamu?"
Xena ingin sekali berhambur lagi dalam pelukan, tetapi tangan Imelda menahan tubuhnya sehingga ia tak dapat bergerak. "Namaku, Xena Humaira Anderson, Mommy!"
Lagi dan lagi, sebutan itu kembali meluncur dari bibir Xena. Namun, Imelda segera menegur gadis kecil itu dengan lemah lembut. "Nona Xena, tidak baik memanggil Nona ini dengan sebutan Mommy. Nanti, kalau Tuan Sean dan Nyonya Karin mendengar, Nona pasti mendapat masalah besar. Sebaiknya, panggil Nona ini dengan panggilan Tante."
Xena mendongakan kepala, menatap lekat manik coklat sang baby sitter. Imelda membalas tatapan itu dengan senyuman, seakan memberitahu padanya agar tak melakukan kesalahan kecil yang memicu kemarahan nyonya muda Anderson.
"Nama yang cantik, sama seperti orangnya." Tersenyum hangat pada sosok gadis di hadapannya. Lalu, ia mengulurkan tangan ke depan Xena sambil berkata. "Kenalkan, nama Tante ... adalah Clarissa. Nice to meet you, Sayang."
Tanpa menunggu perintah dari Imelda, Xena menerima uluran tangan Clarissa. "Nice to meet you too, Tante." Kali ini ia menuruti perintah Imelda. Daripada dirinya di kurung di gudang dan tidur bersama para kecoak menjijikan, lebih baik mengesampingkan egonya.
Jemari-jemari kecil itu dengan lembut menyentuh sebelah tangan kanan Clarissa. "Tante Clarissa juga cantik, seperti Mommy-ku. Tapi ... Mommy sekarang ada di Surga, bertemu Tuhan. Kata Daddy, aku disuruh rajin berdo'a agar Mommy bahagia di atas sana."
Hati Clarissa tersentuh mendengar ucapan polos Xena. Di saat anak seusianya bermain bersama ibu kandungnya, gadis kecil itu malah ditinggal pergi untuk selamanya oleh ibunda tercinta. Mendapatkan ibu tiri yang kejam, seakan tak pernah tulus mencintainya.
Clarissa mengelus rambut pirang kecoklatan Xena. Bertatapan dengan Imelda, baby sitter itu tersenyum pilu sambil menyeka cairan di sudut mata.
"Perkataan Daddy-mu memang benar. Nona Xena tidak boleh malas berdo'a. Harus rajin beribadah dan jangan pernah membantah orang tua."
Xena menganggukan kepala cepat. Dengan semangat 45 gadis itu menjawab. "Pasti, Tante. Aku tidak akan malas lagi. Karena aku sayang, Mommy Sabrina!"
"Tante yakin, Mommy-mu pasti bahagia karena memiliki anak baik sepertimu." Entah mendapatkan dorongan dari mana, tiba-tiba saja Clarissa telah memeluk tubuh Xena. Mengusap punggung bocah kecil itu penuh cinta. Aroma khas anak kecil menguar di indera penciumannya. Semerbak harum shampo bayi memberikan ketenangan bagi wanita itu.
"Oh ya, kalau boleh tahu, Mbak ...." ucap Clarissa setelah puas memeluk Xena. Kini, ia dan Imelda serta Xena masih berdiri di depan pintu lift. Membiarkan beberapa karyawan keluar masuk ke dalam benda persegi terbuat dari besi.
"Imelda! Nama saya Imelda, Nona Clarissa," sahut baby sitter Xena cepat.
Clarissa tersenyum hangat. "Ya, maksud saya, Mbak Imelda. Ada keperluan apa datang ke sini?"
"Aku meminta Mbak Imelda datang ke sini karena ingin bertemu dengan Daddy, Tante. Daddy-ku bekerja di sini."
Imelda dibuat gemas atas sikap polos sang majikan. Xena selalu saja membuatnya tersenyum meski tak jarang ia pun dibuat geleng-geleng kepala apabila tantrumnya kambuh.
"Seperti yang dikatakan oleh Nona Xena. Kedatangan kami kesini ingin bertemu dengan Tuan Sean, pemimpin perusahaan ini, Nona. Tadi, saya diarahkan naik lift menuju lantai tujuh, ruang CEO."
Tampak Clarissa menganggukan kepala tanda mengerti mengapa Xena ditemani Imelda ada di kantor tersebut. "Apakah Mbak Imelda sudab mengirimkan pesan kepada Tuan Sean sebelumnya?"
Imelda menggelengkan kepala sembari menjawab, "Belum, Nona. Ingin membuat kejutan, kata Nona Xena." Terkikik pelan ketika membayangkan ekspresi wajah Xena ketika mengucapkan kalimat itu.
Clarissa memandangi Xena dan Imelda bergantian. Tak enak hati kalau meminta mereka pulang ke rumah, namun bila meminta menunggu di kantor merasa kasihan pada Xena. Gadis kecil itu pasti kelelahan selepas pulang sekolah biasanya anak kecil akan tertidur karena beberapa jam mereka bermain, belajar bersama di sekolahan.
"Oh begitu! Namun, sepertinya Nona Xena pasti kecewa karena Tuan Sean tidak ada di ruangan saat ini. Dia sedang menghadiri rapat di luar kantor"
Raut wajah sumringah berubah kelabu. Tak ada lagi senyuman indah terukir di wajah Xena.
"Tapi, kalau Nona Xena ingin tetap bertemu Tuan Sean, Tante akan mengirimkan pesan singkat dan meminta Daddy-mu kembali ke kantor. Bagaimana?"
"Memangnya boleh?" tanya Xena ragu-ragu.
"Tentu! Tante akan mencari alasan agar Daddy-mu kembali ke sini tanpa tahu kalau Nona Xena sedang menunggu di kantor."
"Hore! Hore! Aku mau sekali, Tante!" ujar Xena riang. Ia melompat kegirangan sambil mengangkat kedua tangan ke udara. Poni di dahinya bergerak menggemaskan. "Terima kasih, Tante Clarissa."
Clarissa menggandeng tangan Xena, mengajaknya masuk ke dalam lift. Lantai yang mereka tuju berada di lantai tujuh.
"Maaf telah merepotkan Anda, Nona." Suara Imelda terdengar berbisik ketika pintu lift tertutup dan membawa tubuh mereka naik ke lantai atas. Merasa tidak enak hati karena sudah merepotkan orang lain.
Clarissa menaikan kedua sudut bibir ke atas hingga membentuk garis lengkung bagaikan sebuah busur. "Tidak masalah. Hanya membantu sedikit saja, kenapa harus repot."
"Nanti, kalian langsung masuk saja ke dalam ruang CEO. Apabila Tuan Sean marah karena kamu telah lancang masuk ke dalam tanpa izin darinya, biar aku yang bertanggung jawab."
Refleks, Imelda melirik ke arah Clarissa. Matanya melotot, dalam hatinya berkata. Bagaimana bisa wanita ini begitu berani mengambil resiko kena damprat Tuan Sean. Memangnya dia tidak tahu kalau Bos-nya itu adalah pria berdarah dingin yang dapat melakukan apa saja jika dalam keadaan emosi! Benar-benar cari m*ti!
Clarissa masih menatap lurus ke depan. Ia tahu jikalau saat ini dirinya tengah ditatap oleh Imelda. "Mbak Imelda tenang saja, saya sudah terbiasa menghadapi pria killer seperti Tuan Sean. Yang penting, Mbak temani saja Nona Xena di dalam ruangan. Selebihnya, serahkan pada saya." Tersenyum lebar tanpa menoleh ke samping kiri.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
asiiiikkk .... 💯 buat Neng Gemoy .... 💃💃
2023-02-11
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
naaah ... yg di bab 1 .... yg lagi hamil dikejar-kejar itu sptnya beneran Cla ya .... trakhir kan sampai di hutan ...
belom keliatan niiii benang merah nya ... 🤔
2023-02-11
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Cla kan pake high heels yaa ... trus Xenia yg umur 5 thn bisa peluk pinggang Cla ...
barti Cla yg mungil ..
ato Xenia yg bongsor ...
*perlu yak dibahas ... 😂😂
2023-02-11
0