Ternyata Dia CEO

Ternyata Dia CEO

Dua pengkhianat

Delano tidak bisa menahan dirinya lagi, tangan yang dikepal dengan sangat erat. Mata yang memerah saat melihat apa yang terjadi tepat di hadapannya saat ini, hati yang bergemuruh dan rasa sakit menjadi satu di kala melihat pengkhianatan yang ada. "Brengsek, berani sekali kau mengkhianatiku." Ucapnya dengan nafas yang tidak bisa di kontrol, melayangkan pukulan tepat mendarat di pipi kanan Bram.

Seorang wanita tanpa busana itu menarik selimut menutupi tubuh polosnya, berteriak di saat Delano memukul Bram hingga pria malang itu memar di bagian wajah. "Hentikan, jangan memukulnya lagi." Pekik Tania yang berteriak. 

Delano seakan tuli dan tidak menggubris, dia terus melayangkan pukulan hingga pria itu babak belur. "Sialan, berani sekali kau merebut kekasihku, dasar keparat." Umpat kesalnya. 

Delano sedang mengadakan rapat di sebuah hotel berbintang, menemui koleganya. Dia pria yang cukup terkenal di kota itu, dikenal sebagai pria tangguh dan juga hebat dalam mengelola perusahaan DZ Group. Nama perusahaan yang diambil dari namanya sendiri, Delano Zack. Dia pendiri sekaligus pemimpin di perusahaan itu, perusahaan yang turun temurun dia dapatkan dari sang ayah. Ya, dia masih mempunyai saudara tiri bernama Bram. Hubungan gelap ayahnya dengan wanita lain tak membuat mereka bertengkar ataupun dendam. Dia sangat bahagia dengan kehidupan yang sempurna, mempunyai kakak tiri dan juga sang kekasih yang begitu dia percaya dan hormati. 

Banyak yang iri dengan kehidupannya yang begitu sempurna, hubungannya dengan Bram, kakak tirinya yang juga baik-baik saja. Tapi, semuanya sirna dikala kedua orang yang sangat dia percaya mengkhianatinya dengan sangat kejam. 

Delano yang saat itu menemui kolega dan mencari nama pengunjung di salah satu hotel berbintang tidak sengaja melihat dua orang yang sangat dipercaya sedang bergandengan mesra dan terlihat sangat romantis. Demi memastikan kalau penglihatannya itu tidak salah, diam-diam dia mengikuti dua orang dan membiarkannya orang yang berada di kamar hotel yang sama menghabiskan waktu untuk beberapa menit kedepan, lalu dia segera bertindak dengan menendang pintu kamar hotel setelah membukanya dengan kunci, akibat ketidak sabarannya untuk memergoki dua orang yang memadu kasih dalam penyatuan kenikmatan. 

Delano sangat tidak percaya, Tania dan Bram sedang menghabiskan malam bersama. Pengkhianatan yang terasa begitu menyakitkan, sang kakak tiri bersama dengan kekasihnya sedang memadu kasih akan hal intim. 

"Kenapa kau melakukan itu padaku?" ucap Delano yang menatap tajam ke arah saudara tirinya. 

Bram menyeka bibir yang berdarah akibat pukulan Delano yang brutal, dia tertawa karena sudah tertangkap basah. "Hah, akhirnya kau tahu juga." 

"Brengsek, kau pria yang tidak di untung. Sudah aku biarkan kau menjadi wakilku di perusahaan, apa ini balasannya untukku?" geram Delano yang kembali menghajar kakak tirinya, dia sangat geram dan membenci pengkhianatan. 

"Itu saja belum cukup."

"Diam kau bedebah!" Delano sangat kesal dan menendang Bram sehingga terjerembab ke atas lantai.  

Bram mengepal kedua tangannya, dia sudah merasa cukup bersabar dalam menghadapi adik tirinya. Dia bangkit dan menghampiri Delano, keduanya bertarung menggunakan tangan kosong. Sedangkan Tania berteriak karena takut dengan apa yang terjadi, diam-diam dia memasang kembali pakaian dalam dan juga gaun seksinya. 

"Kenapa kau melakukan ini padaku?" ucap Delano yang merasa sakit hati. 

"Seharusnya kau mengerti, aku bukanlah bawahan mu yang bisa kau perintahkan seenak jidatmu saja. Kenapa ayah malah memberikan semua asetnya padamu, sementara aku? Heh, aku bahkan tidak dianggap anaknya." 

"Oh, jadi kamu melakukan ini hanya demi uang dan harta saja?" Delano tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh kakak tirinya. 

"Ya, kau pikir apa, hah?"

"Ck, tidak aku sangka kalau pikiranmu sangatlah licik dan juga picik. Aku bahkan menerimamu dan menganggapmu seperti kakak kandungku sendiri, tapi kamu malah menghancurkan kepercayaanku." Delano menyeka air matanya, dia sangat sedih dan juga kecewa, tapi segera mengembalikan ekspresinya seperti semula agar tidak terlihat lemah di hadapan orang-orang yang mengkhianatinya.

"Dan kau! Aku memberikan segalanya untukmu, membuatmu bisa masuk agensi model terkenal dan juga hidup glamor. Apakah cintaku yang selama ini aku tunjukkan tidak berarti apa-apa di matamu?" kini Delano menatap Tania, dia sangat kecewa mendapatkan pengkhianatan secara bertubi-tubi dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. 

Tania menelan saliva dengan susah payah, dia takut kalau pria itu akan membenci dirinya hingga karirnya di pertaruhkan. Dia segera menghampiri Delano dan memeluk lengan pria itu dengan sangat erat, memperlihatkan dua manik mata agar mendapat pengampunan. "Honey, ini tidak seperti yang kau kira. Aku tidak sengaja melakukan, lagipula kau selalu saja sibuk dan membuatku sangat kesepian." Ucapnya dengan nada manja. 

Dengan cepat Delano menghempaskan tangan kekasihnya dan melontarkan tatapan tajam dan juga dingin. "Jangan sentuh aku dengan tanganku yang sangat kotor itu." 

"Ayolah, kesalahan bukan terjadi karena aku sendiri saja. Tapi kau juga bersalah, sebaiknya kita introspeksi diri sendiri dan kembali seperti dulu lagi."

"Mudah sekali kau mengatakan ini padaku dengan apa yang baru saja aku lihat, singkirkan tanganmu itu atau aku akan mematahkannya." Ancam Delano, darahnya begitu mendidih di saat Tania juga menyalahkan dirinya. "Disini kalianlah yang bersalah, tapi dengan mudahnya juga menyalahkan aku. Dasar pengkhianatan!" 

Bram tertawa puas melihat apa yang terjadi di depannya. "Sudahlah, kenapa kau memohon padanya. Hubungan kita sudah diketahui Delano, jangan membuang tenagamu dengan hal yang tidak penting." 

Delano sakit hati mendengar perkataan dari Bram yang begitu menggores luka di hatinya, berlari dan melayangkan pukulan meninggalkan bekas memerah. Dia sangat marah, mengetahui kakak tirinya itu tidak merasa bersalah sedikitpun. "Seharusnya kau menyadari kesalahanmu itu, bukan malah semakin sombong. Ingatlah kodrat dan juga derajat mu yang sebenarnya, jika saja di saat itu aku tidak memohon kepada kakek, sudah di pastikan kau berada di kolom jembatan dan menjadi seorang gembel. Karena atas kebaikan aku lah, kau bisa hidup mewah seperti ini dan juga menganggapmu sebagai saudara kandung. Tetap saja, anak yang tidak diinginkan akan tetap menjadi sampah." Ucapnya yang menekan kata-kata kasar. 

Bram mengepalkan kedua tangan, mengeraskan rahang akibat penghinaan yang baru saja dia terima. 

Delano tersenyum miring dan segera beranjak dari kamar hotel, namun langkahnya dicegah oleh Tania yang langsung bersimpuh di kakinya. "Maafkan aku yang khilaf, aku tidak akan mengulanginya lagi dan beri aku satu kesempatan." 

"Aku tidak peduli lagi, menyingkirlah dari jalanku!" ucap Delano yang tajam juga dingin.

"Jangan karena setitik noda hitam, kau tidak memaafkan aku."

"Wanita tidak tahu diuntung, aku cukup sabar dengan semua ini. Apa cintaku hanya semu saja? Kau menganggapku apa? Mesin ATM berjalan, begitu? Mulai sekarang, kita putus dan tidak mempunyai hubungan apapun lagi." Tegas Delano yang berlalu pergi meninggalkan dua pengkhianat.

Terpopuler

Comments

Susi Di

Susi Di

AQ mampir thoor,,,

2023-07-06

0

Anna Susiana

Anna Susiana

cerita menarik untuk dibaca 😉

2023-01-15

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

mampir kaya nya seru

2022-11-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!