Kecelakaan di sengaja

Bram sangat marah, di hatinya dipenuhi oleh dendam dan juga ingin membalasnya secara tunai. Melihat kepergian dari adik tirinya yang menutup pintu kamar hotel dengan dengan sangat kasar semakin membuat darahnya mendidih dan terlintas rencana jahat yang memenuhi isi pikirannya saat ini. Segera dia berpakaian lengkap dan bergegas memberikan pelajaran pada Delano yang berusaha mempermalukannya. "Sialan, berani sekali dia menghinaku di depan Tania." Gumamnya yang segera mengambil kunci mobil. 

Tania yang bisa melihat kemarahan yang menyelimuti hati Bram segera mencegatnya, takut kalau pria itu berbuat hal yang tidak sepantasnya. Dia takut terlibat dari perkelahian dan juga cekcok berkepanjangan, kehilangan Delano yang menjadi mesin ATM nya selama ini memenuhi kehidupan mewah dan juga karir yang cemerlang. "Kau mau apa?" dia membentangkan kedua tangan menghalangi langkah Bram. 

"Ck, menyingkirlah! Dia sudah menghinaku dan aku akan membalasnya, dia pikir dia itu siapa? Aku lebih tua darinya dan seharusnya dia menghormatiku." 

"Menghormati bagaimana? Kita sudah ketahuan dan tertangkap basah melakukan hubungan intim. Jangan menambah kemarahannya dengan menyusul kepergiannya itu, apa kau tidak mengenal adikmu sendiri?" ucap Tania yang memberikan peringatan pada Bram agar tidak melakukan tindakan nekat yang juga menyeret namanya. "Berikan Delano waktu, dia pasti akan memaafkan kita. Secara kau adalah kakaknya dan aku adalah kekasih yang paling dia cintai, dengan begitu kita kembali menguasainya." 

Bram yang sudah tidak tahan menjitak kepala Tania yang dianggap sangat bodoh. "Apa dia akan memaafkan kita yang sudah mengkhianatinya? Apa kau pikir Delano akan memaafkanmu dengan sangat mudah setelah apa yang dilihatnya ini? Gunakanlah otakmu untuk berpikir, bukan memenuhinya dengan uang dan juga berbelanja." 

"Aku mempunyai caraku sendiri dan bisa menyelamatkan diri, tapi biarkan dia mengeluarkan kemarahannya atau itu hanya akan sia-sia saja."

"Kalau kau ingin bodoh, jangan mengajakku! Menyingkirlah, karena aku tidak bisa menahannya lagi." Cetus Bram yang hendak melangkahkan kakinya, tapi wanita yang hampir saja membuatnya puas itu masih menghalangi jalan. 

"Jangan sekarang, nanti saja!" 

"Siapa kau yang memberiku nasehat itu? Kita hanyalah partner dalam ranjang saja dan tidak lebih dari itu, biarkan aku selesaikan masalahku sendiri dan jangan menghalangiku!" tegas Bram yang menerobos keluar dari kamar hotel tanpa memikirkan kekesalan yang ditimbulkan olehnya.

Ya, hubungan keduanya hanyalah partner pelampiasan hasrat saja. Mereka saling membutuhkan di kala kesepian meradang, terutama Tania yang paling merasakannya. Delano memang memenuhi semua kebutuhannya, tapi tidak dengan waktu kebersamaan mereka yang tersita banyak, bahkan temu janji hanya bisa sekali seminggu saja. Pertemuannya dengan Bram membuat kehidupannya sempurna, hubungan yang sangat dia inginkan dan kepuasan hanya bisa diberikan oleh kakak tiri dari kekasihnya. 

Hubungan keduanya sangatlah sesederhana itu, saling membutuhkan menjadi pemicu pengkhianatan dan rasa kecewa yang dialami oleh Delano. Hubungan yang terjadi selama lima bulan lamanya diketahui dengan timing yang tidak pas dan juga kesialan keduanya. "Hem, kau lakukan saja apa mau mu itu, yang terpenting aku berusaha memperingatimu." Gumam Tania yang segera pergi meninggalkan kamar hotel, berjalan seolah-olah melupakan kejadian yang baru saja menimpanya. 

Bram segera masuk ke dalam mobil dan mengejar mobil milik adik tirinya yang sudah terlihat dari kejauhan, karena tidak ingin kehilangan jejak, dia menambah kecepatan dan laju kendaraannya menyusul pria yang mengenakan mobil berwarna biru metalik. Tidak peduli begitu banyaknya kendaraan yang kesal akibat ulahnya yang nyelonong menyalip dan juga menerobos lampu lalu lintas. Dia sudah tidak peduli lagi dengan keselamatan diri selain membalaskan penghinaan yang diucapkan oleh Delano padanya. 

"Kau harus membayar mahal dengan apa yang kau katakan padaku, Delano Zack." Lirihnya sambil menambah laju kendaraan yang membuat keonaran di jalan raya. 

Bram begitu berambisi ingin menghancurkan Delano, dia sudah muak menghadapi sikap adik tirinya yang selalu saja memerintah. Dia merasa, dirinyalah yang cocok sebagai CEO di perusahaan DZ Group yang membuat namanya melambung dan dikenal banyak orang, apalagi mereka masih satu ayah, hanya berbeda ibu saja. 

Bram memukul stir mobil dan masih menatap lurus ke jalanan, memastikan kalau dia berada di belakang mobil milik Delano. Akhirnya dia tersenyum, di saat mobilnya berada di belakang. "Hanya menunggu waktu dan kau akan tinggal nama saja." Monolognya yang merasa kemenangan ada di depan mata.

Dia sudah muak dengan ketidakadilan ayahnya yang melupakannya sebagai seorang anak, bahkan mencampakkan ibunya di saat sulit dan lebih memilih menikah dengan ibu adik tirinya. 

Kebencian yang selama ini terpendam akhirnya menyeruak keluar, dia ingin mendapatkan tahta dan harta warisan dari keluarga Zack, bahkan mencantumkan marga sang ayah di belakang namanya. Sudah muak dengan ketidakadilan dan bahkan berpura-pura baik di depan Delano, menjadi bawahan yang selalu menangani kantor benar-benar membuatnya sangat iri dengan kehidupan adik tirinya itu. 

Sekaranglah saatnya Bram melampiaskan dendamnya, melihat suasana jalanan yang tampak sepi dan di sebelah kanan hanya ada jurang dengan air sungai yang sangat deras. "Mati kau, Delano Zack." Batinnya yang dengan sengaja menunggu hari ini tiba, menabrakkan mobilnya. 

Delano sangat terkejut dengan apa yang baru saja menimpanya, merasakan mobilnya ditabrak dari belakang dengan sengaja. Secepat kilat dia menghindar di jalanan sepi dan juga sempit itu, melihat siapa sang pelaku dari kaca spion yang ternyata kakak tirinya yang tengah tertawa puas dengan kesulitannya yang menghindar dari kesengajaan itu. "Sial," umpatnya menambah kecepatan untuk menghindar, tapi karena terlalu gegabah dan tidak memperhitungkan dengan benar, dia terjebak. 

Bram semakin tertawa jahat, keahliannya dalam menyetir mobil tidak bisa diragukan lagi. Dengan begitu mudahnya dia mengejar Delano dan membuat sang target terjebak. "Kau tamat, game over." Lirihnya yang kembali menabrakkan mobilnya ke arah mobil biru metalik yang hilang kendali karena ulahnya. 

Delano tidak punya pilihan lain, dengan cepat dia membuka sabuk pengaman dan membuka pintu mobil, tapi terlambat karena mobilnya terjatuh ke jurang dan menggelinding dengan hebat. 

Bram mengerem mobilnya dan segera keluar, tertawa puas dan bahkan bertepuk tangan saat melihat mobil milik Delano sudah tercebur masuk ke arus sungai yang sangat deras. "Wah…itu sangat hebat, kenapa tidak dari dulu saja aku melakukan ini? Hah, ide ini terlintas begitu saja. Pria yang sangat malang, hanya Tuhan yang tahu apakah dia selamat atau sudah tiada. Tapi, aku akan mendoakan dari atas sini, semoga dia mati dan tidak akan kembali. Dengan begini akulah pemilik dari DZ Group sekaligus CEO, jabatan yang sangat aku idam-idamkan." Monolognya yang segera pergi dari tempat itu, setelah memastikan seluruh body mobil biru metalik terbawa arus sungai dan menghilang dari pandangan.

Terpopuler

Comments

Hawa

Hawa

salam kenal author dari awal cerita ya sdh seru.

2022-10-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!