Menjadi Petani Sukses ( Sistem Bertani )
Seorang pemuda terlihat sedang berteriak-teriak di area persawahan. Dia juga menunjuk-nunjuk ke arah sawah, yang semua tanaman padinya mengering.
Bahkan, pemuda itu sampai membuka kaos oblong yang dia kenakan. Kemudian membuangnya dengan kesal ke sembarang tempat.
"Sawah sialan!"
"Bodoh!"
"Tidak Berguna!"
"Padi brengsekkk!"
"Agrhhh..."
Brukkk!
Semua orang yang melihat tingkah pemuda itu hanya bisa menghela nafas panjang. Tanpa ingin mendekat. Karena mereka tahu, siapa pemuda itu.
Pemuda itu bernama Jamal. Umurnya sekitar dua puluh lima tahun.
Sedari kecil, dia memang tidak tahu apa-apa. Dia bodoh. Bahkan sering tinggal kelas, saking bodohnya. Tapi Jamal sangat menyayangi ibunya, yang sekarang ini sudah menjadi janda.
Kembali pada kejadian di sawah, di mana Jamal berteriak-teriak tidak jelas.
Jamal merasa frustasi, dengan keadaan dirinya yang tidak bisa melakukan apa-apa. Untuk sawah miliknya itu.
Sawah itu gagal panen, padahal dia sendiri yang mengelolanya. Karena ayahnya sudah meninggal dunia. Dan dialah yang kini menggarap sawah tersebut.
Sebenarnya sawah itu tidak besar dan luas. Hanya sepetak saja. Tapi karena sawah tersebut adalah peninggalan ayahnya, mau tidak mau, Jamal juga yang harus menjaga dan merawatnya. Karena dari hasil panen di sawah itu juga, keluarganya bisa bertahan hidup selama ini.
Tapi Jamal merasa sangat kecewa, dengan semua hasil yang dia dapatkan saat ini. Tidak sama seperti dulu, sewaktu masih ada ayahnya.
Pada saat Jamal dalam keadaan pingsan, orang-orang baru datang mendekat. Untuk melihat keadaan dirinya.
Tadi, mereka semua takut untuk mendekat ke tempatnya Jamal berada, karena tidak mau terkena amarah Jamal, yang sedang merasa sangat kecewa tadi.
Mereka berpikir bahwa, bisa-bisa, mereka juga akan kena amukan Jamal. Karena dikira ikut campur dalam urusannya.
"Dia pingsan. Bagaimana jika kita bawa dia pulang ke rumah?"
"Tapi jika dia tiba-tiba sadar di tengah jalan, kemudian ngamuk lagi bagaimana?"
"Kita panggil Ami nya saja bagaimana?"
Ami adalah sebutan Jamal untuk memanggil ibunya, yang bernama Umi.
"Kita tunggu dia sadar saja."
"Kalau Ami Jamal tahu, bisa-bisa dia malah sedih nanti."
"Tapi jika tidak diberitahu, lebih salah lagi kan?"
Setelah berunding, beberapa orang yang sedang berada di sawah sepakat, untuk tidak membawa Jamal pulang ke rumah. Mereka tetap menunggu tak jauh dari tempat Jamal terbaring saat ini.
Mereka hanya memantau kondisi Jamal. Agar tidak melakukan apa-apa, jika saatnya sadar nanti.
Tapi mereka semua tidak ada yang tahu, bagaimana keadaan Jamal. Saat sedang pingsan saat ini.
Jamal berkelana entah di dunia mana, karena dia tidak mengenal tempat yang dia pijak. Di mana semuanya tampak transparan. Dengan berbagai tombol dan angka, yang tidak dia kenali.
Dia bingung dengan ruangan tempatnya berada sekarang. Karena Jamal merasa belum pernah ada di ruangan seperti ini.
[ Ding... Selamat Datang Tuan ]
[ Tuan sedang berada di ruang sistem ]
[ Tuan adalah orang ke 1111, yang menerima sistem ini ]
'Sistem? Aku tidak mengenal siapa sistem.'
[ Tuan mendapat sistem ini dari galaksi Ximoon, dengan kode series XX1111M ]
'Ah, Aku tidak mengerti apa maksudmu.'
[ Sistem ini bisa mengubah nasib Tuan sebagai seorang petani untuk kedepannya nanti ]
'Omong kosong apa ini? Aku tidak percaya.'
[ Tuan tidak mau mencobanya? Karena setiap Tuan melakukan cek in, ada hadiah. Dan pada saat menyelesaikan sebuah misi, Tuan bisa mendapatkan kotak misteri. Dengan hadiah besar di dalamnya ]
'Bohong! Aku tidak pernah percaya omong kosong ini. Aku memang bodoh, tapi Aku tidak mau Kamu bodohi.'
[ Tuan bisa pelajari selanjutnya, coba tekan tombol besar yang ada. Ini untuk menyatukan tubuh Tuan dengan Sistem Bertani ]
Jamal ragu. Dia tidak tahu apa itu sistem. Karena selama ini dia hanya tahu bagaimana cara bekerja di sawah.
Tapi karena rasa penasaran yang ada di dalam hatinya, dia pun akhirnya mengikuti arahan dari suara yang dia dengar.
Dia membuktikan kebenaran dari suara tersebut. Jamal tidak peduli, seandainya semua hanya omong kosong belaka. Karena dia memang sering tertipu oleh teman-temannya sendiri, karena kebodohannya juga.
Akhirnya dengan rasa penasaran yang tinggi, Jamal menekan tombol merah besar, untuk menyatukan dirinya dengan sistem. Sesuai dengan arahan yang tadi dia dengar.
Tuttttttt....
[ Ding... Penyatuan sistem dan tubuh penerima dilakukan ]
1%
15%
25%
35%
50%
60%
70%
80%
90%
95%
100%
[ Proses Penyatuan Selesai ]
Tapi sayangnya, penyatuan sistem dengan tubuh Jamal, membuatnya kejang-kejang.
Dalam keadaan Jamal yang sedang kejang-kejang, membuat orang-orang yang tadi menunggui dirinya sangat terkejut.
"Kenapa ini?"
"Apa ada aliran listrik? tapi dari mana asalnya?"
"Apa dia punya epilepsi?"
"Aku belum pernah mendengar, jika Jamal menderita epilepsi."
"Bagaimana ini?"
"Panggil Ami nya saja!"
"Iya-iya. Panggil Ami nya cepat!"
Karena tidak ada yang berani mendekati Jamal, akhirnya mereka semua memutuskan untuk memanggil Ami nya saja. Supaya melihat dan mengetahui keadaan anak semata wayangnya itu.
Karena mereka berpikir bahwa, hanya Ami nya saja yang bisa mengatasi keadaan Jamal. Mereka semua tidak ada yang mau ikut campur, karena takut jika disalahkan nantinya. Seandainya terjadi sesuatu pada Jamal, dengan keadaannya yang sekarang.
*****
Di rumah Jamal.
Ami, atau Umi ibunya Jamal, sedang menjemur jagung yang sudah lama dia simpan di dapur.
Dia ingin mengolahnya menjadi beras jagung, karena tahu jika, sawah yang digarap anaknya gagal panen.
Sama seperti beberapa waktu yang lalu. Di mana tanaman padi Jamal terkena dampak hama. Yang pada akhirnya membuat semua tamanan padanya hancur.
Bahkan untuk hasil akhirnya saja, tidak cukup untuk mengembalikan modal benih padi pada awal musim tanam kemarin.
Miris memang.
Tapi Ami tetap meminta pada anaknya itu untuk bersabar, dengan semua ujian yang sedang diterima saat ini.
"Umi... Umi!"
Seseorang berteriak memanggil Ami nya Jamal, yang sedang sibuk dengan jagung yang sedang dijemur.
"Ada apa Kang Wahid?" tanya Umi, pada saat kang Wahid sudah sampai di dekatnya.
Kang Wafid adalah salah satu tetangganya, yang tadi berada di sawah. Dia datang untuk memberitahu pada Umi, tentang keadaan Jamal yang sekarang masih berada di sawah.
"Jamal Umi. Jamal pingsan di sawah. Dia kejang-kejang!"
Berita yang disampaikan oleh kang Wahid, tentu saja membuat Umi kaget. Dia merasa sangat khawatir dengan keadaan anaknya.
"Kenapa dia Kang?"
"Tidak tahu Umi."
"Tadi Jamal sudah sarapan pagi. Tidak mungkin pingsan karena lapar kan?"
Umi justru berpikir bahwa, anaknya itu pingsan karena rasa lapar pada perutnya.
"Sudah ayo cepat ikut ke sawah. Kamu bisa lihat sendiri, bagaimana keadaan Jamal di sana."
Akhirnya Umi meninggalkan jagungnya begitu saja. Dia melangkah dengan cepat, mengikuti langkah kang Wahid yang lebar.
"Semoga Jamal tidak kenapa-kenapa."
Umi pun bergumam dalam doanya, untuk keselamatan Jamal, anak satu-satunya itu. Dia tidak mau jika anaknya mengalami hal buruk.
Karena hanya bersama dengan Jamal saja, sekarang ini dia menjalani kehidupan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Septi Verawati
👣👣👣🤔🤔🤔
2023-02-11
2
Sahrul Fadriansyah
Nawar biar harga murah❌
Nawar di iming iming hadiah✅
smart sistem!
2022-12-29
0
Malomo Lomo
tu ibunya masih muda atau udh tua ya soalnya kan masih anak 1 terus janda lg,,mudah2han tu ibu sama si mc gx ada hubungan darah alias anak angkat biar bisa tu melaksanakan kebutuhan batin ibunya hehe
2022-12-13
0