Jamal dan Ami nya, memutuskan untuk tidak memikirkan hal lain, yang membuat masalah mereka menjadi semakin rumit.
Kang Kasan, meskipun Umi sudah mengatakan jika tidak ingin bersuami lagi, masih sering datang dan bertanya tentang kesediaan umi. Untuk menerimanya sebagai seorang suami.
Sedangkan Hendra, sudah bersiap-siap untuk kembali bekerja ke kota. Dia tidak mau terus-menerus dalam lingkaran permasalahan yang dibuat oleh Lina.
Dan Jamal, juga mengabaikan Lina. Dia tidak mau asal menerima gadis itu. Meskipun sudah diberikan penjelasan tentang kesalahpahaman mereka. Tapi Jamal mengikuti nasehat dari Ami nya. Yang memintanya untuk tetap fokus pada pekerjaannya di sawah terlebih dahulu.
"Tidak perlu memikirkan gadis manapun Jamal. Jika Kamu sudah berhasil dan sukses, Kamu bisa mendapatkan gadis manapun yang Kamu sukai. Dan jika Lina memang jodohmu di kemudian hari, dia pasti akan menjadi istrimu juga."
Begitulah pesan dan nasehat yang diberikan oleh Umi pada Jamal. Yang tentunya dibenarkan oleh Jamal sendiri.
Dia tidak mau konsentrasinya terpecah, hanya karena memikirkan percintaan semata.
Dia bertekad untuk bisa mendapatkan keberhasilan, sehingga tidak akan ada lagi yang merendahkan dirinya. Meskipun dia hanya bekerja di sawah saja.
"Aku pasti bisa Ami. Aku akan buktikan, jika Aku bisa dan pantas untuk dipertimbangkan. Bukan disepelekan."
Itulah tekad yang diambil oleh Jamal, sehingga dia tidak lagi menghiraukan Lina ataupun gadis-gadis yang lain. Yang kadang kala lewat di depan rumahnya.
*****
Hari ini adalah hari ke lima, di mana penyemaian benih padi yang kemarin dia buat harus dipindahkan. Karena saat ini, prosesnya sudah harus di taman.
Tanah di lahan sawah sudah diolah sedemikian rupa agar bisa di tanami bibit padi tersebut.
Jamal dan Ami nya, berencana untuk pergi bersama-sama ke sawah. Untuk menanam padi mereka.
"Kita gak perlu tenaga lain untuk membantu proses taman Mal?" tanya Umi, pada saat Jamal melarangnya untuk meminta bantuan orang-orang. Supaya ikut bekerja di sawahnya.
"Gak usah Ami. Jika perlu, Ami di rumah saja. Itu buah jeruk juga sudah mulai ada yang masak. Jadi lebih baik Ami memanen buah jeruk saja di rumah. Bagaimana?"
"Kamu bagaimana?" tanya Umi ragu.
Karena biasanya, di masa suaminya masih hidup, harus ada pekerja setidaknya lima orang. Yang bisa membantunya menanam padi-padi di sawahnya. Itupun dikerjakan hingga sore hari.
"Jamal bisa Ami. Tenang saja ya!" ucap Jamal yakin. Dia tidak mau Ami nya capek, karena harus bekerja keras di sawah.
"Baiklah. Ami siapkan bekal dulu ya," ujar Umi, yang diangguki oleh Jamal.
Jamal pun menunggu Ami nya di belakang rumah. Dia duduk di depan gudang, tempat penyimpanannya. Dengan memandang pohon-pohon jeruk yang sudah berbuah semua.
'Apa bisa, kebun pekarangan rumah ini jadi kebun buah jeruk?' batin Jamal dalam hati.
Tanpa diketahui oleh Jamal, apa yang dia inginkan itu diproses dan dikirim oleh sistem ke planet XMoon, yang merupakan pusat sistem beroperasi.
Kemungkinan besar, keinginan Jamal itu akan diproses di pusat sistem planet XMoon. Dan bisa direalisasikan pada waktunya nanti.
[ Ding ]
[ Cek in harian Tuan ]
'Oh iya. Kenapa Aku selalu lupa? Terima kasih ya, selalu diingatkan.'
[ Ding ]
[ Hari ini penyemaian bibit padi sudah sempurna ]
[ Misi selanjutnya adalah menanam bibit tersebut di tanah sawah yang sudah diolah seminggu yang lalu ]
'Biasanya butuh tenaga lima orang untuk menyelesaikan proses tanam di sawahku itu. Apa Aku bisa melakukannya sendiri?'
[ Ding ]
[ Tentu saja bisa Tuan. Dan orang-orang tidak akan ada yang tahu, jika Tuan mengerjakannya sendiri ]
'Benarkah? Jadi Aku tidak perlu khawatir dengan keadaan sekitar sawah?'
[ Ding ]
[ Orang-orang sekitar melihat keadaan sama seperti biasanya ]
'Baiklah kalau begitu. Aku siap bekerja sendiri di sawah.'
[ Ding ]
[ Bersiaplah Tuan ]
Tak lama kemudian, Umi datang dari arah dapur, dengan membawa rantang makan untuk bekal Jamal.
"Ini untuk bekal makan siang. Dan ini ada kopi untuk minum. Ada air putih juga. Yang semangat ya kerjanya!"
Umi memberikan pesan dan nasehat pada anaknya. Yang selama ini selaku patuh kepadanya.
"Iya Ami. Jamal berangkat ke sawah dulu," pamit Jamal. Setelah menerima bekal dari Ami nya, kemudian menatanya di keranjang yang biasa dia bawa ke sawah.
Dia juga sudah menyiapkan peralatan bertani yang dia butuhkan. Untuk alat yang akan dia gunakan nanti.
*****
Setibanya di sawah, bibit padi yang dia sebar lima hari yang lalu, sudah siap untuk di taman. Terlihat sangat subur dan bagus, sesuai dengan ukuran bibit yang seharusnya di pindahkan ke area persawahan.
Jamal melakukan proses pencabutan pada bibit padi tersebut. Kemudian membaginya menjadi beberapa bagian, sama seperti biasanya.
Tapi sekarang ini, proses itu disesuaikan dengan arahan sistem. Yang tampak pada gambar yang ada di layar transparan, yang hanya bisa dia lihat sendiri.
Setelah selesai, dia pun mulai untuk menanam bibit-bibit pagi tersebut.
'Aku sudah siap untuk menaman semua bubut padi ini.'
[ Ding ]
[ Proses tanam di mulai ]
1%
2%
3%
5%
6%
7%
Dan seterusnya, hingga selesai menjadi 100%. Dengan waktu yang diperlukan untuk menaman semua bibit padi tersebut, selama 5 jam kemudian.
*****
Setelah lima jam kemudian.
'Huhfff... akhirnya selesai juga.'
[ Ding ]
[ Proses tanam selesai ]
[ Waktu yang dibutuhkan sampai panen adalah 30 hari ]
'Hah, cepat sekali?
[ Ding ]
[ Ini terkait dengan sistem Tuan ]
[ Waktu normal masa tanam ke masa panen biasanya 4 bulan lamanya. Tapi sekarang dengan sistem ini, Tuan hanya butuh 30 hari saja. Atau 1 bulan lamanya ]
'Jadi, selama empat bulan lamanya orang-orang baru panen satu kali. Aku bisa empat kali panen?'
[ Ding ]
[ Benar Tuan ]
'Siapa yang akan beli padi milikku? Bukankah orang-orang melihatnya secara normal, sama dengan yang lainnya juga?'
[ Ding ]
[ Pembeli hasil panen padi Tuan ada khusus. Sama seperti panen yang kemarin juga ]
'Oh... jadi, pembeli itu juga terkait dengan sistem bertani ini?'
[ Ding ]
[ Benar Tuan ]
'Baiklah. Selama menunggu satu bulan lamanya, apakah Aku juga harus melakukan perawatan? Sama seperti biasanya juga?'
[ Ding ]
[ Semua proses sama seperti biasanya. Sistem hanya memberikan waktu yang singkat dan cara yang baik ]
Sekarang Jamal semakin tahu, bagaimana cara kerja sistem yang dia miliki.
Meskipun semuanya terkesan instan, tapi dia tetap harus mempelajari tentang tata cara yang seharusnya dikerjakan.
Sistem memberinya pembelajaran, dengan cara kerja bekerja di bidang pertanian yang dia tekuni. Jamal pun bersyukur, dengan adanya sistem yang dia miliki ini.
Sekarang, dia beristirahat di gubuk sawahnya. Menikmati makanan yang disediakan oleh Ami nya dari rumah. Dengan pemandangan hijau di sawahnya. Karena bibit padi yang tadi dia taman. Berangsur-angsur menjadi pohon padi, yang berkembang dengan baik dan subur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Deny Densy
bibit padi
2024-03-18
0
Deny Densy
selalu
2024-03-18
0
Dian Dian
ko critax simpang siur ga karuan,,,
2023-06-14
1