Sebuah Mimpi

Flashback.

Sore itu, di saat Jamal pingsan di sawah.

Beberapa bulan yang lalu.

Jamal tak kunjung sadarkan diri. Oleh pihak tetangga, ada yang mengusulkan supaya memanggil seorang dukun di kampung sebelah. Yang biasa menyembuhkan orang-orang yang sedang kesurupan.

Para warga yang kebetulan berada di sawah, mengira Jamal sedang kesurupan penunggu tegalan. Atau makhluk-makhluk sedang berkeliaran di musim panen seperti sekarang ini.

"Umi, panen Jamal kan gagal. Bisa dipastikan, Umi gak bakalan buat sesajen untuk panen. Makanya, para penunggu tegalan ngamuk. Dan kebetulan Jamal yang sedang lewat kena apes."

"Oalahhh... bisa jadi Umi. Ayo Umi, panggil madam Noer ya!"

Umi yang pada saat itu sedang tidak bisa berpikir jernih, karena melihat keadaan anaknya, hanya bisa mengangguk saja. Mengiyakan usulan dari mereka-mereka yang dianggap lebih banyak tahu. Tentang permasalahan yang dia sendiri tidak begitu paham.

Begitulah akhirnya. Dua orang yang ada di sawah, diperintahkan untuk bergegas pergi menuju ke kampung sebelah. Memanggil madam Noer, agar bisa membantu menyadarkan Jamal. Yang sedang dalam keadaan pingsan, setelah tadi sempat berteriak-teriak tidak jelas.

Sore menjelang magrib, madam Noer baru saja tiba. Bersama dengan dua orang yang tadi memangilnya.

"Kenapa dia?" tanya madam Noer, saat melihat keadaan Jamal yang masih terpejam.

"Pingsan Madam Noer," jawab Umi dengan sedih.

"Ya Aku ngerti dia pingsan. Kenapa bisa pingsan?" tanya Madam Noer lagi, persis seorang dokter yang sedang menangani pasien.

"Ya gak tau Madam. Tiba-tiba pingsan tadi. Saya kan ada di rumah, di jemput juga sama seperti Madam." Umi yang perasaannya sedang tidak baik-baik saja, sedikit emosi. Mendengar perkataan Madam Noer.

"Madam Noer kan dukun, masa tanya sama Saya. Kalau Saya tahu dan bisa nyembuhin sendiri, gak mungkin manggil Madam Noer juga kan!"

Umi kembali berkata kepada Madam Noer, dengan wajah ditekuk. Dia tidak habis pikir dengan apa yang ditanyakan Madam yang katanya serba bisa ini. Karena tidak biasanya, Madam Noer bertingkah aneh seperti sekarang ini. Banyak bicara dan bertanya yang tidak-tidak.

"Woles Umi, Ami nya Jamal. Tenang saja. Anakmu ini sedang tidur. Dia sudah tidak pingsan lagi. Bawa pulang saja."

"Siapkan makanan dan minuman yang enak-enak. Jika dia sudah bangun nanti, suruh mandi dan makan makanan tersebut."

Semua orang, tertegun mendengar perkataan yang diucapkan oleh Madam Noer. Terutama Umi, yang tadi merasa sangat khawatir dengan keadaan anaknya.

"Yang bener Madam Noer?"

"Seng tenan Madam?"

"Ini gak apa-apa ini Jamal nya?"

Umi dan beberapa orang bertanya, memastikan bahwa apa yang dikatakan oleh Madam Noer tadi benar. Bukan hanya sekedar ingin menenangkan hati dan pikiran mereka-mereka semua.

"Gak ada gunanya juga Aku bohong."

"Wes bawa pulang saja ke rumah! Itu, pakai gerobak dorong punya siapa itu?"

Madam Noer menunjuk pada gerobak dorong milik kang Kasan, yang biasa digunakan untuk mengangkut rumput. Karena kang Kasan memang nyambi merumput, untuk makan ternak dua kambingnya di rumah.

Akhirnya, beberapa orang membantu untuk mengangkat tubuh Jamal ke gerobak dorong. Meskipun gerobak dorong tersebut sudah ada isinya. Yaitu rumput.

Untung saja, rumput itu belum banyak. Sehingga Jamal seperti sedang berada di atas kasur.

Dia ditidurkan di atas rumput, yang ada di gerobak dorong kang Kasan.

"Terima kasih banyak ya Madam Noer," ucap Umi, seraya menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Kemudian bermaksud untuk menyalami Madam Noer.

"Eh Umi, uang jampi_nya mana?" tanya Madam Noer, menagih uang yang biasanya dia terima jika ada panggilan.

"Madam kan gak pakai jampi-jampi tadi," sahut Umi dengan heran.

Dia tidak melihat Madam Noer melakukan apa-apa, untuk menyembuhkan anaknya.

"Lah bagaimana bisa begitu? Kan Aku melihatnya, kemudian memberitahu Kamu. Jika sekarang ini, Jamal hanya tidur." Madam Noer tetap ngeyel dan tidak mau kalah.

Umi membuang nafas panjang, kemudian berkata pada Madam Noer, "maaf ya Madam, Besok tak datang ke rumah Madam untuk kasih uangnya. Ini tadi Aku gak bawa. Kan panik, jadi langsung aja berangkat ke sawah."

"Ya-ya. Baiklah."

Akhirnya disepakati bersama oleh Umi dan Madam Noer. Jika pembayaran untuk pemanggilan dirinya tadi, akan dibayar besok pagi sama Umi.

"Gini kan enak, ada kesepakatan bersama dan saling menguntungkan."

Madam Noer bergumam seorang diri, kemudian melangkah lebih dulu untuk kembali pulang ke rumahnya.

Sedangkan Umi, menyusul kang Kasan dan yang lainnya. Yang tadi membawa Jamal terlebih dahulu. Dia sedikit tergesa-gesa, karena sore sudah berganti dengan malam hari.

*****

[ Ding... Selamat datang Tuan ]

'Siapa Kamu?'

[ Sistem Bertani Tuan ]

'Sistem Bertani? Aku tidak kenal!'

[ Sistem ini akan membantu Anda Tuan ]

[ Dengan sistem bertani ini, Tuan tidak akan gagal panen lagi ]

'Benarkah?'

[ Ding... ikuti petunjuk ]

Jamal dituntun untuk memilih tombol demi tombol, untuk belajar dengan sistem yang dia miliki.

Mulai dari cek in, cara mengoperasikan sistem bertani yang dia miliki ini secara perlahan-lahan.

[ Tuan bisa cek in setiap hari, dan melakukan tantangan dari misi sistem ]

'Ah, Aku tidak mengerti!'

[ Anda bisa belajar secara bertahap Tuan ]

[ Yang penting Anda tetap bersabar, dan mau belajar serta tetap bekerja dengan giat ]

Akhirnya, demi untuk tidak mengecewakan Ami nya lagi, Jamal mau belajar serta tidak mudah menyerah untuk mempelajari sistem bertani ini.

'Baiklah. Aku akan coba.'

[ Ding... Kita mulai dari awal ]

[ Cara bercocok tanam padi yang benar ]

[ Misi 1. Mengolah tanah ]

[ Misi 2. Memilih bibit padi yang unggul ]

[ Misi 3. Menanam bibit padi yang benar ]

[ Misi 4. Pengobatan ]

[ Misi 5. Melawan hama ]

[ Ding... Tuan harus bisa selesaikan satu persatu misi sistem. Jika berhasil semuanya, hasil panen akan melimpah ]

Awalnya, Jamal tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Apalagi, dia sangat yakin. Jika ini hanya sebuah mimpi, yang akan hilang saat dia terbangun nanti.

"Hoshhh... hoshhh... hoshhh... "

Nafas Jamal tersengal-sengal, saat terbangun dari tidurnya. Keringat mengucur deras, hingga pakaian yang dia kenakan basah. Sama seperti orang yang sedang mandi.

"Aku mimpi apa tadi?"

"Sistem? Apa itu sistem?"

Jamal masih kebingungan sendiri, dengan mimpinya tadi. Hal yang tidak pernah dia ketahui, apa itu dengan sistem.

Dia yang bodoh, memang harus belajar banyak dan tidak tergesa-gesa. Untuk bisa memahami bagaimana cara sistem yang saat ini sudah menyatu dengan tubuhnya.

Satu hal yang tidak disadari oleh Jamal sendiri. Jika dia bisa menjadi seorang petani, yang hidup dalam kesuksesan suatu hari nanti. Dengan adanya sistem bertani, yang saat ini sudah menjadi bagian dari tubuhnya sendiri.

"Tapi jika mimpi itu bisa jadi nyata, Aku pasti akan mewujudkan impian yang selama ini Ami inginkan."

Dengan tekadnya, Jamal akan belajar dengan sistem. Bagaimana cara untuk bisa panen melimpah, tanpa adanya kegagalan lagi.

Terpopuler

Comments

Growned

Growned

Sistemnya punya sifat keibuan

2022-12-09

3

Inru

Inru

Mampir thor

2022-11-04

0

Erni sari

Erni sari

hadir

2022-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Pingsan Di Sawah
2 Selalu Bersyukur
3 Jamal Yang Bodoh
4 Bukan Lagi Jamal Yang dulu
5 Padi Dengan Harga Tinggi
6 Sebuah Mimpi
7 Mulai Belajar Sistem
8 Merencanakan Waktu Kedepannya Nanti
9 Tentang Rasa
10 Drama Percintaan
11 Cangkul Dari Sistem
12 Bukan Sekedar Cemburu
13 Cinta Nyasar
14 Mempercepat Penyemaian Bibit Padi
15 Rumit
16 Cara Bertanam Dengan Sistem
17 Siapa Yang Mengacau
18 Kekacauan Karena Salah Paham
19 Keadaan Yang Berbeda
20 Dulu Dan Sekarang
21 Perasaan Yang Sebenarnya
22 Tawaran
23 Rencana Umi
24 Perjodohan
25 Rencana Ternak Sapi
26 Ada Apa Dengan Ajeng?
27 Terancam Gagal
28 Dia Lagi
29 Mulai Giat Lagi
30 Sterilisasi Sapi
31 Pesona Jamal
32 Simpati
33 Masih Marah
34 Semua Butuh Proses
35 Mencoba Lagi
36 Belum Cukup
37 Mengalihkan Rencana
38 Sesuai Dengan Rencana
39 Memulai Yang Baru
40 Ciuman Pertama
41 Tidak Sabar
42 Beda Pemikiran
43 Candaan Sistem
44 Sejumlah Mahar Dan Persyaratan
45 Drama Yang Diciptakan
46 Gurauan Sistem
47 Resepsi Pernikahan
48 Mencari Solusi
49 Belum Dimulai
50 Lagi Dan Lagi
51 Sebuah Keinginan
52 Pasti Bisa
53 Ancaman Lina
54 Tidak Mau Tahu
55 Berangkat Ke Bali
56 Gagal
57 Mereguk Kenikmatan
58 Siap Bercocok Tanam
59 Berbeda
60 Panik
61 Obat
62 Pulang
63 Misi Lagi
64 Mendapatkan Lahan
65 Berita Bahagia
66 Koleksi Istri?
67 Cepatlah Menikah
68 Berdebat Dengan Bercanda
69 Kabar Bahagia
70 Kebebasan Mencari Ilmu
71 Rasa Kagum
72 Kejadian Tak Terduga
73 Mau Lebih
74 Waktu Yang Tersisa
75 Keinginan Ibu-ibu
76 Jangan Dengar
77 Omongan Orang
78 Sebuah Rasa Iri
79 Seminar
80 Suasana Seminar
81 Pesta Rakyat
82 Bagaimana Bisa
83 Tidak Sadar
84 Masa Kritis
85 Mulai Terkuak
86 Sistem Off
87 Jamal Tanpa Sistem
88 Planet XMoon
89 Baru Datang
90 Ikuti Cahaya Matahari
91 Upgrade Sistem
92 Bencana Alam
93 Pasca Bencana
94 Akhirnya bertemu
95 Memulai
96 Jamal Farm News
97 Kegiatan Viral
98 Kentang Cantik
99 Keadaan Yang Canggung
100 Bertanggung Jawab
101 Cemburu
102 Pagi Hari
103 Elsa
104 Istimewa
105 Ikut Menikmati
106 Kesuksesan Dan Cinta
107 Ulat Penggerek.
108 Salut
109 Mulai Cemburu
110 Akhirnya Terkuak
111 Diremehkan
112 Jangan Marah
113 Akhir Kisah Lina
114 Pengakuan Tarno
115 Comeback Ajeng
116 Siapa Pelakunya?
117 Pencuri Itu Adalah
118 Memutuskan Dengan Cepat
119 Mencari Kesuksesan
120 Sesuatu Yang Beda
121 Terus Terang
122 Kemudahan
123 Dewi Riani
124 Penipuan
125 Melapor
126 Melacak
127 Sesuai Dengan Waktu
128 Belum Mengaku
129 Ada Yang Berbeda
130 Salah Paham
131 Klarifikasi
132 Pencairan Sistem
133 Salah Panggil Nama
134 Tidak Dipercaya
135 Siapa Dia
136 Klarifikasi Selesai
137 Ajakan kencan
138 Misi Akun Bodong
139 Berita Tak Terduga
140 DekaDek
141 Seperti Itu
142 Sistem Asisten Aktif
143 Pengumuman
144 Promo Novel Baru
145 Novel Baru TK
146 Novel TK, Kaya Dengan Seribu Akun
147 Promo Novel Baru TK
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Pingsan Di Sawah
2
Selalu Bersyukur
3
Jamal Yang Bodoh
4
Bukan Lagi Jamal Yang dulu
5
Padi Dengan Harga Tinggi
6
Sebuah Mimpi
7
Mulai Belajar Sistem
8
Merencanakan Waktu Kedepannya Nanti
9
Tentang Rasa
10
Drama Percintaan
11
Cangkul Dari Sistem
12
Bukan Sekedar Cemburu
13
Cinta Nyasar
14
Mempercepat Penyemaian Bibit Padi
15
Rumit
16
Cara Bertanam Dengan Sistem
17
Siapa Yang Mengacau
18
Kekacauan Karena Salah Paham
19
Keadaan Yang Berbeda
20
Dulu Dan Sekarang
21
Perasaan Yang Sebenarnya
22
Tawaran
23
Rencana Umi
24
Perjodohan
25
Rencana Ternak Sapi
26
Ada Apa Dengan Ajeng?
27
Terancam Gagal
28
Dia Lagi
29
Mulai Giat Lagi
30
Sterilisasi Sapi
31
Pesona Jamal
32
Simpati
33
Masih Marah
34
Semua Butuh Proses
35
Mencoba Lagi
36
Belum Cukup
37
Mengalihkan Rencana
38
Sesuai Dengan Rencana
39
Memulai Yang Baru
40
Ciuman Pertama
41
Tidak Sabar
42
Beda Pemikiran
43
Candaan Sistem
44
Sejumlah Mahar Dan Persyaratan
45
Drama Yang Diciptakan
46
Gurauan Sistem
47
Resepsi Pernikahan
48
Mencari Solusi
49
Belum Dimulai
50
Lagi Dan Lagi
51
Sebuah Keinginan
52
Pasti Bisa
53
Ancaman Lina
54
Tidak Mau Tahu
55
Berangkat Ke Bali
56
Gagal
57
Mereguk Kenikmatan
58
Siap Bercocok Tanam
59
Berbeda
60
Panik
61
Obat
62
Pulang
63
Misi Lagi
64
Mendapatkan Lahan
65
Berita Bahagia
66
Koleksi Istri?
67
Cepatlah Menikah
68
Berdebat Dengan Bercanda
69
Kabar Bahagia
70
Kebebasan Mencari Ilmu
71
Rasa Kagum
72
Kejadian Tak Terduga
73
Mau Lebih
74
Waktu Yang Tersisa
75
Keinginan Ibu-ibu
76
Jangan Dengar
77
Omongan Orang
78
Sebuah Rasa Iri
79
Seminar
80
Suasana Seminar
81
Pesta Rakyat
82
Bagaimana Bisa
83
Tidak Sadar
84
Masa Kritis
85
Mulai Terkuak
86
Sistem Off
87
Jamal Tanpa Sistem
88
Planet XMoon
89
Baru Datang
90
Ikuti Cahaya Matahari
91
Upgrade Sistem
92
Bencana Alam
93
Pasca Bencana
94
Akhirnya bertemu
95
Memulai
96
Jamal Farm News
97
Kegiatan Viral
98
Kentang Cantik
99
Keadaan Yang Canggung
100
Bertanggung Jawab
101
Cemburu
102
Pagi Hari
103
Elsa
104
Istimewa
105
Ikut Menikmati
106
Kesuksesan Dan Cinta
107
Ulat Penggerek.
108
Salut
109
Mulai Cemburu
110
Akhirnya Terkuak
111
Diremehkan
112
Jangan Marah
113
Akhir Kisah Lina
114
Pengakuan Tarno
115
Comeback Ajeng
116
Siapa Pelakunya?
117
Pencuri Itu Adalah
118
Memutuskan Dengan Cepat
119
Mencari Kesuksesan
120
Sesuatu Yang Beda
121
Terus Terang
122
Kemudahan
123
Dewi Riani
124
Penipuan
125
Melapor
126
Melacak
127
Sesuai Dengan Waktu
128
Belum Mengaku
129
Ada Yang Berbeda
130
Salah Paham
131
Klarifikasi
132
Pencairan Sistem
133
Salah Panggil Nama
134
Tidak Dipercaya
135
Siapa Dia
136
Klarifikasi Selesai
137
Ajakan kencan
138
Misi Akun Bodong
139
Berita Tak Terduga
140
DekaDek
141
Seperti Itu
142
Sistem Asisten Aktif
143
Pengumuman
144
Promo Novel Baru
145
Novel Baru TK
146
Novel TK, Kaya Dengan Seribu Akun
147
Promo Novel Baru TK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!