Mulai Belajar Sistem

"Jamal. Kamu sudah bangun."

Umi mendapati jika Jamal sudah bangun dari tidurnya. Tapi dia jadi heran, di saat melihat pakaian anaknya yang basah. Sama seperti baru saja selesai mandi.

"Jamal. Kamu ngompol ya?" Ami justru mengira jika, Jamal ngompol pada saat tidur tadi.

"Gak. Jamal gak ngompol Ami."

Jamal menjawab pertanyaan dari Ami nya dengan mengelengkan kepala beberapa kali. Karena dia memang tidak merasa sedang buang air kecil. Tapi semua ini akibat mimpinya, yang sedang bersama dengan sistem bertani.

"Terus kenapa ini basah semua?"

"Ya Allah... sampai ke rambut-rambut juga," seru Umi, sambil mengendus-endus bau badan Jamal.

"Tidak bau ompol. Tapi kenapa bisa basah semua? di sini tidak sedang hujan. Jadi tidak mungkin kebocoran juga kan?" tanya Umi, masih dalam keadaan bingung.

Tapi karena Jamal tidak lagi mengatakan apa-apa, dia meminta pada anaknya itu untuk segera pergi mandi.

"Kamu pergilah mandi. Tadi Ami sudah siapkan air hangat untuk mandi Kamu. Soalnya ini sudah malam. Setelah itu baru Kamu makan ya!"

Jamal mengangguk mengiyakan perkataan Ami nya. Dia sendiri tidak tahu, kenapa tiba-tiba dia sudah berada di rumah. Karena seingatnya, tadi dia sedang berada di tegalan sawah. Melihat padinya yang tidak mungkin bisa dipanen lagi.

Tapi kebingungan Jamal tidak dia tanyakan pada Ami nya. Dia merasa jika semuanya hanya sekedar mimpi saja. Jadi bisa dipastikan bahwa, semuanya akan segera berlalu.

Selesai mandi dengan air hangat, Jamal duduk di bangku panjang. Yang ada di depan pintu dapur.

Umi sudah menyiapkan makanan untuk dirinya, di atas bangku tersebut. Lengkap dengan teh manis hangat juga, sebagai minumannya.

"Ami. Ini makanan untukku?"

"Iya Jamal. Untuk siapa lagi memangnya?" Ami nya menjawab, tapi juga memberikan pertanyaan, yang tidak memerlukan jawaban.

"Hehehe..."

Tawa Jamal terdengar renyah. Sama sekali tidak terlihat, jika tadi dia sempat pingsan atau sakit.

"Ami. Badan Jamal kenapa pada sakit semua ya, selesai mandi. Ini juga ada beberapa goresan yang terasa perih, jika kena air."

"Ah, mana coba Ami liat!"

Tubuh Jamal terasa sakit, karena dia tadi jatuh. Di saat dia sedang pingsan. Dan goresan-goresan yang terasa perih saat mandi, itu karena kulit badannya yang bergesekan dengan rumput-rumput di tegalan sawah. Dan juga rumput yang ada di gerobak dorong kang Kasan.

"Perih banget?" tanya Umi, setelah memeriksa keadaan tubuh anaknya.

Jamal hanya menggelengkan kepalanya, karena saat ini dia sedang fokus untuk mengambil makanan.

Perutnya terasa sangat lapar. Itulah sebabnya, dia mengabaikan bagaimana keadaannya, dan juga pertanyaan yang diajukan oleh Ami nya.

"Ami. Maaf ya," ucap Jamal sebelum menyuap nasi ke dalam mulutnya.

"Maaf? maaf untuk apa Jamal?" Umi justru bertanya balik pada Jamal. Dia tidak mengerti, apa yang dimaksud oleh Jamal. Dengan permintaan maafnya tadi.

Tapi karena Jamal tidak ingin merasakan rasa lapar lagi, akhirnya dia menyuap nasi jagung yang disediakan oleh Umi untuknya. Dia belum bisa menjawab pertanyaan dari Ami nya tadi.

Baru setelah dia selesai makan, kemudian minum teh hangatnya, Jamal kembali berkata, "Jamal tidak bisa menanam padi dengan baik Ami. Panen gagal, dan tidak ada yang bisa diambil."

Wajahnya penuh dengan kesedihan. Tidak ada semangat, sama seperti waktu dia mulai makan makanan tadi.

Umi tersenyum tipis, mendengar perkataan yang diucapkan oleh anaknya itu.

"Yang sabar ya Jamal. Besok-besok, kita bisa panen dengan hasil yang jauh lebih baik daripada saat ini atau beberapa tahun kemarin."

Jamal melihat ke arah Ami nya, dengan tatapan yang tidak bisa mempercayai ucapan yang dia dengar barusan.

"Ami tidak marah?"

"Ami tidak kecewa dengan Jamal?"

"Ami... Ami... hiks hiks hiks..."

Jamal justru menangis, setelah pertanyaan demi pertanyaan yang dia ajukan belum dijawab oleh Umi.

Kini Umi merangkul pundaknya Jamal, dan menepuk-nepuk pundak tersebut.

Puk puk puk...

"Sabar Jamal... sabar ya!"

Jamal mengangguk mengiyakan perkataan Umi. Ami nya yang paling sabar dan berbesar hati, dengan semua kekurangan yang dia miliki.

Dalam hati Jamal, dia berjanji untuk tidak lagi gagal dan mengecewakan Ami nya.

Dia ingin menjadi anak yang bisa membuat Ami nya bahagia dan bangga dengan keberhasilan yang akan dia raih nanti.

Sebab itu juga, Jamal akhirnya mau belajar untuk memahami mimpi. Dari sistem bertani, yang sekarang ini sudah bersatu dengan tubuhnya.

****

'Apakah Aku bisa bertanya pada sistem bertani?'

[ Ding... Apa yang ingin Tuan tanyakan ]

'Hah! Sistem Bertani benar-benar ada?'

[ Ding... Tentu saja ada Tuan ]

'Tapi Aku sedang tidak dalam keadaan tidur?'

Jamal tidak tahu jika, sistem bertani yang dia miliki, bisa muncul kapan saja dia mau. Tidak perlu dalam keadaan tidur atau setengah sadar. Sama seperti kemarin sore, di saat dia sedang pingsan.

[ Ding... Tuan bisa berkomunikasi dengan sistem bertani kapan saja Tuan mau ]

'Jadi, tidak harus selalu dalam keadaan tidur?'

[ Ding... benar Tuan ]

'Oh...'

[ Ding... jadi, apa yang ingin Tuan tanyakan ]

'Apakah Aku bisa menjadi seorang petani, yang tidak akan pernah gagal panen?'

[ Ding... Tuan bisa ]

'Tapi, Aku tidak bisa bekerja dengan baik di sawah. Bagaimana caranya?'

[ Ding... Tuan selesaikan misi dari sistem. Setelah itu, Tuan bisa gunakan sebagai cara bertani di sawah secara nyata ]

'Maksudnya, jika Aku bisa berhasil dalam misi. Itu artinya Aku juga bisa di dunia nyata?'

[ Ding... Tuan benar ]

'Baiklah kalau begitu. Aku menerima misi pertama kalinya dari sistem.'

[ Ding... Tuan siap ]

'Ya. Aku siap.'

Jamal memantapkan hati dan pikirannya, untuk bisa belajar dari nol. Untuk mengenal cara kerja sistem bertani miliknya itu.

Dan begitulah akhirnya. Mulai malam itu, Jamal belajar dari misi pertama yang diberikan oleh sistem. Yaitu cara mengolah tanah dengan baik.

[ Ding ]

[ Misi 1. Mengolah tanah ]

[ Level 0 ]

[ Kesuburan 0 ]

[ Hadiah 0 ]

'Semuanya masih kosong?'

[ Ding... Tuan harus bisa menyelesaikan dengan baik dan benar, agar tidak 0 lagi ]

'Baiklah, ayo kita mulai!'

[ Ding... Misi 1 di mulai ]

1%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

[ Ding... selesai ]

Tampak di layar virtual transparan, hanya Jamal yang bisa melihat, bagaimana dia harus mengolah tanah persawahan yang kering.

Ada beberapa alat yang tersedia. Dan dia harus bisa mengerjakan pekerjaan tersebut, dengan mengunakan alat-alat yang disediakan.

Karena dia belum memiliki level, poin ataupun hadiah. Dia hanya bisa mengunakan cangkul biasa, untuk bisa mengolah tanah tersebut. Karena untuk bisa mengunakan alat-alat yang lainnya, yang lebih canggih dari pada cangkul, dia harus menukarnya dengan poin atau hadiah yang dia miliki.

Malam itu, Jamal bisa naik ke level 2. Dia juga memiliki poin dan hadiah. Yang bisa dia gunakan untuk misi selanjutnya.

Terpopuler

Comments

Eva Suryani

Eva Suryani

jamal polos mendekati bodoh hihih😁😁
karakternya unik jarang jarang yg kaya gini, semangat ya thor💪💪

2022-11-09

6

Nadira

Nadira

Rupanya Jamal takut mengecewakan Ami nya.

2022-10-22

2

Embun Kesiangan

Embun Kesiangan

😍kangen game township punya bubun😅

2022-09-22

2

lihat semua
Episodes
1 Pingsan Di Sawah
2 Selalu Bersyukur
3 Jamal Yang Bodoh
4 Bukan Lagi Jamal Yang dulu
5 Padi Dengan Harga Tinggi
6 Sebuah Mimpi
7 Mulai Belajar Sistem
8 Merencanakan Waktu Kedepannya Nanti
9 Tentang Rasa
10 Drama Percintaan
11 Cangkul Dari Sistem
12 Bukan Sekedar Cemburu
13 Cinta Nyasar
14 Mempercepat Penyemaian Bibit Padi
15 Rumit
16 Cara Bertanam Dengan Sistem
17 Siapa Yang Mengacau
18 Kekacauan Karena Salah Paham
19 Keadaan Yang Berbeda
20 Dulu Dan Sekarang
21 Perasaan Yang Sebenarnya
22 Tawaran
23 Rencana Umi
24 Perjodohan
25 Rencana Ternak Sapi
26 Ada Apa Dengan Ajeng?
27 Terancam Gagal
28 Dia Lagi
29 Mulai Giat Lagi
30 Sterilisasi Sapi
31 Pesona Jamal
32 Simpati
33 Masih Marah
34 Semua Butuh Proses
35 Mencoba Lagi
36 Belum Cukup
37 Mengalihkan Rencana
38 Sesuai Dengan Rencana
39 Memulai Yang Baru
40 Ciuman Pertama
41 Tidak Sabar
42 Beda Pemikiran
43 Candaan Sistem
44 Sejumlah Mahar Dan Persyaratan
45 Drama Yang Diciptakan
46 Gurauan Sistem
47 Resepsi Pernikahan
48 Mencari Solusi
49 Belum Dimulai
50 Lagi Dan Lagi
51 Sebuah Keinginan
52 Pasti Bisa
53 Ancaman Lina
54 Tidak Mau Tahu
55 Berangkat Ke Bali
56 Gagal
57 Mereguk Kenikmatan
58 Siap Bercocok Tanam
59 Berbeda
60 Panik
61 Obat
62 Pulang
63 Misi Lagi
64 Mendapatkan Lahan
65 Berita Bahagia
66 Koleksi Istri?
67 Cepatlah Menikah
68 Berdebat Dengan Bercanda
69 Kabar Bahagia
70 Kebebasan Mencari Ilmu
71 Rasa Kagum
72 Kejadian Tak Terduga
73 Mau Lebih
74 Waktu Yang Tersisa
75 Keinginan Ibu-ibu
76 Jangan Dengar
77 Omongan Orang
78 Sebuah Rasa Iri
79 Seminar
80 Suasana Seminar
81 Pesta Rakyat
82 Bagaimana Bisa
83 Tidak Sadar
84 Masa Kritis
85 Mulai Terkuak
86 Sistem Off
87 Jamal Tanpa Sistem
88 Planet XMoon
89 Baru Datang
90 Ikuti Cahaya Matahari
91 Upgrade Sistem
92 Bencana Alam
93 Pasca Bencana
94 Akhirnya bertemu
95 Memulai
96 Jamal Farm News
97 Kegiatan Viral
98 Kentang Cantik
99 Keadaan Yang Canggung
100 Bertanggung Jawab
101 Cemburu
102 Pagi Hari
103 Elsa
104 Istimewa
105 Ikut Menikmati
106 Kesuksesan Dan Cinta
107 Ulat Penggerek.
108 Salut
109 Mulai Cemburu
110 Akhirnya Terkuak
111 Diremehkan
112 Jangan Marah
113 Akhir Kisah Lina
114 Pengakuan Tarno
115 Comeback Ajeng
116 Siapa Pelakunya?
117 Pencuri Itu Adalah
118 Memutuskan Dengan Cepat
119 Mencari Kesuksesan
120 Sesuatu Yang Beda
121 Terus Terang
122 Kemudahan
123 Dewi Riani
124 Penipuan
125 Melapor
126 Melacak
127 Sesuai Dengan Waktu
128 Belum Mengaku
129 Ada Yang Berbeda
130 Salah Paham
131 Klarifikasi
132 Pencairan Sistem
133 Salah Panggil Nama
134 Tidak Dipercaya
135 Siapa Dia
136 Klarifikasi Selesai
137 Ajakan kencan
138 Misi Akun Bodong
139 Berita Tak Terduga
140 DekaDek
141 Seperti Itu
142 Sistem Asisten Aktif
143 Pengumuman
144 Promo Novel Baru
145 Novel Baru TK
146 Novel TK, Kaya Dengan Seribu Akun
147 Promo Novel Baru TK
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Pingsan Di Sawah
2
Selalu Bersyukur
3
Jamal Yang Bodoh
4
Bukan Lagi Jamal Yang dulu
5
Padi Dengan Harga Tinggi
6
Sebuah Mimpi
7
Mulai Belajar Sistem
8
Merencanakan Waktu Kedepannya Nanti
9
Tentang Rasa
10
Drama Percintaan
11
Cangkul Dari Sistem
12
Bukan Sekedar Cemburu
13
Cinta Nyasar
14
Mempercepat Penyemaian Bibit Padi
15
Rumit
16
Cara Bertanam Dengan Sistem
17
Siapa Yang Mengacau
18
Kekacauan Karena Salah Paham
19
Keadaan Yang Berbeda
20
Dulu Dan Sekarang
21
Perasaan Yang Sebenarnya
22
Tawaran
23
Rencana Umi
24
Perjodohan
25
Rencana Ternak Sapi
26
Ada Apa Dengan Ajeng?
27
Terancam Gagal
28
Dia Lagi
29
Mulai Giat Lagi
30
Sterilisasi Sapi
31
Pesona Jamal
32
Simpati
33
Masih Marah
34
Semua Butuh Proses
35
Mencoba Lagi
36
Belum Cukup
37
Mengalihkan Rencana
38
Sesuai Dengan Rencana
39
Memulai Yang Baru
40
Ciuman Pertama
41
Tidak Sabar
42
Beda Pemikiran
43
Candaan Sistem
44
Sejumlah Mahar Dan Persyaratan
45
Drama Yang Diciptakan
46
Gurauan Sistem
47
Resepsi Pernikahan
48
Mencari Solusi
49
Belum Dimulai
50
Lagi Dan Lagi
51
Sebuah Keinginan
52
Pasti Bisa
53
Ancaman Lina
54
Tidak Mau Tahu
55
Berangkat Ke Bali
56
Gagal
57
Mereguk Kenikmatan
58
Siap Bercocok Tanam
59
Berbeda
60
Panik
61
Obat
62
Pulang
63
Misi Lagi
64
Mendapatkan Lahan
65
Berita Bahagia
66
Koleksi Istri?
67
Cepatlah Menikah
68
Berdebat Dengan Bercanda
69
Kabar Bahagia
70
Kebebasan Mencari Ilmu
71
Rasa Kagum
72
Kejadian Tak Terduga
73
Mau Lebih
74
Waktu Yang Tersisa
75
Keinginan Ibu-ibu
76
Jangan Dengar
77
Omongan Orang
78
Sebuah Rasa Iri
79
Seminar
80
Suasana Seminar
81
Pesta Rakyat
82
Bagaimana Bisa
83
Tidak Sadar
84
Masa Kritis
85
Mulai Terkuak
86
Sistem Off
87
Jamal Tanpa Sistem
88
Planet XMoon
89
Baru Datang
90
Ikuti Cahaya Matahari
91
Upgrade Sistem
92
Bencana Alam
93
Pasca Bencana
94
Akhirnya bertemu
95
Memulai
96
Jamal Farm News
97
Kegiatan Viral
98
Kentang Cantik
99
Keadaan Yang Canggung
100
Bertanggung Jawab
101
Cemburu
102
Pagi Hari
103
Elsa
104
Istimewa
105
Ikut Menikmati
106
Kesuksesan Dan Cinta
107
Ulat Penggerek.
108
Salut
109
Mulai Cemburu
110
Akhirnya Terkuak
111
Diremehkan
112
Jangan Marah
113
Akhir Kisah Lina
114
Pengakuan Tarno
115
Comeback Ajeng
116
Siapa Pelakunya?
117
Pencuri Itu Adalah
118
Memutuskan Dengan Cepat
119
Mencari Kesuksesan
120
Sesuatu Yang Beda
121
Terus Terang
122
Kemudahan
123
Dewi Riani
124
Penipuan
125
Melapor
126
Melacak
127
Sesuai Dengan Waktu
128
Belum Mengaku
129
Ada Yang Berbeda
130
Salah Paham
131
Klarifikasi
132
Pencairan Sistem
133
Salah Panggil Nama
134
Tidak Dipercaya
135
Siapa Dia
136
Klarifikasi Selesai
137
Ajakan kencan
138
Misi Akun Bodong
139
Berita Tak Terduga
140
DekaDek
141
Seperti Itu
142
Sistem Asisten Aktif
143
Pengumuman
144
Promo Novel Baru
145
Novel Baru TK
146
Novel TK, Kaya Dengan Seribu Akun
147
Promo Novel Baru TK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!