Cinta Nyasar

"Silahkan duduk sini!"

Jamal berdiri, dan meletakkan piringnya. Dia mengurungkan niatnya untuk makan siang, sebab ada tamu yang datang.

Meskipun tamu tersebut hanya teman sepermainan, tapi tentunya tidak sopan jika harus makan sendirian juga.

"Kalian ikut makan ya!" ajak Jamal, yang sekarang beranjak dari tempat duduknya. Dia berniat untuk pergi menemui Ami nya, untuk menyiapkan makan siang tamunya.

"Eh, gak usah Mal! Kita cuma mampir tadi. Itu lho, liat rumah Kamu yang sedang direnovasi. Apa mau diperbesar juga?"

Hendra gegas menyahuti ajakan Jamal, yang meminta dirinya dan juga Lina untuk ikut makan siang bersama dengan Jamal.

"Ah gak kok. Gak cukup uangnya untuk renovasi rumah. Maksudnya bongkar dan diperbesar juga. Kapan-kapan ajalah. Yang penting ini gak bocor lagi pas musim ujan."

Hendra mengangguk-anggukkan kepalanya, mendengar penjelasan yang diberikan oleh Jamal padanya.

"Oh ya, memangnya mau ke mana Kamu Hen?" tanya Jamal ingin tahu. Dia tidak melihat ke arah Lina, yang sedari diam saja di sampingnya Hendra.

"Ini, mau pergi sama Lina ke pasar. Sebenarnya sih mau ngajak Kamu juga. Tapi udah siang, Kamu juga sibuk pastinya kan!"

Hendra mengatakan niatannya yang tadi. Meskipun pada akhirnya mengurungkan niatnya juga.

"Iyalah. Aku gak mungkin gak sibuk. Secara ini ada tukang. Jika sudah selesai pun, Aku sama Ami harus beres-beres biar cepat rapi."

"Oh, ya sudah. Aku lanjut jalan ya!"

Hendra pamit pada Jamal. Tapi Lina tetap diam dan tidak mengatakan apa-apa pada Jamal. Yang melirik-lirik ke arahnya.

"Iya-iya silahkan. Hati-hati ya di jalan!"

Hanya itu yang bisa dikatakan Jamal, di saat Hendra pergi bersama Lina. Meskipun sebenarnya dia merasakan rasa sedih di dalam hatinya.

Lina adalah gadis yang masih ada di dalam hatinya hingga saat ini. Meskipun Lina sendiri tidak pernah menyukai dirinya. "Lalu, bagaimana dengan Hendra sendiri?" gumam Jamal bertanya.

Jamal hanya bisa menghela nafas panjang. Karena dia tidak mungkin mengatakannya pada Lina juga.

Takutnya, Lina justru salah paham dan menganggapnya sebagai perusak hubungan antara dirinya dan Hendra.

"Jamal, makan nya udahan belum? ada Handra sama Lina kan tadi, ajak makan sekalian aja!" Dari arah dapur, Umi berteriak meminta Jamal untuk mengajak kedua tamunya tadi untuk ikut makan bersama.

"Hendra sama Lina udah pergi Ami," sahut Jamal dari tempatnya duduk.

"Oh ya sudah. Kamu buruan makannya! Setelah itu bantu Ami beresin kamar. Atapnya mau di ganti sama pak tukang."

"Iya Ami."

Akhirnya Jamal melanjutkan makannya, meskipun sudah tidak lagi berselera. Tapi dia tidak mau melihat makanan yang terbuang begitu saja. Karena Jamal sangat tahu, bagaimana susahnya menanam padi hingga bisa menjadi nasi. Seperti nasi yang ada di dalam piringnya saat ini.

*****

Di perjalanan menuju ke pasar.

Hendra dan Lina berdebat tentang acara lamaran yang akan mereka adakan sekitar seminggu lagi.

"Kamu sudah bilang sama ibu dan bapakmu?" tanya Hendra pada Lina.

"Belum Mas."

Mendengar jawaban yang diberikan oleh Lina, tentu saja membuat Hendra bingung. Sekarang, dia menghentikan sepeda motornya ke tepi jalan.

"Maksud Kamu bagaimana Lina? Kamu minta Aku untuk segera melamar. Tapi Kamu gak bicara sama orang tua Kamu. Ini maksudnya bagaimana?"

Hendra tidak habis pikir, mengapa Lina yang minta di lamar olehnya, tapi ternyata tidak memberitahu pada kedua orang tuanya sendiri. Yang seharusnya tahu, sebelum Hendra datang melamarnya ke rumah.

"Aku... Aku takut Mas."

"Takut apa?" tanya Hendra cepat. Dia merasa jika Lina sedang mempermainkan perasaannya saja.

"Aku... Aku takut, jika Mas Hendra hanya main-main dengan Lina. Makanya Lina pengen Mas Hendra datang untuk melamar Lina sama bapak."

"Yasalam... Lina! Jadi ini hanya gertakan saja? Cuma buat meyakinkan hati Kamu, apakah Aku serius atau tidak dengan Kamu. Begitu ya?" tanya Hendra cepat.

Dia merasa dipermainkan oleh Lina.

Lina menganggukkan kepalanya dengan takut-takut. Dia tahu jika dia salah. Karena tidak jujur dengan Hendra, jika dia hanya ingin menyakinkan dirinya sendiri dengan hubungan mereka ini.

"Kenapa Kamu ragu dengan hubungan kita ini Lina?" tanya Hendra lagi, yang sedari awal memang tidak ada cinta dengan Lina.

Dalam hati dia pun berharap, agar Lina memutuskan hubungan mereka saja. Dari pada harus setengah hati dan membuat Jamal bersedih hati.

"A_Aku sebenarnya hanya ingin memastikan, apakah mas Hendra sungguh-sungguh. Atau hanya merasa tidak enak hati, saat Aku spontan mengatakan suka sama mas Hendra."

Penjelasan yang diberikan oleh Lina, membuat Hendra menepuk keningnya sendiri. Menyadari kekeliruannya pada waktu itu.

"Jadi... sebenarnya Kamu itu sukanya sama Jamal atau Aku sih Lin?" tanya Hendra gemas.

"Waktu itu kan mas Jamal nembak di warung. Ada orang banyak. Aku malu lah Mas, jika langsung menerima mas Jamal."

"Lagian ya, waktu itu mas Jamal habis kalian olok-olok. Karena dia hanya kerja di sawah. Ya Aku pikir emang bener sih dia cuma kerja di sawah, jadinya gak bisa modis."

Hendra masih mendengar penjelasan yang diberikan oleh Lina padanya. Dia juga tidak pernah sejauh itu berpikir, jika olok-oloknya pada Jamal waktu itu, membekas di hati Lina.

"Lalu?" tanya Hendra, yang menginginkan Lina untuk melanjutkan penjelasannya lagi.

"Aku malu jika menerima mas Jamal. Makanya Aku pura-pura bilang, jika Aku lebih milih mas Hendra. Toh setelah itu mas Hendra balik ke kota lagi dalam waktu yang lama."

"Tapi ternyata setelah itu, Jamal tidak lagi mau bicara denganku. Cuek dan sepertinya dia marah gitu sama Lina, Mas Hendra. Bagaimana ya sebaiknya?'

Dengan menghela nafas panjang, kemudian membuangnya perlahan-lahan, Hendra mengelengkan kepalanya beberapa kali. Dia sangat terkejut dengan pengakuan Lina kali ini, yang ternyata hanya menggunakan dirinya sebagai alat untuk menguji sejauh mana perasan Jamal padanya.

Dia yang sudah merasa paling beruntung, karena Lina memilihnya, dan juga punya kekasih lain di kota. Tapi kini dia merasa sangat sedih, karena kenyataannya jauh berbeda.

"Jadi mau Kamu bagaimana?" tanya Hendra berusaha untuk sabar.

"Maaf Mas Hendra. Sebenarnya, Lina tidak berniat mempermainkan mas Hendra. Tapi pada waktu itu, mas Hendra keburu balik ke kota. Lina tidak ada waktu untuk memberikan penjelasan."

"Dan ini, Lina ajak ke pasar itu sebenarnya hanya alasan saja untuk bicara soal ini."

Lina bicara panjang lebar, memberikan penjelasan kepada Hendra tentang kebenaran perasannya.

"Lin. Sebenarnya Aku juga mau jujur Lin. Aku... aku sebenarnya sudah punya pacar di kota. Dan Aku juga merasa kasian dengan Jamal. Seandainya kita jadi menikah."

Sekarang, gantian Hendra yang mengatakan kebenaran hatinya. Dia juga merasa tidak enak hati, jika harus terus menerus membohongi Lina.

"Jadi sekarang ini kita..."

"Iyalah! Aku juga pasti mau bantu Kamu, buat perjuangin cinta Kamu yang kemarin nyasar. Hahaha..."

"Ihsss... hehehe..."

Terpopuler

Comments

Deki Marsoni

Deki Marsoni

tolooonggg toooolooooonggggg nian yo sanak ku othor jangaaannn jadikan Jamal ama Lina🙏🙏🙏🙏 pliiisssd

2024-04-08

1

Growned

Growned

makan tuh gengsi, jejelin sampe masuk ke tenggorokan

2022-12-09

2

yuce

yuce

issh ogah ah kalau jamal sama lina sicwek matre yg piinplan.

2022-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Pingsan Di Sawah
2 Selalu Bersyukur
3 Jamal Yang Bodoh
4 Bukan Lagi Jamal Yang dulu
5 Padi Dengan Harga Tinggi
6 Sebuah Mimpi
7 Mulai Belajar Sistem
8 Merencanakan Waktu Kedepannya Nanti
9 Tentang Rasa
10 Drama Percintaan
11 Cangkul Dari Sistem
12 Bukan Sekedar Cemburu
13 Cinta Nyasar
14 Mempercepat Penyemaian Bibit Padi
15 Rumit
16 Cara Bertanam Dengan Sistem
17 Siapa Yang Mengacau
18 Kekacauan Karena Salah Paham
19 Keadaan Yang Berbeda
20 Dulu Dan Sekarang
21 Perasaan Yang Sebenarnya
22 Tawaran
23 Rencana Umi
24 Perjodohan
25 Rencana Ternak Sapi
26 Ada Apa Dengan Ajeng?
27 Terancam Gagal
28 Dia Lagi
29 Mulai Giat Lagi
30 Sterilisasi Sapi
31 Pesona Jamal
32 Simpati
33 Masih Marah
34 Semua Butuh Proses
35 Mencoba Lagi
36 Belum Cukup
37 Mengalihkan Rencana
38 Sesuai Dengan Rencana
39 Memulai Yang Baru
40 Ciuman Pertama
41 Tidak Sabar
42 Beda Pemikiran
43 Candaan Sistem
44 Sejumlah Mahar Dan Persyaratan
45 Drama Yang Diciptakan
46 Gurauan Sistem
47 Resepsi Pernikahan
48 Mencari Solusi
49 Belum Dimulai
50 Lagi Dan Lagi
51 Sebuah Keinginan
52 Pasti Bisa
53 Ancaman Lina
54 Tidak Mau Tahu
55 Berangkat Ke Bali
56 Gagal
57 Mereguk Kenikmatan
58 Siap Bercocok Tanam
59 Berbeda
60 Panik
61 Obat
62 Pulang
63 Misi Lagi
64 Mendapatkan Lahan
65 Berita Bahagia
66 Koleksi Istri?
67 Cepatlah Menikah
68 Berdebat Dengan Bercanda
69 Kabar Bahagia
70 Kebebasan Mencari Ilmu
71 Rasa Kagum
72 Kejadian Tak Terduga
73 Mau Lebih
74 Waktu Yang Tersisa
75 Keinginan Ibu-ibu
76 Jangan Dengar
77 Omongan Orang
78 Sebuah Rasa Iri
79 Seminar
80 Suasana Seminar
81 Pesta Rakyat
82 Bagaimana Bisa
83 Tidak Sadar
84 Masa Kritis
85 Mulai Terkuak
86 Sistem Off
87 Jamal Tanpa Sistem
88 Planet XMoon
89 Baru Datang
90 Ikuti Cahaya Matahari
91 Upgrade Sistem
92 Bencana Alam
93 Pasca Bencana
94 Akhirnya bertemu
95 Memulai
96 Jamal Farm News
97 Kegiatan Viral
98 Kentang Cantik
99 Keadaan Yang Canggung
100 Bertanggung Jawab
101 Cemburu
102 Pagi Hari
103 Elsa
104 Istimewa
105 Ikut Menikmati
106 Kesuksesan Dan Cinta
107 Ulat Penggerek.
108 Salut
109 Mulai Cemburu
110 Akhirnya Terkuak
111 Diremehkan
112 Jangan Marah
113 Akhir Kisah Lina
114 Pengakuan Tarno
115 Comeback Ajeng
116 Siapa Pelakunya?
117 Pencuri Itu Adalah
118 Memutuskan Dengan Cepat
119 Mencari Kesuksesan
120 Sesuatu Yang Beda
121 Terus Terang
122 Kemudahan
123 Dewi Riani
124 Penipuan
125 Melapor
126 Melacak
127 Sesuai Dengan Waktu
128 Belum Mengaku
129 Ada Yang Berbeda
130 Salah Paham
131 Klarifikasi
132 Pencairan Sistem
133 Salah Panggil Nama
134 Tidak Dipercaya
135 Siapa Dia
136 Klarifikasi Selesai
137 Ajakan kencan
138 Misi Akun Bodong
139 Berita Tak Terduga
140 DekaDek
141 Seperti Itu
142 Sistem Asisten Aktif
143 Pengumuman
144 Promo Novel Baru
145 Novel Baru TK
146 Novel TK, Kaya Dengan Seribu Akun
147 Promo Novel Baru TK
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Pingsan Di Sawah
2
Selalu Bersyukur
3
Jamal Yang Bodoh
4
Bukan Lagi Jamal Yang dulu
5
Padi Dengan Harga Tinggi
6
Sebuah Mimpi
7
Mulai Belajar Sistem
8
Merencanakan Waktu Kedepannya Nanti
9
Tentang Rasa
10
Drama Percintaan
11
Cangkul Dari Sistem
12
Bukan Sekedar Cemburu
13
Cinta Nyasar
14
Mempercepat Penyemaian Bibit Padi
15
Rumit
16
Cara Bertanam Dengan Sistem
17
Siapa Yang Mengacau
18
Kekacauan Karena Salah Paham
19
Keadaan Yang Berbeda
20
Dulu Dan Sekarang
21
Perasaan Yang Sebenarnya
22
Tawaran
23
Rencana Umi
24
Perjodohan
25
Rencana Ternak Sapi
26
Ada Apa Dengan Ajeng?
27
Terancam Gagal
28
Dia Lagi
29
Mulai Giat Lagi
30
Sterilisasi Sapi
31
Pesona Jamal
32
Simpati
33
Masih Marah
34
Semua Butuh Proses
35
Mencoba Lagi
36
Belum Cukup
37
Mengalihkan Rencana
38
Sesuai Dengan Rencana
39
Memulai Yang Baru
40
Ciuman Pertama
41
Tidak Sabar
42
Beda Pemikiran
43
Candaan Sistem
44
Sejumlah Mahar Dan Persyaratan
45
Drama Yang Diciptakan
46
Gurauan Sistem
47
Resepsi Pernikahan
48
Mencari Solusi
49
Belum Dimulai
50
Lagi Dan Lagi
51
Sebuah Keinginan
52
Pasti Bisa
53
Ancaman Lina
54
Tidak Mau Tahu
55
Berangkat Ke Bali
56
Gagal
57
Mereguk Kenikmatan
58
Siap Bercocok Tanam
59
Berbeda
60
Panik
61
Obat
62
Pulang
63
Misi Lagi
64
Mendapatkan Lahan
65
Berita Bahagia
66
Koleksi Istri?
67
Cepatlah Menikah
68
Berdebat Dengan Bercanda
69
Kabar Bahagia
70
Kebebasan Mencari Ilmu
71
Rasa Kagum
72
Kejadian Tak Terduga
73
Mau Lebih
74
Waktu Yang Tersisa
75
Keinginan Ibu-ibu
76
Jangan Dengar
77
Omongan Orang
78
Sebuah Rasa Iri
79
Seminar
80
Suasana Seminar
81
Pesta Rakyat
82
Bagaimana Bisa
83
Tidak Sadar
84
Masa Kritis
85
Mulai Terkuak
86
Sistem Off
87
Jamal Tanpa Sistem
88
Planet XMoon
89
Baru Datang
90
Ikuti Cahaya Matahari
91
Upgrade Sistem
92
Bencana Alam
93
Pasca Bencana
94
Akhirnya bertemu
95
Memulai
96
Jamal Farm News
97
Kegiatan Viral
98
Kentang Cantik
99
Keadaan Yang Canggung
100
Bertanggung Jawab
101
Cemburu
102
Pagi Hari
103
Elsa
104
Istimewa
105
Ikut Menikmati
106
Kesuksesan Dan Cinta
107
Ulat Penggerek.
108
Salut
109
Mulai Cemburu
110
Akhirnya Terkuak
111
Diremehkan
112
Jangan Marah
113
Akhir Kisah Lina
114
Pengakuan Tarno
115
Comeback Ajeng
116
Siapa Pelakunya?
117
Pencuri Itu Adalah
118
Memutuskan Dengan Cepat
119
Mencari Kesuksesan
120
Sesuatu Yang Beda
121
Terus Terang
122
Kemudahan
123
Dewi Riani
124
Penipuan
125
Melapor
126
Melacak
127
Sesuai Dengan Waktu
128
Belum Mengaku
129
Ada Yang Berbeda
130
Salah Paham
131
Klarifikasi
132
Pencairan Sistem
133
Salah Panggil Nama
134
Tidak Dipercaya
135
Siapa Dia
136
Klarifikasi Selesai
137
Ajakan kencan
138
Misi Akun Bodong
139
Berita Tak Terduga
140
DekaDek
141
Seperti Itu
142
Sistem Asisten Aktif
143
Pengumuman
144
Promo Novel Baru
145
Novel Baru TK
146
Novel TK, Kaya Dengan Seribu Akun
147
Promo Novel Baru TK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!