Misteri Kampung Pesisir

Misteri Kampung Pesisir

Bab 1. Pikiran Buruk

Aura mistis, aura yang tidak biasa akan terpancar saat seseorang melintasi jalan menuju perkampungan Kenanga.

Kenanga adalah perkampungan di mana di sepanjang jalannya ditumbuhi dengan pepohonan besar nan rindang. Namun, juga terlihat sepi dan mencekam.

Mayoritas masyarakatnya menghabiskan waktu di pantai. Para lelaki bekerja sebagai nelayan dan para wanita memilih ikan tangkapan suami atau ayah mereka dengan cara mengumpulkan dalam beberapa wadah sesuai jenisnya. Menjelang sore barulah mereka berada di rumah masing-masing. Namun, para suami mereka kebanyakan sudah berangkat melaut di sore hari dan baru datang ketika pagi bahkan kadang sampai menjelang siang.

Beberapa perempuan ada juga yang menyilap ikan kemudian dijemur di gelandang [sebuah tempat penjemuran ikan yang terbuat dari batang bambu].

Topan, Tata, Lisa, dan Aldi adalah 4 mahasiswa yang ditugaskan untuk meneliti kehidupan di desa Kenanga. Baik dari segi kebiasaan hidup sehari-hari, budaya, pandangan hidup serta apapun yang ada di dalam masyarakatnya termasuk pekerjaan mereka sehari-hari.

"Pan kenapa sepanjang perjalanan ini perasaanku tidak enak ya, aku merasa seolah-olah kita semua masuk ke dalam bahaya," ujar Aldi pada Topan.

"Jangan berpikir yang macam-macam Al, jangan sampai pikiran buruk menguasai kita dan akhirnya benar-benar akan terjadi," nasehat Topan.

"Ingat ucapan itu adalah doa," timpal Lisa.

"Kendalikan pikiran kita, itu yang sering aku dengar saat seseorang menasehati orang lain untuk masuk ke kampung ini," imbuh Topan.

"Benar kita nikmati saja pemandangan ini meski terlihat sepi dan sedikit menyeramkan, tetapi coba kau cium, harum bunga kenanga-kenanga ini membuat kita seakan merasakan harumnya aroma terapi," timpal Lisa lagi.

"Ih aromaterapi apaan? Yang ada malah bau kuburan protes Tata. Bersamaan dengan itu angin kencang menyapu tubuh mereka.

Wuussssh.

Dedaunan kering berhamburan ke arah mereka hingga membuat mata Aldi kelilipan karena daun itu membawa debu.

"Aaaa!" teriak Aldi sambil menutup mata.

"Kenapa teriak-teriak sih, lebay banget sih Lo," ujar Topan sambil terus berjalan di depan sedangkan Aldi duduk berjongkok dengan kedua tangan masih berada di depan wajah. Menutupi wajahnya yang tiba-tiba pucat pasi. Lelaki itu benar-benar ketakutan hingga tubuhnya bergetar hebat. Bahkan keringat mengucur deras dari tubuhnya.

"Kamu kenapa sih Al?" Tata menyingkap tangan Aldi kemudian meringis, ikut takut melihat ekspresi wajah Aldi. Tangan Aldi basah dipenuhi keringat bak orang yang mengidap paru-paru basah saja.

"Sebaiknya aku kembali saja. Aku tidak berani masuk ke desa ini," ucap Aldi.

"Kalau kamu kembali aku ikut," sambung Tata.

"Silahkan kalau kalian mau kembali, tetapi apapun yang terjadi aku akan tetap masuk," ujar Topan begitu yakin.

"Aku juga," sambung Lisa. "Dosen sudah berjanji akan memberikan nilai yang bagus asal kita melakukan tugas ini dengan baik dan yang terpenting dosen sudah berjanji untuk memperjuangkan beasiswa untuk kita semua."

"Persetan dengan semuanya. Aku sudah tidak perduli dengan nilai. Dikeluarkan sekalipun dari kampus aku tidak perduli," ucap Aldi lagi. Aldi punya firasat masuk ke kampung ini seolah seperti mengantarkan nyawa.

"Terserah!" Topan menarik tangan Lisa agar terus melangkah menyusuri jalanan menuju perkampungan sedangkan Tata menarik tangan Aldi untuk kembali, keluar dari daerah itu.

"Tidak masalah kalau nilai kita jelek kita bisa perbaiki dengan melakukan tugas yang lain dengan baik." Tata menghibur Aldi sekaligus menghibur dirinya sendiri.

Aldi mengangguk dan bangkit dari duduknya. Kemudian mereka berdua berjalan dengan arah yang berlawanan dengan Lisa dan Topan.

"Ah, mereka payah belum apa-apa sudah menyerah." Terdengar suara Topan dibarengi dengan hembusan nafas panjang dari Lisa. Mereka terus berjalan hingga sampai di sebuah pantai. Memang jalan itu langsung tembus ke arah pantai dibandingkan ke rumah-rumah para penduduk. Namun, jangan salah, ada beberapa penduduk yang rumahnya juga berdiri di tepi pantai meskipun tidak banyak.

"Waw indah sekali." Lisa berlari-larian ke dekat pantai. Memandang deburan ombak dan turun ke bawah hingga kakinya memijak pasir nan putih bersih.

"Bagaimana suka, kan?" tanya Topan pada Lisa yang terlihat senyum-senyum sendiri.

Gadis itu hanya mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya dari lautan biru di hadapannya.

"Rugi mereka kembali," ucap Topan yang menyayangkan akan mundurnya Tata dan Aldi dalam tugas ini. Baginya ini tugas yang mengasikkan. Bisa belajar sambil refreshing. Benar-benar menyenangkan daripada hanya sekedar berkutat dengan materi-materi yang bikin pusing.

Sementara Lisa dan Topan bercanda dan tertawa-tawa bersama di tepi pantai, Aldi dan Tata nampak kebingungan. Pasalnya sudah begitu lama mereka berjalan untuk keluar dari dari desa itu nyatanya mereka masih berputar-putar di tempat yang sama. Jalan yang mereka tempuh seperti melingkar hingga mereka kembali ke titik nol.

"Bagaimana ini Aldi kenapa kita tetap berada di tempat ini?" Tata terlihat gusar dan ketakutan. Mereka seperti berputar di satu tempat, di sepanjang perjalanan mereka tidak menemui keberadaan Lisa dan Topan.

"Aku juga tidak tahu Ta. Jangan-jangan kita tidak bisa keluar dari daerah ini." Bukannya memberi solusi Aldi malah membuat Tata tambah takut.

"Kita jalan saja terus sambil melihat-lihat mungkin ada jalan yang menuju ke arah lain. Kalau ada kita ambil jalur itu."

Tata mengangguk dan terus melanjutkan langkahnya diikuti Aldi di belakangnya.

Guk ... guk ... guk.

Terdengar suara anjing dari berbagai arah membuat keduanya semakin takut. Mereka berdua kini sudah bermandikan keringat dingin.

Percepat langkah kita, sepertinya itu ada jalan ke arah lain." Aldi menunjuk ke arah jalan yang masih terlihat baru. Mungkin jalan beraspal itu masih baru saja rampung.

Mereka terlihat sedikit lega. Mungkin dari tadi mereka tidak mengambil jalan itu sehingga mereka seperti berputar-putar saja.

"Tunggu Al bukannya ketika kita lewat tadi bersama Lisa dan Topan kita tidak pernah melintasi jalan yang baru beraspal itu ya?" Tata sedikit bingung dengan keadaan.

"Nggak usah dipikirkan Ta, dalam keadaan darurat seperti ini kita harus mengambil langkah apapun. Mau kamu disini seharian?"

"Nggak sih Al. Aku maunya pulang ke rumah. Aku kangen mama, aku sudah lelah." Tata mulai merengek. Dia benar-benar sudah tidak tahan berada di tempat ini hanya berduaan saja dengan Aldi. Apalagi keduanya sama-sama penakut.

"Kita tidak ada waktu untuk mengeluh. Apapun caranya kita harus segera keluar dari tempat ini," tekad Aldi.

"Ayolah orang-orang tolong kami. Kenapa tidak ada kendaraan sama sekali sih yang melintas di sini?" Tata bicara sendiri.

"Mana mungkin ada, bukannya kau sudah tahu sendiri tadi penjaga gapura mengatakan untuk masuk ke kampung ini tidak diperbolehkan membawa kendaraan bermotor masuk

karena kalau melanggar kita akan mendapat kesialan. Kalau tidak karena itu mana mungkin sepeda motor kita akan tertahan di sana," jelas Aldi.

"Kali aja ada penduduk yang khilaf dan penjaga gerbang itu juga khilaf." Tata berbicara sekenanya.

Aldi hanya memandang Tata tanpa ekspresi. Dalam hati pun berharap sama, tetapi dia sadar hal itu tidak mungkin terjadi.

"Lihat Al itu ada kendaraan yang menuju ke sini!" Tata berteriak kegirangan melihat sepertinya mereka akan bisa terlepas dari jalan yang menurut mereka adalah lingkaran setan.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

💎hart👑

💎hart👑

👣👣👣

2022-11-20

0

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

istigfar aldi juga tata..
ayo istigfar

2022-11-09

0

Yurnita Yurnita

Yurnita Yurnita

seruuu Thor

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pikiran Buruk
2 Bab 2. Diserang Para Arwah
3 Bab 3. Saat Tata Pergi
4 BAb 4. Roh Atau Bukan?
5 BAB 5. Bangkit Kembali
6 Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7 Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8 Bab 8. Sampai di Kampung
9 Bab 9. Keanehan
10 Bab 10. Kecurigaan
11 Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12 Bab 12. Jeritan Tata
13 Bab 13. Diam
14 Bab 14. Kerasukan
15 Bab 15. Mengincar Janin
16 Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17 Bab 17. Teringat Pada Tata
18 Bab 18. Tata Sadar
19 Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20 Bab 20. Ada Yang Hilang
21 Bab 21. Rencana Pencarian
22 Bab 22. Sebuah Alasan
23 Bab 23. Proses Pencarian
24 Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25 Bab 25. Calon Penyelamat
26 Bab 26. Bukan Lisa
27 Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28 Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29 Bab 29. Mendarat
30 Bab 30. Cemas
31 Bab 31. Luwang Mayit
32 Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33 Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34 Bab 34. Hanya Mimpi
35 Bab 35. Jejak
36 Bab 36. Pekuburan
37 Bab 37. Pocong Yang Aneh
38 Bab 38. Mengintai
39 Bab 39. Ada Yang Meniru
40 Bab 40. Rumah Pak Hasan
41 Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42 Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43 Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44 Bab 44. Menemani Putri
45 Bab 45. Tebakan Putri
46 Bab 46. Tidak Semudah Itu
47 Bab 47. Mulai Siaga
48 Bab 48. Jejak Tata
49 Bab 49. Aksi Penyelamatan
50 Bab 50. Pingsan
51 Bab 51. Akhirnya Sadar
52 Bab 52. Surat Di Atas Meja
53 Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54 Bab 54. Hampir Salah Paham
55 Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56 Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57 Bab 57. Satu Bukti
58 Bab 58. Hampir
59 Bab 59. Perlawanan
60 Bab 60. Racun
61 Bab 61. Mendapatkan Penawar
62 Bab 62. Kebakaran
63 Bab 63. Kematian Bu Langsa
64 Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65 Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66 Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67 Bab 67. Mayat Bangkit
68 Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69 Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70 Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71 Bab 71. Dunia Lain
72 Bab 72. Menyeberang
73 Bab 73. Bukan Alam Kematian
74 Bab 74. Bersembunyi
75 Bab 75. Goa Bawah Tanah
76 Bab 76. Tertangkap
77 Bab 77. Ketahuan
78 Bab 78. Melarikan Diri
79 Bab 79. Kabur Bersama
80 Bab 80. Pertarungan Kembali
81 Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82 Bab 82. Identitas Aldi
83 BAB 83. Desa Wisata (Tamat)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Pikiran Buruk
2
Bab 2. Diserang Para Arwah
3
Bab 3. Saat Tata Pergi
4
BAb 4. Roh Atau Bukan?
5
BAB 5. Bangkit Kembali
6
Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7
Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8
Bab 8. Sampai di Kampung
9
Bab 9. Keanehan
10
Bab 10. Kecurigaan
11
Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12
Bab 12. Jeritan Tata
13
Bab 13. Diam
14
Bab 14. Kerasukan
15
Bab 15. Mengincar Janin
16
Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17
Bab 17. Teringat Pada Tata
18
Bab 18. Tata Sadar
19
Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20
Bab 20. Ada Yang Hilang
21
Bab 21. Rencana Pencarian
22
Bab 22. Sebuah Alasan
23
Bab 23. Proses Pencarian
24
Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25
Bab 25. Calon Penyelamat
26
Bab 26. Bukan Lisa
27
Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28
Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29
Bab 29. Mendarat
30
Bab 30. Cemas
31
Bab 31. Luwang Mayit
32
Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33
Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34
Bab 34. Hanya Mimpi
35
Bab 35. Jejak
36
Bab 36. Pekuburan
37
Bab 37. Pocong Yang Aneh
38
Bab 38. Mengintai
39
Bab 39. Ada Yang Meniru
40
Bab 40. Rumah Pak Hasan
41
Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42
Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43
Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44
Bab 44. Menemani Putri
45
Bab 45. Tebakan Putri
46
Bab 46. Tidak Semudah Itu
47
Bab 47. Mulai Siaga
48
Bab 48. Jejak Tata
49
Bab 49. Aksi Penyelamatan
50
Bab 50. Pingsan
51
Bab 51. Akhirnya Sadar
52
Bab 52. Surat Di Atas Meja
53
Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54
Bab 54. Hampir Salah Paham
55
Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56
Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57
Bab 57. Satu Bukti
58
Bab 58. Hampir
59
Bab 59. Perlawanan
60
Bab 60. Racun
61
Bab 61. Mendapatkan Penawar
62
Bab 62. Kebakaran
63
Bab 63. Kematian Bu Langsa
64
Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65
Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66
Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67
Bab 67. Mayat Bangkit
68
Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69
Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70
Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71
Bab 71. Dunia Lain
72
Bab 72. Menyeberang
73
Bab 73. Bukan Alam Kematian
74
Bab 74. Bersembunyi
75
Bab 75. Goa Bawah Tanah
76
Bab 76. Tertangkap
77
Bab 77. Ketahuan
78
Bab 78. Melarikan Diri
79
Bab 79. Kabur Bersama
80
Bab 80. Pertarungan Kembali
81
Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82
Bab 82. Identitas Aldi
83
BAB 83. Desa Wisata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!