"Bagaimana ini Al?" tanya Lisa panik sambil terus dan terus memperhatikan Tata yang saat ini mematikan kompor dengan cara meniupnya.
"Sudah mati kompornya ayo kita bergegas keluar," ajak Aldi. Namun, sepertinya Lisa ragu untuk mengikuti ajakan Aldi tersebut.
"Ayo cepat Lis kita keluar jangan sampai kita ketahuan Tata bahwa kita sedang ada di sini, bisa mampus kita." Aldi masih terlihat tegang.
"Tapi aku penasaran dengan hal apa yang akan dilakukan Tata selanjutnya."
Hadeh, Aldi tepuk jidat mendengar pemikiran Lisa yang katanya takut, tetapi tetap ingin bertahan di tempat itu. Bagaimana kalau Tata benar-benar melihat mereka dan mencekik leher keduanya?
"Yang penting kita tidak berisik dia tidak akan mengetahui keberadaan kita di sini. Yakin kita tidak akan ketahuan," tekan Lisa mulai tenang. Mungkin saja rasa penasaran yang mengalahkan rasa ketakutannya. Benar-benar wanita yang hebat. Semoga saja Lisa tidak hanya sok berani pada kenyataannya penakut.
Lisa masih saja fokus menatap kepada Tata sedangkan Aldi mulai menggeser posisinya sedikit demi sedikit menjauh dari Lisa dan akhirnya kabur keluar rumah.
Lisa tidak sadar bahwa Aldi sudah tidak ada di sampingnya dia masih fokus melihat Tata yang sedang membuka kulkas kemudian mengambil daging mentah yang ada di dalam kulkas dan menelannya bulat-bulat, padahal daging itu belum sempat Lisa cuci dan masih dalam keadaan ada darahnya.
Lisa sampai menganga saking kagetnya kemudian menutup mulutnya dengan tangan melihat kelakuan Tata saat ini dimana mulutnya belepotan dengan darah yang berasal dari daging itu.
"Al Tata Benar-benar aneh ya hari ini?"
Tidak ada jawaban dari Aldi.
"Al, apa benar Tata sudah tiada dan ini adalah benar-benar hantu Tata? Al, apa mungkin Tata masih hidup dan dia hanya kemasukan saja?"
Hening tidak ada jawaban dari Aldi karena sebenarnya pria itu telah bernafas lega di luar sana. Matahari sudah meninggi dan bersinar cerah. Keadaan di luar tampak terang benderang berbeda dengan di dalam rumah yang masih terlihat begitu gelap.
"Al, jawab dong!" rengek Lisa dan tanpa sadar suaranya kekerasan sehingga di dengar oleh Tata.
Tata menoleh dengan mata merah yang melotot dan seakan mengeluarkan api kemarahan. Lisa yang menyadari suaranya terdengar oleh Tata segera bergegas untuk berlari keluar rumah. Sayangnya langkah kakinya terasa berat dan Lisa tidak bisa bergerak.
Tata berjalan ke arah Lisa dengan aura kemarahan yang semakin tersulut menyadari Lisa melihat kelakuannya di dapur tadi.
Tata terulur ke wajah Lisa dan bermain-main di sana membuat Lisa menutup mata untuk menetralkan rasa takutnya. Dalam hati tak henti-hentinya Lisa merapalkan doa. Berharap apapun yang terjadi dia masih diberikan kesempatan hidup lebih lama lagi.
Tangan Tata turun ke dagu Lisa dan mendorong ke belakang hingga hampir saja ia terjungkal. Namun, bagaimanapun posisi Lisa saat ini tetap saja kakinya tidak bisa digerakkan.
Setelah mendorong Lisa ke belakang, tangan Tata terulur turun kembali ke bawah. Kali ini menyentuh perut Lisa. Lisa meringis melihat hampir saja kuku-kuku panjang dan hitam Tata menancap di perutnya.
"Darah segar!" Suara Tata menggelar memenuhi seluruh ruangan.
Lisa kembali ketakutan melihat mata tajam Tata fokus melihat perutnya.
"Ada apa di sana?" batin Lisa melihat keadaan itu sebab pandangan Tata berhenti di perut dan mengatakan ada darah segar di sana.
Pikiran Tata berkecamuk antara rasa takut dan penasaran. Rasanya dia ingin berteriak sekencang mungkin dan meminta tolong pada siapapun yang mendengar suaranya itu. Sayangnya suara Lisa tercekat di kerongkongan dan dia seperti orang bisu saja.
Puas memandang perut Lisa tatapan Tata kini beralih ke tengah-tengah paha Lisa dan mendorong lagi hingga wanita itu jatuh terbaring ke lantai.
"Kau pezina!" teriak Tata membuat Lisa menjadi mengerti mengapa Tata tadi menyentuh dan menatap tajam perutnya.
"Apakah aku hamil?" Lisa bertanya-tanya dalam hati.
Mata dan tangan Tata kembali ke perut Lisa dan hendak menusuk-nusuk perut Lisa dengan kuku tajamnya.
"Astaghfirullah hal adzim. Ampuni aku ya Tuhan dan berikanlah pertolongan padaku ini," mohon Lisa dalam hati. Dia menyadari kesalahannya kini yang dengan begitu mudahnya mau ketika diajak Topan tidur bersama.
"Berikan aku waktu untuk bertobat," mohon Lisa lagi.
"Terlambat!" Tata mengatakan kata itu dengan murka. Namun, Lisa berusaha bersikap tenang dibalik ketakutannya. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat semoga saja Tuhan memberikan waktu lebih banyak buat dirinya bertobat.
Tata sudah bersiap untuk menusuk perut Lisa dengan kuku tangannya yang tajam bahkan giginya kini sudah tampak meruncing siap menggigit perut Lisa.
Menghindar tidak mampu, berteriak tidak bisa, melawan tidak berdaya akhirnya Lisa pasrahkan semuanya pada Tuhan.
"Ya Allah biarkan takdirmu yang berkata, jika hamba harus meninggalkan dunia ini sekarang hamba ikhlas ya Tuhan. Semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku." Lisa memejamkan mata bersiap-siap untuk tidak melihat apa yang akan dilakukan Tata saat ini terhadapnya.
Tata memelintir perut Lisa. Lisa meringis kesakitan. Perutnya terasa perih tertancap kuku-kuku Tata. Tata menunduk bersiap-siap untuk menjilat darah yang keluar dari perut Tata.
"Aaaaa!" jerit Lisa tak tahan dengan rasa sakitnya. Lisa sadar suara bisa keluar kembali sekarang.
"Tolong!" teriak Lisa histeris membuat Topan yang dari tadi hanya sibuk mendengarkan musik dari handset ponselnya bisa mendengar suara minta tolong dari Lisa.
"Lisa!" Topan kaget dan langsung berlari serta mencari arah datangnya suara.
Ternyata suara tersebut berasal dari arah dapur. Segera Topan berlari lagi ke dapur.
Sampai di sana Topan kaget melihat tubuh Lisa ditindih oleh Tata dan wajah Tata mengarah pada perut Lisa.
"Tata apa yang kamu lakukan?" teriak Topan dengan suara kesal.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Chaca 03
Yaaaah, Lisa cari bahaya. Tekdung dia rupanya😜
2022-09-19
2