"Al tunggu!" panggil Tata dan langsung bangkit berdiri untuk menyusul Aldi.
Aldi masih tampak berlari meninggalkan Tata dengan ekspresi wajah yang ketakutan.
"Ah, kenapa kamu malah jadi penakut lagi sih." Tata mengambil tas miliknya juga milik Aldi dan berlari menyusul Aldi. Entah kenapa setelah bangun dari mati surinya Tata merasa tenaganya meningkat drastis. Dengan secepat kilat dia bisa mengejar Aldi yang sudah berada jauh di depan sana.
"Al!" Tata mencengkeram bahu Aldi agar tidak berlari meninggalkan dirinya lagi.
"Ampun jangan sakiti aku. Jangan bawa aku Ta, aku belum mau mati," mohon Aldi sambil berjongkok ke tanah dengan tubuh yang gemetaran.
"Apaan sih Lo, siapa juga yang sudah mati?" Tata menatap tajam mata Aldi membuat pria itu langsung memalingkan muka.
"Al tatap aku, aku masih hidup. Lihat mataku apakah masih sama seperti dulu apakah sudah seram seperti hantu!" Tata kesal sedari tadi Aldi menganggapnya bukan manusia lagi.
Aldi menggeleng mana mungkin dia melihat dengan jelas disaat suasana masih gelap seperti ini. Ya sekarang sudah hampir memasuki subuh. Berarti Tata sudah hampir semalaman mati dan Aldi juga semalaman bertualang di alam mimpi padahal Aldi merasa mimpinya itu hanya sekejap saja.
"Aku bukan hantu Aldi, aku Tata Anggraeni temanmu sedari kecil," ucap Tata untuk meyakinkan Aldi agar percaya bahwa dirinya benar-benar masih hidup.
"Siapa nama ayahmu?" tanya Aldi mengetes Tata.
"Adam nama ayahku," sahut Tata dengan cepat.
"Ibumu?" tanya Aldi lagi.
"Wati," jawab Tata.
"Benar sekali, kalau ibuku?" Aldi masih bertanya lagi.
"Apaan sih tanya-tanya begitu. Kalau menang hadiahnya apa?" protes Tata karena Aldi malah banyak bertanya dan pertanyaannya tidak ada yang berbobot satupun.
"Jawab saja tidak usah banyak protes kalau jawabanmu salah berarti berhenti membuntuti ku karena kamu benar-benar bukan Tata sahabatku lagi," ancam Aldi
"Baik, ayahmu Zulkifli dan ibumu Maemunah. Benar, bukan?"
Aldi mengangguk dan jawaban Tata memang tepat. Namun, Aldi masih tidak bisa percaya begitu saja. Dia harus berhati-hati mengingat kemarin yang membawa delman adalah manusia dan ujung-ujungnya berubah monyet. Dia takut Tata yang ada di hadapannya itupun berubah juga. Kalau berubah menjadi monyet juga sih tidak begitu masalah. Bagaimana kalau berubah menjadi kuyang atau sejenis hantu yang lainnya.
Aldi ingat kata orang-orang kalau hantu itu tidak akan menginjak tanah. Segera ia menatap kaki Tata.
"Kakinya menyentuh tanah kok," gumam Aldi dan suaranya masih terdengar di telinga Tata. Gadis itu tampak menggeleng.
Suara adzan subuh sayup-sayup terdengar di telinga keduanya.
"Sudah mau siang lagi," ucap Tata. Namun, Aldi tidak menanggapi perkataan Tata. Pria itu malah memandang tubuh Tata untuk memastikan menyentuh tanah ataukah tidak.
"Semoga saja dia langsung menghilang mendengar suara adzan," ucap Aldi dalam hati.
Sampai saat suara adzan mengucapkan kata Allahuakbar Allahuakbar untuk yang terakhir kali tubuh Tata masih tegap berdiri.
"Adzan sudah hampir selesai tetapi kok belum hilang juga sih?" gumam Aldi dan masih bisa di dengar Tata lagi.
"Haaa!" Tata mengagetkan Aldi.
"Hihihihihi." Gadis itu tertawa seperti kuntilanak. Sontak saja Aldi lari tunggang langgang meninggalkan Tata. Dia pikir Tata adalah jelmaan kuntilanak yang sudah kesiangan.
Tata malah tersenyum melihat Aldi berlari ketakutan. "Rasain Lo, udah di jelasin dari tadi bahwa aku masih hidup nggak percaya juga." Tata tersenyum jahat. Namun, kemudian dia teringat dirinya hanya seorang diri di dalam daerah yang terlihat seperti hutan lebat itu.
"Aldi tunggu!" Tata berlari lagi menyusul Aldi dengan kedua tas di tangannya.
"Al!" teriak Tata karena sudah kehilangan jejak Aldi.
Sudah satu jam Tata menelusuri daerah itu tetapi tidak menemukan Aldi juga.
"Ah aku capek." Tata memilih duduk di bawah pohon rindang sambil membuka resleting tas miliknya sendiri. Dia mengeluarkan satu botol air mineral dan sepotong roti lalu membuka bungkusan plastik roti dan mengunyahnya. Setelah habis dia langsung meneguk air mineral sampai rasa hausnya hilang.
"Ah segarnya!"
Untung saja dia membawa roti dan air mineral dalam jumlah banyak di dalam tasnya. Kalau tidak dia pasti akan kelapangan tersesat di tempat itu selama dua hari ini.
"Tapi bagaimana dengan Aldi? Tasnya ada padaku, dia makan dan akan minum apa nanti kalau tidak bertemu denganku lagi." Tata mulai mengkhawatirkan sahabatnya itu.
Saat dalam kegalauan memilikirkan sahabatnya itu tiba-tiba saja dia melihat sosok Aldi berjalan santai di depannya.
"Akhirnya aku menemukanmu jiga," Tata tersenyum sumringah akhirnya bisa melihat Aldi lagi.
"Al sini!" Tata melambaikan tangan ke arah Aldi. Laki-laki itu hanya memandang dengan ekspresi datar tanpa menjawab.
"Al, percayalah aku masih hidup. Kenapa masih belum percaya juga sih! Dengan apa dong aku harus membuktikan." Tata terlihat bingung.
Aldi tidak menjawab dan terus berjalan tanpa menghiraukan perkataan Tata.
"Uh keras kepala, dibilangin aku bukan hantu malah tidak percaya. Eh tapi mau kemana sih dia?"
Tata yang penasaran mengikuti langsung Aldi. Merasa ada yang mengikuti Aldi menghentikan langkahnya, tetapi tidak mau menoleh.
Melihat Aldi berdiri mematung Tata pun ikut berhenti dan bersembunyi di balik semak-semak. Merasa Tata sudah tidak mengikutinya lagi Aldi melangkah kembali.
"Aneh ada apa sih dengan Aldi? Sikapnya seperti tidak mengenal aku saja," keluh Tata. Namun, hal ini membuat Tata penasaran dan menganggap Aldi menyembunyikan sesuatu darinya. Wanita itu terus saja mengikuti langkah Aldi yang tidak pernah berhenti melangkah lagi.
"Mau kemana dia sebenarnya, mengapa sejauh kaki melangkah belum sampai juga ke tujuan?" Tata berhenti sejenak ketika merasakan sakit di kakinya.
Tata duduk dan memijit betis dan kakinya yang sudah terasa sangat pegal. Perjuangan sekali bagi Tata berjalan kaki terus-menerus bahkan hampir dua hari dia berjalan kaki tak tentu arah. Sebelumnya bisa dikatakan dia jarang berjalan kaki. Kemanapun selalu ada motor matic yang menemaninya.
"Aldi mau kemana itu?" Tata heran melihat Aldi memasuki sebuah gubuk kecil berbentuk rumah panggung.
"Ada rahasia apa di tempat itu?" Tata bangkit dari duduknya dan berdiri. Dengan pelan-pelan dan hati-hati Tata menghampiri gubuk kecil tersebut.
"Masuklah," ucap Aldi dengan suara datar dan tatapan dingin.
"Akhirnya kamu sudah tidak menghindariku lagi." Hilang sudah kecurigaan dalam hati yang menganggap ada yang di sembunyikan dari Aldi sebab ternyata laki-laki itu tidak segan-segan menyuruh dirinya ikut masuk ke dalam gubuk itu. Tata yang memang sudah nampak kelelahan mengangguk dan langsung masuk ke dalam.
"Akhirnya aku bisa beristirahat dengan tenang juga sekarang. Lumayan," ucap Tata melihat sebuah kasur kapuk yang telah usang di sana. Namun, terlihat masih empuk untuk ditiduri.
"Daripada harus tidur beralaskan tanah, yang ini lebih baik agar tubuhku tidak pegal-pegal lagi," ucap Tata lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur tersebut.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
laras hati
tersesat koq denger adzan trs
2024-04-14
0
Noer Maulidha
maemunah...ga ada nm laen apa thor..aq mampir kyknya menarik
2023-10-11
1
Edi yuzzardy
alhmdulilah nemuin pagi cerita yg bagus...enak dibaca dan ceruta nya bner2 bagus...makasih dan semangat thor
2022-10-18
2