"Sepertinya ada yang tidak beres dengan rumah ini," batin Tata.
"Astaghfirullah hal adzim ujian apa lagi ini, apakah hanya aku yang berhalusinasi mengingat selama dua hari ini aku bertemu dengan makhluk-makhluk gaib yang aku tidak tahu dari mana datangnya dan untuk apa mereka menghantui aku dan Aldi," batin Tata.
Tata mengelus-ngelus dadanya yang sudah tampak berdebar-debar tak karuan. Dia mencoba untuk menenangkan diri dan berpikir jernih bahwa apa yang dilihatnya tadi itu tidaklah benar. Ini adalah tempat yang berbeda dengan tempat yang dua hari mereka lalui.
Namun, Tata tampak kaget tatkala menoleh pada meja yang berisi makanan dengan
bermacam-macam laut pauk hasil laut dan juga bermacam jenis daging-dagingan seperti daging ayam dan sapi. Semua makanan itu kini berubah menjadi cacing, belatung, ulat, dan kalajengking yang bergerak-gerak di atas piring.
Kemudian Aldi tampak mengambil ayam goreng yang dalam pandangan Tata adalah kalajengking yang siap mengapit. Dengan bersemangat dan air liur yang hampir menetes Aldi meraih ayam goreng yang menggugah selera. Sedangkan Topan dan Lisa sudah tampak menyantap makanannya dengan tenang bahkan saat cacing-cacing itu meliuk-liuk di tangannya.
Tata meringis lalu menutup mulutnya untuk menahan agar tidak muntah sebab isi perutnya sudah terguncang ingin keluar.
"Kamu kenapa sih Ta?" tanya Aldi heran menyadari perubahan wajah Tata yang menjadi pucat.
Tata menggeleng dan menahan tangan Aldi yang hendak meraih ayam goreng yang menurut Tata adalah kalajengking itu.
Aldi menurut, mengurungkan niatnya untuk mengambil makanan kesukaannya itu karena melihat Tata bangkit berdiri dan tidak tahan ingin segera muntah.
"Dimana kamar mandinya?" tanya Aldi panik.
"Itu di sana!" tunjuk pria pemilik rumah itu.
Aldi menuntun Tata menuju kamar mandi. Gadis itu lalu muntah-muntah di wastafel yang ada di kamar mandi tersebut.
Pria pemilik rumah menatap punggung keduanya dengan curiga. Dia berpikir bahwa Tata pasti bisa melihat apa yang sebenarnya ada di tempat itu. Makanan enak yang nyatanya hanya kamuflase dari hewan-hewan menjijikan.
"Kenapa dia?" tanya Lisa heran.
"Biasalah, paling perutnya sudah terisi. Kemana selama dua hari ini mereka kalau tidak bercinta? Alasan saja mau kembali nyatanya hanya ingin menghindari kita berdua. Munafik," tuduh Topan. Dia sudah biasa melakukan hubungan terlarang layaknya suami istri bersama Lisa jadi dia pikir Tata dan Aldi sama saja, tidak ada bedanya dengan dirinya dan Lisa.
Mendengar perkataan dari Topan Lisa hanya manggut-manggut saja sedangkan pria pemilik rumah itu bernafas lega dan tersenyum menanggapi perkataan Topan. Semoga dugaannya salah dan pemikiran Topan yang benar.
Di kamar mandi Aldi sedang memijit belakang leher dan pundak Tata agar menuntaskan muntahannya.
"Kamu kenapa sih?" tanya Aldi heran. "Masuk angin?" tanyanya lagi.
Tata menggeleng.
"Terus apa?" tanya Aldi lagi.
"Please jangan makan makanan itu ya," mohon Tata.
Aldi mengernyit bingung, bagaimana mungkin Tata melarang dirinya makan makanan yang enak-enak itu sedangkan selain tertarik Aldi juga saat ini sangat kelaparan. Tenaganya terkuras sudah sebab terlalu lama menggendong tubuh Tata hingga sampai ke kampung tersebut.
"Boleh ya sekali ini saja," mohon Aldi.
"Tidak boleh." Tata melarang Aldi sepertinya seorang istri yang marah pada suaminya.
"Emang kenapa sih?" Sampai saat ini Aldi belum bisa mengerti permintaan Tata yang aneh.
"Nanti aku jelaskan kalau sudah ada di luar. Jangan makan kalau tidak ingin menyesal.
"Hoek, hoek." Tata muntah-muntah lagi membuat Aldi berhenti bicara dan memijit kembali leher Tata.
"Sudah?" tanyanya saat melihat Tata sudah mulai terlihat tidak muntah-muntah lagi dan tenang.
"Sudah," jawab Tata kemudian langsung keluar dari kamar mandi.
"Kenapa dia Al, isi ya? Makanya kalau main pakai pengamanan biar aman."
Mata Aldi membelalak mendengar pernyataan Topan. "Apa maksudmu?" tanya Aldi tak percaya dengan tuduhan Topan.
"Masa' harus aku jelaskan, kupikir kamu pasti mengerti dengan apa yang aku ucapkan."
Aldi menggeleng melihat temannya itu berburuk sangka padanya, tetapi biarlah suatu saat nanti tanpa dibuktikan pun mereka akan tahu kebenarannya.
"Al aku keluar duluan saja ya," pamit Tata pada Aldi. Dia sangat tidak ingin mendengar tuduhan tak beralasan dari sahabatnya itu. Sungguh miris pemikiran Topan. Tata juga tidak ingin muntah-muntah lagi melihat orang-orang pada memakan hewan menjijikkan tersebut.
Aldi segera menyusul melihat Tata tidak baik-baik saja.
"Hei anak muda! Eh siapa namanya tadi?"
"Aldi," jawab Lisa.
"Iya, Aldi makan dulu!" seru pria pemilik rumah tersebut. "Tenang temanmu tidak akan kenapa-kenapa. Biarkan dia mencari angin di luar sebentar."
"Maaf Pak saya lupa bahwa hari ini saya berpuasa," bohong Aldi.
"Puasa apa, ini kan bukan bulan Ramadhan?" tanya pria itu heran.
"Puasa senin kamis," ucap Aldi asal-asalan. Untung saja hari ini adalah hari kamis kalau sampai hari ini adalah hari rabu ataupun jumat pasti dia akan ketahuan berbohong.
"Baiklah temani saja temanmu itu berjalan-jalan di luar biar tidak sumpek," ujar pria pemilik rumah tersebut.
"Setelah puas biar nanti Topan dan Lisa mengantar ke rumah yang sekarang mereka tempati biar kalian tinggal tidak terpisah dengan mereka," imbuh pria itu lagi.
Aldi hanya mengangguk sedangkan Tata sudah berada di luar memandang ke arah nenek yang tidak henti-hentinya menyapu sedari tadi. Kadang Tata berpikir dari mana daun-daun itu sehingga berserakan terus-menerus saat sudah disapu dan kenapa nenek itu tidak lelah-lelah juga. Benar-benar mencurigakan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments