Bab 2. Diserang Para Arwah

"Ta, itu ada delman mengarah ke sini," tunjuk Aldi ke arah sebuah dokar yang berjalan melintas di jalanan seolah bergerak menghampiri dirinya dan Tata dengan seorang kusir yang berjenis kelamin wanita.

"Akhirnya Al kita bisa keluar juga dari tempat ini. Ya Allah terima kasih." Tata langsung bersujud ke tanah melakukan sujud syukur karena Tuhan telah mengirimkan seseorang untuk membawa mereka keluar dari kampung ini.

"Sepertinya Ta ayo kita segera ke sana," ajak Aldi saat kendaraan itu berhenti 1 meter di depan mereka.

"Bu antarkan saya ke pintu gapura ya," ucap Tata sambil naik ke atas delman. Wanita yang menjadi kusir tersebut hanya mengangguk tanpa menjawab dengan suara sepatah katapun.

"Ibu orang sini ya? Oh ya Bu kalau kendaraan yang tidak bermotor seperti delman ini tidak dilarang ya masuk ke daerah ini?" tanya Aldi pada wanita itu yang juga dijawab dengan anggukan.

"Aneh kenapa dia tidak berbicara sih," bisik Aldi di telinga Tata.

Tata mengangguk. "Mungkin dia tuna wicara dan baru sekarang aku menemui kusir kereta kuda yang berjenis kelamin perempuan. Biasanya kan pak kusir, tetapi ini malah bu kusir." Mereka sedikit tersenyum melihat keunikan ini seakan lupa dengan kegalauannya hari ini.

"Kakk kakk kakk!"

Terdengar suara burung gagak menggelegar di atas kepala mereka.

"Aldi aku takut," Tata mendekap erat tubuh Aldi dengan keringat jagung yang mulai bercucuran.

"Hei tidak usah takut sebentar lagi kita akan keluar dari tempat ini." Aldi mencoba mengelus pundak Tata agar bisa tenang meski ketakutan di hatinya sendiri belum bisa sirna.

"Aku takut diantara kita akan saling meninggalkan, kata orang-

orang suara burung gagak itu menandakan ada orang yang akan mati," ucap Tata, kini air matanya luruh sudah membasahi pipi cantiknya. Dalam hati ia berharap bukan dirinya yang meninggal. Namun, kalau sampai Aldi yang mati dia pun tidak rela. Dia akan takut tersesat sendirian di jalan desa ini.

"Jangan berkata begitu kata orang suara burung gagak itu hanya pemberi kabar bahwa ada orang yang meninggal di tempat yang jauh bukan di sini atau juga bukan kita yang akan meninggal," ucap Aldi sedikit membuat Tata merasa lega.

Sementara mereka

berbincang-bincang delman telah membawa tubuh mereka jauh dari tempat itu.

"Kok belum sampai-sampai sih Al bukankah biasanya kalau menggunakan kendaraan akan lebih cepat sampai daripada kita berjalan kaki. Apa memang kita yang tersesatnya kejauhan ya hingga delman ini harus muter-muter jauh agar bisa membawa kita keluar dari tempat ini."

"Mungkin," jawab Aldi. Dia juga tidak paham dengan situasi ini.

Tata menoleh ke belakang ingin bertanya kepada bu kusir apakah perjalanan yang akan mereka tempuh masih jauh untuk sampai di pintu gapura kampung.

"Aaaa, kuntilanak!" Tata berteriak ketakutan. Dia melihat ibu kusir itu berubah menjadi kuntilanak yang mengerikan. Wajah wanita itu penuh luka dan matanya bulat seakan mau lompat serta mengeluarkan air mata darah.

"Hihihi." Kuntilanak itu tertawa-tawa dengan suara yang melengking di telinga Tata. Tata langsung melompat dari tempat duduknya hingga tubuhnya terbentur ke tanah.

"Tata!" teriak Aldi dan ikut melompat ke bawah.

"Al, kuntilanak Al, aku takut. Lebih baik aku mati saja kalau begini terus, hiks ... hiks ... hiks." Tata lalu meracau tidak jelas karena suaranya yang bercampur isak tangis tidak kedengaran.

"Hus, jangan ngomong gitu," ujar Aldi. Meskipun rasa takutnya tidak kalah dengan Tata, tetapi sebisa mungkin Aldi menekan ketakutannya itu.

"Hei ayo bangun kita lanjutkan perjalanan pulang lagi," perintah Aldi.

"Aku takut, aku tidak ingin melihat wajah serem itu lagi."

"Hei kau bermimpi ya? Mana ada kuntilanak di sini?" tanya Aldi.

Tata menunjuk wanita yang mengendarai delman itu dengan jari telunjuk sedangkan matanya ia tutup dengan telapak tangan kirinya.

"Mana ada? Itu masih ibu yang tadi," protes Aldi karena memang orang yang mengendarai delman tersebut memang wanita tadi bukan kuntilanak seperti yang dikatakan Tata.

Tata merenggangkan jari-jari tangan kirinya dan mengintip keluar dari sela-sela jari itu. Dia terlihat kaget melihat memang yang mengendarai delman memang wanita tadi.

"Tapi mana kuntilanak itu? Masa iya aku salah lihat? Atau memang aku yang berhalusinasi?" batin Tata masih merasa aneh.

"Ayo naik lagi!" perintah Aldi, Tata menggeleng tidak mau. Dia masih was-was dengan yang dilihatnya tadi.

"Ayo biar kita bisa cepat keluar dari tempat ini." Tata menggeleng lagi.

"Sudah dekat kan Bu pintu keluar dari kampung ini?" Aldi beralih bertanya pada wanita yang Tata tadi anggap kuntilanak. Wanita itu masih tetap sama, menjawab setiap pertanyaan dengan anggukan.

"Ayo! Kalau tidak mau saya tinggal," ancam Aldi. Kalau dia mengikuti keinginan Tata untuk berjalan kaki lagi pasti akan lama sedang hari sudah semakin petang saja. Berjalan di tempat itu siang hari saja rasanya gelap dan sepi apalagi kalau sampai malam menjelang.

Terpaksa Tata menurut karena tidak ingin ditinggal sendirian. Dalam hati berharap semoga perasaannya tadi tidak benar. Mungkin karena dirinya kelelahan sedari pagi berjalan terus dengan pikiran kacau membuat dia berhalusinasi.

"Lebih cepat lagi ya Bu memacu kudanya sebab hari sudah hampir malam," pinta Aldi. Sekali lagi wanita itu mengangguk.

Aldi meraih air mineral di dalam tas, membuka tutup botol kemudian memberikan kepada Tata. "Ini minum dulu, kekurangan cairan bisa membuat kita tidak fokus bahkan dehidrasi," ucap Aldi. Tata pun mengangguk dan meraih botol minuman itu dari tangan Aldi dan langsung meneguknya.

Setelah puas minum, Tata mengembalikan botol tersebut ke tangan Aldi. Sekarang giliran Aldi yang meneguk minuman itu. Rasanya sangat segar di tenggorokan.

Delman itu terus berjalan hingga sampai pada suatu tempat yang diliputi asap putih sehingga menghalangi pandangan Tata dan Aldi.

"Ini tempat apa Al?" tanya Tata mulai ketakutan lagi.

"Tidak tahu." Aldi menjawab sambil mengedarkan pandangannya ke segala penjuru.

"Kuburan, orang ini membawa kami ke kuburan." Aldi sebenarnya ketakutan setengah mati. Peluh sudah membasahi seluruh tubuh. Namun, mengingat ada Tata yang juga penakut dia memilih diam saja.

Aldi menoleh hendak protes pada pemilik delman itu. Namun, mulutnya menganga tatkala wanita itu berubah menjadi kera dan langsung melompat ke ranting pohon. Barulah Aldi sadar bahwa apa yang dikatakan Tata tadi adalah benar bukan halusinasi semata. Wanita itu bukanlah manusia.

Aldi mengambil kendali untuk mengendarai delman itu tatkala melihat Tata sudah sadar bahwa mereka ada di daerah pemakaman.

"Al ini kuburan Al."

"Tenanglah kita akan segera pergi dari sini!" Aldi memacu kuda agar berjalan lebih kencang. Namun, sayang asap putih yang lebat menghadang perjalanan mereka dan langsung mengubah diri menjadi arwah-arwah yang bergentayangan.

Tata tampak gemetar sedangkan Aldi menahan diri agar tidak pipis di celana. Baju keduanya sudah sama-sama basah oleh keringat.

"Kita lari saja Ta!" seru Aldi melihat kuda sudah tidak mau bergerak.

Mereka pun lari dengan terbirit-birit. Para arwah gentayangan mengejar mereka.

"Tolong! Tolong!" Tata berteriak meminta tolong karena hampir saja kuku kuntilanak itu mencengkeram bahunya. Bahkan terlihat beberapa hantu dengan muka yang penuh darah dan keriput menggotong keranda dan membawanya menuju ke arah Tata.

Aldi menoleh, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dirinya sudah dikepung oleh para pocong.

"Tolong! Tolong!" teriak mereka berdua. Suara keduanya memenuhi udara. Namun, kemudian suara Tata mulai menghilang karena lehernya mulai tercekik.

"Allahuakbar, Allahuakbar!

"Allahuakbar, Allahuakbar!

Suara azan sayup-sayup terdengar. Seketika itu para arwah langsung menghilang begitu saja.

Untuk sesaat Tata dan Aldi bisa menghembuskan nafas lega.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

atuut juga baca sendirian
mangkaning malem ini aah

2022-11-09

1

Yurnita Yurnita

Yurnita Yurnita

banyak baca ayat dan berdoa

2022-10-11

1

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

sekali2 bikin cerita KKN Mahasiswa genre horor+misteri thor

2022-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pikiran Buruk
2 Bab 2. Diserang Para Arwah
3 Bab 3. Saat Tata Pergi
4 BAb 4. Roh Atau Bukan?
5 BAB 5. Bangkit Kembali
6 Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7 Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8 Bab 8. Sampai di Kampung
9 Bab 9. Keanehan
10 Bab 10. Kecurigaan
11 Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12 Bab 12. Jeritan Tata
13 Bab 13. Diam
14 Bab 14. Kerasukan
15 Bab 15. Mengincar Janin
16 Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17 Bab 17. Teringat Pada Tata
18 Bab 18. Tata Sadar
19 Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20 Bab 20. Ada Yang Hilang
21 Bab 21. Rencana Pencarian
22 Bab 22. Sebuah Alasan
23 Bab 23. Proses Pencarian
24 Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25 Bab 25. Calon Penyelamat
26 Bab 26. Bukan Lisa
27 Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28 Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29 Bab 29. Mendarat
30 Bab 30. Cemas
31 Bab 31. Luwang Mayit
32 Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33 Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34 Bab 34. Hanya Mimpi
35 Bab 35. Jejak
36 Bab 36. Pekuburan
37 Bab 37. Pocong Yang Aneh
38 Bab 38. Mengintai
39 Bab 39. Ada Yang Meniru
40 Bab 40. Rumah Pak Hasan
41 Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42 Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43 Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44 Bab 44. Menemani Putri
45 Bab 45. Tebakan Putri
46 Bab 46. Tidak Semudah Itu
47 Bab 47. Mulai Siaga
48 Bab 48. Jejak Tata
49 Bab 49. Aksi Penyelamatan
50 Bab 50. Pingsan
51 Bab 51. Akhirnya Sadar
52 Bab 52. Surat Di Atas Meja
53 Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54 Bab 54. Hampir Salah Paham
55 Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56 Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57 Bab 57. Satu Bukti
58 Bab 58. Hampir
59 Bab 59. Perlawanan
60 Bab 60. Racun
61 Bab 61. Mendapatkan Penawar
62 Bab 62. Kebakaran
63 Bab 63. Kematian Bu Langsa
64 Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65 Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66 Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67 Bab 67. Mayat Bangkit
68 Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69 Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70 Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71 Bab 71. Dunia Lain
72 Bab 72. Menyeberang
73 Bab 73. Bukan Alam Kematian
74 Bab 74. Bersembunyi
75 Bab 75. Goa Bawah Tanah
76 Bab 76. Tertangkap
77 Bab 77. Ketahuan
78 Bab 78. Melarikan Diri
79 Bab 79. Kabur Bersama
80 Bab 80. Pertarungan Kembali
81 Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82 Bab 82. Identitas Aldi
83 BAB 83. Desa Wisata (Tamat)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Pikiran Buruk
2
Bab 2. Diserang Para Arwah
3
Bab 3. Saat Tata Pergi
4
BAb 4. Roh Atau Bukan?
5
BAB 5. Bangkit Kembali
6
Bab 6. Bersekutu Dengan Setan?
7
Bab 7. Berputar Dalam Tempat Yang Sama
8
Bab 8. Sampai di Kampung
9
Bab 9. Keanehan
10
Bab 10. Kecurigaan
11
Bab 11. Tebak-tebak Buah Manggis
12
Bab 12. Jeritan Tata
13
Bab 13. Diam
14
Bab 14. Kerasukan
15
Bab 15. Mengincar Janin
16
Bab 16 Pertolongan Untuk Lisa
17
Bab 17. Teringat Pada Tata
18
Bab 18. Tata Sadar
19
Bab 19. Berbaur Bersama Ibu-ibu
20
Bab 20. Ada Yang Hilang
21
Bab 21. Rencana Pencarian
22
Bab 22. Sebuah Alasan
23
Bab 23. Proses Pencarian
24
Bab 24. Makhluk Berupa Awan
25
Bab 25. Calon Penyelamat
26
Bab 26. Bukan Lisa
27
Bab 27. Diculik Sundel Bolong
28
Bab 28. Menyerah Dan Pertolongan Untuk Aldi
29
Bab 29. Mendarat
30
Bab 30. Cemas
31
Bab 31. Luwang Mayit
32
Bab 32. Cerita Masa Lalu Ibu Dari Aldo
33
Bab 33. Mimpi Apa Nyata?
34
Bab 34. Hanya Mimpi
35
Bab 35. Jejak
36
Bab 36. Pekuburan
37
Bab 37. Pocong Yang Aneh
38
Bab 38. Mengintai
39
Bab 39. Ada Yang Meniru
40
Bab 40. Rumah Pak Hasan
41
Bab 41. Pergi Ke Pabrik Petis
42
Bab 42. Kecurigaan Putri Pada Aldi
43
Bab 43. Kecurigaan Putri Pada Aldi (2)
44
Bab 44. Menemani Putri
45
Bab 45. Tebakan Putri
46
Bab 46. Tidak Semudah Itu
47
Bab 47. Mulai Siaga
48
Bab 48. Jejak Tata
49
Bab 49. Aksi Penyelamatan
50
Bab 50. Pingsan
51
Bab 51. Akhirnya Sadar
52
Bab 52. Surat Di Atas Meja
53
Bab 53. Rencana Penyelidikan (1)
54
Bab 54. Hampir Salah Paham
55
Bab 55. Rencana Penyelidikan (2)
56
Bab 56. Hanya Saksi Bukan Bukti
57
Bab 57. Satu Bukti
58
Bab 58. Hampir
59
Bab 59. Perlawanan
60
Bab 60. Racun
61
Bab 61. Mendapatkan Penawar
62
Bab 62. Kebakaran
63
Bab 63. Kematian Bu Langsa
64
Bab 64. Menghilangnya Putri Pak Langsa
65
Bab 65. Satu Selamat Satu Meninggal
66
Bab 66. Keanehan Di Dapur Bu Langsa
67
Bab 67. Mayat Bangkit
68
Bab 68. Peringatan Kakek Tua
69
Bab 69. Penemuan Mayat Aldo
70
Bab 70. Masihkah Ada Setan?
71
Bab 71. Dunia Lain
72
Bab 72. Menyeberang
73
Bab 73. Bukan Alam Kematian
74
Bab 74. Bersembunyi
75
Bab 75. Goa Bawah Tanah
76
Bab 76. Tertangkap
77
Bab 77. Ketahuan
78
Bab 78. Melarikan Diri
79
Bab 79. Kabur Bersama
80
Bab 80. Pertarungan Kembali
81
Bab 81. Ambulance Untuk Aldi
82
Bab 82. Identitas Aldi
83
BAB 83. Desa Wisata (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!